BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipertropi Hipertropi adalah pembesaran pembesaran atau pertumbuhan pertumbuhan berlebih (over growth) growth) suatu organ atau bagian badan karena pembesaran dari sel-sel yang membentuknya misalnya, hipertropi otot bisep dan jantung karena peningkatan beban kerjanya. Hipertropi juga terjadi terjadi pada pada uterus uterus dalam dalam kehami kehamilan lan.. sement sementara ara hipert hipertrop ropii prostat prostat diseba disebabka bkan n oleh oleh pertambahan jumlah sel bukan karena peningkatan besar sel (Bustan, 2002, hal 184. !embesaran !embesaran prostat jinak merupakan merupakan suatu penyakit yang dialami oleh kaum pria. !ada banyak pasien dengan usia di atas "0 tahun, kelenjar prostatnya mengalami pembesaran memanja memanjang ng ke atas atas ke dalam dalam kandun kandung g kemih kemih dan menyu menyumba mbatt aliran aliran urine urine dengan dengan menutup ori#isium uretra. $ondisi ini dikenal sebagai prostat prostat jinak (%melt&er, 2001, hal 1'2". !enyebab pembesaran kelenjar prostat belum diketahui seara pasti, tetapi ada yang mempengaruhi terjadinya pembesaran prostat yaitu #aktor resiko umur dan hormon androgen. !erubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia )0-40 tahun. Bila perubahan mikroskopik ini berkembang, maka akan terjadi perubahan patologik anatomi pada pria yang usia "0 tahun angka kejadiannya sekitar "0*, dan usia +0 tahun adalah 100 (Basuki, 200), hal 0 . alaupun H! menjadi keluhan dan didiagnosa pada usia usia diat diatas as "0 tahu tahun, n, sear searaa mikr mikros osko kopi pik k suda sudah h mula mulaii pada pada usia usia 2"-) 2"-)0 0 tahu tahun n dan dan perubahan patologik akan menjadi lebih jelas setelah umur 40 tahun. /iketahui baha sering munulnya keluhan nyeri, pengeluaran urine tidak lanar dan pembesaran prostat menunjukkan tanda gejala B!H yang sering dikeluhkan oleh pasien. asalah yang harus dikhaatirkan pada pasien B!H yaitu komplikasi dari penyakit tersebut. ters ebut. angguan-gangguan sistem s istem lain seperti s eperti saluran kemih yang terin#eksi karena kuman patogen berkembang dalam kandung kandung kemih disebabkan kembalinya kembalinya urine dari kandung kemih ke ginjal, hal tersebut terjadi karena pembengkakan prostat atau B!H. B!H. $eti $etida dakm kmam ampu puan an mela melaku kukan kan pen peneg egah ahan an terja terjadi diny nyaa
pemb pembes esara aran n
pros prostat tat,,
ketidakmampuan mengenal tanda gejala B!H mengakibatkan keparahan yang mungkin terjadi. 1
1.2. Tujuan a. Tujuan Umum
3ujuan umum yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah a b
engkaji pasien dengan kasus Benigna !rostat Hiperplasia seara teliti. erumuskan diagnosa keperaatan pada pada dengan masalah penyakit
Benigna !rostat Hiperplasia seara tepat. enyusun inter5ensi untuk melaksanakan tindakan keperaatan pada pasien dengan penyakit elaksanakan implementasi sesuai dengan
d
inter5ensi keperaatan pada pasien Benigna !rostat Hiperplasia. elakukan e5aluasi pada sesuai asuhan keperaatan dengan pasien
e
Benigna !rostat Hiperplasia. endokumentasikan asuhan keperaatan pada pasien dengan Benigna
!rostat Hiperplasia. b. Tujuan Khusus 6ntuk mengetahui dan mengaplikasikan konsep asuhan keperaatan kepada pasien Benign !rostate Hiperplasia di 7umah %akit 7. $artini 1.3 an!aat a. Untuk Pengembangan Ilmu Ke"era#atan b. Untuk Lahan Prakt$k
BAB II LAP%&AN PENDAHULUAN
2.1. K'nse" Pen(ak$t 2.1.1 De!$n$s$
2
Hiperplasia prostat
atau B!H (Benign !rostate Hiperplasia adalah pembesaran
progresi# dari kelenjar prostat, bersi#at jinak disebabkan oleh hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat yang mengakibatkan penyumbatan uretra pars prostatika (ri#, utta9in, 20112". Hiperplasia prostatis benigna (Benign !rostati Hyperplasia-B!H adalah pembesaran prostat yang mengenai uretra, menyebabkan gejala urinaria (:ursalam, 20081)" Benign !rostate Hiperplasia adalah pembesaran kelenjar prostat yang dapat menekan uretra, sehingga menyebabkan obstruksi kemih berat ($imberly, 2012)+1 $esimpulannya Benign !rostate Hiperplasia (B!H adalah pembesaran kelenjar prostat yang terjadi pada uretra yang disebabkan oleh hiperplasia prostat sehingga menyebabkan obstruksi kemih berat. 2.1.2. Et$'l'g$
!enyebab yang pasti dari terjadinya B!H sampai sekarang belum diketahui seara pasti, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan baha hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestoteron (/H3 dan proses penuaan (ri#, utta9in, 20112" %elain #aktor tersebut ada beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat yaitu sebagai berikut 1. Hipotesis /ihidrotestosteron (/H3 !eningkatan " al#a reduktase dan reseptor androgen akan menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostatmengalami hiperplasia. 1. $etidak seimbangan estrogen ; testoteron /engan meningkatnya usia pada pria terjadi peningkatan hormon
2.1.3. an$!estas$ Kl$n$s
!ada aalnya atau saat terjadinya pembesaran prostat, tidak ada gejala, sebab tekanan otot dapat mengalami kompensasi untuk mengurangi resistensi uretrea. ejala obstruksi, hesitensi, ukuranya mengeil dan menekan pengeluaran urine, adanya perasaan berkemih tidak tuntas, dan retensi urine, 3erdapat gejala iritasi, berkemih mendadak, sering, dan nokturia.(:ursalam dan >ranssisa, 20081)'
2.1.). Pat'!$s$'l'g$
!erubahan terjadi pada jaringan glandular periuretra, prostat membesar dan dapat meluas ke kadung kemih penekanan atau distorsi ureter prostat menghambat pengeluaran urine !BH dapat dapat menyebabkan di 5ertikulum melalui muskulatur yang menyebabkan retensi urine. ( , $imberly, 2012)+1 %ejalan dengan pertambahan umur, kelenjar prostat akan mengalami hiperplasia, jika prostat membesar akan meluas ke atas (bladder, di dalam mempersempit saluran uretra prostatia dan menyumbat aliran urine. $eadaan ini dapat meningkatkan tekanan intra5esikal. %ebagai kompensasi terhadap tahanan uretra prostatika, maka otot detrusor dan buli-buli berkontraksi lebih kuat untuk dapat memompa urine keluar. $ontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomi dari buli-buli berupa Hipertropi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sekula dan di#ertikel kandung kemih. (ri#, utta9in, 20112"8. 3ekanan intra5esikal yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terkeuali pada kedua muara ureter. 3ekanan pada kedua muara ureter
ini dapat
menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi re#luks 5esiko ureter. 4
$eadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidrone#rosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke gagal ginjal. (ri#, utta9in, 20112"8. 2.1.*. K'm"l$kas$
1. 7etensi urine akut dan in5olusi kontraksi kandung kemih. 2. 7e#lek kandung kemih, hidroureter, dan hedrone#rosis. ). ross hematuria dan urineary trat in#etion (63=. (:ursalam dan >ranssisa, 20081) 2.1.+ Penatalaksanaan
a. ?bser5asi Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan, nasehat yang diberikan ialah mengurangi minum setelah makan malam untuk mengurangi nokturia, menghindari obat dekongestan ( parasimpatik , mengurangi minum kopi dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar tidak sering miksi. b. 3erapi medikamentosa 1 engurangi
resistensi
leher
buli-buli
dengan
obat-obatan
bloker
(penghambat al#a adrenergik, ontoh #enoksiten&amin dan tentolamin. 2 engurangi 5olume prostat dengan ara menurunkan kadar hormon testosteron atau /H3 ontoh >inasterid. ) 3erapi Bedah Post Prostatektom. (ansjoer, 2002 4 !engobatan 3idak semua pasien hiperplasi partu menjalin tindakan medik. $adang-kadang mereka
yang
mengeluh
@63%
ringan dapat sembuh
sendiri
tanpa
mendapatkan terapy apapun. 3ujuan terapi pada pasien hiperplasi prostat adalah menghilangkan obstruksi pada leher buli-buli. " ?perasi 3indakan operasi ditujukan pada hiperplasi prostat yang sudah menimbulkan penyulit tertentu antara lain 7etensi urine, batu saluran kemih, mematuri atau in#eksi saluran kemih, kelainan pada saluran kemih bagian atas, atau 5
keluhan @63% yang tidak menunjukkan perbaikan setelah menjalani medikamentosa. (3indakan operasi yang dilakukan adalah operasi terbuka. ' 3indakan =n5esi# minimal 3indakan in5asi# miimal diantaranya a !emanasan prostat dengan memakai energi mikro atau 363 3ransurethal miroa5e thermotherapy yang dengan memasukkan kateter yang telah diberi elektrode dan diharapkan jaringan prostat menjadi lembek. b /ilatasi dengan balon atau 36B/ 3ransurental kolon dilatation 36: 3ransurethal needle oblation d !emasangan stent uretra atau prostaath yang dipasangkan pada urethra prostatika supaya urethra prostatika selalu terbuka. (!urnomo , 2000 .
2.2 K'nse" Asuhan Ke"era#atan
2.2.1 Pengkaj$an
1. /emogra#i $ebanyakan menyerang pada pria berusia diatas "0 tahun. 7as kulit hitam memiliki resiko lebih besar dibanding dengan ras kulit putih. %tatus soial ekonomi memiliki peranan penting dalam terbentuknya #asilitas kesehatan yang baik. !ekerjaan memiliki pengaruh terserang penyakit ini, orang yang pekerjaanya mengangkat barang-barang berat memiliki resiko lebih tinggi. 2. Historial a 7iayat penyakit sekarang !ada pasien B!H keluhan keluhan yang ada adalah #rekuensi, nokturia, urgensi, disuria, panaran melemah, rasa tidak puas sehabis miksi, hesistensi (sulit memulai miksi, intermiten (kening terputus-putus, dan aktu miksi memanjang dan akhirnya menjadi retensi urine. b 7iayat penyakit dahulu $aji apakah memilki riayat in#eksi saluran kemih (=%$, adakah riayat mengalami kanker prostat. pakah pasien pernah menjalani pembedahan prostat A hernia sebelumnya. c) 7iayat kesehatan keluarga $aji adanya keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit B!H (%melt&er dan Bare, 2002. 6
). !emeriksaan #isik a !emeriksaan 33 !emeriksaan 33 dilakukan terutama pada klien pra operati#. :adi dapat meningkat pada keadaan kesakitan, pada retensi urine akut, dehidrasi sampai syok pada retensi urine, serta urosepsi sampai syok septik. b !emeriksaan penis dan uretra untuk mendeteksi kemungkinan stenosis meatus, striktur uretra, batu uretra, karsinoma, dan #inosis. !emeriksaan skrotum untuk menentukan adanya epididimitis. d !emeriksaan abdomen dilakukan dengan teknik bimanual untuk mengetahui adanya hidrone#rosis dan pyeloneprosis. e) !emeriksaan olok dubur bertujuan untuk menentukan konsistensi sistem persara#an unit 5esiko uretra dan besarnya prostat. (ri# utta9in, 20112"8-2"+. 4. !emeriksaan penunjang a @aboratorium Hitung kadar hemoglobin, leukosit, trombosit, dan retikulosit. b !enitraan 6% atau san pada limpa untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran limpa atau ada penyebab yang mendasari seperti tumor. 6rinalis untuk melihat adanya in#eksi pada saluran kemih. d !emeriksaan uro#lometri. e >oto polos abdomen, untuk menilai adanya batu saluran kemih. # !=, untuk melihat adanya komplikasi pada ureter dan ginjal, seperti hidroureter, hidrone#rosis. ($imberly, 2012)+1 2.2.2 D$agn'sa Ke"era#atan
/iagnosa keperaatan pada penyakit B!H adalah 1. !re ?perasi a. 7etensi urin akutAkronis berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran prostat, dekompensasi otot destrusor, ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat. b. :yeri akut berhubungan dengan peregangan dari terminal sara#, distensi kandung kemih, spesme otot spinter . 7esiko in#eksi berhubungan dengan penumpukan urine yang lama di kandung kemih d. nsietasAemas berhubungan dengan krisis situasi, perubahan status kesehatan, kekhaatiran tentang pengaruhnya prosedur bedah. e. $urang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya in#ormasi. 7
2. !ost ?perasi a. 7esiko perdarahan berhubungan dengan insisi area bedah 5askuler (tindakan pembedahan , reseksi bladder, kelainan pro#il darah. b. /is#ungsi seksual berhubungan dengan ketakutan impoten akibat dari pembedahan. . 7esiko in#eksi berhubungan dengan prosedur in5asi# alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih.
2.2.3 Inter,ens$
1. 7etensi urine b.d sukar berkemih. :?C 6rinariy elimination 6rinary ontinene :=C
6rinary 7etention Care -
%timulasi re#lek bladder dengan
-
abdomen $ateterisasi jika perlu %ediakan pri5asi untuk eliminasi
kompres dingin pada
6rinary
!ain enegement -
$aji kultur yang mempengaruhi respon nyeri <5aluasi pengalaman nyeri masa lampau $urangi #aktor presipitas nyeri
nalgesi administration - Cek riayat alergi - 3entukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya ). 7esiko in#eksi b.d penumpukan urine di kandung kemih dan pemasangan kateter :?C =mmune %tatus $noledge in#ation ontrol 7isk Control :=C =n#ation Control - Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain - Cui tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan peraatan - unakan sabun anti mikroba untuk ui tangan 8
4. nsietas b.d krisis situasi :?C nDiety sel# ontrol nDiety le5el Coping :=C nDiety redution =nstruksikan pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi =denti#ikasi tingkat keemasan !ahami prespekti# pasien terhadap situasi stres ". $urang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurangnya in#ormasi. :?C $noledge disease proess $noledge health beha5ior :=C 3earhing disease proess Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien -
tentang proses penyakit yang spesi#ik elaskan pato#isiologi dan penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan #isiologi dengan ara
yang tepat '. 7esiko perdarahan b.d insisi area bedah 5askuler (tindakan pembedahan , reseksi bladder, kelainan pro#il darah. :?C Blood lose se5erity Blood koagulation :=C Bleeding preautions onitor ketat tanda- tanda perdarahan @indungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan Hindari pemberian aspirin dan antikoagulan . /is#ungsi seksual b.d ketakutan impoten akibat dari pembedahan. :?C %eDuality pattern, ine##eti5e 7ape trauma syndrome silent reation :=C %aDual ounseling embangun hubungan terapeutik berdasarkan -
keperayaan dan rasa hormat enyediakan pri5asi dan menjamin kerahasiaan /iskusikan modi#ikasi dalam akti5itas seksual
2.2.) E,aluas$
a
7etensi urine b.d sukar berkemih. $riteria hasil -
$andung kemih kosong seara penuh 3idak ada residu urine E100-200 9
rasa
b
- Balane airan seimbang :yeri akut b.d spasme otot spinter, distensi kandung kemih $riteria hasil
- ampu mengontrol nyeri - elaporkan baha nyeri berkurang - erasa nyaman 7esiko in#eksi b.d penumpukan urine di kandung kemih dan pemasangan kateter $riteria hasil
d
- $lien terbebas dari tanda dan gejala in#eksi - umlah leukosit normal nsietas b.d krisis situasi $riteria hasil
e
-
engidenti#kasi, mengungkapkan, dan menunjukkan
-
teknik untuk mengontrol emas. $lien mampu mengidenti#ikasikan dan mengungkapkan
gejala emas $urang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurangnya in#ormasi. $riteria hasil
#
-
!asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
-
penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan !asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan seara benar 7esiko perdarahan b.d insisi area bedah 5askuler (tindakan pembedahan , reseksi bladder, kelainan pro#il darah. $riteria hasil
g
3ekanan darah dalam batas normal sistole dan diastole 3idak ad hematuria dan hematemesis Hemoglobin dan hematrokrit dalam batas normal /is#ungsi seksual b.d ketakutan impoten akibat dari pembedahan. $riteria hasil -
!emulihan dan penganiayaan seksual
-
engenal dan menerima identitas seksual pribadi
-
enunjukkan dapat beradapsi dengan ketidakmampuan #isik
10
2.3 -%
BAB III LAP%&AN KA/U/ 0BPH A.
PENKAIAN Tanggal "engkaj$an 4 -aktu "enggkaj$an 4 1.
I5ent$tas Kl$en
:ama
3n. 11
6mur
) tahun
enis kelamin
@aki-laki
lamat
kaliombo
/D. edis
B!H
3anggal masuk
' mei 201"
gama
islam
2.
I5ent$tas "enanggung ja#ab
:ama 6mur enis kelamin lamat %tatus !ekerjaan B.
:y. % 28 tahun perempuan kaliombo anak penjahit &I-A6AT KEPE&A-ATAN
a. lasan masuk 7umah %akit !asien di baa ke 7s pada tanggal ' mei 201" oleh keluarganya karena badannya kaku dan tidak bisa berkemih b. $eluhan utama !asien mengatakan tidak bisa pipis dan nyeri dan panas saat pipis, badan terasa kaku . d. e. #.
dan kaki kesemutan 7iayat kesehatan sekarang !asien tampak puat dan lemah 7iayat kesehatan keluarga =stri mempunyai riayat darah tinggi 7iayat kesehatan masa lalu !asien mempunyai riayat darah tinggi 7iayat alergi !asien tidak punya alergi obat, makanan ataupun uaa
. PEE&IK/AAN 7I/IK 1. $eadaan umum a. $esadaran kompesmentis (<4 " ' b. ital sign 3/ :/= 77 %6H6 2. !emeriksaan head to toe a. $epala 1. 7ambut beruban, tidak rontok, tidak ada nyeri tekan 12
2. ata tidak anemis, gerakan bola mata normal, #ungsi penglihatan tidak normal karena #aktor usia ). Hidung tidak ada polip, hidung bersih tidak ada lendir, #ungsi hidung baik 4. 3elinga baik, tidak ada serumen, tidak ada alat bantu pendengaran, #ungsi pendengaran baik ". ulut gigi bersih, tidak memakai gigi palsu, lidah tidak ada sariaan '. @eher tidak ada pembesaran typoid, tidak ada nyeri tekan pada tenggorokan b.
/ada !aru- paru • =nspeksi simetris,dinamis !alpasi kesimetrisan keseimbangan dinding dada saat inspirasi dan ekspirasi !erkusi sonor pada lapang paru uskultasi 3idak terdengar bunyi e&ing atau r onkhi •
antung
=nspeksi itus ordis tidak tampak !alpasi denyut jantung dengan gerakan !erkusi perkusi redup uskultasi bunyi jantung %1 %2 murni . !erut =nspeksi perut embung uskultasi terdengar bising usus normal !erkusi timpani !alpasi hati dan limpa tidak teraba d. enetalia /ata tidak mengkaji e.
Pengkaj$an "'la !ungs$'nal
1. !ola
13
%ebelum diraat di rumah sakti dan sebelum dilakukan prostoktomi, paien biasa BB 1 kali dan sehari dengan konsistensi lunak dan saat dilakukan pengkajain pasien sudah dapat BB 1 kali dalam sehari dengan konsistensi lunak dan sudah seperti biasa. 2. $enyamanan !asien mengatakan nyeri pada saat batuk dan nyeri timbul saat badan klien /igerakkan untuk membungkuk. !ada daerah sekitar jahitan atau daerah supra pubis dengan skala nyeri ". ). !ola :utrisi %ebelum di raat di rumah sakit pasien makan ) kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk. Baisnya '- gelas sehari dan setelah di rumah sakit ataui saat dikaji kilen mengatakan kalau makan sudah seperti biasanya yaitu makan ) D sehari dengan nasi, sayur dan lauk tetapi tidak dihabiskan dan minum hanya "-' gelas sehari. 4. $eamanan !asien tidak merasakan demam pada tubuhnya, suhu stabil dan saat dikaji suhu pasien )'" oC ". %irkulasi !ada saat dikaji tekanan darah pasien 1)0A80 mmHg dan tidak ada akral dingin. '. obilitas >isik %ebelum dilakukan prostaktomi pasien dapat berakti#itas seperti biasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, personal hygiene dilakukan sendiri di kamar mandi. %etelah dilakukan prostaktomi kebutuhan sehari-hari dibantu oleh keluarga dan peraat karena pasien masih takut untuk buat bergerak atau berakti#itas. . %eksualitas !asien merasa masih nyeri pada daerah kandung kemih sehingga pasien masih takut untuk melakukan seksualitasnya.
E. PEE&IK/AAN PENUNAN
:ama pasien
3n.
6mur
)
lamat
kaliombo 14
7uang
dahlia
:o 7
"")++
8+ me$ 281*
!emeriksaan
Hasil
ngka normal
%atuan
/%
++
80-1"0
mg*
6reum
88,2
10-"0
mg*
$reatinin
1,"
0,'-1,2
mg*
HB%
:egati#
Haemoglobin
10,+
14-18
gr*
@euoyt
+'40
"000-10000
mm)
3romboyt
28000
1"0000-400000
mm)
Haematoryt
)),)
40-48
*
aktu perdarahan
2F00G
1-)
enit
aktu pembekuan
)F0"G
2-'
enit
/%
+8
80-1"0
mmg*
6reum
)",1
10-"0
mg*
$reatinin
0,8
0,'-12
mmg*
HB%
:egati#
Haemoglobin
8,+
14-18
gr*
@euoyt
""0
"000-10000
mm)
3romboyt
2+)000
1"0000-400000
mm)
Haematoryt
2',"
40-48
*
aktu perdarahan
2F1"G
1-)
enit
aktu pembekuan
4F42G
2-'
enit
89 me$ 281*
15
ANALI/A DATA
:ama $lien 3n.
:o. 7egister
-
6mur
/D. edis
!ost op B!H
'" tahun
3glAam
/ata >okus
!roblem
A"A201" /% 0+.00
:yeri kut
-pasien mengatakan nyeri di supra pubik
@uka insisi
-nyeri yang dirasakan pasien dengan skala 4 %ara# terputus
/? -ekspresi ajah nampak tegang
:yeri akut
-klien tampak menahan rasa sakit dan memegangi daerah yang nyeri A"A201" /% 0+.10
angguan pola
!rosedur bedah
eliminasi urin
-pasien mengatakan ingin terus berkemih, terasa penuh di kandung
!emasangan kateter
kemih /?
!erubahan pola
-uine tampung jam 1800
eliminasi urin
A"A201" /% 0+.20
7esiko =n#eksi
-klien mengatakan kateternya boor /?
danya prosedur in5asi sekunder terhadap tindakan pembedahan dan adanya kateter di
-terpasang kateter irigasi :aCl 16
-pasien nampak lemas
kandung kemih dan supra pubik
7uang
/ahlia
lamat
ombang 1A)
NU&/IN A&E PLAN
=nter5ensi :o./iagnosa
:?C :=C
3glAam A"A201" :yeri akut
-!ain @e5el
10.)0
-!ain Control -Com#ort le5el
ti5ity
-!ain
-lakukan
management
pengkajian
-dministration
nyeri -ajarkan tentang teknik non#armakologi s -tingkatkan istirahat -onitor 5ital sign
A"A201" 10.40
angguan pola eliminasi
-urinary
6rinary
-menerapkan
urin
elimination
retention are
kateterisasi intermiten
-urinary ontynene A"A201" 10."0
7esiko in#eksi
-=mmune status
-kontrol in#eksi
-$noledge I
-protensi
in#etion
terhadap in#eksi
17
-berikan terapi antibiotik bila perlu
ontrol -risk ontrol
-monitor tanda dan gejala in#eksi -inspeksi kondisi lukaAinsisi bedah
BAB I: PENUTUP
).1 /$m"ulan
/ari pembahasan yang telah ada dapat disimpulkan baha Benign !rostate Hiperplasia (B!H adalah pembesaran kelenjar prostat yang terjadi pada uretra yang disebabkan oleh hiperplasia prostat sehingga menyebabkan obstruksi kemih berat. !enyebab yang pasti dari terjadinya B!H sampai sekarang belum diketahui seara pasti, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan baha hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestoteron (/H3 dan proses penuaan. /alam pato#isiologinya terbagi menjadi 2 yaitu aktu pree operasi dan post operasi. ).2 /aran
/ari simpulan yang telah ada penulis dapat memberi saran kepada pembaa baha untuk dokumentasi keperaatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan #ungsi peraat dalam memberikan asuhan keperaatan pada klien. Hal ini akan berman#aat bagi peningkatan mutu pelayanan dan bahan pertimbangan dalam kenaikan jenjang karirA 18
kenaikan pangkat. %elain itu dokumentasi keperaatan juga dapat menggambarkan tentang kinerja seorang peraat
BAB : DA7TA& PU/TAKA
Bilotta, $imberly . . 2012. Kapita Selekta Penyakit . akarta <C uta99in, ri# dan $umala %ari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. akarta %alemba edika :urari#, min Huda dan Hardi $usuma. 201). Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis dan Nanda. edia tion !ublishing. :urs, :ursalam dan >ranssisa B.B. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. akarta %alemba edika
19