2016 Pedoman Sub Komite Etik dan Disiplin Keperawatan
RUMAH SAKIT MAW MAWADDA ADDAH H MEDI MEDIKA KA
BAB I PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit ditentukan oleh tiga komponen utama yaitu: jenis pelayanan keperawatan dan kebidanan yang diberikan, sumber daya manusia tenaga keperawatan sebagai pemberian pelayanan dan manajemen sebagai tata kelola pemberian pelayanan Dalam Pasal 63 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Tenaga keperawatan di Rumah Sakit merupakan jenis tenaga kesehatan terbesar (jumlahnya antara 50 – 60%), memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift, serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan profesional. Tenaga keperawatan memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien dan keluarganya.
Diperlukan tenaga keperawatan yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu berkembang serta memilki etika dan disiplin profesi sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya. Tenaga keperawatan di Rumah Sakit cenderung melakukan tugas rutin dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan. Hal ini digambarkan dengan berbagai kondisi antara lain: tidak jelasnya uraian tugas dan cenderung melakukan tugas rutin, selalu mengalami konflik dan frustasi karena berbagai masalah etik dan disiplin tidak diselesaikan dengan baik, jarang dilakukan pembinaan etika profesi. Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat terjadi dan terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan sistem pengorganisasian yang terencana dan terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma profesi sehingga dapat menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan dan kebidanan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh tenaga keperawatan dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan dan kebidanan. Mekanisme dan sistem pengorganisasian tersebut adalah Komite Keperawatan dimana didalamnya terdapat sub komite etik dan disiplin profesi. Sub komite etik dan disiplin profesi adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk untuk memberikan rekomendasi pembinaan etik dan disiplin profesi kepada organisasi terkait,direktur medik dan keperawatan serta direktur rumah sakit melalui komite keperawatan.
I.1 Tujuan Dibentuknya sub komite etik dan disiplin profesi dengan tujuan: 1. agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan 2. melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan yang tidak profesional 3. memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
I.2 Tugas
Tugas dari sub komite etik dan disiplin profesi adalah
1. melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
2. melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
3. melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan
4. merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalahmasalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
5. merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat Penugasan Klinis (clinical appointment
6. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
I.3 Kewenagan Sub komite etik dan disiplin profesi dalam melaksanakan tu gasnya mempunyai kewenagansebagai berikut: 1. memberikan usul rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu 2. memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian Kewenangan Klinis (delineation of clinical privilege) 3. memberikan rekomendasi pemberian tindakan/sanks pelanggaran etik dan disiplin disiplin yang telah dilakukan perawat/bidan yang bekerja di rumah sakit.
I.4.program kerja sub Komite etik dan disiplin profesi Program yang disusun oleh sub komite etik dan disiplin profesi adalah dalam rangka mempertahankan pelaksanaan pelayanan keperawatan yang dilaksanakan di RSUD Jombang terlaksana secara secara profesional,sehingga kepuasan pengguna jasa pelayanan keperawatan di
RSUD Jombang dapat terjaga secara baik,begitu juga keamanan pasien mudah dipantau,tindakan kesalahan akibat human error akan mudah terpantau serta mudah dikendalikan.
RENCANA PROGRAM SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN KOMITE KEPERAWATAN RSUD JOMBANG TAHUN 2014- 2015 no
1
2
PROGRA
KEGIAT
TUJUA
SASAR
PELAKSAN
M
AN
N
AN
AAN
BIAYA
KETER ANGAN
Etika
Sosialisai
Pemaha
perawat/
-Rapat kepala @Rp10.00
Kerjasa
profesi
etika
man
bidan
ruangan
ma
perawat/b perawat/bi
etika
RSUD
-rapat rutin di X50orang
dengan
idan
profesi
Jombang
masing-
bidang
dan
Penyelesa
Edukasi/
Menegak Perawat/
ian
pembinaan kan kode bidan
0
=500.000
masing
Keperaw
ruangan
atan
Setiap
ada
Kerjasa
masalah
ma
pelanggar
etik dan yang
berdasarkan
dengan
an
disiplin
pengaduan
bidang
etik
melangg
dan
ar
disiplin
dan
etik Kepala
keperaw
Ruang
atan dan
disiplin
Kepala Ruang
3
Pembentu
Penentuan
Penyeles
Perawat/
Setiap
kan
masalah
aian
bidan
permasalahan
panitia
etik
adhoc
disiplin
dan masalah
ada
Kerjasa ma
pelangga
dengan
scr
r etik dan
tim
proporsi
disiplin
adhoc
onal
Etik dan diplin RSUD jombang
BAB II ETIKA KEPERAWATAN
II.1 Pengertian Etika Keperawatan Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik. Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia ( yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani. Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan konsep etis karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi. Contoh: benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi dan tanggung jawab bila profesional kesehatan menghentikan upaya penyelamtan hidup pada pasien yang mengidap penyakit yang pasti mebawa kematian?. Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia- karena itu tidak membedakan kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-lain. Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang mnguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak, Maka etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan.
II.2.Azas etika Keperawatan
Azas Keperawatan meliputi beberapa hal antara lain: 1.Menghormati otonomi pasien Hak kebebasan pasien pasien sangat dijunjung tinggi dalam pelayanan keperawatan ,hak mendapatkan informasi tentang masalah dan penyelesaiannya yang pada ahirnya pasien dan keluarga akan memberikan keputusan dengan pertimbangan yang telah dipikirkan oleh pasien dan keluraga,oleh perawat dibuktikan adanya informasi consent . 2.Azas Manfaat Tindakan
yang
diberikan
harus
mengandung
unsur
manfaat
bukan
uji
coba,eksperimentasi sehingga pasien menjadi korban.Dalam hal ini tindakan yang diberikan perawat kepada pasien harus sudah teruji kemanfaatannya. 3.Azas tidak merugikan Semua resiko baik secara fisik,psikologis maupun secara sosial yang bisa muncul akibat tindakan keperawatan harus dihindarkan semaksimal mungkin. 4.Azas kejujuran Kejujuran sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang perawat,khususnya ketika menjalankan profesinya ,sehingga informasi yang disampaikanakan dipahami dengan benar sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.Namun dalam menyampaikan informasi harus dengan bahasa yang bisa dimengerti berdasar tingkat pengetahuan pasien. 5.Azas Kerahasiaan Unsur privacy dan kerahasiaan pasien harus dijunjung tinggi oleh seorang perawat,jangan membocorkan ke publik meskipun pasien yang telah dirawat telah meninggal dunia. Azas keadilan Setiap
pasien
harus
diperlakukan
secara
profesional
sesuai
dengan
ilmu
keperawatan,tidak pandang status sosial,ras,agama dll yang dimiliki oleh pasien,semua harus mendapat perlakuan yang sama.
II.3 Unsur Etika Keperawatan Unsur-unsur yang terkandung dalam etika keperawatan merupakan kesadaran dan pedoman
yang
mengatur
nilai-nilai
moral
didalam
melaksanakan
kegiatan
profesi
keperawatan,sehingga mutu dan kwalitas keperawatan tetap terjaga dengan cara terhormat,unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1.Pengorbanan Dalam melaksanakan tugas perawat dituntut berkorban demi kemaslahatan para pasien,baik berkorban waktu,pikiran,tenaga maupun materi.Dengan demikian pasien akan merasakan kepuasan akan pelayanan keperawatan. 2.Dedikasi Dalam menjalankan profesi perawat dituntut mempunyai dedikasi yang tinggi,yaitu melaksanakan pekerjaan dengan bersungguh-sungguh dan selalu memberikan yang terbaik kepada pasien tanpa perlu mengeluh sedikitpun,serta penuh loyalitas tinggi. 3.Pengabdian
Unsur pengabdian sangat penting dihayati oleh perawat,karena kemampuan akdemik dan profesionalisme dalam keperawatan akan lebih baik bila didukung pengabdian yang sangat tinggi. 4.Kewajiban dan larangan Dalam etika keperawatan juga terkandung unsur kewajiban dan larangan,bahkan hak.Kewajiban dan larangan tersebut berkaitan dengan hubungan antara perawat dan pasien,perawat dengan dokter,perawat dengan sejawat,maupun untuk diri sendiri.Oleh karena itu dalam praktiknya etika keperawatan dapat berorientasi pada kewajiban dan larangan,selanjutnya dapat diatur dalam kode etik keperawatan.
II.4 Tanggung jawab Perawat dalam kode etik keperawatan. Tanggung Perawat sebagaimana yang telah dirumuskan dalam kode etik keperawatan terdiri dari 5 bab dan 16 pasal.Bab 1 terdiri dari empat pasal yang menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu,keluarga dan masyarakat.Bab 2 terdiri dari lima pasal menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya.Bab 3 terdiri dari dua pasal,menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dab profesi kesehatan lain.Bab 4 terdiri dari empat pasal ,menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan.Bab 5 terdiri dari 2 pasal menjelaskan tentang tanggung perawat terhadap pemerintah,bangsa dan tanah air. Kelima Bab dan 16 pasal yang menjelaskan janggung jawab perawat dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.Tanggung jawab perawat terhadap klien Perawat memiliki banyak tanggung jawab terhadap klien yang harus dilakukan secara nyata,tanggung jawab perawat terhadap klien dintaranya adalah: a.Perawat hendaknya selalu berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber pada adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu,keluarga dan masyarakat. b.Memelihara lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu,keluarga dan masyarakat.Dengan kata lain perawat harus dapat beradaptasi dengan adat istiadat dilingkungannya. c.Dalam melaksanakan kewajiban senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.Perawat bertanggung jawab melaksanakan prinsip dan etika keperawatan tidak hanya dalam institusi keperawatan(kesehatan) ketika ia bekerja formal,tetapi juga ditengah masyarakat,keluarga dan terhadap pribadi. d.setiap menjalankan fungsinya perawat bertanggung jawab untuk selalu menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga dan masyarakat,khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan,serta upaya kesejahteraan pada umumnya,baik secara formal maupun informal. 2.Tanggung jawab perawat terhadap Tugas Tanggung jawab perawat terhadap tugas diantaranya adalah: a.Memelihara mutu pelayanan disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan sesuai kebutuhan individu,keluarga dan masyarakat.Tugas yang dilaksanakan harus sesuai dengan kaidah-kaidah keperawatan,tidak berjalan secara serampangan.
b.Bertanggung jawab atas kerahasiaan sesuatu yang diketahuinya,kecuali bila diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c.Tidak diperkenankan menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya dengan tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan. d.Dalam menjalankan tugas harus bersifat netral,independen dan obyektif.Tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,kesukuan,warna kulit,umur jenis kelamin,aliran politik,agama,budaya dan adat istiadat,serta kedudukan sosial. E.Mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien,baik diinstitusi maupun diluar institusi.Perawat juga harus matang dalam mempertimbangkkan kemampuannya jika menerima atau mengalihtugaskan tanggung jawab. f.Mematuhi kebijakan dan prosedur resiko tinggi yang ada di lembaga,standart praktek keperawatan mengintruksikan bahwa perawat harus mempertahankan lingkungan yang aman dan harus memastikan penyelesaian masalah keselamatan yang terjadi selama berdinas. g.Memberitahu dokter pada saat kedatangan pasien maupun selama hospitalisasi jika pasien mengalami gejala kondisi medis dan harus terdokumentasi bahwa dokter sudah diberi tahu
3.Tanggung jawab perawat terhadap sejawat Tanggung jawab perawat terhadap sejawat adalah sebagai berikut: a.Memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya,dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. b.Menyebarluaskan pengetahuan,ketrampilan,keahlian dan pengalamannya dalam dunia keperawatan kepada sesama perawat bahkan kepada profesi kesahatan lainnya,serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi kesehatan lain dalam rangka mengkatkan kemampuan dalam pelayanan. 4.Tanggung jawab perawat terhadap profesi Tanggung perawat terhadap profesi adalah sebagai berikut: a.Meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,ketrampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.Perawat senantiasa menjaga mutu keperawatan serta kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan sesuai dengan kebutuhan klien. b.Menjunjung tinggi nama baik keperawatandengan menunjukkan prilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.Setiap tindakan yang dilakukan perawat akan mencerminkan dari institusi atau profesi yang disandangnya. c.Bertanggung jawab untuk ikut berperan dalam menentukan pendidikan dan pelayanan keperawatan,serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan. d.Membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana dedikasi dan pengabdian. 5.Tanggung jawab perawat terhadap negara Tanggung jawab perawat terhadap negara adalah:
a.Senantiasa bertanggung untuk selalu melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan. b.Berperan aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat,baik berupa masukan,saran,kritik membangun dalam kebijakan anggaran atau hal-hal lain.
II.4 Wewenang Perawat wewenang sebagai berikut: a.Otoritas(autority) Perawat memiliki otoritas untuk mempengaruhi proses asuhan keperawatan . b.Akuntabilitas(acountability) perawat memiliki wewenang untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan ‘ c.Kolaborasi(Coolaboration) wewewnang untuk mengadakan hubungan kerja dengan berbagai disiplin dalam mengakses masalah klien dan membantu menyelesaikannya. d.Mandiri (Independen decision making) Perawat mengambil keputusan secara mandiri dalam hal-hal tertentu yang diatur dalam peraturan dan ketentuan institusi(organisasi) e.Pembelaan (advoacy) Perawat mempunyai kewenangan untuk membela maupun memberi dukungan kepada klien. Selain itu perawat juga memiliki wewenang untuk mengadakan intervensi demi kepentingan klien. f.Perawat memiliki wewenang mendahulukan kepentingan kesehatan dari masyarakat yang bersifat humanis,yaitu: 1.dengan pendekatan holistic 2.dilaksanakan berdasar ilmu dan kiat keperawatan. 3.berpegang pada standart asuhan keperawatan 4.menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam pelayanan.
BAB III
PELANGGARAN
III.1.DEFINISI a.Perbuatan (perkara) melanggar, tindak pidana yang lebih ringan dari pada kejahatan.[1] Menurut Robert M. Z. pelanggaran yaitu penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang Menurut James W. Van Der Zanden pelanggaran adalah perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi
b.Pelanggaran etik. Menyalahi aturan dari peraturan prilaku yang menentukan prilaku baik dan benar dari norma dan adat istiadat pada kelompok masyarakat tertentu.
c.Pelanggaran Etika keperawatan Tindakan yang menyalahi peraturan mengenai prilaku baik dan benar berdasarkan nilainilai dan norma yang dianut oleh masyarakat keperawatan.
d. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar
subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukumandimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain. e.Pelanggaran disiplin Tidak
taat,tidak
patuh
terhadap
nilai-nilai
yang
dipercaya
termasuk
tidak
melakukan,melakukan tetapi menyimpang dari pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
III.2.Penanganan pelanggaran. Merujuk kepada Permenkes no 49 tahun 2013 bahwa komite etik dan disiplin profesi berwenang memberikan rekomendasi pada pelangaran etik dan pelanggaran disiplin ,serta melakukan pembinaan yang terencana.Sedangkan masalah diluar etik dan disiplin akan diserahkan pembinaannya dengan memberikan rekomendasi kepada direktur melalui ketua komite keperawatan III.3.Mekanisme kerja Bila terjadi pelanggaran etik dan disiplin profesi oleh perawat/bidan sub komite keperawatan melakukan pengorganisasian dengan mekanisme kerja sebagai berikut
1. melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
a. melakukan identifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan
disiplin di
dalam rumah sakit b. melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi.
2. membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etik dan disiplin profesi dilakukan dengan melibatkan panitia Adhoc.
3. melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
a.pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite b.pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada Kepala Bidang Pelayan medik dan keperawatan/direktur keperawatan melalui Ketua Komite Keperawatan c.rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit.
4. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan, meliputi: a. pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan praktik keperawatan dan kebidanan sehari-hari. b. menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan metode serta evaluasi. c. metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, “coaching”, simposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
5. menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua Komite Keperawatan.
Alur penyelesaian Etik dan disiplin
ALUR PENYELESAIAN ETIK PERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB JOMBANG PROBLEM ETIK dan DISIPLIN Ditangani Kepala Ruang
Selesai
Ya
Tidak
Dilaporkan ke tim etik kep Mengkoordinasikan Menyelesaikan
Selesai
Tidak
Laporan tertulis dan lisan Komite Keperawatan Ka. Bid. YANMED
III.4 Jenis Pelanggaran
1.Pelanggaran Etik Yang termasuk pelanggaran Etik adalah: a.Tidak menghormati nilai kesusilaan termasuk mengabaikan privacy klien b.Tidak menghormati nilai budaya c.Tidak menghormati nilai agama d.Tidak menghormati nilai adat istiadat e.Dalam melaksanakan tugas tidak/kurang dilandasi rasa ihlas f.Bertindak kurang/tidak adil dalam memberikan pelayanan sehingga mengesankan pilih kasih terhadap ras.agama,umur jenis kelamin dll. g.Bertindak arogan yang menimbulkan hubungan kurang baik h.Tidak menjaga nama baik profesi i.Mengeluarkan kata-kata kasar dalam melaksanakan tugas j.Acuh tak acuh tidak menunjukkan rasa simpati maupun empati k.Kurang memberikan informasi kepada klien dan keluarga
2,Pelanggaran Disiplin
Yang termasuk tindakan pelanggaran disiplin profesi adalah: a.Melampaui kewenangan tanpa melalui proses delegasi yang resmi b.Melakukan tindakan tidak sesuai jadwal c.Tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya
sehingga kebutuhan klien menjadi
terabaiakan d.Tidak mengutamakan perlindungan dan keselamatan e.Tidak menerapkan ketrampilan yang profesional dalam melaksanakan pelayanan keperawatan f.Tidak menunjukkan identitas yang sesuai sebagai seorang perawat dalam melaksanakan tugas g. Membocorkan rahasia pada pihak yang tidak berkepentingan i. Melaksanakan tugas tidak sesuai dengan tupoksinya j.Meninggalkan tugas sehingga kebutuhan klien yang berhubungan dengan keperawatan menjadi terbengkalai
III.5 Kategori Pelanggaran Pelanggaran Etik maupun pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh seorang perawat di RSUD Jombang dapat dikategorikan sebagai berikut: 1.Pelanggaran ringan Yang termasuk pelanggaran ringan adalah: apabila melakukan salah satu dari jenis pelanggaran yang telah ditetapkan,apakan melakukan pelanggaran etik atau melakukan pelanggaran disiplin etik.Penyelasaian masalahnya bila berhubungan dengan etik maka melalui ketua komite untuk direkomendasikan kepada organisasi yang ada di rumah sakit,yaitu Ketua komisariat PPNI rumah sakit atau ketua IBI rumah sakit.Apabila melakukan pelanggaran disiplin maka penyelesaiannya melalui ketua komite keperawatan untuk direkomendasikan kepada kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan. 2.Pelanggaran sedang Yang termasuk pelanggaran sedang adalah:apabila perawat dalam menjalankan tugas melanggar dari kedua jenis pelanggaran,yaitu melakukan pelanggaran etik dan melakukan pelanggaran disiplin profesi.Penyelasaian masalahnya melalui ketua komite keperawatan untuk direkomaendasikan kepada ketua organisasi profesi di rumahsakit dan direkomendaikan kepada kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan 3.Pelanggaran berat Yang termasuk pelanggaran berat adalah:apabila perawat dalam melaksanakan tugasnya melakukan pelanggaran yang melanggar hukum dan perundang-undangan yang berlaku,misal melakukan penipuan,penggelapan aset rumah sakit,melakukan transaksi yang tidak resmi diluar ketentuan rumah sakit,pemalsuan dokumen dll.Sehingga untuk menyelesaikan pelanggaran berat diserahkan kepada kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan atau kepada direktur rumah sakit melalui ketua komite keperawatan.
BAB IV PENUTUP
Demikian pedoman etik dan disiplin disusun yang mengambil dari beberapa sumber yang ada sebagai rujukan dalam menyusun pedoman ini.Dengan demikian penyelesaian masalah etik dan disiplin profesi tidak hanya berdasar asumsi dari pihak yang berwenang untuk menyelesaikan masalah tetapi berdasar peratutan yang berlaku. Dengan disusunnya pedoman etik dan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan maka diharapkan penyelesaian etik dan disiplin profesi menjadi semakin terarah dan teratur serta diharapkan tidak lagi ada petugas keperawatan dan kebidanan yang melakukan pelanggaran etik dan disiplin profesi.
