pengertian prostat BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasian (sel-selnya bertambah banyak. Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum dipakai. Hiperplasia adalah penambahan ukuran suatu jaringan yang disebabkan oleh penambahan jumlah sel pembentuknya. Hiperplasia prostat adalah pembesanan prostat yang jinak bervariasi berupa hiperplasia kelenjar atau hiperplasia fibromuskular. Namun orang sering menyebutnya dengan hipertropi prostat namun secara histologi yang dominan adalah hiperplasia ANATOMI prostate Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang melingkar Bledder neck dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang dewasa kira-kira 20 gram dengan ukuran rata-rata:- Panjang 3.4 cm- Lebar 4.4 cm- Tebal 2.6 cm. Secara embriologis terdiro dari 5 lobur:- Lobus medius 1 buah- Lobus anterior 1 buah- Lobus posterior 1 buah- Lobus lateral 2 buahSelama perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi saru disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadang-kadang tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat. Pada potongan melintang uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri dari: -Kapsul anatomis
-Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskulerJaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian: o Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya o Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut juga sebagai adenomatus zone o Di sekitar uretra disebut periuretral gland Saluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari vesika seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang bermuara ke dalam uretra. Pada laki-laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur, sedangkan pada oran dewasa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba.Sedangkan pada penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik. Pertambahan unsur kelenjar menghasilkan warna kuning kemerahan, konsisitensi lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat yang terdesak berwarna putih ke abu-abuan dan padat. Apabila tonjolan itu ditekan keluar cairan seperti susu.Apabila jaringan fibromuskuler yang bertambah tonjolan berwarna abu-abu, padat dan tidak mengeluarkan cairan sehingga batas tidak jelas. Tonjolan ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah. Terkadang juga penonjolan ini dapat menutupi lumen uretra, tetapi fibrosis jaringan kelenjar yang berangsur-angsur mendesak prostat dan kontraksi dari vesika yang dapat mengakibatkan peradangan. ETIOLOGI BPH adalah tumor jinak pada pria yang paling sering ditemukan. Pria berumur lebih dari 50 tahun, kemungkinannya memiliki BPH adalah 50%. Ketika berusia 80–85 tahun, kemungkinan itu meningkat menjadi 90%. Beberapa teori telah dikemukakan berdasarkan faktor histologi, hormon, dan faktor perubahan usia, di antaranya4: Teori DHT (dihidrotestosteron). Testosteron dengan bantuan enzim 5-a reduktase dikonversi menjadi DHT yang merangsang pertumbuhan kelenjar prostat. Teori Reawakening. Teori ini berdasarkan kemampuan stroma untuk merangsang pertumbuhan epitel.
Teori stem cell hypotesis. Stem sel akan berkembang menjadi sel aplifying. Sel aplifying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung secara mutlak pada androgen, sehingga dengan adanya androgen sel ini akan berproliferasi dan menghasilkan pertumbuhan prostat yang normal. Teori growth factors. Faktor pertumbuhan ini dibuat oleh sel-sel stroma di bawah pengaruh androgen. Adanya ekspresi berlebihan dari epidermis growth factor (EGF) dan atau fibroblast growth factor (FGF) dan atau adanya penurunan ekspresi transforming growth factor-b (TGF-b), akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan prostat dan menghasilkan pembesaran prostat. Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Prostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula dianggap undangan(counter part). Oleh karena itu yang dianggap etiologi adalah karena tidak adanya keseimbangan endokrin. Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 etiologi dari BPH adalah: o Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan keseimbangan testosteron dan estrogen. o Ketidakseimbangan endokrin. o Faktor umur / usia lanjut. o Unknown / tidak diketahui secara pasti. Tanda dan gejala BPH (intan) Gejala BPH dikenal sebagai lower Urinary Tract Symptoms (LUTS). Dibedakan menjadi : •
Gejala Iritatif : o sering miksi (frekuensi sering) o terbangun untuk BAK pada malam hari (Nokruria) o perasaan ingin BAK yang mendesak (urgensi) o nyeri pada saat miksi (disuria)
•
gejala obstruktif :
o pancaran melemah o rasa tidak puas setelah BAK o kalau mau miksi menunggu lama (Hesitancy) o harus mengedan (straining) o kencing terputus-putus ( intermittency) o miksi memenjang, akhirnya menjadi retensi urin dan inkontinen karena nerflow bila terjadi hidronefrosis atau pionefrosis, ginjal teraba dan ada nyeri pada CVA (costo vertebra anguilaris) pada pemeriksaan dubur harus diperhatikan konsistensi prostat, pada BPH konsistensinya kenyal
Patofisiologi BPH (intan) usia hormon
Interaksi stroma – epitel
DHT
Teori stem cell
hiperplasia prostat Penyempitan lumen uretra posterior
Tekanan intravesikal ↑ Resistensi pada leher buli-buli otot detrusor menebal Fase kompensasi Detrusor melemah
Dekompensasi detrusor Tidak mampu berkontraksi Retensi urin Hidronefrosis Disfungsi sel kemih bag. Atas G3 ekskresi urin
DERAJAT BPH (iskal) Secara klinik derajat berat BPH dibagi menjadi 4 gradasi, yaitu : Derajat 1 : Apabila ditemukan keluhan protatismus, pada DRE (colok dubur) ditemukan penonjolan prostat dan sisa urin kurang dari 50 ml. Penonjolan 0-1 cm ke dalam rektum prostat menonjol pada bladder inlet. Pada derajat ini belum memerlukan tindakan operatif, dapat diberikan pengobatan secara konservatif , misal alfa bloker, prazozin, terazozin 1-5 mg per hari. Derajat 2 : Ditemukan tanda dan gejala seperti pada derajat 1, prostat lebih menonjol penonjolan 1-2 cm ke dalam rektum, prostat menonjol diantara bladder inlet dengan muara ureter. Batas atas masih teraba dan sisa urin lebih dari 50 ml tetapi kurang dari 100 ml. Pada derajat ini sudah ada indikasi untuk intervensi operatif. Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi dan sisa urine lebih dari 100 ml. penonjolan 2-3 cm ke dalam rektum. Prostat menonjol sampai muara ureter. TURP masih dapat dilakukan akan tetapi bila diperkirakan reseksi tidak selesai dalam satu jam maka sebaiknya dilakukan operasi terbuka. Derajat 4 : Apabila sudah terjadi retensi total. Penonjolan > 3 cm ke dalam rektum prostat menonjol melewati muara ureter. Pada usia berapa seseorang dapat terserang BPH ?? (iskal) Kanker prostat paling sering berkembang pada pria yang berumur lebih dari 50 tahun. Untuk angka kejadian di Indonesia jarang terjadi pada pria di bawah usia 40
tahun dan insidensnya terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada usia 80-an. Kanker prostat sedikit terjadi pada pria berumur kurang dari 45 tahun, tetapi bisa bertambah kemungkinannya dengan penambahan umur. Umur rata-rata waktu didiagnosis adalah 70 tahun. Apa BPH bisa menurun ?? (iskal) Pria yang mempunyai kakak atau ayah dengan kanker prostat mempunyai kemungkinan dua kali lipat menderita kanker prostat. Penelitian dari Scandinavia menyatakan bahwa 40% risiko kanker prostat dapat dijelaskan dengan faktor bawaan. Kenapa luka pada bekas operasi berbau dan basah? (intan) Luka basah disebabkan kerena kencing pada pasien dengan BPH tidak tuntas, selalu masing ada sisa, sehingga luka menjadi basah. Berbau dimungkinkan karena adanya infeksi, ditandai dengan adanya nyeri. Pencegahan (ratna) Pencegahan BPH dapat dilakukan dengan cara: 1. Menjalankan pola hidup sehat (pola makan sehat 4 sehat 5 sempurna, rajin olah raga tidak merokok dan tidak begadang). 2. Banyak minum air minimal 8 gelas/hari. 3. Tidak membiasakan menahan kencing. 4. Sering makan kubis-kubisan, kacang-kacangan, alpukat, tomat untuk mengurangi resiko radang pada prostat. 5. Memeriksakan prostat secara berkala ke dokter/pusat kesehatan Pendidikan Kesehatan yang dapat digunakan BPH Post Op (ratna) 1. Mencegah nyeri dengan tidak mengejan secara berlebihan ketika defekasi. 2. Tirah baring 3. Tidak hiperseksual 4. Memberikan latihan mobilisasi dini pada pasien.
Diagnosa Post Op (ratna) 1. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah, pemasangan kateter dan spasme kandung kemih. Tujuan: Tidak terdapat nyeri. Intervensi keperawatan 1. Evaluasi
sifat
Rasional
Hasil yang Diharapkan
1. Menentukan
sifat,
nyeri pasien dan
penyebab
dan
letak
intensitas
nyeri
intensitasnya
membantu
untuk
dengan
serta
-
Melaporkan peredaan nyeri.
-
Melaporkan kualitas
atau
memilih modalitas
intensitas
dan
menggunakan
peredaran
mencapai peredaan.
skala nyeri.
sesuai
yang dan
memberikan
dasar
untuk perbandinagn kemudian. 2. Terbentur tidur 2. Hindari
aktivitas
tempat
adalah
contoh
satu
tindakan
yang mencetuskan
yang
dapat
atau memperburuk
memperkuat
nyeri
nyeri.
pasien. 3. Hal
ini
akan
memberikan 3. Pastikan tempat
bahwa tidur
sanggaan tambahan dan
lebih
pasien mempunyai
memberikan
papan tempat tidur
kenyamanan.
dan
Melindungi pasien
kasur
yang
kencang. Lindungi
dari cedera artinya
pasien dari jatuh
melindungi pasien
dan cidera.
dari
nyeri
tambahan. 4. Lebih 4. Berikan sanggaan pada
ekstermitas
yang sakit.
banyak
sanggaandibarengi dengan mengurangi gerakan
pada
bagian yang sakit akan
membantu
mengontrol nyeri. 5. Analgesic 5. Berikan analgesic dengan
jadwal
mengubah persepsi nyeri dan member
yang teratur sesuai
rasa
nyaman.
yang diresepkan.
Analgesic
yang
dijadwalkan dengan teratur
berperan
lebih
konsisten
dalam
meredakan
nyeri.
2. Gangguan mobilitas fisik dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembedahan. Tujuan: Memperbaiki mobilitas fisik. Intervensi Keperawatan 1. Kaji
terhadap
Rasional 1. Informasi
Hasil yang Diharapkan ini
-
Mencapai mobilitas
faktor-faktor yang
memberikan
fisik
menyebabkan
petunjuk
baik.
terbatasnya
penyebab;
gerakan
mungkin,
bahwa tujuan jangka
(misalnya: nyeri).
penyebab tersebut
pendek
dapat diatasi
mendorong
pasien
karena
tujuan
2. Redakan
nyeri
tentang jika
2. Analgesic
-
yang
lebih
Menunjukkan lebih
dengan
memungkinkan
tersebut lebih cepat
memberikan
pasien
dicapai.
medikasi
yang
diresepkan.
untuk
meningkatkan aktivitasnya lebih nyaman. 3. Dukungan
3. Dorong
memberikan
penggunaan bantu
dapat
alat
keamanan
yang
tongkat
diperlukan
untuk
menjadi
lebih
untuk berjalan.
mobile. 4. Bantuan 4. Libatkan
dari
orang
pasangan
atau
dalam
orang
yang
membantu pasien
dekat
saat
latihan
pasien mendorong
rentang
gerak,
pasien
mengubah
posisi
mengulangi
terdekat
dan berjalan.
lain
dengan
aktivitas
untuk dan
mencapai tujuan. 5. Dorongan 5. Puji pasien saat ia
menstimulasi
berhasil
penampilan
menyelesaikan
lebih baik.
yang
hal-hal yang kecil. 3. Disfungsi seksual berhubungan dengan pembedahan Tujuan: Mampu untuk melanjutkan/menikmati fungsi seksual yang dimodifikasi. Intervensi Keperawatan 1. Tetapkan
Rasional
Hasil yang Diharapkan
kondisi- 1. Biasanya
-
Menguraikan
kondisi medis pasien
menurunkan
yang
mempengaruhi
libido
fungsi
seksual
kemudian
dalam
impotensi
seksual.
dari
riwayat keperawatan. 2. Informasikan
pada
pasien tentang efek dari bedah
alasan-alasan dan
mungkin
akan
dialami.
-
fungsi
Mendiskusikan dengan
prostat,
orkhiektomi
adanya perubahan
tenaga
perawatan
(bila 2. Modalitas
kesehatan
yang
memungkinkan),
pengobatan dapat
sesuai
kemoterapi,
mengubah fungsi
pendekatan
seksual
alternatif
dan
terapi
iradiasi, hormonal
pada fungsi seksual. 3. Libatkan
metode
dievaluasi
seksual.
sesuai
dengan
dengan
dalam
efeknya
pada
mengembangkan menemukan
masing-masing
pasangan
pasien pemahaman
tetapi
pasien tertentu. dan 3. Sering
alternatif
antara
ikatan pasangan
hubungan yang akrab
diperkuat dengan
serta memuaskan satu
apresiasi
sama lain.
baru dukungan
yang dan yang
tadinya tidak ada sebelum penyakit
mengenai dan ekspresi
yang
saat
ini
dialami. 4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik skunder terhadap pembedahan. Tujuan: Aktivitas kebutuhan sehari-hari (AKS) dapat terpenuhi. Intervensi Keperawatan 1. Tentukan
tingkat
bantuan
yang
diperlukan.
Rasional
Hasil yang Diharapkan
1. Mendorong
-
kemandirian.
Berikan
-
melakukan
bahwa
pasien
terpenuhi.
sebanyak
mungkin
untuk
2. Tidak membebani pasien
dirinya. 2. Berikan waktu yang cukup
bagi
pasien
untuk
melaksanakan
dengan
aktivitas
yang
menyebabkab frustasi. 3. Mendorong
aktivitas.
kemandirian. Pujian 3. Intstruksikan
pasien
memotivasi untuk
adaptasi
untuk
terus belajar.
melakukan
AKS.
Dimulai dari kegiatan yang
mudah
dan
berlanjut
sampai
kegiatan
yang sulit.
Pasien mengungkapkan
keperluan.
Membiarkan
tampak
nyaman.
bantuan AKS sesuai dengan
Pasien
AKS
Berikan pujian untuk keberhasilan tersebut.
4. Memberikan rasa nyaman.
4. Memberikan perhatian kepada pasien.
Hubungan hasil laboratorium ( leukosit, hemoglobin, albumin ) dengan pasien BPH? ( Lestari ) Jawab : •
Pemeriksaan Laboratorium dilakukan pada pasien BPH untuk mengetahui
adanya
infeksi pada pasien BPH, misalnya pemeriksaan leukosit, leukosit
berfungsi untuk
memakan kuman, berarti kalau jumlah leukosit meningkat
menunjukkan telah
terjadi infeksi.
( http: // www.dhammacitta.org / forum / index. Php ) •
Pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam
darah pada pasien post op BPH, bila kadar hemoglobin rendah maka mengalami pendarahan dan dapat mengakibatkan anemia, sehingga pada hemoglobin rendah dapat dilakukan transfusi darah. ( http : // www.blogdokter.net / 2008 / 06 / 13 / hemoglobin / ) •
Pemeriksaan albumin untuk mengetahui kadar protein yang ada di dalam
plasma darah. Pada pasien post op BPH, albumin berfungsi untuk mempercepat penyembuhan jaringan tubuh. ( http : // www.kompas.com / kompas-cetak / 0301 / 04 / Jatim / 70587 /htm. )
12. Apakah BPH menular ? jika iya jelaskan penyebarannya ? ( lestari ) Jawab :
BPH tidak menular, setiap laki-laki sudah memiliki kelenjar prostate sejak lahir dan pembesaran prostate itu mungkin akibat perubahan kadar hormone yang terjadi karena proses penuaan. ( http : // www.medicastore.com / penyakit / 557 / pembesaran- prostate-jinakBPH-Benign-Prostatic-Hyperplasia-html. )
18. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada pasien BPH? ( lestari ) Jawab : 1. Pemeriksaan Laboratorium •
Analisa urine dan pemeriksaan mikroskopik urine penting untuk
melihat adanya sel leukosit, bakteri dan infeksi. ( Buku Kapita Kedokteran, 2000 ) •
Pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi ginjal dan untuk penyaringan kanker prostate ( mengukur kadar antigen spesifik prostate atau PSA ). Pada penderita BPH, kadar PSA meningkat sekitar 30-50%. Jika terjadi peningkatan kadar PSA, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah penderita juga menderita kanker prostate. ( http : // www.medicastore.com / penyakit / 557 / pembesaran-prostatjinak-BPH-Benign-Prostatic-Hyperplasia-html. )
2. Pemeriksaan Radiologis •
Pemeriksaan USG untuk menentukan diagnosa dengan tepat, untuk
memperkirakan besarnya prostate, mencari kelainan patologi lain, baik yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan BPH.
( Buku Kapita Selekta Kedokteran, 2000 ) •
Pemeriksaan Rontgen IVP untuk mengetahui adanya penyumbatan
aliran air kemih. •
Pemeriksaan dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra
untuk mengetahui penyebab lainnya dari penyumbatan aliran air kemih. ( http : // www.medicastore.com / penyakit/ 557/ pembesaran-prostatjinak-BPH-Benign-Prostatic-Hyperplasia-html ) 3. Pemeriksaan colok anus dengan menggunakan jari yang sudah menggunakan sarung tangan & cairan pelumas untuk menentukan besarnya prostate, benjolan keras ( menunjukkan kanker ) dan nyeri tekan ( menunjukkan adanya infeksi ) ( http : // konsulsehat.web.id / ? cat =11 )