LAPORAN PENDAHULUAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH) (BPH )
A. Konsep Dasar Medis 1. Pener!ian ian Benigna Prostat Hiperplasia adalah Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami, memanjang keatas
kedalam kedalam kandung kandung kemih dan menyumbat menyumbat aliran urin dengan dengan menutupi menutupi orifisium uretra (Brunner & suddarth, 2008). Benigna Prostat Hiperplasia adalah Hiperplasia adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan (Prie, 200!) Benigna Prostat Hiperplasia Hiperplasia adalah hiperplasia kelenjer periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi menjadi simpai bedah ("ansjoer, 200#). Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat bila mengalami mengalami pembesaran, pembesaran, organ ini dapat menyumbat uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli$buli (%udoyo, 200#). pembesaran jinak kelenjar kelenjar prostat, prostat, Benigna Prostat Hiperplasia Hiperplasia (BP) adalah pembesaran disebabkan oleh karena hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar'jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (ab'P* +lmu Bedah %- dr. %utomo, 200). Pendapat lain mengatakan bah/a BP adalah pembesaran progresif
dari
kelenjar prostat (seara umum u mum pada pria lebih tua dari !0 tahun) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (-onges, 2000). -ari -ari peng penger erti tian an di atas atas maka maka penu penuli liss meny menyim impu pulk lkan an bah/ bah/aa BP BP adala adalah h pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak disebabkan oleh hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat yang mengakibatkan penyumbatan prostatika dan umumnya terjadi pada pria de/asa lebih dari !0 tahun dan dapat menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius. 1bstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius artinya terjadinya penyumbatan yang mengakibatkan hambatan buang air keil sehingga melebihi ukuran normal. normal. ". E!io#oi
ingga sekarang masih belum diketahui seara pasti etiologi'penyebab terjadinya BP, BP, namun namun bebe bebera rapa pa hipo hipote tesi sisi si meny menyebu ebutk tkan an bah/ bah/aa BP BP erat erat kait kaitany anyaa deng dengan an peningkatan kadar dehidr dehidrot otesto estoster steron on (-) (-) dan proses proses menua. menua. erdap erdapat at peruba perubahan han mikr mikros osko kopi pik k pada pada pros prostat tat telah telah terj terjad adii pada pada pria pria usia usia 30$ 30$0 0 tahu tahun. n. Bila Bila peru peruba baha han n mikroskopik ini berkembang, akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada pria usia 40 tahun, dan angka kejadiannya sekitar 405, untuk usia 80 tahun angka kejadianya sekitar 805, dan usia #0 tahun sekiatr 6005 (%udoyo, 200#). tiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa yang diduga menjadi penyebab timbulnya Benigna Prosat, teori penyebab BP menurut %udoyo (200#) meliputi, eori eori -ehidrotesto -ehidrotestosteron steron (-), teori hormon hormon (ketidakseim (ketidakseimbanga bangan n antara antara estrogen estrogen dan testosteron) testosteron),, faktor faktor interaksi interaksi stroma stroma dan epitel$epite epitel$epitel, l, teori berkurangnya berkurangnya kematian kematian sel (apoptosis), teori sel stem. a. eori eori -ehidr -ehidrote otestos stostero teron n (-) (-) -ehidr -ehidrote otesto stoster steron' on' - adalah adalah metab metaboli olitt androg androgen en yang yang sangat sangat penting penting pada pada pertumbuhan sel$sel kelenjar prostat. 7ksis hipofisis testis dan reduksi testosteron menjad menjadii dehidr dehidrote otesto stoste steron ron (-) (-) dalam dalam sel prosta prostad d merupa merupakan kan fator fator terjad terjadiny inyaa penetrasi - kedalam inti sel yang dapat menyebabkan inskripsi pada 7, sehingga dapat menyebabkan menyebabkan terjadinya terjadinya sintesis protein protein yang menstimulasi menstimulasi pertumbuhan pertumbuhan sel prostat. Pada berbagai penelitian dikatakan bah/a kadar - pada BP tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BP, akti9itas en:im 4alfa 4alfa ;reduk ;reduktase tase dan jumlah jumlah resept reseptor or androg androgen en lebih lebih banyak banyak pada pada BP. BP. al ini menyebabkan sel$sel prostat pada BP lebih sensiti9e terhadap - sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal. $. eori eori hormon ( ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron) Pada usia yang semakin tua, terjadi terjadi penurunan penurunan kadar testosterone testosterone sedangkan sedangkan kadar estrog estrogen en relati9 relati9ee tetap, tetap, sehing sehingga ga terjad terjadii perban perbandin dingan gan antara antara kadar kadar estroge estrogen n dan testosterone relati9e meningkat. ormon estrogen didalam prostat memiliki peranan dalam terjadinya poliferasi sel$sel kelenjar prostat dengan ara meningkatkan jumlah
reseptor androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel$sel prostat (apoptosis). "eskipun rangsangan terbentuknya sel$sel baru akibat rangsangan testosterone meningkat, tetapi sel$sel prostat telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga
%.
masa prostat jadi lebih besar. *aktor interaksi %troma dan epitel epitel. -iferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat seara tidak langsung dikontrol oleh sel$ sel stroma melalui suatu mediator yang disebut
mikrotrauma karena miksi, ejakulasi atau infeksi. d. eori berkurangnya kematian sel (apoptosis) Progam kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik untuk mempertahankan homeostatis kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi kondensasi dan fragmentasi sel, yang selanjutnya sel$sel yang mengalami apoptosis akan difagositosis oleh sel$sel di sekitarnya, kemudian didegradasi oleh en:im lisosom. Pada jaringan normal, terdapat keseimbangan antara laju poliferasi sel dengan kematian sel. Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat de/asa, penambahan jumlah sel$sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan seimbang. Berkurangnya jumlah sel$sel prostat baru dengan prostat yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah sel$sel prostat seara keseluruhan menjadi meningkat, sehingga terjadi pertambahan masa prostat. e. eori sel stem %el$sel yang telah apoptosis selalu dapat diganti dengan sel$sel baru. -idalam kelenjar prostat istilah ini dikenal dengan suatu sel stem, yaitu sel yang mempunyai kemampuan
berpoliferasi sangat ekstensif. =ehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan hormone androgen, sehingga jika hormone androgen kadarnya menurun, akan terjadi apoptosis. erjadinya poliferasi sel$sel BP dipostulasikan sebagai ketidaktepatan akti9itas sel stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel epitel. &. Ana!o'i isio#oi a. 7natomi =elenjar prostat adalah suatu kelenjar fibro musular yang melingkar Bledder nek dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang de/asa kira$kira 20 gram dengan ukuran rata$rata > panjang 3, m, lebar , m, tebal 2,! m. %eara embriologis terdiri dari 4 lobus yaitu lobus medius 6 buah, lobus anterior 6 buah, lobus posterior 6 buah, lobus lateral 2 buah. %elama perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi satu disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadang$kadang tidak tampak karena terlalu keil dan lobus ini tampak homogen ber/arna abu$abu, dengan kista keil berisi airan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat. b. *isiologi Pada laki$laki remaja prostat belum teraba pada olok dubur, sedangkan pada orang de/asa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba. %edangkan pada penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik. Pertambahan unsur kelenjar menghasilkan /arna kuning kemerahan, konsisitensi lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat yang terdesak ber/arna putih ke abu$abuan dan padat. 7pabila tonjolan itu ditekan, keluar airan seperti susu. 7pabila jaringan fibromuskuler yang bertambah tonjolan ber/arna abu$abu padat dan tidak mengeluarkan airan sehingga batas tidak jelas. onjolan ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai elah. erkadang juga penonjolan ini dapat menutupi lumen uretra, tetapi fibrosis jaringan kelenjar yang berangsur$angsur mendesak prostat dan
kontraksi dari 9esika yang dapat mengakibatkan peradangan (Brunner & %uddarth, 2008). . Pa!o*isio#oi Hiperplasia prostat adalah pertumbuhan nodul$nodul fibroadenomatosa majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian periuretral sebagai proliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjar normal yang tersisa. ?aringan hiperplastik terutama terdiri dari kelenjar dengan stroma fibrosa dan otot polos yang jumlahnya berbeda$ beda. Proses pembesaran prostat terjadi seara perlahan$lahan sehingga perubahan pada saluran kemih juga terjadi seara perlahan$lahan. Pada tahap a/al setelah terjadi pembesaran prostat, resistensi pada leher buli$buli dan daerah prostat meningkat, serta otot destrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau di9ertikel. *ase penebalan destrusor disebut fase kompensasi, keadaan berlanjut, maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi'terjadi dekompensasi sehingga terjadi retensi urin. Pasien tidak bisa mengosongkan 9esika urinaria dengan sempurna, maka akan terjadi statis urin. rin yang statis akan menjadi alkalin dan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri (Prie, 200!).
1bstruksi urin yang berkembang seara perlahan$lahan dapat mengakibatkan aliran urin tidak deras dan sesudah berkemih masih ada urin yang menetes, kening terputus$putus (intermiten), dengan adanya obstruksi maka pasien mengalami kesulitan untuk memulai berkemih (hesitansi).
ekanan 9esika yang lebih tinggi daripada tekanan sfingter dan obstruksi, akan terjadi inkontinensia paradoks. etensi kronik. menyebabkan refluk 9esiko ureter, hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal diperepat bila terjadi infeksi. Pada /aktu miksi penderita harus mengejan sehingga lama kelamaan menyebabkan hernia atau hemoroid. =arena selalu terdapat sisa urin, dapat menyebabkan terbentuknya batu endapan didalam kandung kemih. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria. Batu tersebut dapat juga menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluk akan mengakibatkan pielonefritis (Aim de jong, 2004).
+. Mani*es!asi K#ini,
1bstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan diluar saluran kemih. "enurut %udoyo (200#) dan tanda dan gejala dari BP yaitu > keluhan pada saluran kemih bagian ba/ah, gejala pada saluran kemih bagian atas, dan gejala di luar saluran kemih.
a.
=eluhan pada saluran kemih bagian ba/ah
etensi urin (urin tertahan dikandung kemih sehingga urin tidak bisa keluar), hesitansi (sulit memulai miksi), panaran miksi lemah, +ntermiten (kening terputus$putus), dan miksi tidak puas (menetes setelah miksi) 6) *rekuensi, nokturia, urgensi (perasaan ingin miksi yang sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat miksi). 2)
tanda infeksi atau urosepsis. b.
pasien BP, pada pemeriksaan prostat didapati membesar, kemerahan, dan tidak nyeri tekan, keletihan, anoreksia, mual dan muntah, rasa tidak nyaman pada epigastrik, dan gagal ginjal dapat terjadi dengan retensi kronis dan 9olume residual yang besar. -. Ko'p#i,asi =omplikasi yang sering terjadi pada pasien BP antara lain> sering dengan semakin beratnya BP, dapat terjadi obstruksi saluran kemih, karena urin tidak mampu mele/ati prostat. al ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan apabila tidak diobati, dapat mengakibatkan gagal ginjal. (Aim de jong, 2004). =erusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen yang akan menimbulkan hernia dan hemoroid. %tasis urin dalam 9esiko urinaria akan membentuk batu endapan yang menambah keluhan iritasi dan hematuria. %elain itu, stasis urin dalam 9esika urinaria menjadikan media pertumbuhan mikroorganisme, yang dapat menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluks menyebabkan pyelonefritis (Aim de jong, 2004). . Pe'eri,saan Pen/n0an "enurut "ansjoer 7rif (200#), pemeriksaan penunjang yang mesti dilakukan pada pasien dengan BP adalah > a. aboratorium 6) %edimen rin ntuk menari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi saluran kemih. 2) =ultur rin "enari jenis kuman yang menyebabkan infeksi atau sekaligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan. b. Penitraan 6) *oto polos abdomen 2) "enari kemungkinan adanya batu saluran kemih atau kalkulosa prostat dan kadang menunjukan bayangan buli$buli yang penuh terisi urin yang merupakan tanda dari retensi urin. 3) +@P ( Intra Vena Pielografi) "engetahui kemungkinan kelainan ginjal atau ureter berupa hidroureter atau hidronefrosis, memperkirakan besarnya kelenjar prostat, penyakit pada buli$buli. ) ltrasonografi (trans abdominal dan trans rektal )
ntuk mengetahui, pembesaran prostat, 9olume buli$buli atau mengukur sisa urin dan keadaan patologi lainnya seperti difertikel, tumor. 4) %ystoopy ntuk mengukur besar prostat dengan mengukur panjang uretra parsprostatika dan melihat penonjolan prostat ke dalam rektum. . Pena!a#a,sanaan Medi, "enurut Aim de jong (2004), dalam penatalaksanaan pasien dengan BP tergantung pada stadium$stadium dari gambaran klinis> a. %tadium + Pada stadium ini biasanya belum memerlukan tindakan bedah, diberikan pengobatan konser9atif, misalnya menghambat adrenoresptor alfa seperti alfazosin dan terazosin. =euntungan obat ini adalah efek positif segera terhadap keluhan, tetapi tidak mempengaruhi proses hiperplasi prostat. %edikitpun kekurangannya adalah obat ini tidak dianjurkan untuk pemakaian lama. b. %tadium ++ Pada stadium ++ merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan biasanya dianjurkan
.
reseksi endoskopi melalui uretra (trans uretra) %tadium +++ Pada stadium +++ reseksi endoskopi dapat dikerjakan dan apabila diperkirakan prostat sudah ukup besar, sehinga reseksi tidak akan selesai dalam 6 jam. %ebaiknya dilakukan pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka dapat dilakukan melalui trans 9esika,
retropubik dan perineal. d. %tadium +@ Pada stadium +@ yang harus dilakukan adalah membebaskan penderita dari retensi urin total dengan memasang kateter atau sistotomi. %etelah itu, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut amok melengkapi diagnosis, kemudian terapi definiti9e dengan atau pembedahan terbuka. e. erapi Bedah +ndikasinya adalah bila retensi urin berulang, hematuria, penurunan fungsi ginjal, infeksi saluran kemih berulang, di9ertikel batu saluran kemih, hidroureter, hidronefrosis jenis pembedahan> 6) P (Trans Uretral Resection Prostatectomy
aitu pengangkatan sebagian atau keseluruhan kelenjar prostat melalui sitoskopi atau resektoskop yang dimasukkan malalui uretra. 2) Prostatektomi %uprapubis aitu pengangkatan kelenjar prostat melalui i nsisi yang dibuat pada kandung kemih. 3) Prostatektomi retropubis aitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi pada abdomen bagian ba/ah melalui fosa prostat anterior tanpa memasuki kandung kemih. ) Prostatektomi Peritoneal aitu pengangkatan kelenjar prostat radikal melalui sebuah insisi diantara skrotum dan rektum. 4) Prostatektomi retropubis radikal aitu pengangkatan kelenjar prostat termasuk kapsula, 9esikula seminalis dan jaringan yang berdekatan melalui sebuah insisi pada abdomen bagian ba/ah, uretra dianastomosiskan ke leher kandung kemih pada kanker prostat. B. Konsep Dasar Kepera2a!an 1. Ri2a3a! Kepera2a!an Pengkajian fokus kepera/atan yang perlu diperhatikan pada penderita BP merujuk pada teori menurut (Brunner & %uddarth, 2008) ada berbagai maam, meliputi > a) -emografi BP kebanyakan menyerang pada pria berusia diatas !0 tahun. al ini dapat dikaitakan dengan keberadaan hormonal laki$laki (androgen yaitu testosteron). al ini, didasarkan pada fakta bah/a BP terjadi ketika seorang laki$laki hormon estrogen meningkat dan kadar hormon testosteron menurun, dan ketika jaringan prostat menjadi lebih sensitif terhadap estrogen serta kurang responsif terhadap > -ihydrotestoterone (-) yang merupakan testosteron eksogen. b) i/ayat Penyakit %ekarang Pada pasien BP keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi, nokturia, urgensi, disuria, panaran melemah, rasa tidak puas sehabis miksi, hesistensi (sulit memulai miksi), intermiten (kening terputus$putus), dan /aktu miksi memanjang dan akhirnya menjadi retensi urine (Brunner & %uddarth, 2008). ) i/ayat penyakit dahulu
=aji apakah memilki ri/ayat infeksi saluran kemih (+%=). +nfeksi saluran kemih dapat terjadi akibat stasis urin, dimana sebagian urin tetap berada dalam saluran kemih dan berfungsi sebagai media untuk organisme aktif. d) Pola kesehatan fungsional (6) liminasi Pola eliminasi kaji tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu $ ragu, menetes, pasien harus bangun pada malam hari untuk berkemih (nokturia), kekuatan sistem perkemihan. anyakan pada pasien apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan aliran kemih. (2) Pola nutrisi dan metabolisme
dan besarnya prostat. -engan retal touher dapat
diketahui derajat dari BP, yaitu > (6) -erajat + > Beratnya C 20 gram. (2) -erajat ++ > Beratnya antara 20 ; 0 gram. (3) -erajat +++ > Beratnya D 0 gram.
&. Pen3i'panan KDM
Hormon Estrogen & Testosterne
Faktor Usia
Sel Prostat umur
Sel stroma pertumbuhan
Prolikerasi abnormal sel
Sel yang mati kurang
Produksi Stroma dan epitel berlebiha
Prostat Penyempitan lumen ureter
Resiko
TURP
!bstruksi
Kurangnya inormasi terhadap
"ritasi mukosa kandungan kencing# Retensi Urin
Nyeri akut Pemasangan '
Gangguan eliminasi urine Rangsangan syara diameter
%uka
Ansiet
$ate kontrole Tempat masuknya mikroor anisme
Resiko Infeksi
. Dianosa Kepera2a!an
a. etensi urine (akut' kronik) berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran prostat,
dekompensasi otot destruktor ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat. $. yeri (akut) berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih. %. =ekurangan 9olume airan berhubungan dengan pasa obstruksi diuresia dan drainase epat kandung kemih yang terlalu distensi seara kronis. d. esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur in9asif, kateter, trauma jaringan, e.
insisi bedah =urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat'lengkapnya informasi yang ada.
+. In!er4ensi Kepera2a!an a. etensi urine (akut' kronik) berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran prostat, dekompensasi otot destruktor
ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat. 1. Dianosa Kepera2a!an5 Masa#a6 Ko#a$orasi
E. etensi urine (akut' kronik) berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran prostat, dekompensasi otot destruktor ketidakmampu an kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat. 8. -%> $ $
-isuria Bladder terasa penuh #. 60. -1 > $ -istensi bladder $ erdapat urine residu $ +nkontinensia tipe luapan $ rin output sedikit'tidak ada 66. 1.
". .
T/0/an dan Kri!eria Hasi# 62. 1F> rinary elimination rinary Fontiunene 63. %etelah dilakukan tindakan kepera/ata n selama G. retensi urin 6. pasien teratasi dengan kriteria hasil> =andung kemih kosong searapenuh idak ada residu urine D600$200 +ntake airan dalam rentang normal Bebas dari +%= idak ada spasme bladder Balane airan seimbang
+.
Ren%ana ,epera2a!an In!er4ensi
-.
Rasiona#
1+. NI7 8 6.+ndikator keseimbangan airan dan kebutuhan 6!. rinary etention Fare penggantian pada irigasi kandung kemih, 6. "onitor intake dan output a/asi pentingnya perkiraan kehilangan darah 2. "onitor penggunaan obat dan seara akurat mengkaji haluaran urine. antikolinergik 2.-iberikan untuk mela/an infeksi. "ugkin 3. "onitor derajat distensi bladder digunakan seara profilaksis. fek samping . +nstruksikan pada pasien dan demam. keluarga untuk menatat output 3."embantu dan e9akuasi duktus kelenjar untuk urine. menghilangkan kongesti'inflamasi. 4. =ateterisaai jika perlu =ontraindikasi bila infeksi terjadi. !. "onitor tanda dan gejala +%= .etensi urin meningkatkan tekanan dalam (panas, hematuria, perubahan bau saluran perkemihan atas, yang dapat dan konsistensi urine) mempengaruhi fungsi ginjal. 6E. 4."enghilangkan'menegah retensi urin dan mengesampingkan adanya struktur uretral. !."eningkatkan output urine sehingga resiko terjadi +%= dikurangi dan mempertahankan fungsi ginjal. -apat mengenali infeksi saluran kemih seara dini dan melakukan pengobatan seepatnya.
19. ":. "1. "". $. yeri (akut) berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih. "&. Dianosa Kepera2a!an5 Masa#a6 Ko#a$orasi
$ $ $ $
"9. yeri (akut) berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih. 30. -%> aporan seara 9erbal 36. -1> Posisi untuk menahan nyeri ingkah laku berhati$hati
".
Ren%ana ,epera2 a!an
"-. T/0/an dan ". In!er4ensi ". Rasiona# Kri!eria Hasi# &". NO7 8 &+. NI7 8 3E. Pain e9el, 6.akukan pengkajian nyeri seara 6.ntuk menentukan suatu pengkajian dasar komprehensif termasuk lokasi, renana pera/atan. pain karakteristik, durasi, frekuensi, 2.ntuk meningkatkan rasa kendalinya, ontrol, kualitas dan faktor presipitasi mengurangi isolasi, dan menumbuhkan rasa omfort 2.1bser9asi reaksi non9erbal dari peraya. le9el ketidaknyamanan 3.ntuk memfasilitasi pengkajian yang akurat &&. %etelah 3.=aji tipe dan sumber nyeri untuk tentang tingkat nyeri pasien. dilakukan menentukan inter9ensi ."eningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali tinfakan . 7jarkan tentang teknik non perhatian, dan dapat meningkatkan kepera/ata farmakologi> napas dala, relaksasi, kemampuan koping. n selama distraksi, kompres hangat' dingin 4.1bat yang diberikan sesuai indikasi dapat G. Pasien 4.Berikan analgetik untuk mengurangi menyakinkan untuk pengurangan nyeri yang tidak nyeri. adekuat. mengalami !.ingkatkan istirahat !."eningkatkan relaksasi otot, penurunan edema, nyeri,
19. ":. "1. "". $. yeri (akut) berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih. "&. Dianosa Kepera2a!an5 Masa#a6 Ko#a$orasi
$ $ $ $
$ $
$
$
".
"9. yeri (akut) berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih. 30. -%> aporan seara 9erbal 36. -1> Posisi untuk menahan nyeri ingkah laku berhati$hati jalan$jalan, menemui orang lain • dan'atau akti9itas, akti9itas
Ren%ana ,epera2 a!an
"-. T/0/an dan ". In!er4ensi ". Rasiona# Kri!eria Hasi# &". NO7 8 &+. NI7 8 3E. Pain e9el, 6.akukan pengkajian nyeri seara 6.ntuk menentukan suatu pengkajian dasar komprehensif termasuk lokasi, renana pera/atan. pain karakteristik, durasi, frekuensi, 2.ntuk meningkatkan rasa kendalinya, ontrol, kualitas dan faktor presipitasi mengurangi isolasi, dan menumbuhkan rasa omfort 2.1bser9asi reaksi non9erbal dari peraya. le9el ketidaknyamanan 3.ntuk memfasilitasi pengkajian yang akurat &&. %etelah 3.=aji tipe dan sumber nyeri untuk tentang tingkat nyeri pasien. dilakukan menentukan inter9ensi ."eningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali tinfakan . 7jarkan tentang teknik non perhatian, dan dapat meningkatkan kepera/ata farmakologi> napas dala, relaksasi, kemampuan koping. n selama distraksi, kompres hangat' dingin 4.1bat yang diberikan sesuai indikasi dapat G. Pasien 4.Berikan analgetik untuk mengurangi menyakinkan untuk pengurangan nyeri yang tidak nyeri. adekuat. mengalami !.ingkatkan istirahat !."eningkatkan relaksasi otot, penurunan edema, nyeri, E.Berikan informasi tentang nyeri seperti dan dapat meningkatkan upaya berkemih. dengan penyebab nyeri, berapa lama nyeri E."emungkinkan pasien untuk menerima kriteria akan berkurang dan antisipasi kenyataan dan menguatkan keperayaan pada hasil> ketidaknyamanan dari prosedur pemberi pera/atan dan pemberian informasi. "ampu mengontrol nyeri 3!. 38. (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, menari bantuan) "elaporkan bah/a nyeri
berulang$ulang) berkurang dengan espon autonom (seperti menggunakan manajemen diaphoresis, perubahan nyeri tekanan darah, perubahan "ampu mengenali nyeri nafas, nadi dan dilatasi (skala, intensitas, pupil) frekuensi dan tanda nyeri) Perubahan autonomi dalam "enyatakan rasa nyaman tonus otot (mungkin dalam setelah nyeri rentang dari lemah ke kaku) berkuranganda 9ital ingkah laku ekspresif dalam rentang normal (ontoh > gelisah, merintih, idak mengalami menangis, /aspada, iritabel, gangguan tidur nafas panjang'berkeluh 3. kesah) Perubahan dalam nafsu makan dan minum &9. %. =ekurangan 9olume airan berhubungan dengan pasa obstruksi diuresia dan drainase epat kandung kemih yang terlalu distensi seara •
$
$
•
•
$
kronis. :. Dianosa Kepera2a!an5 Masa#a6 Ko#a$orasi -.
=ekurangan
9olume
1. &. T/0/an dan Kri!eria Hasi# +:. NO78 +&.
. NI7 8
Ren%ana ,epera2 a!an In!er4ensi
+. --.
Rasiona#
$
berulang$ulang) berkurang dengan espon autonom (seperti menggunakan manajemen diaphoresis, perubahan nyeri tekanan darah, perubahan "ampu mengenali nyeri nafas, nadi dan dilatasi (skala, intensitas, pupil) frekuensi dan tanda nyeri) Perubahan autonomi dalam "enyatakan rasa nyaman tonus otot (mungkin dalam setelah nyeri rentang dari lemah ke kaku) berkuranganda 9ital ingkah laku ekspresif dalam rentang normal (ontoh > gelisah, merintih, idak mengalami menangis, /aspada, iritabel, gangguan tidur nafas panjang'berkeluh 3. kesah) Perubahan dalam nafsu makan dan minum &9. %. =ekurangan 9olume airan berhubungan dengan pasa obstruksi diuresia dan drainase epat kandung kemih yang terlalu distensi seara •
$
$
•
•
$
kronis. :. Dianosa Kepera2a!an5 Masa#a6 Ko#a$orasi
1.
Ren%ana ,epera2 a!an
&. T/0/an dan . In!er4ensi +. Rasiona# Kri!eria Hasi# -. +:. NO78 +&. NI7 8 --. =ekurangan 9olume airan berhubungan dengan *luid balane 6.Pertahankan atatan intake dan output 6."embandingkan keluaran aktual dan yang pasa obstruksi diuresia dan ydration yang akurat diantisipasi membanu dalam e9aluasi adanya drainase epat kandung kemih utritional %tatus > 2."onitor status hidrasi (kelembaban kerusakan ginjal yang terlalu distensi seara membran mukosa, nadi adekuat, 2.+ndikator hidrasi'9olume sirkulasi dan *ood and *luid +ntake kronis. tekanan darah ortostatik), jika kebutuhan inter9ensi +1. %etelah E. -% > diperlukan 3.Pembesaran prostat (obstruksi) seara nyata dilakukan $aus 3."onitor hasil lab yang sesuai dengan menyebabkan dilatasi saluran perkemihan atas tindakan 8. -1> retensi airan (B , mt , (ureter dan ginjal ), berpotensi merusak fungsi kepera/ata $Penurunan turgor kulit'lidah osmolalitas urin, albumin, total ginjal dan menimbulkan uremia. n $"embran mukosa'kulit kering protein ) ."emampukan deteksi dini'inter9ensi selamaG.. $Peningkatan denyut nadi, ."onitor 9ital sign setiap 64menit ; 6 hipo9olemik sistemik. defisit
penurunan tekanan darah, penurunan 9olume'tekanan nadi $Pengisian 9ena menurun $Perubahan status mental $=onsentrasi urine meningkat $emperatur tubuh meningkat $=ehilangan berat badan seara tiba$tiba $Penurunan urine output $" meningkat $=elemahan #.
9olume jam airan 4.=olaborasi pemberian airan +@ teratasi !."onitor status nutrisi dengan E.Berikan airan oral kriteria 4. hasil> 44. "empertahankan urine 4!. 4E. output sesuai dengan 48. usia dan BB, B? urine 4#. normal, !0. ekanan darah, nadi, !6. suhu tubuh dalam batas !2. normal !3. idak ada tanda tanda !. dehidrasi, lastisitas !4. turgor kulit baik, me mbran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan 1rientasi terhadap /aktu dan tempat baik ?umlah dan irama pernapasan dalam batas normal
4."enggantikan kehilangan airan dan natrium untuk menegah' memperbaiki hipo9olemia !."eningkatkan penyembuhan dan menegah komplikasi, menurunkan resiko perdarahan pasa operasi. E."empertahankan keseimbangan airan untuk homeostatis juga tindakan HmenuiI yang dapat membilas batu keluar. -ehidrai dan ketidakseimbangan elektrolit dapat terjadi sekunder terhadap kehilangan airan berlebih (muntah dan diare).
penurunan tekanan darah, penurunan 9olume'tekanan nadi $Pengisian 9ena menurun $Perubahan status mental $=onsentrasi urine meningkat $emperatur tubuh meningkat $=ehilangan berat badan seara tiba$tiba $Penurunan urine output $" meningkat $=elemahan #.
9olume jam airan 4.=olaborasi pemberian airan +@ teratasi !."onitor status nutrisi dengan E.Berikan airan oral kriteria 4. hasil> 44. "empertahankan urine 4!. 4E. output sesuai dengan 48. usia dan BB, B? urine 4#. normal, !0. ekanan darah, nadi, !6. suhu tubuh dalam batas !2. normal !3. idak ada tanda tanda !. dehidrasi, lastisitas !4. turgor kulit baik,
4."enggantikan kehilangan airan dan natrium untuk menegah' memperbaiki hipo9olemia !."eningkatkan penyembuhan dan menegah komplikasi, menurunkan resiko perdarahan pasa operasi. E."empertahankan keseimbangan airan untuk homeostatis juga tindakan HmenuiI yang dapat membilas batu keluar. -ehidrai dan ketidakseimbangan elektrolit dapat terjadi sekunder terhadap kehilangan airan berlebih (muntah dan diare).
me mbran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan 1rientasi terhadap /aktu dan tempat baik ?umlah dan irama pernapasan dalam batas normal lektrolit, b, mt dalam batas normal p urin dalam batas normal +ntake oral dan intra9ena adekuat 42.
-. d. esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur in9asif, kateter, trauma jaringan, insisi bedah
-. Dianosa Kepera2a!an5 Masa#a6 Ko#a$orasi . Risi,o in*e,si berhubungan dengan prosedur in9asif, kateter, trauma jaringan, insisi bedah E4. *aktor$faktor risiko > $ Prosedur +nfasif $ =erusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan $ "alnutrisi $ Peningkatan paparan lingkungan patogen $ +monusupresi $ idak adekuat pertahanan sekunder (penurunan b, eukopenia, penekanan respon inflamasi) $ Penyakit kronik $ +munosupresi $ "alnutrisi
-9.
Ren%ana ,epera2 a!an
1. T/0/an dan ". In!er4ensi &. Rasiona# Kri!eria Hasi# -. NO7 8 9. NI7 8 1. +mmune %tatus 6.Pertahankan teknik aseptif 6."enegah pemasukan bakteri dan infeksi lanjut. =no/ledge > +nfetion 2................................. komplikasi, menurunkan resiko perdarahan G pasien E.-orong masukan airan pasa operasi. tidak !.Pengobatan epat infeksi dapat mengamankan mengalami 8.-orong istirahat #.7jarkan pasien dan keluarga tanda dan jalan masuk, menegah sepsis. infeksi gejala infeksi E.Peningkatan aliran airan mempertahankan dengan 80. perfusi ginjal dan membersihkan ginjal dan kriteria kandung kemih dari pertumbuhan bakteri. hasil> 8."eningkatkan relaksasi otot, penurunan edema, =lien bebas dari tanda dan dapat meningkatkan upaya berkemih. dan gejala infeksi #."embantu pasien dan keluarga memahami "enunjukkan
-. Dianosa Kepera2a!an5 Masa#a6 Ko#a$orasi . Risi,o in*e,si berhubungan dengan prosedur in9asif, kateter, trauma jaringan, insisi bedah E4. *aktor$faktor risiko > $ Prosedur +nfasif $ =erusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan $ "alnutrisi $ Peningkatan paparan lingkungan patogen $ +monusupresi $ idak adekuat pertahanan sekunder (penurunan b, eukopenia, penekanan respon inflamasi) $ Penyakit kronik $ +munosupresi $ "alnutrisi $ Pertahan primer tidak adekuat (kerusakan kulit, trauma jaringan, gangguan peristaltik)
-9.
Ren%ana ,epera2 a!an
1. T/0/an dan ". In!er4ensi &. Rasiona# Kri!eria Hasi# -. NO7 8 9. NI7 8 1. +mmune %tatus 6.Pertahankan teknik aseptif 6."enegah pemasukan bakteri dan infeksi lanjut. =no/ledge > +nfetion 2................................. komplikasi, menurunkan resiko perdarahan G pasien E.-orong masukan airan pasa operasi. tidak !.Pengobatan epat infeksi dapat mengamankan mengalami 8.-orong istirahat #.7jarkan pasien dan keluarga tanda dan jalan masuk, menegah sepsis. infeksi gejala infeksi E.Peningkatan aliran airan mempertahankan dengan 80. perfusi ginjal dan membersihkan ginjal dan kriteria kandung kemih dari pertumbuhan bakteri. hasil> 8."eningkatkan relaksasi otot, penurunan edema, =lien bebas dari tanda dan dapat meningkatkan upaya berkemih. dan gejala infeksi #."embantu pasien dan keluarga memahami "enunjukkan tujuan dari apa yang dilakukan dan kemampuan untuk mengurangi masalah karena ketidaktahuan. menegah timbulnya amun kelebihan informasi tidak membantu infeksi dan dapat meningkatkan ansietas. ?umlah leukosit dalam batas normal "enunjukkan perilaku hidup sehat %tatus imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam
batas normal E8.
82. e.
=urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat'lengkapnya informasi yang ada .
&. Dianosa Kepera2a!an5 Masa#a6 Ko#a$orasi
8#. =urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan kurang terpajan atau salah
. -. T/0/an dan Kri!eria Hasi# 9&. NO7 8 #. %etelah diberikan asuhan kepera/atan diharapkan klien dapat > #4. "engide ntifikasi kebutuha n terhadap informasi tambahan
.
Ren%ana ,epera 2a!a n In!er4ensi
9-. NI7 8 #E. dukasi kesehatan > 6. =aji ulang proses penyakit dan harapan masa dating 2. =aji ulang program diet, sesuai dengan indikasi 3. -iskusikan tentang> a. Pemberian diet rendah purin, (membatasi daging berlemak, kalkun, tumbuhan polong, gandum, alkohol)
.
Rasiona#
9. 6. "emberikan pengetahuan dasar, membuat pilihan berdasarkan informasi 2. Pemahaman diet, memberikan kesempatan untuk memilih sesuai dengan +nformasi, menegah kekambuhan. 3. -iskusikan tentang> 6) "enurunkan pemasukan oral terhadap prekursor asam urat 2) "enurunkan resikopem bentukan batu kalsium.
batas normal E8.
82. e.
=urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat'lengkapnya informasi yang ada .
&. Dianosa Kepera2a!an5 Masa#a6 Ko#a$orasi
$
8#. =urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat'lengkap nya informasi yang ada. #0. -%> Pasien tidak mengetahui
informasi tentang batu ginjal $ Pasien menari tau tentang kondisi yang dialaminya. #6. -1> #2. Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pengetahuan yang diperlihatkan
. -. T/0/an dan Kri!eria Hasi# 9&. NO7 8 #. %etelah diberikan asuhan kepera/atan diharapkan klien dapat > #4. "engide ntifikasi kebutuha n terhadap informasi tambahan mengenai perilaku promosi kesehatan atau program terapi (mis, informasi mengenai diet)
.
Ren%ana ,epera 2a!a n In!er4ensi
9-. NI7 8 #E. dukasi kesehatan > 6. =aji ulang proses penyakit dan harapan masa dating 2. =aji ulang program diet, sesuai dengan indikasi 3. -iskusikan tentang> a. Pemberian diet rendah purin, (membatasi daging berlemak, kalkun, tumbuhan polong, gandum, alkohol) b. Pemberian diet rendah Fa (membatasi susu, keju, sayur hijau, yogurt.) . Pemberian diet rendah oksalat (membatasi konsumsi oklat, minuman kafein, bit, bayam). . -iskusikan program obat$obatan, hindari obat yang dijual bebas dan baa labelnya. 4. unjukan pera/atan yang tepat terhadap insisi'kateter bila ada.
.
Rasiona#
9. 6. "emberikan pengetahuan dasar, membuat pilihan berdasarkan informasi 2. Pemahaman diet, memberikan kesempatan untuk memilih sesuai dengan +nformasi, menegah kekambuhan. 3. -iskusikan tentang> 6) "enurunkan pemasukan oral terhadap prekursor asam urat 2) "enurunkan resikopem bentukan batu kalsium. 3) "enurunkan pembentukan batu oksalat. . 1bat yang diberikan untuk mengasamkan urin, atau mengalkalikan, menghindari produk kontraindikasi. 4. "eningkatkan kemampuan pera/atan diri dan kemandirian !. -engan peningkatan kemungkinan berulangnya batu, inter9ensi segera dapat menegah komplikasi serius. E. "enurunkan rasa emas pasien 8. "embantu dalam merenanakan perubahan
!.
informasi tentang batu ginjal $ Pasien menari tau tentang kondisi yang dialaminya. #6. -1> #2. Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pengetahuan yang diperlihatkan
!.
())*
())*