PEMERIKSAAN GINEKOLOGI DENGAN SPEKULUM
Landasan Teori
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina, seperti erosio porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri, polipus servisis uteri, varises vuiva, dan trauma apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai (Prawirohardjo, Sarwono.2005) Sebelum melakukan pemeriksaan spekulum, sebaiknya diperhatikan kondisi genitalia eksterna wanita. Apakah normal atau ada kelainan seperti infeksi, kutil, penyakit kelamin, pertumbuhan alat genitalnya normal atau tidak. Untuk memeriksa bagian dalam genitalia wanita biasanya digunakan spekulum. Spekulum dipasang dengan membuka labia minora, lalu spekulum dimasukkan dari samping kemudian diputar 45° ke bawah. Setelah spekulum dibuka, maka dapat dilakukan pemeriksaan sekret dengan menggunakan pinset/ spatel untuk mengambil sekret yang diletakkan pada gelas objek lalu diperiksa di bawah mikroskop.
Media Pembelajaran
1. Ruang periksa dokter 2. Tempat tidur pemeriksaan atau tempat tidur gineko logi (lithotomi) 3. Spekulum cocor bebek
Gambar 3. Spekulum cocor bebek (Sumber: www.bcmamedicalmuseum.org www.bcmamedicalmuseum.org))
4. Cairan desinfektan 5. Sarung tangan 6. Cunam kapas / korentang 7. Kateter nelaton 8. Kapas sublimat 9. Sonde uterus 10. Kassa 11. Cairan antiseptik 12. Bengkok
Langkah Kerja
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien sebagai dokter. 2. Menanyakan identitas pasien. 3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan ginekologi bimanual. 4. Meminta izin pasien untuk melakukan pemeriksaan. 5. Sebelum melakukan tindakan, pasien dianjurkan untuk buang air kecil terlebih dahulu. 6. Persilahkan pasien untuk berbaring di tempat tidur dengan posisi litotomi.
7. Memperbaiki posisi pasien dengan menempatkan perineum tepat di tepi tempat tidur. 8. Pemeriksa berdiri di antara kedua tungkai pasien. 9. Menggunakan
sarung
tangan
secara
aseptik.
Jangan
lupa
untuk
melepaskan semua aksesoris pemeriksa yang dipakai di tangan. 10. Melakukan
tindakan
aseptik
pada
daerah
vulva
dan
sekitarnya
menggunakan cairan antiseptik dengan arah putaran dari dalam ke luar. 11. Bila pasien tidak dapat BAK sendiri (pada kasus-kasus tertentu), lakukan pemasangan kateter dahulu. 12. Melakukan inspeksi pada daerah mons pubis, labia mayor dan vulva. 13. Memilih ukuran spekulum sesuai ukuran vagina pasien dan memeriksa keadaan spekulum. 14. Masukkan spekulum, dipegang dengan tangan kanan, ke dalam liang vagina secara perlahan. Pertama-tama masukkan spekulum dengan cocor bebek pada posisi vertikal. Setelah masuk liang vagina, spekulum diputar searah jarum jam sehingga cocor bebek berada pada posisi horizontal. 15. Buka spekulum sehingga terlihatlah serviks, lalu kunci spekulum dengan
memutar sekrupnya. 16. Bersihkan liang vagina dengan menggunakan lidi berkapas yang telah diberi cairan antiseptik. 17. Perhatikan keadaan serviks: warna mukosa, bentuk, mulut serviks, cairan, massa, 18. Perhatikan dinding vagina dengan memutar spekulum 90o : warna mukosa, permukaan dinding, massa, cairan intravaginal. 19. Bila pemeriksaan dianggap selesai, buka kunci spekulum dengan memutar sekrupnya lalu tarik spekulum ke luar secara perlahan. 20. Letakkan spekulum pada bengkok. Buang sarung tangan ke tempat sampah medis, lalu cucilah tangan. 21. Catat hasil pemeriksaan pada rekam medis pasien.
Interpretasi Hasil
Vulva: ada verucca/tidak, ada infeksi di sekitar vulva/tidak. Vagina: mukosa normal/tidak, massa/tidak, ada cairan/tidak, keadaan hymen Sekret : ada, tidak ada. Deskripsikan sekret bila ada (warna, bau, kekentalan). Warna porsio serviks: merah/pucat, ada massa/tidak. Ostium uteri internum: tertutup, terbuka