yang melibatkan sendi, dan in$eksi pada sendi dapat memiu osteoarthritis. Samp Sampai ai saat saat ini ini belu belum m dite ditemu muka kan n obat obat yang yang dapa dapatt menyem menyembuh buhkan kan osteoa osteoarth rthrit ritis is hingga hingga tuntas tuntas.. engoba engobatan tan yang ada hanya ber$ungsi untuk mengurangi mengurangi nyeri dan mempertahankan $ungsi dari sendi yang terkena. &Akmal,-., 200' Obat Obat yang yang digu diguna naka kan n untu untuk k meng mengur uran angi gi beng bengka kak, k, radang dan nyeri akibat penyakit arthritis. Ada dua kelompok obat
yang
dipakai
yaitu
kortikosteroida
dan
non!
kortik kortikost ostero eroida ida &juga &juga diseb disebut ut anti/o anti/ogis gistik tika a non!st non!stero eroida ida'. '. ihard, 20'
B. Rumusan Rumusan Masalah Masalah . Apa de$enisi de$enisi Osteoart Osteoarthrri hrritis tis 2. *agaimana patogenesis osteoarthritis 3. Apa klasi1kasi dari osteoarthritis 4. Apa pato1siologi dari osteoarthritis 5. *agaimana etiologi dari dari osteoarthritis osteoarthritis . Apa -ani$estasi -ani$estasi klinik klinik dari osteoarthritis osteoarthritis . Apa (erapi (erapi dari dari osteoarthritis osteoarthritis . *agaimana Diagnosis osteoarthritis osteoarthritis . *agaimana 67aluasi hasil terapeutik terapeutik dari osteoarthritis osteoarthritis 0 Apa 8ontoh kasus dari osteoarthritis
C. Tujuan ujuan . -enambah
pengetahuan
penulis
tentang
hal
yang
berkaitan dengan penyakit osteoarthritis 2. 9ntu 9ntuk k meng mengem emba bang ngka kan n rasa rasa tang tanggu gung ng ja%a ja%ab b penul penulis is akan tugas yang telah dibebankan. 3. 9ntuk 9ntuk memenuhi memenuhi salah salah satu tugas tugas mata kuliah kuliah :artoks artoks ;;
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENYAKIT Osteoarthritis, yang juga dikenal sebagai osteoarthritis bipertopik, osteoartrosis, dan penyakit sendi degenerative, merupakan bentuk arthritis yang paling umum.&
ditemukan
keidakmampuan didiagnosis
dan
kerapkali
&disabilitas'.
seara
berlebihan
menimbulkan
Osteoarthritis atau
dianggap
dapat remeh
=
penyakit ini sering diobati seara berlebihan &o7ertreatment' atau
kurang
&undertreatment'. terhadap
kualitas
ditangani
sebagai
Dampak hidup
mana
$ungsional
penderitanya,
mestinya
Osteoarthritis khususnya
yang
berusia lanjut, kerapkali tidak dipedulikan. &Su>anne, 2002' ?aitu penyakit yang ditandai adanya kartilago sebagai penyangga, tulang di ba%ahnya mengalami iritasi, yang menyebabkan degenerasi sendi. Osteoarthritis dapat terjadi seara idiopatik & tanpa diketahui sebabnya' atau dapat terjadi setelah trauma, dengan stress berulang seperti yang dialami oleh pelari jarak jauh atau ballerina, atau berkaitan dengan de$ormitas ongenital. ;ndi7idu yang mengalami
hemophilia
atau
kondisi
lain
yang
ditandai
oleh
pembengkakan sendi kronis dan edema, dapat mengalami osteoarthritis.&6lisabeth, 200'
B. PATOGENESIS Dalam keadaan normal, sendi memiliki derajat gesekan yang rendah sehingga tidak akan mudah aus, keuali bila digunakan seara sangat berlebihan atau mengalami edera. Osteoarthritis kemungkinan bera%al ketika suatu kelainan terjadi pada sel!sel yang membentuk komponen tulang ra%an, seperti kolagen &serabut protein yang kuat pada jaringan ikat' dan proteoglikan &bahan yang membentuk daya lenting tulang ra%an'. Selanjutnya tulang ra%an tumbuh terlalu banyak, tetapi pada akhirnya akan menipis dan membentuk retakan!retakan dipermukaan. #ongga keil akan terbentuk didalam sumsum dari
tulang
sehingga
yang
tulang
pertumbuhan
terletak
diba%ah
menjadi
rapuh.
berlebihan
dipinggiran
kartilago (ulang dan
tersebut, mengalami
menyebabkan
benjolan &esteo1t', yang bias dilihat dan bias dirasakan. *enjolan ini mempengaruhi $ungsi sendi yang normal dan menyebabkan nyeri. ada akhirnya, permukaan tulang ra%an yang halus dan liin berubah menjadi kasar dan berlubang!lubang, sehingga sendi tidak lagi dapat bergerak seara halus. Semua komponen sendi &tulang, kapsul sendi, jaringan syno7ial, tendon dan tulang ra%an' mengalami kegagalan dan terjadi kelainan sendi.&-aloedin, 203'
C. KLASIFIKASI
*erdasarkan
atogenesisnya,
Osteoarthritis
dikelompokkan menjadi dua, yaitu @ . Osteoarthritis rimer Osteoarthritis primer disebut juga OA idiopatik, yaitu osteoarthritis yang etiologinya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses
perubahan
loal
pada
sendi.
enyebab
osteoarthritis primer diduga karena $aktor geneti, yaitu adanya abnormalias kolagen sehingga mudah rusak. ebih sering dijumpai daripada osteoarthritis sekunder. 2. Osteoarthritis Sekunder Osteoarthritis yang didasari oleh kelainan endokrin, in/amasi, metaboli, pertumbuhan, herediter, jejas makro dan mikro serta imobilisasi yang terlalu lama. &Soeroto et al., 200'
D. PATOFISIOLOGI . ada a%al OA, kandungan air pada kartilago meningkat, kemungkinan sebagai akibat kerusakan jaringan kolagen yang tidak mampu untuk mendesak proteoglikan, dan selanjutnya memperoleh air. Seiring perkembang OA, kandungan proteoglikan kartilago menurun, kemungkinan melalui kerja metalloproteinase. 2. erubahan dalam komposisi glikosaminiglikan juga terjadi, dengan peningkatan keratin sul$at dan penurunan rasio kondroitin erubahan
4!sul$at ini
dapat
terhadap
kondroitin
mengganggu
interaksi
!sul$at. kolgen
proteoglikan pada kartilago. )andungan kolagen tidak berubah sampai penyakit menjadi parah. enigkatan dalam sintesis kolagen dan perubahan distribusi dan diameter serat dapat terlihat.
3. eningkatan akti7itas metaboli yang ditandai dengan peningkatan
sintesis
matriks
yang
dikontrol
oleh
kondrosit, dianggap merupakan suatu respon perbaikan terhadap
kerusakan.
*agaimanapun,
jika
berlanjut
menjadi hilang proteoglikan, mere/eksikan kehilangan netto sebagai proses degredasi yang lebih epat daripada sintesisnya. 4. (ulang subkondral yang berdekatatan dengan kartilago artikular juga mengalami pergantian tulang yang lebih apat,
dengan
peningkatan
akti7itas
osteoklast
dan
osteoblast. (erdapat hubungan antara pelepasan peptide 7asoakti$ dan matriB metalloproteinase, neo7askularisasi dan peningkatan permeabilitas kartilago yang berdekatan. eristi%a
ini
selanjutnya
mengakibatkan
degredasi
kartilago dan pada akhirnya hilangnya kartilago, berakibat pada rasa sakit dan de$ormitas sendi. 5. :ibrilasi, robeknya kartilago yang tidak mengandung kalsium, mengekspos bagian dalam tulang sehingga dapat menyebabkan Selanjutnya,
mikro$aktur kartilago
pada
tererosi,
tulang
subkondral.
meninggalkan
tulang
subkondral yang Cgundul dan menjadi padat, halus dan berkilau. . -ikro$aktur berakibat pada produksi allus dan osteoid. (ulang baru &osteo1t' terbentuk pada tepi sendi, jauh dari area destruksi kartilago. Osteo1t dapat merupakan suatu usaha untuk menstabilkan sendi daripada suatu aspek yang destrukti$ dari OA. . ;n/amasi, diatat seara klinis sebagai sino7itis, terjadi dan dapat diakibatkan dari pelepasan mediator in/amasi seperti prostaglandin dari kondrosit. &)usnandar dkk., 200'
E. ETIOLOGI :aktor resiko Osteoarthritis antara lain umur, trauma, geneti, hormone, seB, penyakit otot, lingkungan @ . 9mur Dari semua $aktor untuk timbulnya Osteoarthritis, $aktor ketuaan adalah yang terkuat. re7alensi, dan beratnya Osteoarthritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Eal ini disebabkan karena adanya hubungan antara umur
dengan
penurunan
kekuatan
kolagen
dan
proteoglikan pada kartilago sendi. 2. "enis )elamin ada orang tua yang berumur 55 tahun lebih, pra7alensi terkenanya
Osteoarthritis
pada
%anita
lebih
tinggi
daripada pria. 9sia kurang dari 45 tahun Osteoarthritis lebih sering terjadi pada pria daripada %anita. 3. Suku bangsa Osteoarthritis
primer
dapat
menyerang
semua
ras
meskipun terhadap perbedaan pre7alensi pola terkenanya sendi pada osteoarthritis. Eal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan ara hidup maupun perbedaan pada $rekuensi pada kelainan ongenital dan pertumbuhan. 4. Fenetik :aktor
herediter
juga
berperan
pada
timbulnya
osteoarthritis. Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen!gen strutural lain untuk unsure!unsur tulang ra%an sendi
seperti
kolagen,
proteoglikan
berperan
dalam
timbunya keenderugan $amilial pada osteoarthritis. 5. )egemukan dan penyakit metaboli *erat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoarthritis lutut. )egemukan
ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoarthritis pada sendi yang menganggung beban tetapi juga dengan osteoarthritis sendi lainnya, diduga terdapat $aktor lain &metaboli' yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dan hipertensi. . 8edera sendi &trauma', pekerjaan dan olahraga ekerjaan berat maupun dengan pemakaian suatu sendi yang terus menerus, berkaitan dengan peningkatan resiko osteoarthritis tertentu. Demikian juga edera sendi dan olahraga yang sering menimbulkan edera sendi berkaitan resiko osteoarthritis yang lebih tinggi. &*runner dan Suddarth, 200'
F. MANIFESTASI KLINIK 1. re7alensi dan keparahan OA meningkat seiring usia. :aktor
resiko
yang
potensial
meliputi
obesitas,
penggunaan berulang melalui pekerjaan atau akti7itas di %aktu luang, trauma persendian, dan hereditas. 2. resentasi klinis tergantung pada durasi dan keparahan penyakit dan jumlah sendi yang dipengaruhi. Fejala yang dominan adalah rasa sakit yang dalam dan terlokalisasi berhubungan dengan sendi yang dipengaruhi. ada a%al OA,
rasa sakit
mengiringi akti7itas
persendian dan
berkurang dengan istirahat. Selanjutnya, rasa sakit terjadi %alaupun dengan akti7itas yang minimal atau pada saat istirahat. . Sendi yang paling umum dipengaruhi
adalah sendi
inter$alangeal distal dan proksimal &D; dan ;' pada tangan, sendi karpometakarpal &8-8' pertama, lutut, pinggul, tulang belakang ser7iks dan lumbar, dan sendi metaterso$alangael &-(' pertama pada jari kaki.
!. Selain rasa sakit, keterbatasan pergerakan, kekakuan, repitus,
dan depormitas dapat pula terjadi. asien
dengan lower extremity involment dapat melaporkan adanya suatu perasaan kelelahan atau ketidakstabilan. ". )ekauan sendi berlangsung kurang dari 30 menit dan sembuh dengan bergerak.pembesaran sendi berhubungan dengan proli$erasi tulang atau penebalan sino7ium dan kapsul sendi. Adanya rasa hangat, kemerahan dan sendi yang empuk mengesankan terjadinya in/amasi sino7itis. #. De$ormitas sendi dapat terjadi pada tahap selanjutnya sebagai
akibat
subkondral,
dari
subluBasi,
pembentukan
tonjolan
pertumbuhan tulang berlebih. $. emeriksaan 1sik terhadap GpengempukkanH krepitasi,
kolaps!nya
sendi
tulang
tulang, ditandai
atau dengan
dan mungkin pembesaran
sendi. +odus heberden dan bouhard seara berturut! turut merupakan pembesaran tulang &osteo1t' dari sendi D; dan ;. &)usnandar dkk., 200'
G. TERAPI A. endekatan 9mum (6#A; +O+ :A#-A)OOF; . angkah pertama adalah memberikan edukasi pada pasien tentang penyakit, prognosis, dan pendekatan manajemennya. Selain itu, diperlukan konseling diet untuk pasien OA yang kelebihan berat badan. 2. (erapi 1sik! dengan pengobatan panas atau dingin dan program
olahraga!
mengembalikan
membantu
rentang
menjaga
pergerakan
dan
sendi
dan
mengurangi rasa sakit dan spasmus otot. rogram olahraga
dengan
isometri memperbaiki
didesain $ungsi
dengan untuk sendi
menggunakan
teknik
menguatkan dan
pergerakan,
otot, dan
menurunkan
ketidakmampuan,
rasa
sakit,
dan
kebutuhan akan penggunaan analgesik. 3. Alat bantu dan ortotik seperti tongkat, alat pembantu berjalan,alat bantu gerak, heel cups, dan insole dapat digunakan selama olahraga atau akti7itas harian. 4. rosedur operasi &mis.osteotomi, pengangkatan sendi, penghilangan osteo1t, artroplasti parsial atau total, joint fusion' diindikasikan untuk pasien dengan rasa sakit parah yang tidak memberikan respon terhadap terapi konser7ati$ atau rasa sakit yang menyebabkan ketidakmampuan
$ungsional
substansi
dan
mempengaruhi gaya hidup.
(6#A; :A#-A)OOF; . (erapi obat pada OA ditargetkan pada penghilangan rasa sakit. )arena OA sering terjadi pada indi7idu yang lebih
tua
diperlukan
yang
memiliki
kondisi
suatu pendekatan
pengobatan obat. 2. endekatan indi7idual
untuk
medis
konser7ati$ pengobatan
lainnya, terhadap adalah
penting &gambar 2!'. 9ntuk sakkit yang ringan atau sedang , analgesi topial atau asetamino$en dapat digunakan. "ika hal ini gagal atau terjadi in/amasi, obat A;+S dapat berguna. )etika terapi obat dimulai, terapi non!obat yang ook harus diteruskan. a' Folongan A;+S M%&an'sm% K%(ja O)a* Dalam dosis tunggal in/amasi nonsteroid &A;+S' mempunyai akti7itas analgesi yang setara dengan parasetamol,
tetapi
parasetamol
lebih
disukai
terutama untuk pasien usia lanjut. Dalam dosis penuh yang la>im A;+S sekaligus memperlihatkan e$ek analgesi yang bertahan lama
yang membuatnya sangat berguna pada pengobatan nyeri berlanjut atau nyeri berulang akibat radang. Oleh
karena
itu,
%alau
parasetamol
seringa
mengatasi nyeri dengan baik pada osteoarthritis, A;+S
lebih
tepat
daripada
parasetamol
atau
analgesi opioid dalam arthritis meradang & yaitu arthritis
rematoid'
dan
pada
osteoarthritis lanjut. Eanya sedikit perbedaan
beberapa dalam
kasus
akti7itas
antiin/amasi antara berbagai A;+S, namun ada 7ariasi yang ukup besar dalam respon pasien seara indi7idual. Sekitar 0I pasien akan beraksi terhadap semua A;+S. Sementara yang lainnya ada yang tidak bereaksi terhadap salah!satunya, dan bereaksi baik terhadap yang lain. 6$ek analgesi normalnya harus diperoleh dalam selang seminggu. Sementara
e$ek
antiin/amasi
mungkin
belum
terapai. "ika respon memadai belum diperoleh dalam selang %aktu itu, harus dioba A;+S lain. erbedaan utama antara berbagai A;+S adalah kejadian
dan
jenis
e$ek
samping.
Sebelum
pengobatan dimulai dokter yang meresepkan harus mempertimbangkan rasio man$aat dan risiko e$ek sampingnya. In+'&as' . #ematoid arthritis A' & keuali ketorolak, asam me$enamat, dan meloksikan ' dan osteoarthritis &OA' keuali ketorolak, dan asam me$enamat meredakan tanda!tanda dan gejala. 2. +yeri ringan dan sedang 3. Dismenoria primer
K,n*(a'n+'&as' A;+S dikontraindikasikan
untuk
pasien
dengan
ri%ayat hipersensiti7itas terhadap asetpsal atau A;+S lainnya, termasuk mereka yang serangan asma, angiodema, urtikaria, atau rinitisnya dipiu oleh asetosal dan A;+S lainnya. A;+S sebaiknya tidak diberikan kepada pasien yang mengidap tukak lambung akti$. asien yang sebelumnya atau sedang mengidap tukak lambung atau pendarahan saluran erna,
lebih
baik
menghindarinya
dan
menghentikannya jika munul lesi saluran erna. P%('n-a*an A;+S harus digunakan dengan hati!hati pada pasien usia lanjut, pada gangguna alergi, selama kehamilan dan menyusui, dan pada gangguan koagulasi. ada pasien gagal ginjal, payah jantung, atau gagal hati, dibutuhkan kehati!hatian, sebab penggunaan A;+S bias mengakibatkan memburuknya $ungsi ginjal &lihat juga pada e$ek samping'= dosis harus dijaga serendah mungkin dan $ungsi pasien yang mengidap tukak lambung akti$. E%& sam/'n6$ek samping beragam
tingkat
keparahan dan
kekerapannya. )adang timbul rasa tidak nyaman pada saluran erna , mual, diare, dan kadang pendarahan dan
tukak, dyspepsia
bias ditekan
dengan meminum obat ini bersama makanan atau susu.
6$ek
samping
lain
termasuk
reaksi
hipersensiti7itas &terutama ruam kulit, angiodema, dan bronkospasme', sakit kepala, pusing, 7ertigo, gangguan
pendengaran
seperti
tinnitus,
$otosensiti7itas,
dan
hematuria.
"uga
terjadi
gangguan pada darah. #etensi airan bias terjadi &jarang
sampai
memperepat
gagal
jantung
kongesti$ pada pasien usia lanjut'. S%+'aan )%(%+a( (ablet @ )etopro$en 50 mg, 00 mg ;bupro$en 00 mg, 200 mg +atrium diklo$enat 50 mg Suspensi @ ;bupro$en 00 mgJ 5 ml Suppositoria @ )etopren 00 mg )etopren 25 mg ;njeksi @ )etopren 00 mgJampul b' )ortikosteroid M%&an'sm% K%(ja )ortikosterid
memiliki
akti7itas
glukokortikoid
sehingga memperlihatkan e$ek yang sangat beragam yang
meliputi
karbohidrat,
e$ek
protein,
terhadap
dan
lipid.
metabolism
6$ek
terhadap
kesetimbangan air dan elektrolit= dan e$ek terhadap pemeliharaan $ungsi berbagai system dalam tubuh. )erja obat ini sangat rumit dan bergantung pada kondisi hormonal seseorang. +amun, seara umum e$eknya dibedakan atas
e$ek
retensi +a,
e$ek
terhadap metabolism )E & glukoneogenesis', dan e$ek antiin/amasi. )ortikosteroid bekerja melalui inreraksinya dengan protein reseptor yang untuk
mengatur
suatu
spesi1k di organ target, ekspresi
geneti
yang
selanjutnya akan menghasilkan perubahan dalam sintesis protein lain. rotein yang terakhir inilah yang akan mengubah $ungsi seluler organ target sehingga diperoleh, misalnya, e$ek glukogeogenesis, meningkatnya asal lemak, meningkatnya reabsorpsi
+a, meningkatnya reakti7itas pembuluh terhadap >at 7asoakti$, dan e$ek antiin/amasi. In+'&as' Sebagai antii/amsi, kortikosteroid digunakan dalam dosis yang beragam untuk berbagai penyakit dan beragam utnuk indi7idu yang berbeda, agar dapat dijamin rasio man$aat dan risiko yang setinggi! tingginya. . Sebagai penyelamat ji%a atau memperpanjang hidup, misalnya pada leukima akut, pem1gus, dermatitis
eks$oliati$,
reaksi
terhadap
angkokan,
penolakan
maka
akut
kortikosteroid
digunakan dalam dosis besar dalam jangka lama. (etapi
untuk
penyakit
yang
relati$
ringan,
misalnya arthritis rematoid, penggunaan jangka lama man$aatnya tidak lebih besar daripada risikonya. 2. 8olitis ulserati7
memerlukan
sistemik dan topial. 3. Eiperplasia adrenal glukokortikoid
ongenital
untuk
kortikosteroid memerlukan
menekan
sekresi
kortikotropin yang dosisnya disesuaikan dengan kadar androgen dan !K!hidroksi progesteron. 6$ek
penekanan
poros
hipotalamus
hipo1sis
adrenal lebih kuat dan lama bila obat diberikan malam
hari
sehingga
betametason
dan
deksametason mg pada malam hari ukup untuk supresi 24 jam. 4. 9dem otak juga diobati dengan betametason dan deksametason
yang
tidak
menambah
resiko
retensi airan. 5. #eaksi hipersensiti$ akut seperti angioudem dan shok ana1laksis memerlukan adrenalin sebagai
antagonis $aalan. )ortikosteroid merupakan obat tambahan, dalam hal ini digunakan 00!300 mg hidrokortison i.7. . Asma bronhial lebih baik diobati topial, tetapi pada
keadaan
darurat,
kortikosteroid
diberikan bersama bronkodilator. . )ortikosteroid e$ekti$ menekan
radang
i.7 pada
demam reumatik, hepatitis akt1 kronik, dan sarkoidosis, anemia
juga
menyebabkan
hemolitik,
sebagian
ne$rotik
remisi
kasus
pada
sindrom
& khususnya pada anak', dan
purpura trombositopenis. . rognosis S6 &systemi lupus erihematosus', arteritis
temporal,
diperbaiki
dengan
perjalanan dihambat,
dam
pemberian
penyakit tetapi
%alaupun
kelainan
9ntuk
dan
dasarnya
dapat kasus
nodosa
kostikosteroid,
dihambat
akhirnya
keganasannya.
poliarteritis
ini
gejala menetap
dihilangkan pengobatan
dimulai dengan dosis ukup tinggi, misalnya prednisone
40!0
mgJhari
yang
kemudian
diturunkan ke dosis terendah yang masih dapat mengendalikan penyakit.
K,n*(a'n+'&as' ;n$eksi systemi, keuali bila diberikan antibioti systemi= hindari 7aksinasi dengan 7irus akti$ pada pasien yang menerima dosis imunosupresi$. P%('n-a*an
Supresi adrenal dapat terjadi pada penggunaan jangka lama dan bertahan beberapa tahun setelah pengobatan dihentikan. engurangan dosis yang tiba!tiba setelah penggunaan lama & lebih dari hari' dapat menyebabkan insu1siensi adrenal akut, hipotensi,
dan
kematian.
Oleh
karena
itu,
penghentian harus bertahap. 6$ek su$resi adrenal ini paling keil bila obat diberikan pagi hari. 9ntuk mengurangi e$ek ini lebih lanjut, dosis total 2 hari sebaiknya diberikan sebagai dosis tunggal berselang sehari.
8ara
ini
ook
untuk
terapi
arthritis
rheumatoid, tetapi tidak ook untuk terapi asma bronhial. 6$ek su$resi ini juga dapat dikurangi dengan pemberian intermitten. E%& sam/'nenggunaan kortikosteroid jangka menimbulkan
e$ek
samping
lama
akibat
akan khasiat
glukokortikoid maupun khasiat mineralokortikoid. 6$ek samping glukokortikoid meliputi diabetes dan osteoporosis yang terutama berbahaya bagi usian lanjut. emberian dosis tinggi dapat menyebabkan nekrosis
a77askular
dan
sindrom
Cushing yang
si$atnya berpulih &re7ersible'. Dapat juga terjadi gangguan mental, euphoria dan miopati.
Eubungan
penggunaan
kortikosteroid
dengan timbulnya tukak pepti tidak begitu jelas. ada
anak,
kortikosteroid
dapat
menimbulkan
gangguan pertumbuhan, sedangkan pada %anita hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan adrenal anak.
6$eknya
terhadap
reaksi
jaringan
dapat
menyebabkan tanda klinik in$eksi tidak munul
sehingga in$eksi menyebar tanpa diketahui &e$ek samar'. S%+'aan )%(%+a( . Deksamethason DeBamethason&Fenerik' airan ;nj. 5 mgJm &)' 8amideson &uas Djaya' airan inj. 5 mgJm &)' 2. Eidrokortison Sileort &pra$a' serbuk inj. 00 mgJ2 m &)' 3. )ortison 8ortison asetat &Fenerik' airan ;nj. 25 mgJm &)' 4. (riamsinolon )enaort!A! ;-. 8airan ;nj. 40 mgJm &)'
' Folongan Analgesik . Folongan Analgesik +on +arkotik a. Asetamino$en & Analgesik oral' M%&an'sm% K%(ja *elum jelas, asetamino$en
manghambat
sintesis prostaglandin pada SS. In+'&as' +yeri ringan sampai sedang= demam K,n*(a'n+'&as' asien
dengan
$enilketonuria
&kekurangan
homo>igot $enilalanin hidroksilase' dan pasien yang harus membatasi masukan $enilalanin. E%& sam/'n6$ek samping jarang= keuali ruam kulit= kelainan darah= panreatitis akut dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang= penting pada
kerusakan
hati
&dan
lebih
jarang
kerusakan ginjal' setelah o7erdosis. S%+'aan )%(%+a( Sirup @ arasetamol 20 mgJ5 ml (ablet @ arasetamol 00 mg, 500 mg Suspensi 6liksir
@ 8alapol 20 mgJ5 ml @ Deadol 20 mgJ5 ml
)apsul
@ :armadol 500 mg
b. )apsaisin &Analgesik topial' M%&an'sm% K%(ja Suatu ekstrak dari lada menyebabkan
pelepasan
dan
merah
yang
pengosongan
substansi dari serabut sara$. In+'&as' *erman$aat dalam menghilangkan rasa sakit pada OA jika digunakan seara topial pada sendi
yang
digunakan
dipengaruhi.
sendiri
)apsaisin
atau kombinasi
analgesi oral atau A;+S. P%('n-a*an asien harus diperingatkan
untuk
dapat dengan
tidak
mengoleskan krim ini pada mata atau mulut dan
untuk
menui
tangan
setelah
penggunaan. E%& sam/'nDitoleransi dengan baik, tetapi pada beberapa pasien mengalami rasa terbakar atau sengatan untuk sementara pada area yang dioleskan. . Flukosamin dan kondroitin &Analgesik topial' M%&an'sm% &%(ja Flukosamin mengurangi penyempitan ruang sendi In+'&as' Flukosamin
dan
kondroitin
merupakan
suplemen makanan yang telah menunjukkan hasil yang superior terhadap plaebo dalam meredakan rasa sakit pada OA lutut atau pinggul pada studi double!blind dengan ontrol plaebo. 2. Analgesik narkotika In+'&as'
+yeri
sedang
sampai
berat=
terutama
yang
berasal dari 7iseral. E%& sam/'n-ual, muntah, konstipasi, dan rasa mengantuk. Dosis yang lebih besar menimbulkan depresi na$as dan hipotensi. P%('n-a*an Eipotensi, hipotiroidisme, asma &hindari selama serangan'= dan turunnya adangan pernapasan, hipertropi prostat= %anita hamil dan menyesui= dapat
memiu
koma
pada
kerusakan
hati
&kurangi dosis atau hindari= tetapi banyak pasien demikian dapat menerima mor1n'. S%+'aan )%(%+a( -orphin E8 &Fenerik' sirup 5 mgJ5 ml, tablet 0 mg= 30 mg. )odein :os$at &Fenerik' tablet 0 mg= 5 mg :entanil, 8airan inj. 0.05 mgJml &+' (ramadol &Fenerik' ;njeksi 50 mgJml etidin &Fenetik' ;njeksi 50 mgJml d' Obat OA lainnya ;njeksi Eialuronat M%&an'sm% &%(ja ;njeksi asam hyaluronat dalam jumlah yang sedang dan sementara %aktu dapat meningkatkan 7iskositas airan syno7ial. In+'&as' Dilaporkan dapat menurunkan rasa sakit, tetapi banyak studi yang dilakukan dalam jangka %aktu pendek dan dikontrol dengan baik dengan tingkat respon plaebo yang tinggi. Dua agen intra!artikular yang mengandung asam hyaluronat tersedia untuk mengobati rasa sakit yang berkaitan dengan OA lutut. E%& sam/'n-
;njeksi ditoleransi dengan baik tetapi pembengkakan sendi akut dan reaksi kulit loal & mis @ rass, ehymoses, atau pruritus' talah dilaporkan. S%+'aan )%(%+a( Sodium
hyaluronat
&Eyalgan',
Eylan
F!:
20
&Syn7is'. &)usnandar dkk., 200'
H. DIAGNOSIS Diagnosis osteoarthritis dapat ditegakkan berdasarkan riteria klinis menurut American college of Rheumatology &A8#'. *erdasarkan riteria tersebut, osteoarthritis dapat ditegakkan apabila @ . +yeri sendi 2. -emenuhi tiga riteria dari enam hal berikut @ a. 9mur lebih dari 50 tahun b. )aku sendi kurang dari 30 menit . )repitasi d. +yeri tulang e. embengkakan tulang $. (idak hangatJpanas pada perabaan. &Dieppe, 200'
I. E0ALASI HASIL TERAPETIK . 9ntuk memonitor e1kasi, sumber rasa sakit pasien dapat dinilai dengan menggunakan Visual analog scale &LAS', dan rentang pergerakan sendi dapat dinilai dengan /eksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi. 2. (ergantung pada sendi yang dipengaruhi, pengukuran gribstrength dan 50 kali jalan kaki dapat membantu menilai OA tangan dan pinggulJlutut, seara berurutan. 3. engukuran radiogra$ dapat mendokmentasikan banyaknya
sendi
yang
terlibat
dan
mengikuti
perkembangan terapi penyakit. 4. engukuran lainnya meliputi clinician’s global assessment berdasarkan sejarah akti7itas dan keterbatasan pasien
yang disebabkan OA, sebagaimana halnya dokumentasi penggunaan analgesi atau A;+S. 5. )uosionar Quality of lite &MO' spesi1k penyakit arthritis berharga untuk menilai respon klinis terhadap inter7ensi. . asien sebaiknya ditanyakan apakah obat yang digunakan memiliki e$ek samping. -ereka juga harus dimonitor untuk setiap tanda!tanda e$ek yang terkait obat, seperti ruam pada kulit, sakit kepala, rasa kantuk, kenaikan berat badan, atau hipertensi akibat A;+S. . engukuran kreatinin serum, pro1l
hematologi
dan
transaminase serum dengan inter7al hingga 2 bulan berguna
dalam
mengidenti1kasi
terhadap
ginjal,
hati,
saluran
toksisitas
spesi1k
gastrointestinal,
atau
sumsum tulang. &)usnandar dkk., 200'
. CONTOH KASS a. +y. ; Seorang ibu rumah tangga berusia 52 tahun dengan keluhan utama nyeri lutut sejak kurang lebih bulan yang lalu. Sekitar bulan yang lalu pasien sudah mengeluhkan nyeri pada lutut kanan yang a%alnya hilang timbul. A%alnya nyeri pada lututnya tidak senyeri seperti sekarang. +yeri juga dirasakan didaerah persendian, nyeri timbul jika pasien berjalan atau disaat pasien banyak bergerak, nyeri terasa hebat terutama saat pagi hari selama kurang lebih setengah jam, nyeri berkurang atau hilang jika pasien istirahat. *engkak didaerah lutut &!', terasa panas didaerah lutut &!', nyeri saat ditekan pada
daerah lutut
&N'.
Selama
ini
pasien
berobat
kepuskesmas dan diberi obat tablet, setelah obat habis biasanya nyeri mulai munul kembali. #i%ayat jatuh atau trauma sebelumnya disangkal. asien mengaku kebiasaan pasien dari dulu hingga sekarang jarang berolahraga.
b. +y. ) seorang ibu rumah tangga berusia tahun dengan keluhan
utama
nyeri
lutut
kiri.
asien
merupakan
konsulan dari bagian penyakit dalam dengan ri%ayat penyakit dahulu Diabetes mellitus sejak 2 tahun yang lalu dan tidak rutin ontrol. Sejak 3 bulan yang lalu pasien mengeluhkan lutut sebelah kiri kaku dan sulit untuk digerakkan terutama setelah bangun tidur. utut kaku juga dirasakan bila pasien terlalu lama duduk di lantai. )aku dirasakan selama kurang lebih 5 menit. Sejak satu bulan terakhir, lutut dirasakan nyeri jika digerakkan.
asien
mengeluhkan
nyeri
semakin
memberat ketika berjalan jauh, naik tangga dan jongkok.
kepada
pasien
tentang
osteoarthritis, $aktor resiko dan bahanya, memberikan saran kepada pasien agar berobat seara teratur, jika nyeri
masih
mengganggu
dan
menyebabkan
keterbatasan gerak yang permanen dianjurkan agar
pasien berobat ke #S9D dengan spesialis bedah Ortopedi. 5. re7enti$ a' -enyarankan melakukan latihan untuk memperluas gerak sendi untuk menegah kekakuan yang dapat terjadi. b' -enyarankan pekerjaan
atau
tidak
melakukanJmengurangi
akti7itas
berat
yang
dapat
memperberat penyakit misalnya naik turun tangga &pekerjaan yang bertumpu pada lutut' ' -enyarankan menjaga berat badan mengurangi resiko penyakit. . )urati$ a' +on $armakologi ' ;stirahat yang teratur
untuk
untuk
mengurangi
penggunaan beban pada sendi. 2' atihan dirumah berupa latihan statis serta memperkuat otot!otot 3' Dapat mengompres
dengan
air
hangat
mengurangi nyeri disekitar lutut, dapat dilakukan sekitar 30 menit setiap hari. atihan duduk dan berdiri seara perlahan setiap hari selama 5!20 menit untuk melatih otot agar tidak kaku. 4' Dianjurkan kepada pasien agar makan
dan
minum yang sehat. b' :armakologi iroBiam tab B 0 mg #anitidin tab 2 B 50 mg Lit. * ompleB 3 B 50 mg ' (radisional *ahan @ 30 g jahe merah, 25 g )unyit tua, 0 g daun lidah buaya, jari kayu manis dan 5 g adas. Semua bahan diui bersih, daun lidah buaya dikupas kulitnya. Semua bahan direbus dengan 00 air. Sampai mendidih hingga tersisa 250 lalu disaring,
tunggu hingga dingin. )emudian diminum dua kali sehari. . #ehabilitasi a' -enjaga berat badan tetap normal b' -inum obat seara teratur ' -elakukan olahraga ringan tanpa
beban
yang
$emurotibia
dan
bersi$at ontinue
). T%(ha+a/ N3. K . Dengan hasil pemeriksaan @ :isik @ +ormal Asam urat @ 5, mgJd )esan @ Osteoarthritis
$emuropatella joint kiri 2. Diagnosa penyakit Osteoarthritis Fenu Sinistra 3. (erapi -eloBiam B 5 mg 4. #ehabilitasi a' -enjaga berat badan tetap normal b' -inum obat seara teratur ' -elakukan olahraga ringan tanpa
beban
yang
bersi$at ontinue
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Osteoarthritis
&OA'
merupakan
penyakit
sendi
degenerati7e yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Lertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena
OA.
:aktor!$aktor resiko terjadi
OA yaitu
$aktor
predisposisi umum &umur, jenis kelamin, kegemukan, hereditas,
hipermibilitas, merokok, densitas tulang, hormonal dan penyakit reumatik kronik lainnya' dan $aktor mekanik &trauma, bantuk sendi,
penggunaan
pekerjaanJakti7itas'.
sendi Fejala
yang klinis
berlebihan meliputi
karena
nyeri
sendi,
hambatan gerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi
&depormitas',
engelolaannya
dan
terdiri
dari
perubahan tiga
hal
gaya yaitu,
berjalan.
terapi
non!
$armakologi, terapi $armakologis dan terapi bedah.
B. Saran
Sebagaimana uraian pada pokok pembahasan tersebut, sebaiknya pembaa mempelajari lebih lanjut tentang penyebab Osteoarthritis tersebut dan ara penanganan agar bisa lebih mengetahui dengan jelas.
DAFTAR PSTAKA
Akmal -utaroh.2002. nsiklopedi !esehatan "ntuk "mum# 6F8@ "akarta
*runner dan Suddarth. 200 . $uku a%ar !eperawatan medical bedah. 6d.. 6F8 @ "akarta 8or%in
6lisabeth.200. $uku
saku
&ato'siologi#6F8@
"akarta Dieppe . 200. &rimer on the rheumatic disease. 3th. *usiness -edia @ "akarta Earkness #ihard. 20. (nteraksi obat . ;(* @ *andung ippinott er, S. 2002. $uku a%ar !eperawatan medical bedah# 6F8 @ "akarta