Penatalaksanaan Keperawatan 1. Pengkajian 2. Rencana asuhan keperawatan Dx keperawatan I: Nyeri perut b.d inflamasi esophagus/lambung, peningkatan asam lambung DO: § Pasien tampak meringis memerangi perut § Porsi makan tidak habis DS: § Mengeluh mual dan kembung § Perut terasa sakit Tujuan: Nyeri berkurang s.d hilang (1-2 hari) Kriteria hasil: § Klien tampak tenang dan rileks § Nyeri berkurang § Kembung (-) Renpra : 1. Kaji pengalaman nyeri klien, tentukan tingkat nyeri yang dialami. 2. Pantau keluhan klien (verbal dan non verbal) 3. Beri kesempatan untuk istirahat, lingkungan yang tenang nyaman, minimalisasi stressor. 4. Ajarkan teknik relaksasi: tarik nafas dalam, distraksi. 5. Kolaborasi dengan tim dokter untuk terapi analgetik dan kaji efektivitasnya setelah 30 menit pemberian. Dx keperawatan II: Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan makanan inadekuat, mual muntah. DO: § Porsi makan tidak habis § Muntah (+) § Berat badan turun DS: § Mengeluh mual § Tidak nafsu makan Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi (1-2). Kriteria : § Porsi makan habis § Mual, muntah (-) Renpra: 1. Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat, k/p konsultan pada ahli gizi. 2. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat. 3. Ciptakan suasana yang membangkitkan selera makan: sajian dalam keadaan hangat, suasana yang tenang, lingkungan yang bersih. 4. Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan. Anjurkan klien yang mengalami penurunan nafsu makan untuk: hindari makanan yang terlalu manis dan berminyak, coba minuman bening, makan kapan saja bila dapat ditoleransi, makan dalam porsi kecil tapi sering. 5. Pantau asupan makan klien. 6. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi medis. Dx keperawatan III: Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, pencegahan kekambuhan. DO: § Tidak kooperatif DS: § Bertanya tentang penyakit dan perawatannya. Tujuan: Klien tahu dan mengerti tentang informasi yang diberikan (1 hari). Kriteria: § Klien dapat menyebutkan apa yang sudah dijelaskan § Klien mematuhi aturan pengobatan dan perawatan. Renpra : 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga 2. Identifikasi factor yang dapat menghalangi penatalaksanaan efektif ( kemauan, pengetahuan, dukungan). 3. Beri dan fasilitasi kebutuhan informasi yang cukup untuk klien dan keluarga. 4. Beri kesempatan bertanya dan libatkan dalam perawatan. 5. Tingkatkan kepatuhan pada kebiasaan sehat. 6. Jelaskan tentang: kondisi, pengobatan, perawatan dan pencegahan kekambuhan penyakitnya. Penyuluhan: § Anjurkan klien untuk menghindari stress. § Anjurkan untuk menghindari makanan yang merangsang. § Makan secara teratur dengan nutrisi yang adekuat. § Lakukan olahraga ringan secara teratur.
DIAGNOSA Diagnosa keperawatan yang muncul adalah : 1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard Intervensi keperawatan : a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler e. Catat edema umum f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas. g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi. Hasil yang diharapkan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD, mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima, memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil 2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat Intervensi keperawatan : a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan c. Batasi aktivitas d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi Hasil yang diharapkan : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman 3. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu Intervensi : a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan d. Amati adanya hipotensi mendadak e. Ukur masukan dan pengeluaran f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan Hasil yang diharapkan : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal. Haluaran urin 30 ml/ menit ada tanda-tanda vital stabil. 4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi Intervensi keperawatan : a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksik d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah. f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alcohol j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan
Hasil yang diharapkan : Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan dini Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan. 3.Intervensi Diagnosa Keperawatan 1. : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular. Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard. Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien. Intervensi : TINDAKAN/INTERVENSI Mandiri Pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat.
Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler. Catat edema umum/tertentu. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/ keributan lingkungan. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal. Pertahankan pembatasan aktivitas, seperti istirahat ditempat tidur/kursi; jadwal periode istirahat tanpa gangguan; bantu pasian melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan. Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
RASIONAL Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskular. Hipertensi berat diklasifikasikan pada orang dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolik sampai 130; hasil pengukuran diastolik di atas 130 dipertimbangkan sebagai peningkatan pertama, kemudian maligma. Hipertensi sistolik juga merupakan faktor resiko yang ditentukan untuk penyakit serebrovaskular dan penyakit iskemi jantung bila tekanas diastolik 90-115. Denyutan karotis, jugularis, radialis,dan femoralis mungkin teramati/terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek pada vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena. S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium). Perkembangan S3 menunjukkan hipertrofi vertikel dan kerusakan fungsi. Adanya krakles, dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik. Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkit berkaitan dengan vasokonstriksi atau mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung. Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskular. Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis; meningkatkan relaksasi. Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekana darah dan perjalanan penyakit hipertensi. Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis. Dapat menimbulkan rangsangan yang menimbulkan stres, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah.
Diagnosa Keperawatan 2. : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2. Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi. Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi : o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung). o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual). o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung). o Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen). o Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan). Diagnosa Keperawatan 3 o Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral. Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat. Kriteria Hasil asien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman. Intervensi : o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan. o Batasi aktivitas. o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin. o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan. o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi. Diagnosa keperawatan 4. : Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi. Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu. Kriteria Hasil asien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal. Intervensi : o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur. o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia. o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan. o Amati adanya hipotensi mendadak. o Ukur masukan dan pengeluaran. o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan. o Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.
2. Diagnosa Keperawatan 1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inspeksi 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia 3. Nyeri akut b/d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil. 4. Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b/d tudak kuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun) 3.
Intervensi Keperawatan No Diagnosa 1 Peningkatan suhu tubuh bd proses inspeksi
Tujuan Suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37, 5 ‘ C
Intervensi 1. Observasi tanda – tanda vital 2. Anjurkan pada klien/keluarga umtuk melakukan kompres dingin ( air biasa) pada kepala / axial. 3. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun. 4. Atur sirkulasi udara. 5. Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml/hr. 6. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur selama fase febris penyakit. 7. Kolaborasi dengan dokter : Dalam pemberian therapy, obat antimicrobial, antipiretika
Rasional 1. Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan selanjutnya. 2. Dengan menberikan kompres maka aakan terjadi proses konduksi / perpindahan panas dengan bahan perantara. 3. Proses hilangnya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan menyerap keringat. 4. Penyedian udara bersih. 5. Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat. 6. Tirah baring untuk mengurangi metabolism dan panas. 7. Untuk mengontrol infeksi pernapasan Menurunkan panas 1. Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi. 2. Untuk menjamin nutrisi adekuat/ meningkatkan kalori total 3. Nafsu makan dapt dirangsang pada situasi rilek, bersih dan menyenangkan. 4. Untuk mengurangi kebutuhahan metabolic 5. Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal. 1. Identifikasi karakteristik nyeri & factor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok
2
Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan b. d anoreksia
· klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal. · klien dapat mentoleransi diet yang dianjurkan. · Tidak menunujukan tanda malnutrisi.
1. Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari 2. Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat 3. Beriakan oral sering, buang secret berikan wadah husus untuk sekali pakai dan tisu dan ciptakan lingkungan beersih dan menyenamgkan. 4. Tingkatkan tirai baring. 5. Kolaborasi · Konsul ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien
3
Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Nyeri berkurang / terkontrol
1. Teliti keluhan nyeri ,catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10), factor memperburuk atau meredakan lokasimya, lamanya, dan karakteristiknya. 2. Anjurkan klien
untuk menghindari allergen / iritan terhadap debu, bahan kimia, asap,rokok. Dan mengistirahatkan /meminimalkan berbicara bila suara serak. 3. Anjurkan untuk melakukan kumur air garam hangat 4. Kolaborasi Berikan obat sesuai indikasi · Steroid oral, iv, & inhalasi · analgesik
4
Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b.d tudak kuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun)
· tidak terjadi penularan · tidak terjadi komplikasi
1. Batasi pengunjung sesuai indikasi 2. Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktifitas 3. Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin, jika ditutup dengan tisu buang segera ketempat sampah 4. Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak usia dibawah 2 tahun, lansia dan penderita penyakit kronis. Dan konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh menurun / asupan makanan berkurang 5. Kolaborasi Pemberian obat sesuai hasil kultur
& untuk mengevaluasi ke efektifan dari terapi yang diberikan. 2. Mengurangi bertambah beratnya penyakit. 3. Peningkatan sirkulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri tenggorokan. 4. Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi / menghambat pengeluaran histamine dalam inflamadi pernapasan. Analgesi untuk mengurangi rasa nyeri 1. Menurunkan potensial terpalan pada penyakit infeksius. 2. Menurunkan konsumsi /kebutuhan keseimbangan O2 dan memperbaiki pertahanan klien terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan. 3. Mencegah penyebaran pathogen melalui cairan 4. Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi 5. Dapat diberikan untuk organiasme khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan sensitifitas / atau di berikan secara profilatik karena resiko tingg
Diagnosa Keperawatan Yang Muncul 1.
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain.
2.
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
3.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
C. Intervensi 1.
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus urinarius lain. Kriteria Hasil :
Nyeri berkurang / hilang saat dan sesudah berkemih
Intervensi:
Pantau perubahan warna urin, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang Rasional: untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri. Rasional: membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri
Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan. Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
Berikan perawatan perineal Rasional: untuk mencegah kontaminasi uretra
Jika dipaang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari. Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.
Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan Rasional : relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri.
2.
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain. Kriteria Hasil : Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri, disuria) Intervensi:
Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin Rasional: memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi
Dorong meningkatkan pemasukan cairan Rasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri.
Kaji keluhan pada kandung kemih Rasional: retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi jaringan (kandung kemih/ginjal)
Observasi perubahan tingkat kesadaran Rasional: akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat
Kolaborasi:
Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin Rasional: pengawasan terhadap disfungsi ginjal
Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk meningkatkan aam urin. Rasional: aam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapt berpengaruh dalm pengobatan infeksi saluran kemih.
3.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi. KriteriaHasil : menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif. Intervensi:
Berikan waktu kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak di ketahui tentang penyakitnya. Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidak tahuan pasien tentang penyakitnya.
Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang Rasional: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.
Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan. Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.
Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari. Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal.
Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan. Rasional: Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.