MODUL 1.2 Aspek Pembentuk Kota
Faktor-faktor yang menentukan terbentuknya suatu kota
Menurut Doxiadis (1900), kota sebagai suatu sistem spasial memiliki faktor-faktor yang menjadi pembentuknya serta keterkaitannya satu sama lain. Adapun faktor-faktor tersebut atara lain adalah:
Alam (Nature)
Individu Manusia (Antropos) dan Masyarakat (society)
Ruang Kehidupan
Jaringan
Menurut Geddes, karakteristik permukiman sebagai suatu kawasan memilii unsur:
Place (tempat tinggal)
Work (tempat kerja)
Folk (tempat bermasyarakat)
Di Indonesia, menurut Hadinoto (1970), mengemukakan bahwa faktor pembentuk kota terdiri dari:
Wisma : Tempat tinggal (perumahan)
Karya : Tempat bekerja (kegiatan usaha)
Marga : Jaringan pergerakan, sirkulasi
Suka : Tempat rekreasi/hiburan
Penyempurna : Prasarana dan sarana
Kelompok Kegiatan Pembentuk kota, Kriteria Lokasi dan Karakteristik
Terbentuknya suatu kota dipengaruhi oleh berbagai komponen. Komponen pembentuk kota adalah elemen-elemen yang menjadi bagian dari wilayah perkotaan dan menjadi yang membentuk struktur kota. Komponen tersebut biasanya mewakili atau diwujudkan oleh jenis kegiatan yang ada diatas permukaan bumi atau lahan atau disebut juga sebaga penggunaan lahan. Adapun jenis pembentuk komponen kota antara lain adalah:
Perumahan, Kawasan perumahan pada dasarnya adalah tempat untuk istirahat setelah melakukan segala kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Kriteria Lokasi:
Dekat dengan fasilitas umum dar fasilitas sosial
Karakteristik Kegiatan
Membutuhkan ketenangan (untuk istirahat)
Pendidikan, Fasilitas pendidikan adalah tempat untuk menjalankan proses kegiataa pembelajaran yang membutuhkan proses komunikasi.
Kriteria Lokasi:
Membutuhkan ketenangan (untuk proses belajar mengajar)
Dekat dengan konsumen (perumahan)
Untuk pendidikan dasar sebaiknya dekat dengan perumahan
Untuk pendidikan menengah dan tinggi bisa lebih jauh
Mempunyai akses lokal yang baik
Karakteristik Kegiatan
Menimbulkan keramaian dan kemacetan (pada saat selesai belajar)
Kesehatan, Fasilitas kesehatan adalah tempat untuk menjalankan proses penyembuhan (recovery) dari keadaan sakit.
Kriteria Lokasi:
Membutuhkan ketenangan (untuk istirahat dan penyembuhan)
Dekat dengan konsumen (perumahan)
Mempunyai akses lokal yang baik
Karakteristik Kegiatan
Menimbulkan keramaian (pada saat kunjungan pasien di rumah sakit)
Menimbulkan polusi (limbah rumah sakit)
Olah Raga, Fasilitas olah raga yang menjadi komponen pembentuk kota adalah pusat kegiatan olahraga atau lapangan olah raga yang cukup besar, seperti lapangan sepak bola atau lapangan pacuan kuda. Hal ini disebabkan oleh pengaruh terhadap lingkungan cukup besar.
Kriteria Lokasi:
Dekat dengan konsumen (perumahan)
Mempunyai akses lokal yang baik
Karakteristik Kegiatan
Menimbulkan keramaian
Mengakibatkan kemacetan
Mengakibatkan polusi suara
Perdagangan, Kegiatan perdagangan adalah tempat terkonsentrasinya kegiatan transaksi atau jual beli barang dagangan.
Kriteria Lokasi:
Mempunyai akses yang baik ke daerah perumahan untuk perdagangan eceran dan transportasi regional (jalan arteri, terminal, stasion) untuk perdagangan grosir
Mudah dicapai oleh produsen barang dagangan
Membutuhkan kenyamanan (untuk berbelanja)
Berdekatan dengan pusat kegiatan lain seperti pusat kegiatan masyarakat rekreasi, kesenian, dan hiburan lainnya
Ketersediaan tempat parkir
Karakteristik Kegiatan
Menimbulkan keramaian
Mengakibatkan kemacetan
Mengakibatkan polusi suara
Perkantoran, Kegiatan perkantoran adalah kegiatan bekerja yang relatif tidak ada kegiatan transaksi tetapi berupa pelayanan pada masyarakat, baik profit maupun non profit. Hal ini mengakibatkan terjadinya konsentrasi manusia pada saat kegiatan tersebut berlangsung. Kegiatan tersebut berupa perkantoran pemerintah dan atau swasta.
Kriteria Lokasi:
Mudah dijangkau oleh pegawai dan pengguna
Dekat dengan perumahan (untuk tenaga kerja)
Karakteristik Kegiatan
Menimbulkan keramaian
Industri, Kegiatan industri pada dasarnya merupakan kegiatan produksi barang atau merubah barang menjadi lebih bermanfaat/mempunyai nilai tambah. Dalam proses merubah barang dari barang mentah (bahan baku) menjadi barang jadi (produk) atau barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang sen\tengah jadi menjadi barang jasa.
Kriteria Lokasi:
Mudah dicapai oleh konsumen (Kawasan perdagangan, yang mendeliveri produk ke pengguna produk industri)
Harus dekat dengan perumahan (untuk memenuhi tenaga kerja)
Harus dekat dengan bahan baku (sebagai barang yang dirubah menjadi barang yang lebih bermanfaat)
Memiliki akses yang tinggi (ke konsumen maupun ke bahan baku)
Dekat dengan infrastruktur (sumber energi dan air)
Karakteristik Kegiatan:
menimbulkan polusi pandangan, udara, air, suara dan sebagainya
Mengakibatkan kemacetan (saat pergantian pekerja)
Kawasan Militer, Kawasan kompleks militar pada dasarnya merupakan suastu kawasan dalam ukuran yang luas (bisa menjadi pembentuk kota). Adapun kegiatan yang ada di dalamnya bisa berupa kawasan perkantoran, diklat, perumahan dan sebagainya. Terkadang merupakan suatu tempat Rahasia dan butuh keamana.
Kriteria Lokasi:
Jauh dari permukiman
Jauh dari pusat kegiatan
Karakteristik Kegiatan:
Berbahaya bagi penduduk
Pariwisata, Kegiatan pariwisata. pada dasarnya merupakan kegiatan untuk menghilangkan/mengurangi kejenuhan atau rutinitas keseharian. Sifat kegiatan ini menikmati sesuatu yang berbeda dengan hal yang dilakukan atau dijumpai dalam keseharian.
Kriteria Lokasi:
Memiliki daya tarik (baik alam maupun buatan) yang cukup kuat
Dekat dengan aksesibilitas (agar mudah dicapai konsumen)
Ditunjang oleh lingkungan yang nyaman dan asri
Karakteristik Kegiatan:
Menimbulkan keramaian
Transportasi, Kegiatan transportasi adalah sistem transportasi yang. dapat menunjang seluruh proses kegiatan baik kegiatan sektor potensial maupun sektor-sektor pendukung lainnya. kegiatan transportasi ini berupa terminal, stasiun, pelabuhan maupun bandara. Pada dasarnya kegiatan trasportasi tersebut merupakan tempat pergantian moda transportasi, baik berbeda maupun sejenis.
Kriteria Lokasi:
Mudah dicapai oleh penduduk
Memiliki simpul-simpul strategis yang dapat mendukung pergerakan antar wilayah maupun kawasan.
Menunjang aksesibilitas ke kegiatan sektor potential yang ada
Karakteristik Kegiatan:
dapat menimbulkan bangkitan lalu lintas
Hubungan fungsional antar kegiatan
Hubungan fungsional antar komponen pembentuk kota pada dasarnya merupakan akibat dari karakteristik suatu kegiatan atau kebutuhan terhadap sektor lain demi keberlangsungan kegiatan tersebut. Berdasarkan karakteristik tersebut di atas dapat diketahui mengenai hubungan fungsional antar komponen kegiatan tersebut.
Hubungan fungsional ini terdiri dari 4 bentuk hubungan yaitu:
Harus dekat, yaitu bentuk hubungan antar kegiatan yang mempunya intensitas hubungan yang tinggi, saling membutuhkan dan tidak saling menganggu.
Harus jauh, yaitu bentuk hubungan yang saling menganggu dan tidak mempunyai intensitas hubungan yang tinggi.
Netral, yaitu betuk hlbungan yang tidak saling membutuhkan dan tidak saling rnengganggu.
Harus jauh dan harus membutuhkan akses tinggi yaitu saling membutuhkan dan saling mengganggu.
Gambar
Contoh Hubungan Fungsional Antar Kegiatan
Mekanisme Pembentukan dan Pengembangan Kota
Dalam Undang-Undang dimungkinkan untuk membentuk kota-kota baru yang berstatus sama dengan kota-kota yang sudah ada saat ini. Selama ini, pertimbangan pokok yang sering diperdebatkan hanya berkisar pada pertimbangan aspek politis sebagai pembenaran (justifikasi) pembentukan kota-kota baru. Namun, untuk masa ke depan, kiranya kita perlu belajar dari pengalaman tentang beberapa permasalahan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membentuk atau mengembangkan suatu kota baru. Pertimbangan-pertimbangan tersebut diantaranya adalah:
Ukuran baku perkotaan dan perwilayahan kota
Kesiapan aparat pemerintahan
Peraturan-peraturan pendukung pembentukan kota
Kota yang mengalami perubahan seyogyanya perlu memikirkan beberapa persoalan yang dihadapi diantaranya adalah:
Pelimpahan kewenangan
Penataan kembali dinas/instansi (re-organisasi)
Kemampuan keuangan/pendanaan pembangunan
Kemampuan aparat pemerintahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kota
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternalnya, yaitu sebagai berikut:
Faktor Internal
Peningkatan fungsi kegiatan
Perubahan pada distribusi dan produksi
Pertambahan penduduk alami
Gejolak sosiokultural penduduk kota
Faktor eksternal
Peningkatan produksi di wilayah hinterland
Perpindahan penduduk
Perkembangan ekonomi di wilayah sekitar
Permasalahan Pembentukan Kota
Kota dengan segala fenomena dan dinamika kegiatannya memang merupakan suatu bentuk dari upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang secara ekonomis lebih nyata. Namun karena pertumbuhan dan perkembangan kota juga berdampak terhadap aspek-aspek lainnya, maka sebenarnya pemilihan suatu daerah dalam rangka membentuknya menjadi kota memerlukan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
Perlunya ukuran baku sebagai acuan untuk menetapkan strategi yang tepat dalam menangani pembentukan kota yang jelas peran dan fungsinya terhadap pengembangan wilayah yang lebih luas. Ukuran baku yang dibutuhkan diantaranya adalah:
Jumlah penduduk
Struktur mata pencaharian penduduk
Luas daerah terbangun
Kondisi bangunan-bangunan di dalamnya
Kondisi infrastruktur
Potensi keuangan
Peranan dan fungsi kota dalam pengembangan wilayah
Kedudukannya dalam pemerintahan negara
Heterogenitas kegiatan penduduk
Sifat hubungan sesama anggota masyarakat
Penentuan wilayah kota tidak hanya dibutuhkan untuk menanggulangi masalah perkotaan yang dihadapi oleh kota-kota yang sudah ada sebelumnya, tetapi juga harus mempertimbangkan beberapa faktor berikut:
Jarak dari pusat kota
Kepadatan penduduk
Mata pencaharian
Keadaan bangunan-bangunan di dalamnya
Nilai tanah ditinjau dari potensi produktivitas pertanian
Faktor-faktor lain seperti infrastruktur, guna tanah yang diharapkan.
Persiapan organisasi dibutuhkan untuk mengatur kelembagaan yang akan melaksanakan fungsi pemerintahan kota. Aspek-aspek yang terkait di dalamnya diantaranya adalah:
Struktur organisasi
Sistem dan prosedur kerja
Personil
Sarana dan prasarana pemerintahan kota
Peraturan-peraturan pendukung sistem dan mekanisme kerja.
Kesesuaian Pemanfaatan Lahan di Perkotaan
Kriteria Tingkat Kesesuian Lahan Perkotaan
Menurut Klasifikasi Kemiringan Lahan
KEMIRINGAN LAHAN
KLASIFIKASI
TINGKAT KESESUIAN
PENGEMBANGAN LAHAN PERKOTAAN
- 8%
Datar
Sangat baik
9 – 15%
Landai
Baik
- 25%
Agak curam
Terbatas
26 – 40%
Curam
Sangat terbatas
> 40%
Sangat curam
Mutlak konservasi
Kriteria Peruntukan Lahan Perkotaan
Menurut Daftar Kemiringan Lahan Mabbery
KESESUIAN
PERUNTUKAN LAHAN
PERKOTAAN
KEMIRINGAN (%)
0-3
3-5
5-10
10-15
15-30
30-14
>40
RTH dan Rekreasi umum
Bangunan Terstruktur
Perkotaan Umum
Perumahan
Pusat perdagangan/ Jasa
Industri
Sistem Septik
Jalan Umum
Jalan Raya
Lapangan Terbang
Jalan Kereta Api
Pengertian dan Jenis/Macam Bentuk Kota
Bentuk kota adalah pola atau wujud yang terbangun dari sebaran kawasan non pertanian/perkotaan (atau disebut sebagai kawasan terbangun). Bentuk kota dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
Pola jaringan jalan
Daya dukung lahan
Sebaran sumberdaya alam
Kebijaksanaan pemerintah
Beberapa bentuk kota:
Linier
Spreadsheet/Grid
Star/Bintang
Finger sheep
Sporadis
Ring
Pengertian dan Jenis/Macam Struktur Kota
Struktur kota adalah pola atau wujud yang terbangun dari sebaran kegiatan perkotaan atau komponen pembentuk kota. Struktur Kota dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
Pola jaringan jalan
Daya dukung lahan
Sebaran sumberdaya alam
Hubungan fungsional antar kegiatan
Kebijaksanaan pemerintah
Pembagian Struktur Kota:
Central Business District (CBD),
Residental Areas
Shopping Centres dengan Residental Areas
The zone in transition
The rural-urban fringe
Manufacturing areas
Special purpose areas
Jenis Struktur Kota:
Konsetris, menurut E.W.Burgess, suatu kota akan terdiri dari zona-zona yang konsentris dan masing-masing zona ini sekaligus mencerminkan tipe penggunaan lahan yang berbeda.
Sektoral, Kecenderungan pembentukan sektor-sektor ini memang bukannya terjadi secara kebetulan tetapi terlihat adanya asosiasi keruangan yang kuat dengan beberapa variabel. Menurut Hoyt, kunci terhadap perletakan sektor ini terlihat pada lokasi daripada "high quality areas" (daerah-daerah yang berkualitas tinggi untuk tempat tinggal). Kecendrungan penduduk untuk bertempat tinggal adalah pada daerah-daerah yang dianggap yaman dalam arti yang luas. Yaman dapat diartikan dengan kemudahan-kemudahan terhadap fasilitas, kondisi lingkungan baik alami maupun non alami yang bersih dari polusi baik fisikal maupun non fisikal, prestise yang tinggi karena dekat dengan tempat tinggal orang-orang terpandang dan lain sebagainya.
Multi nuclei, Dalam sebuah kota terdapat beberapa CBD. Multiple Nuclei (Pusat kota yang banyak) terbentuk karena adanya kesempatan-kesempatan yang memanfaatkan berbagai kegiatan sehingga terbentuk kumpulan-kumpulan aktivitas, dan terjadi hubungan yang sangat kuat antara penggunaan lahan dengan harga tanah.