BAB I PENDAHULUAN
A. LAT LATAR BELAK BELAKAN ANG G Rumah Rumah Sakit Sakit merupak merupakan an salah salah satu satu instit institusi usi pelaya pelayanan nan kesehat kesehatan an yang
pada dasarnya merupakan suatu pengabdian kepada kepentingan masyarakat banyak, dewasa ini telah berkembang menjadi suatu unit sosio-ekonomi yang makin hari makin kompleks permasalahannya. Kompleksitas permasalahan di rumah sakit itu. Antara lain karena dualisme fungsi rumah sakit seperti tersebut tersebut di atas sering menimbulkan persepsi serta harapan masyarakat yang tersusun oleh oleh berbaga berbagaii unsur unsur profesi profesi tidak tidak jarang jarang dapat dapat menimb menimbulk ulkan an permas permasala alahan han tersendiri. Oleh karena itu perlu suatu pengelolaan yang cermat dan seksama agar para professional dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya demi peningkatan kesejahteraan rakyat. raky at. engelolaan engelolaan Rumah Sakit yang efisien dan efektif haruslah haruslah berdasarkan berdasarkan atas dengan ! "tiga# prinsip$ Good Corporate Governance "%&%#, Governance "%&%#, Good Clinical Standard "%&S#' "%&S#' dan Good Ethical Ethical Practice Practice "%(#. "%(#. Ketiganya disebut sebagai TRILOG TRILOGII Tata Kelola Rumah Sakit. Sakit. )i *ndonesia maka istilah yang dipakai adalah Hospital adalah Hospital !la", !la", #edical Sta$$ !la" dan !la" dan Kode (tik Rumah Sakit. enyeb enyebab ab timbu timbuln lnya ya kasus kasus kompl komplai ain n di Ruma Rumah h Sakit Sakit akhi akhirr-akhi -akhirr ini ini dipengaruhi banyak faktor. ertama pelayanan yang tidak memenuhi standar minimal, kemudian sistem pelayanan Rumah Sakit dan komunikasi yang buruk. Selanjutnya Komite +edis Keperawatan yang tidak berfungsi baik dibarengi dengan standar profesi yang sudah tidak update. Selain itu engamalan (tika R+A R+A SAK*/ SAK*/ tidak tidak sempur sempurna na dan engetahua engetahuan n Keberan Keberanian ian pasien pasien meni mening ngka katt seir seirin ing g deng dengan an bany banyak akny nyaa info inform rmas asii di medi mediaa maya maya.. /idak idak keting ketinggala galan n faktor faktor banyakny banyaknyaa pengacar pengacara0 a0 media0 media0 organi organisas sasii yang 1proakt 1proaktif2 if2 mendekati pasien yang tidak puas terhadap pelayanan Rumah Sakit. /enaga kesehatan merupakan tenaga yang sangat penting dalam organisasi rumah sakit. erilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainya mempunyai andil yang besar terhadap budaya dan mutu suatu rumah sakit . Oleh karena itu perilaku tenaga tersebut perlu dijaga dengan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya. lainnya. Selain perilaku masing-masing masing-masing tenaga kesehatan sangat dibutuhkan, dibutuhkan, agar rumah sakit dapat berfungsi baik, mengingat di dalam rumah sakit terhadap tenaga kerja dari aneka disiplin keilmuan yang mempunyai etik profesi masingmasing.
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
1
ntuk menegakkan Good menegakkan Good Ethical Practice Practice "%(# ini rumah Sakit harus membentuk membentuk komite etik rumah Sakit " K(RS # yang juga merupakan merupakan syarat dari operasional rumah sakit. Komite Komite (tik Rumah Sakit diharapkan diharapkan berperan secara secara aktif menangani masalah etika institusi Rumah Sakit yang cakupannya lebih luas daripa daripada da etika etika profesi profesi,, hukum, hukum, atau atau disipl disiplin in profes profesi. i. Selain Selain itu K(RS juga diharapkan
membina
praktek
Good Good
Ethi Ethica call
Prac Practi tice ce
"%( "%(##
dala dalam m
penyelenggaraan Rumah Sakit. Kode (tik Kedokteran *ndonesia yang telah dirumuskan beberapa tahun yang lalu lalu dan telah telah mendapa mendapatt penyemp penyempurna urnaan an pada tahun-t tahun-tahun ahun beriku berikutny tnya, a, diterbitkan kembali sebagai hasil +usyawarah Kerja 3asional (tik Kedokteraan 44 /ahun /ahun 4564. Kode (tik Kedokteran mutlak diperlukan diperlukan sebagai panduan bagi setiap dokter dalam melaksanakan tugasnya dapat mengetahui apa yang patut dan tidak patut dia lakukan dalam melaksanakan tugas. Rumah sakit di pihak lain yang merupakan tempat bekerja para dokter juga perlu memiliki rambu-rambu yang serupa guna memberikan pedoman bagi semua tenaga keja kesehatan yang bekerja di dalamnya. )emikian pula dengan eti etik
Ruma Rumah h
Saki Sakitt
*ndo *ndone nesi siaa
mer merupak upakan an
land landas asan an00
pedo pedoma man n
bagi bagi
penyelenggaraan Rumah Sakit di seluruh *ndonesia termasuk RS*A *7* Surabaya sehingg sehinggaa pember pemberian ian pelayan pelayanan an kesehat kesehatan an bagi masyar masyarakat akat khususny khususnyaa bagi pasien dapat tercapai dengan baik, bermutu dan profesional. B. TUJUAN 4. /ujuan ujuan mum mum ntuk menangani masalah-masalah etik yang timbul di Rumah Sakit *bu dan
Anak *7* Surabaya 8. /ujuan ujuan Khus Khusus us a# +embant +embantu u menjaw menjawab ab pertan pertanyaan yaan mengena mengenaii permas permasala alahan, han, kejadi kejadian an dan keadaan di rumah sakit. b# +embantu menyelesaikan tentang kasus mediko legal dan dilema etik biomedis C. RUAN RUANG G LING LINGKU KUP P Ruang lingkup edoman Komite (tik )isiplin )isiplin rofesi di Rumah *bu Anak
*7* meliputi pengendalian perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainnya agar dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya.
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
2
ntuk menegakkan Good menegakkan Good Ethical Practice Practice "%(# ini rumah Sakit harus membentuk membentuk komite etik rumah Sakit " K(RS # yang juga merupakan merupakan syarat dari operasional rumah sakit. Komite Komite (tik Rumah Sakit diharapkan diharapkan berperan secara secara aktif menangani masalah etika institusi Rumah Sakit yang cakupannya lebih luas daripa daripada da etika etika profesi profesi,, hukum, hukum, atau atau disipl disiplin in profes profesi. i. Selain Selain itu K(RS juga diharapkan
membina
praktek
Good Good
Ethi Ethica call
Prac Practi tice ce
"%( "%(##
dala dalam m
penyelenggaraan Rumah Sakit. Kode (tik Kedokteran *ndonesia yang telah dirumuskan beberapa tahun yang lalu lalu dan telah telah mendapa mendapatt penyemp penyempurna urnaan an pada tahun-t tahun-tahun ahun beriku berikutny tnya, a, diterbitkan kembali sebagai hasil +usyawarah Kerja 3asional (tik Kedokteraan 44 /ahun /ahun 4564. Kode (tik Kedokteran mutlak diperlukan diperlukan sebagai panduan bagi setiap dokter dalam melaksanakan tugasnya dapat mengetahui apa yang patut dan tidak patut dia lakukan dalam melaksanakan tugas. Rumah sakit di pihak lain yang merupakan tempat bekerja para dokter juga perlu memiliki rambu-rambu yang serupa guna memberikan pedoman bagi semua tenaga keja kesehatan yang bekerja di dalamnya. )emikian pula dengan eti etik
Ruma Rumah h
Saki Sakitt
*ndo *ndone nesi siaa
mer merupak upakan an
land landas asan an00
pedo pedoma man n
bagi bagi
penyelenggaraan Rumah Sakit di seluruh *ndonesia termasuk RS*A *7* Surabaya sehingg sehinggaa pember pemberian ian pelayan pelayanan an kesehat kesehatan an bagi masyar masyarakat akat khususny khususnyaa bagi pasien dapat tercapai dengan baik, bermutu dan profesional. B. TUJUAN 4. /ujuan ujuan mum mum ntuk menangani masalah-masalah etik yang timbul di Rumah Sakit *bu dan
Anak *7* Surabaya 8. /ujuan ujuan Khus Khusus us a# +embant +embantu u menjaw menjawab ab pertan pertanyaan yaan mengena mengenaii permas permasala alahan, han, kejadi kejadian an dan keadaan di rumah sakit. b# +embantu menyelesaikan tentang kasus mediko legal dan dilema etik biomedis C. RUAN RUANG G LING LINGKU KUP P Ruang lingkup edoman Komite (tik )isiplin )isiplin rofesi di Rumah *bu Anak
*7* meliputi pengendalian perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainnya agar dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya.
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
2
BAB II GAMBARAN UMUM
A. SEJARAH BERDIRINY BERDIRINYA A RUMAH SAKIT
Organisasi *7* cabang Surabaya berdiri pada tanggal 89 :uni 45;4. ntuk lebih lebih dapat berper berperan an
secara secara langsung langsung oleh organi organisas sasii *7* &abang &abang Surabay Surabayaa
"selai "selain n secara secara indi
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
3
berinisiatif mendirikan nit elayanan Kesehatan *bu dan Anak di Surabaya. 7erikut sejarah berdirinya RS*A *7* Surabaya. a. ada tanggal 6 :uli 45=! mendapat hibah dari /. Shell *ndonesia sebidang tanah seluas > !.??? m8 di Surabaya. b. ada tanggal 45 April 45=4, pemberian ijin bangunan sementara dari kepala *nspeksi Agraria kepada @ayasan )ana 7antuan. c. ada tahun 45=4- tahun 456 erkembangan penyediaan pelayanan dari "sebelum ada dokter spesialis#. d. ada tahun 456 B 4566 7K*A "7alai Kesehatan *bu dan Anak# meningkat menjadi Rumah 7ersalin . e. ada tahun 4566 B 4554 Rumah bersalin berkembang menjadi Rumah Sakit 7ersalin "RS Khusus# f. ada tahun 455= +endapat ijin tetap dengan nama Rumah Sakit *bu dan Anak *7* Surabaya dari )epartemen Kesehatan Republik *ndonesia. g. ada tahun 455 Kamar operasi sudah difungsikan dengan jenis operasi h. ada tahun 8?4! Surat *jin Rumah Sakit *bu dan Anak *7* Surabaya, penetapan kelas Rumah Sakit /ipe & dan perubahan akta notaris dan A/ yayasan. i. ada /ahun 8?4; telah dibangun ruangan baru untuk atologi Klinik Radiologi, kemudian ada penambahan ruangan baru untuk praktek )okter 7edah, )okter enyakit )alam )okter %igi. j. ada tahun 8?4= adanya penambahan sarana dan prasarana, di antaranya yaitu S% 9) dan mesin Anastesi. Sesuai dengan ijin penetapan kelas bahwa Rumah Sakit *bu dan Anak *7* Surabaya merupakan kelas type & maka Rumah Sakit *bu dan Anak *7* Surabaya memberikan pelayanan B pelayanan yang meliputi$ 4. nit Rawat :alan )engan jenis pelayanan - pelayanan a# *%) "*nstalasi %awat )arurat# b# oli mum c# oli Spesialis Obstetri %ynaecology d# oli Spesialis Anak e# oli K*A 8. nit Rawat *nap a# Rawat *nap Obstetri %ynecology b# Rawat *nap Anak !. nit *nstalasi 7ersalin 9. nit *nstalasi Operasi ;. nit *nstalasi Carmasi =. nit Daboratorium . nit %iEi 6. nit Daundry 5. nit &SS) B. VISI, MISI, MOTTO, NILAI, TUJUAN, SASARAN 1. Visi
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
4
+enjadi Rumah Sakit *bu dan Anak yang terkemuka di Surabaya melalui pemberian pelayanan kesehatan ibu dan anak secara prima dengan mengutamakan keselamatan dan kepuasan dalam pelayanannya. 2. Misi
a# +emberikan pelayanan yang mengutamakan keselamatan. b# +emberikan pelayanan yang mengutamakan kepuasan. c# +emberikan pelayanan yang profesional, terjangkau dan bermutu sesuai dengan maksud dan tujuan didirikannya Rumah Sakit *bu dan Anak *7* Surabaya :alan )upak 3o. 4;A Surabaya. d# +emberikan pelayanan yang berkelanjutan
mengikuti
kemajuan
pengetahuan dan teknologi kesehatan. 3. Motto
1DA@A3A3K A)ADA *7A)AK2 . Ni!"i
Rumah Sakit *bu dan Anak *7* Surabaya mempunyai nilai dasar $ 4. :ujur Senantiasa memberikan informasi yang sebenarnya kepada keluarga secara profesional. 8. /ulus *khlas dalam bekerja dengan mengutamakan kesehatan dan kepuasan penderita. !. +encapai asil yang /erbaik "restasi# )alam segala hal senantiasa berusaha agar hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini. 9. rofesionalisme +elaksanakan tugas sesuai kaidah-kaidah
masing-masing
profesi,
sehingga tercapai keselamatan dan kepuasan setinggi-tingginya terhadap yang dilayani. ;. 7ekerja sebagai /im yang Kompak dan /erpadu +asing-masing orang, bagian, dan profesi0disiplin ilmu melaksanakan tugas sebagai satu kesatuan kerja secara harmonis, seamless dalam memberikan layanan kesehatan. C. PERAN KOMITE ETIK
4. +enentukan, menjaga serta mengembangkan etika di rumah sakit. 8. +emberikan saran-saran tentang penyelesaian permasalahan etik. !. Sumber informasi bagi para dokter, perawat dan tenaga kesehatan di rumah sakit dalam menghadapi masalah-masalah etika rumah sakit.
D. KEDUDUKAN KOMITE ETIK
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
5
Komite (tik )isiplin rofesi Rumah Sakit *bu Anak *7* Surabaya adalah suatu badan yang dibentuk oleh )irektur tama sebagai refisi dan /im penyelesaian sengketa, guna memberikan pertimbangan untuk menangani masalah etik di Rumah Sakit. 7ertanggung jawab kepada )irektur tama Rumah sakit *bu Anak *7*, bersifat Otonom. E. #UNGSI KOMITE ETIK
4. +emberikan pendidikan kepada anggota Komite etik, staf rumah sakit dan masyarakat. 8. +emberikan masukan kepada )ireksi dan penyusunan kebijakan terhadap msalah-masalah terbaru dan kemudian menuangkan perkiraannya dalam berbagai bentuk "seperti pedoman, rumusan kebijakan atau rumusan prinsip#.
BAB III URAIAN TUGAS KOMITE ETIK
A. KETUA KOMITE ETIK
4. +engkoordinir dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Komite (tik. 8. +emimpin pertemuan0e
B. $AKIL KETUA KOMITE ETIK
4. +embantu Ketua terhadap pelaksanaan kegiatan Komite (tik. 8. +embantu Ketua menghadapi permasalahan etik yang timbul di Rumah Sakit. !. +embantu ketua untuk berkoordinasi dengan Komite +edik Komite Keperawatan. 9. +embantu ketua dalam pembuatan laporan kepada )irektur tama.
C. SEKRETARIAT
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
6
4. 7ertanggung jawab terhadap kelancaran tugas-tugas Komite dalam bidang administrasi kesekretarisan. 8. Aktif dalam pelaksanan tugas-tugas Komite bersama anggota !. +enyiapkan acara Komite (tik 9. +embuat notulen rapat.
D. ANGGOTA KOMITE ETIK
4. Aktif dalam pelaksanaan tugas-tugas Komite (tik 8. +emberikan pendapat0saran terhadap permasalahan etik Rumah Sakit, !. +emberikan pendapat pemecahan masalah pelanggarann etik 9. *kut melakukan penyuluhan ;. emantauan Kode (tik dan melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan Ketua.
BAB IV TATA LAKSANA
)alam rumah sakit terdiri atas beragam disiplin ilmu. +asing-masing disiplin umumnya telah memiliki etik profesi yang harus di amalkan anggotanya. 7egitu pun dengan RS*A *7* Surabaya yang sebagai suatu institusi dalam memberikan pelayanan kesehatan juga telah mempunyai etik, sehingga setiap petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan, harus berpedoman pada etika profesi masingmasing, etika profesi lainnya dan etik rumah sakit agar tidak saling berbenturan. )alam pelaksanaan masalah etik, RS*A *7* Surabaya melakukan langkah-langkah sebagai berikut $ 4. engaduan elanggaran (tik di RS*A *7* Surabaya dapat berasal dari $ a. b.
*ntern
$ nit Kerja Cungsional, nit Kerja Struktural. (ksternal
$ erorangan0asien, ini dapat langsung ke
)irektur atau lewat olisi, Kejaksaan, D7 ataupun instansi lain. 8. enanganan elanggaran (tik $ a. engaduan ditujukan langsung kepada )irektur Rumah Sakit. b. )irektur Rumah Sakit meneruskan masalah tersebut kepada Komite (tik )isiplin rofesi.
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
7
c. Komite (tik )isiplin rofesi RS*A *7* Surabaya melakukan penyelidikan terhadap
masalah
tersebut
dengan
mengumpulkan informasi
dengan
penelitian rekam medis, menghubungi unit kerja ataupun mereka-mereka yang berhubungan dengan masalah. d. Apabila pelenggaran ini merupakan pelanggaran murni etik profesi maka Komite (tik )isiplin rofesi RS*A *7* Surabaya dapat mengkonsultasikan kepada *katan rofesi yang bersangkutan. e. asil penyelidikan ini sebagai bahan untuk dibahas dalam sidang Komite (tik )isiplin rofesi RS*A *7* Surabaya f. asil sidang memberikan pertimbangan kepada )irektur dalam memecahkan masalah.
MULAI
Ko%&!"i' (i t)*)+"' + Di-+t)- RS ALUR TATA LAKSANA PENANGANAN ETIK Di-+t)- %'-)s+"' +o%&!"i' + Ko%it Eti+.
Ko%it Eti+ %!"+)+"' &'!i(i+"' t-/"("& %"s"!"/ 0 +o%&!"i'.
Ji+" t-)+ti &!"'"-"' %)-'i %"+" +o%it +o's)! + i+"t"' &-osi %"si'2.
Si("' Ko%it Eti+ t't"' /"si! &'!i(i+"'
L"&o- Di-+t)- /"si! si("'
Panduan Komite K&)t)s"' Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a 0 E+s+)si
S!s"i
8
!. /atacara +enghadapi Fartawan rosedur $ a. )okter wajib menyimpan rahasia kedokteran mengenai penderita. b. )okter pada umumnya tidak ada hubungan dengan wartawan. c. )okter jangan melayani seseorang yang mengaku sebagai wartawan lewat pembicaraan telepon atau yang tidak menunjukkan Kartu Fartawan. d. )okter berhak meminta wartawan menunjukan Kartu Fartawan yang masih berlaku. e. Sebaiknya dokter segera membuat fotokopy kartu karyawan tersebut. )alam keragu-raguan mintalah konfirmasi kepada persatuan Fartawan *ndonesia "F*# cabang Surabaya f. )okter jangan melayani wartawan di tempat umum, sebaiknya di kamar kerja atau kamar praktek. g. )okter sebaiknya merekam seluruh pembicaraan dengan wartawan dengan tape recorder. h. )okter jangan membicarakan kasus tertentu dengan wartawan, kecuali kalau Suami0istri penderita yang bersangkutan
atau Ayah0ibu penderita yang
bersangkutan. i. )okter sebaiknya selalu memberi penyuluhan kesehatan kepada wartawan.
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
9
j. )okter sebaiknya selalu melayani wartawan dengan memberikan jawaban tertulis atau pertanyaan wartawan yang tertulis juga kalau pembicaraan itu tidak direkam. k. )okter jangan terpengaruh oleh gertak0 intimidasi maupun perasaan0 &hantage oleh wartawan. 9. /atacara +enghadapi engacara enuntut ukum rosedur $ a. )okter wajib menyimpan rahasia kedokteran mengenai penderita. b. )okter pada umumnya tidak mempunyai hubungan dengan pengacara pihak lain. c. )okter jangan melayani seorang yang mengaku sebagai pengacara lewat pembicaraan telepon, atau yang tidak mau menunjuk surat kuasa khusus dari penderita yang dewasa dan kesadaran penuh. )alam hal penderita masih di bawah umur, maka surat kuasa khusus tersebut harus dibuat oleh ayah atau ibu penderita anak itu. d. )okter berhak meminta pengacara menunjukkan kartu identitas pengacara yang masih berlaku. Sebaiknya dokter segera membuat fotocopy kartu identitas pengacara tersebut atau mencatat apa yang tertera pada kartu identitas pengacara tersebut. )alam keragu-raguan mintalah didamping pengacara pribadi atau Ketua *)* &abang, Ketua +K(K, Ketua +8A. e. )okter jangan melayani pengacara di tempat umum, sebaiknya di kamar kerja atau kamar praktek. f. )okter sebaiknya merekam seluruh pembicaraan dengan pengacara pada tape recorder. g. )okter jangan memberikan kasus tertentu dengan engacara yang tidak diberi kuasa khusus oleh penderita tertentu tersebut, kecuali kalau pengacara dapat menunjukkan bahwa ia suami0 istri penderita yang bersangkutan atau ayah0 ibu penderita anak yang bersangkutan. h. )okter sekali-kali jangan memberikan rekam medis asli0fotocopy0salinan dari penderita manapun kepada pengacara. i. )okter
sebaiknya
selalu
memberikan
penyuluhan
kesehatan
kepada
pengacara. j. )okter sebaiknya hanya melayani pengacara dengan memberikan jawaban tertulis atas pernyataan tertulis juga kalau pembicaraan itu tidak direkam. k. )okter jangan terpengaruh oleh gertak0 intimidasi ataupun emerasan0 chantage oleh pengacara.
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
10
BAB V PENUTUP
)alam rumah sakit terdiri atas beragam disiplin ilmu. +asing-masing disiplin umumnya telah memiliki etik profesi yang harus diamalkan anggotanya. 7egitu pun dengan RS*A *7* Surabaya yang sebagai suatu institusi dalam memberikan pelayanan kesehatan juga telah mempunyai etik, sehingga setiap petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan, harus berpedoman pada etika profesi masingmasing, etika profesi lainnya dan etik rumah sakit agar tidak saling berbenturan. )alam operasional rumah sakit, tentu muncul berbagai isu etik yang mungkin terjadi. )isinilah peran direktur rumah sakit dengan dibantu oleh Komite (tik )isiplin rofesi untuk menangani masalah tersebut, yang dimulai dari identifikasi masalah, melakukan penelusuran masalah yang timbul sampai dengan dilakukan pemecahan terhadap masalah yang terjadi. )engan adanya panduan etik ini diharapkan dapat meminimalkan masalah etik yang terjadi sehingga tidak mengganggu operasional rumah sakit dan dapat meningkatkan pelayanan rumah sakit.
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
11
KODE ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA BAB I MUKADIMAH
7ahwa lembaga perumahsakitan telah tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari sejarah peradaban umat manusia, yang bersumber pada kemurnian rasa kasih sayang, kesadaran sosial dan naluri untuk saling tolong menolong diantara sesama,serta semangat keagamaan yang tinggi dalam kehidupan umat manusia. 7ahwa sejalan dengan perkembangan peradaban umat manusia, serta perkembangan tatanan sosio-budaya masyarakat, dan sejalan pula dengan kemajuan ilmu dan teknologi khususnya dalam bidang kedokteran dan kesehatan, rumah sakit telah berkembang menjadi suatu lembaga berupa suatu 1unit sosio ekonomi2 yang majemuk. 7ahwa perumahsakitan di *ndonesia, sesuai dengan perjalanan sejarahnya telah memiliki jati diri yang khas, ialah dengan mengakarnya aEas perumahsakitan *ndonesia kepada aEas ancasila dan ndang-undang dasar 459;, sebagai falsafah bangsa dan negara Republik *ndonesia. 7ahwa dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan diperlukan upaya mempertahankan kemurnian nilai-nilai dasar perumahsakitan *ndonesia. )engan Rahmat /uhan @ang +aha (sa serta didorong oleh keinginan luhur demi tercapainya $ a.
+asyarakat *ndonesia yang adil dan makmur, merata material dan spiritual berdasarkan ancasila dan ) 459;.
b.
embangunan manusia dan masyarakat *ndonesia seutuhnya dan Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
12
c.
/ingkat kesehatan yang optimal bagi setiap insan *ndonesia sebagai hamba /uhan. +aka Rumah Sakit di *ndonesia yang tergabung dalam erhimpunan Rumah
Sakit Seluruh *ndonesia "(RS*#, bersama ini menyampaikan 1KO)( (/*K R+A SAK*/2 yang merupakan pedoman bagi setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya di Rumah Sakit. Rumah Sakit sebagai suatu rangkuman nilai-nilai dan norma-norma yang dapat dipakai sebagai pedoman operasional sangat dibutuhkan, mengingat rumah sakit dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran sudah menjadi suatu unit sosio-ekomoni yang majemuk. al tersebut lebih terasa lagi mengingat di dalam Rumah Sakit terdapat tenaga kerja dari aneka disiplin keilmuan yang mempunyai etika profesi masing-masing sehingga 1Semangat Kebersaman2 sangat dibutuhkan agar rumah sakit dapat berfungsi dengan baik. BAB II KE$AJIBAN UMUM RUMAH SAKIT P"s"! 1 Rumah Sakit harus mentaati Kode (tik Rumah Sakit *ndonesia. P"s"! 2 Rumah Sakit sebagai suatu institusi harus dapat mengawasi serta bertanggung jawab
terhadap semua kejadian di rumah sakit "&orporate Diability#. P"s"! 3 Rumah Sakit harus memberikan pelayanan yang baik "duty of care# Rumah Sakit
wajib memberikan pertolongan emergency tanpa mengharuskan pembayaran uang muka lebih dulu. P"s"! Rumah Sakit harus memelihara Rekam +edis dengan baik. P"s"! 4 Rumah Sakit harus memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam keadaan
siap pakai. P"s"! 5 Rumah Sakit harus merujuk ke Rumah Sakit lain, jika tidak tersediannya peralatan
atau tenaga yang dibutuhkan pasien. BAB III KE$AJIBAN RUMAH SAKIT TERHADAP PASIEN P"s"! 6 Rumah Sakit harus mengindahkan hak-hak asasi pasien. P"s"! 7 Rumah Sakit harus memberika penjelasan apa yang hendak dilakukan.
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
13
P"s"! 8 Rumah Sakit harus meminta persetujuan pasien "*nformed &onsent# sebelum
melakuka suatu tindakan medik. P"s"! 19 Rumah Sakit harus mengindahkan hak pribadi "ri
seluruh tenaga Rumah sakit. P"s"! 1 Rumah Sakit harus mengawasi agar segala sesuatu dilakukan berdasarkan standar
profesi yang berlaku. P"s"! 14 Rumah Sakit harus berlaku adil tanpa pilih kasih. BAB V KE$AJIBAN TENAGA KERJA P"s"! 15 +enjunjung tinggi menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. P"s"! 16 +elakukan profesinya menurut ukuran yang tinggi. P"s"! 17 )alam melakukan pekerjaan kedokterannya seorang dokter tidak boleh dipengaruhi
oleh pertimbangan keuntungan pribadi. P"s"! 18 /idaklah etik seorang dokter $ +elakukan perbuatan yang bersifat memuji diri
sendiri. P"s"! 29 +elaksanakan secara sendiri atau bersama-sama penerapan pengetahuan dan
ketrampilan kedokteran dalam segala bentuk tanpa kebebasan profesi. P"s"! 21 /iap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan mahluk insani
baik jasmani maupun rohani hanya dilakukan untuk kepentingan penderita. Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
14
P"s"! 22 7erhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau
pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya. P"s"! 23 Seorang dokter hendaknya memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan
kebenarannya. P"s"! 2 )alam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang paripurna, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya. P"s"! 24 Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup
insani. P"s"! 25 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan penderita. )alam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan maka ia wajib melakukan konsultasi kepada dokter yang lebih senior atau kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. P"s"! 26 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar senatiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan penasehat dalam beribadah dan atau dalam masalah lainnya. P"s"! 27 Setiap dokter yang bertugas di rawat darurat wajib melakukan pertolongan darurat
dengan mendahulukan keselamatan penderita daripada pertimbangan-pertimbangan lain. P"s"! 28 Setiap dokter hendaklah senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tetap setia kepada cita-citanya yang luhur. P"s"! 39 Setiap dokter wajib menyimpan semua rahasia kedokteran yang diketahuinya
termasuk data hasil pemeriksaan laboratorium data dalam rekam medik secara keseluruhan. P"s"! 31 )alam memeriksa pasien seorang wanita, disamping menerapkan tata sopan santun
secara umum, pemeriksaan di dalam kamar periksa sebaiknya dokter di dampingi seorang perawat wanita. Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
15
P"s"! 32 /erhadap jenasah, baik untuk kepentingan pendidikan mahasiswa kedokteran
maupun untuk kepentingan
BAB VI TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ETIK P"s"! 33 engaduan pelanggaran etik rumah sakit dapat berasal dari $ *ntern $ nit Kerja Cungsional, nit kerja struktural.
(ksternal
$ erorangan0 asien ini dapat langsung ke direktur atau lewat olisi,
Kejaksaan, D7 ataupun instansi lain. P"s"! 3 engaduan ini ditujukan langsung kepada )irektur Rumah Sakit. P"s"! 34 )irektur Rumah Sakit meneruskan masalah tersebut kepada anitia (tika Rumah
Sakit. P"s"! 35 (RS melakukuan penyelidikan terhadap masalah tersebut dengan mengumpulkan
informasi dengan penelitian rekam medis, menghubungi unit kerja ataupun merekamereka yang berhubungan dengan masalah. P"s"! 36 Apabila pelenggaran ini merupakan pelanggaran murni etik profesi maka (RS
dapat mengkonsultasikan kepada *katan rofesi yang bersangkutan. P"s"! 37 asil penyelidikan ini sebagai bahan untuk dibahas dalam sidang (RS. P"s"! 38 asil sidang memberikan pertimbangan kepada direktur dalam memecahkan
masalah.
BAB VII LAIN:LAIN
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
16
Rumah sakit harus selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan. Rumah Sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan. Rumah sakit harus memelihara hubungan yang baik antar rumah sakit dan menghindarkan persaingan yag tidak sehat. Rumah sakit harus menggalang kerja sama yang baik dengan instansi atau badan lain yang bergerak di bidang kesehatan. Rumah Sakit harus berusaha membantu untuk mengadakan penelitian demi perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Rumah Sakit dalam melakukan pemasaran harus bersifat informati
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
17
KODE ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA ;KODERSI<
MUKADIMAH 7ahwa lembaga perumahsakitan telah tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari sejarah peradaban manusia, yang bersumber pada kemurnian rasa kasih sayang, kesadaran sosial dan naluri tolong menolong di antara sesama, serta semangat keagamaan yang tinggi dalam kehidupan umat manusia. 7ahwa sejalan dengan perkembangan peradaban umat manusia, serta perkembangan tatanan sosiobudaya masyarakat, dan sejalan pula dengan kemajuan ilmu dan teknologi khususnya dalam bidang kedokteran dan kesehatan, rumah sakit telah berkembang menjadi suatu lembaga berupa suatu 1unit sosio ekonomi2 yang majemuk. 7ahwa perumahsakitan di *ndonesia, sesuai dengan perjalanan sejarahnya telah memiliki jatidiri yang khas, ialah dengan mengakarnya aEas perumahsakitan *ndonesia kepada aEas ancasila dan ndang-undang )asar 459;, sebagai falsafah bangsa dan negara Republik *ndonesia. 7ahwa dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan diperlukan upaya mempertahankan kemurnian nilai-nilai dasar perumahsakitan *ndonesia. )engan rahmat /uhan @ang +aha (sa, serta didorong oleh niat suci dan keinginan luhur, demi tercapainya$ 4. +asyarakat *ndonesia yang sehat, adil dan makmur, merata material spiritual berdasarkan ancasila dan ) 459;. 8. embangunan manusia dan masyarakat *ndonesia seutuhnya, khususnya dalam bidang kesehatan. Rumah sakit di *ndonesia yang tergabung dalam erhimpunan Rumah Sakit Seluruh *ndonesia "(RS*#, mempersembahkan Kode (tik Rumah Sakit *ndonesia "KO)(RS*#, yang memuat rangkuman nilai-nilai dan norma-norma perumahsakitan guna dijadikan pedoman bagi semua pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan perumahsakitan di *ndonesia.
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
18
BAB I KE$AJIBAN UMUM RUMAH SAKIT P"s"! 1
Rumah sakit harus menaati Kode (tik Rumah Sakit *ndonesia "KO)(RS*# dan rumah sakit wajib menyusun kode etik sendiri dengan mengacu pada KO)(RS* dan tidak bertentangan dengan prinsip moral dan peraturan perundangan.
P"s"! 2
Rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna sesuai kebutuhan klinis pasien dan ke mampuan rumah sakit.
P"s"! 3
Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang aman, mengutamakan kepentingan pasien dan keluarga, bermutu, non diskriminasi, efektif, dan efisien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
P"s"!
Rumah sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumah-sakitan.
P"s"! 4
Rumah sakit harus dapat mengawasi serta bertanggungjawab terhadap semua kejadian di rumah sakit. )alam penyelenggaraan rumah sakit dilakukan audit berupa audit kinerja dan audit klinis.
P"s"! 5
Rumah sakit berkewajiban menetapkan kerangka kerja untuk manajemen yang menjamin asuhan pasien yang baik diberikan sesuai norma etik, moral, bisnis, dan hukum yang berlaku.
P"s"! 6
Rumah sakit harus memelihara semua catatan0arsip, baik medik maupun non medik secara baik. encatatan, penyimpanan, dan pelaporan "termasuk insiden keselamatan pasien# tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dilaksanakan dalam bentuk Sistem *nformasi +anajemen Rumah Sakit.
P"s"! 7
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
19
Rumah sakit dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan Kode (tik Rumah Sakit *ndonesia.
BAB II KE$AJIBAN RUMAH SAKIT TERHADAP MASYARAKAT P"s"! 8
Rumah sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan serta tidak mendahulukan urusan biaya'rumah sakit harus melaksanakan fungsi sosial dengan menyediakan fasilitas pelayanan kepada pasien tidak mampu0miskin, pasien gawat darurat, dan korban bencana.
P"s"! 19
Rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan yang menghargai martabat dan kehormatan pasien' karyawan rumah sakit menunjukkan sikap dan perilaku yang sopan dan santun, sesuai dengan norma sopan santun dan adat istiadat yang berlaku setempat. P"s"! 11
Rumah sakit harus senantiasa menyesuaikan kebijakan pelayanannya pada harapan dan kebutuhan masyarakat setempat.
P"s"! 12
Rumah Sakit harus memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat.
P"s"! 13
Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik, serta berusaha menanggapi keluhan pasien dan masyarakat.
P"s"! 1
Rumah sakit dalam menjalankan operasionalnya bertanggungjawab terhadap lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang merugikan masyarakat.
BAB III Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
20
KE$AJIBAN RUMAH SAKIT TERHADAP PASIEN P"s"! 14
Rumah sakit berkewajiban menghormati dan mengindahkan hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan.
P"s"! 15
Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
P"s"! 16
Rumah sakit harus memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarganya tentang apa yang diderita pasien, tindakan apa yang dilakukan, dan siapa yang melakukannya.
P"s"! 17
Rumah sakit harus meminta persetujuan atau penolakan pasien sebelum melakukan tindakan medik. ersetujuan pasien diberikan setelah pasien mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
P"s"! 18
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan.
P"s"! 29
Rumah sakit harus menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang hak, kewajiban, dan tanggungjawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan, serta akibat lanjut dari penolakan ini. Rumah sakit berkewajiban membantu dengan memberikan alternatif bagi pasien dan keluarganya.
P"s"! 21
Rumah Sakit berkewajiban merujuk dan memberikan penjelasan kepada pasien yang memerlukan pelayanan di luar kemampuan pelayanan rumah sakit.
P"s"! 22
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
21
Rumah Sakit harus mengupayakan pasien mendapatkan kebutuhan pri
P"s"! 23
Rumah sakit berkewajiban memperhatikan kebutuhan khusus pasien dan mengurangi kendala fisik, bahasa dan budaya, serta penghalang lainnya dalam memberikan pelayanan.
P"s"! 2
Rumah Sakit berkewajiban melindungi pasien yang termasuk kelompok rentan seperti anak-anak, indi
P"s"! 24
Rumah sakit berkewajiban menggunakan teknologi kedokteran dengan penuh tanggung jawab.
BAB IV KE$AJIBAN RUMAH SAKIT TERHADAP PIMPINAN, STA#, DAN KARYA$AN P"s"! 25
Rumah sakit harus menjamin agar pimpinan, staf, dan karyawannya memperoleh jaminan sosial nasional.
P"s"! 26
Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit, tata kelola klinis, dan tata kelola pasien yang baik.
P"s"! 27
Rumah sakit harus menetapkan ketentuan pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lain bagi seluruh tenaga kesehatan.
P"s"! 28
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
22
Rumah sakit harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik antara seluruh tenaga di rumah sakit dapat terpelihara.
P"s"! 39
Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Sumber )aya +anusia serta memberi kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit untuk meningkatkan diri, menambah ilmu pengetahuan, dan keterampilannya. P"s"! 31
Rumah
sakit harus
mengawasi agar penyelenggaraan
pelayanan
dilakukan
berdasarkan standar profesi yang berlaku. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien, dan mengutamakan keselamatan pasien.
P"s"! 32
Rumah sakit berkewajiban memberi kesejahteraan kepada karyawan dan menjaga keselamatan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB V HUBUNGAN RUMAH SAKIT DENGAN LEMBAGA TERKAIT P"s"! 33
Rumah sakit harus memelihara hubungan baik antar rumah sakit dan menghindarkan persaingan yang tidak sehat.
P"s"! 3
Rumah sakit harus menggalang kerjasama yang baik dengan instansi atau badan lain yang bergerak di bidang kesehatan dan kemanusiaan.
P"s"! 34
Rumah sakit harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan kedokteran dan kesehatan.
P"s"! 35
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
23
Rumah sakit berkewajiban menyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan kepentingan lokal dan nasional.
KODE ETIK PERILAKU TENAGA KESEHATAN Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
24
erilaku yang pantas adalah perilaku yang mendukung kepentingan pasien, membantu pelaksanaan asuhan pasien, dan ikut serta berperan mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan perumahsakitan. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus mengikuti kode etik perilaku yang tercantum dalam peraturan internal staf rumah sakit. Kode etik perilaku merupakan seperangkat peraturan yang dijadikan pedoman perilaku di rumah sakit. Kode etik perilaku bertujuan membantu menciptakan dan mempertahankan integritas, membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, nyaman, dan dimana setiap orang dihargai dan dihormati martabatnya setara sebagai anggota tim asuhan pasien. J'is P-i!"+)= 1. P-i!"+) "' &"'t"s
/enaga kesehatan tidak dapat dikenakan sanksi jika berperilaku pantas, sebagaimana contoh-contoh di bawah ini. a. enyampaian pendapat peribadi atau profesional pada saat diskusi, seminar, atau pada situasi lain$ i.
enyampaian pendapat untuk kepentingan pasien kepada pihak lain "dokter, perawat, atau direksi rumah sakit# dengan cara yang pantas dan sopan
ii. iii.
andangan profesional enyampaian pendapat pada saat diskusi kasus.
b. enyampaian ketidaksetujuan atau ketidakpuasan atas kebijakan melalui tata cara yang berlaku di rumah sakit tersebut. c. +enyampaikan kritik konstruktif atau kesalahan pihak lain dengan cara yang tepat, tidak bertujuan untuk menjatuhkan atau menyalahkan pihak tersebut. d. +enggunakan pendekatan kooperatif untuk menyelesaikan masalah. e. +enggunakan bahasa yang jelas, tegas, dan langsung sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi pasien, misalnya penanganan pasien gawat darurat. 2. P-i!"+) "' ti("+ &"'t"s,
/enaga kesehatan dapat dikenakan sanksi jika berperilaku tidak pantas, sebagaimana contoh-contoh di bawah ini$ a. +erendahkan atau mengeluarkan perkataan tidak pantas kepada pasien, dan atau keluarganya. b. )engan sengaja menyampaikan rahasia, aib, atau keburukan orang lain. c. +enggunakan bahasa yang mengancam, menyerang, merendahkan, atau menghina. Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
25
d. +embuat komentar yang tidak pantas tentang tenaga medis di depan pasien atau di dalam rekam medis. e. /idak peduli, tidak tanggap terhadap permintaan pasien atau tenaga kesehatan lain. f. /idak mampu bekerjasama dengan anggota tim asuhan pasien atau pihak lain tanpa alasan yang jelas. g. erilaku yang dapat diartikan sebagai menghina, mengancam, melecehkan, atau tidak bersahabat kepada pasien dan atau keluarganya. h. +elakukan pelecehan seksual baik melalui perkataan ataupun perbuatan kepada pasien atau keluarga pasien.
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
26
MUKADIMAH KO)(
(/*K
K()OK/(RA3
*3)O3(S*A +KA)*+A
Sejak
permulaan sejarah peradaban umat manusia, sudah dikenal hubungan kepercayaan "duciary relationship# antara dua insan yaitu sang pengobat dan penderita yang melahirkan konsep profesi. +anusia penderita atau pasien yang sangat memerlukan pertolongan sik, mental, sosial dan spiritual mempercayakan bulat-bulat dirinya, khususnya
kelangsungan
kehidupan,
penderitaan,
ketergantungan
dan
kerahasiaannya kepada sang pengobat. Kepercayaan bulat yang teramat besar inisebagai inti jaminan proses hubungan pengobat-pasien tersebut memunculkan tanggung jawab sang pengobat sebagai profesi. ni
karena dimensi
tanggung jawabnya di bidang kemanusiaan
yang
membuahkan ahlak peradaban budaya sejagat. 7udaya ini diyakini akan abadi sepanjang sejarah manusia sebagai mahluk sosial karena moralitas luhur kedokteran sebagai sisi deontologik dan tipe ideal manusia penolong kemanusiaan senantiasa meneguhkan semata-mata kewajiban atau tanggung jawab dan tidak segera atau bahkan selamanya tidak akan mengedepankan hak-hak profesi ketika melaksanakan pengabdian profesinya. *mhotep dari +esir, ippocrates dari @unani, %alenus dari Roma, sebagai perintis peletak dasar moralitas dan tradisi luhur kedokteran sebagai suatu janji publik sepihak yang dibuat oleh kaum pengobat0dokter akan mengusung model keteladanan tokoh panutan yang seragam dan diakui dunia. Selain itu, suara batin atau
nurani
dokter
sebagai
manusia
bio-psiko-sosio-kultural-spiritual,
akan
melambangkan ajaran keteladanan dan kebaikan sosial budaya dan agama masingmasing. Kumpulan janji publikpenuh keteladanan dan kesejawatan tersebut kemudian dirumuskan oleh organisasi profesidari negara tempat berpijak pengabdian profesi menjadi normaetika dan disiplin. erumusan normaetika berdasarkan ajaran lsafat tentang uni
27
dokter dalam bersikap, bertindak dan berperilaku profesional sehingga mudah dipahami, diikuti dan dijadikan tolok ukur tanggung jawab pelayanan profesi yangseringkali mendahului kebebasan profesi itusendiri. 3orma profesi,selain pelayanan kesehatan termasuk juga dalam lapangan pendidikan dan penelitian dan kegiatan sosial atau kesejawatan lainnya. keseminatan kedokteran atau kelompok kesejawatan lainnya, nilai-nilai etika profesi akan senantiasa mewarnai ciri dan cara pelayanan pasien,klien atau masyarakat setempat ataupun manusia sejagat, dengan dimensi meningkatkan hubungan dokter-pasien juga dalam format hubungan saling kerjasama. 3ilai etika yang berdimensi 1apa yang seyogyanyaH, apalagi jenis yang melambangkan keluhuran profesi, senantiasa akan menjadi pencerah dan pembingkai 1apa yang senyatanya2 dari dimensi teleologik penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. )engan demikian dalam setiap penyempurnaan norma etika secara tertulis, baik idealisme teoritis maupun penerapannya akan mempertimbangkan kaidah-kaidah dasar moral ataupun prinsip0kaidah dasar bioetika, antara lain seperti berbuat baik "benecence#, tidak merugikan "non malecence#, menghargai otonomi pasien "autonomy#, dan berlaku adil " justice#. Khusus di *ndonesia, perumusan norma dan penerapan nyata etika kedokteran kepada perseorangan pasien0klien atau kepada komunitas0 masyarakat di segala bentuk fasilitas pelayanan kesehatan0kedokteran juga didasarkan atas aEasaEas ideologi bangsa dan negara yakni ancasila, ndang-ndang )asar 459;. +enyadari bahwa pada akhirnya semua pedoman etik dimanapun diharapkan akan menjadi penuntun perilaku sehari-hari setiap dokter sebagai pembawa nilai-nilai luhur profesi, pengamalan etika kedokteran yang dilandaskan pada moralitas kemanusiaan
akan
menjadi
tempat
kebenaran
1serbabaik2
dari
manusia
penyandangnya. ara dokter *ndonesia selayaknya menjadi model panutan 8 bagi masyarakatnya. )okter *ndonesia seyogyanya memiliki keseluruhan kualitas dasariah manusia baik dan bijaksana, yaitu sifat Ketuhanan, kemurnian niat, keluhuran budi, kerendahan hati, kesungguhan dan ketuntasan kerja, integritas ilmiah dan sosial, serta kesejawatan dan cinta *ndonesia. )ari pancaran kualitas dasariah tersebut pengamalan nilai-nilai etik oleh siapapun dokternya, akan menjadi cahaya penerang peradaban budaya profesi di tanah air tercinta *ndonesia, pada situasi dan kondisi apapun, dimanapun berada dan sampai kapan pun nanti. Atas berkat rahmat /uhan @ang +aha (sa,dengan maksud untuklebih nyata menjamin dan mewujudkan kesungguhan dan keluhuran ilmu kedokteran sebagai mana dimaksud di atas, kami para dokter *ndonesia yang tergabung dalam *katan )okter *ndonesia, membakukan dan membukukan nilai-nilai tanggungjawab Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
28
profesional profesi kedokteran dalam suatu Kode (tik Kedokteran *ndonesia "KO)(K*#, yang diuraikan dalam pasal-pasal berikut $
KE$AJIBAN UMUM P"s"! 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.
P"s"! 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen,danmempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
P"s"! 3
)alam
melakukan
pekerjaan
kedokterannya,
seorang
dokter
tidak
boleh
dipengaruhioleh sesuatu yangmengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
P"s"!
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
P"s"! 4
/iap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun sik, wajib memperoleh persetujuan pasien0 keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
P"s"! 5
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiappenemuan teknik atau pengobatan baru yangbelum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
P"s"! 6
Seorangdokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
P"s"! 7
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
29
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,disertai rasa kasih sayang "compassion# dan penghormatan atas martabat manusia.
P"s"! 8
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,
dan
berupaya
untuk
mengingatkan
sejawatnya
pada
saat
menanganipasien dia ketahuimemiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
P"s"! 19
Seorangdokter wajibmenghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajibmenjaga kepercayaan pasien.
P"s"! 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.
P"s"! 12
)alam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspekpelayanan kesehatan "promotif, pre
P"s"! 13
Setiapdokterdalambekerjasamadengan
para
pejabat
lintas sektoral di bidang
kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.
KE$AJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN P"s"! 1
Seorangdokter wajibbersikaptulus ikhlasdanmempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan
Panduan Komite Etik % &isiplin Pro$esi RSI' II Sura(a!a
30