KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelaesaikan tugas mata kuliah profesi pendidikan ini yang berjudul "Mini Riset". Penulis berterima kasih kepada Ibu dosen yang bersangkutan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Medan ,03 April 2017
Penulis
Tugas Individu Profesi Pendidikan
MINI RESEARCH
PENERAPAN BUDAYA PADA SISWA SMA PAB 4 SAMPALI
DOSEN PEMBIMBING: SANI SUSANTI S.Pd., M.Pd
Oleh:
Nur Adellah
4163121010
Fisika Dik B 2016
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 2
RINGKASAN……………………………………………………………………….. 3
BAB I: PENDAHULUAN…………………………...……………………………… 4
Latar Belakang Masalah………………………………………………………….. 4
Tujuan…………………………………………………………………………….. 4
Manfaat…………………………………………………………...……………… 5
BAB II: KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM……………………... 6
2.1. Uraian Permasalahan…………………………………………………………….. 6
2.2. Subjek Penelitian………………………………………………………………… 6
2.3. Assesment Data………………………………………………………………….. 6
BAB III: METODE PELAKSANAAN……………………………………………… 7
3.1. Metode Penelitian…………………………………………………..……………. 7
3.2. Langkah Penelitian…………………………………………..…..………………. 7
3.3. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….……… 8
BAB IV: PEMBAHASAN………………………………………………………...… 9
4.1. Analisa Pembahasan/Penyelesaian Masalah……………..………………….…… 9
4.1.1. Hasil Mini Riset………………………………………………………...……… 9
4.1.2. Pembahasan…………………………………………..……………...….……... 9
4.2. Kekuatan Penelitian…………………………………..…………..………...……. 11
4.3. Kelemahan Penelitian………………………………..…………………………... 11
BAB V: KESIMPULAN DAN PENUTUP…………….…..……………………...… 12
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………….……… 12
5.2. Saran………………………………………………………………………..……. 13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...…… 14
RINGKASAN
Budaya sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Pengembangan budaya sekolah dapat dilakukan melalui pengembangan lingkungan masyarakat sekolah tersebut. Peserta didik hidup dalam ligkungan sosial masyarakat sekolah, maka pengembangan budaya sekolah hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial masyarakat sekolah yang bersangkutan Di samping di lingkungan keluarga, kedisiplinan serta budaya juga harus diterapkan dalam lingkungan sekolah. Sekolah merupakan salah satu tempat atau lingkungan yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak supaya menjadi baik. Budaya sekolah yang baik akan menghasilkan siswa-siswi yang disiplin juga. Selama magang penulis mengamati banyaknya siswa-siswi yang tidak disiplin seperti terlambat ke sekolah, tidak memakai atribut sesuai ketentuan, tidak memperhatikan guru saat menerangkan, dan lain-lain, sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan kedisiplinan dan budaya yang ada disekitar sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat capaian (1) budaya Sekolahdi SMA PAB 4 SAMPALI, kompetensi produktif peserta didik SMA PAB 4 SAMPALI; dan pengaruh budaya sekolah terhadap kompetensi produktif peserta didik SMA PAB 4 SAMPALI. Mini riset ini dilakukan di SMA SMA PAB 4 SAMPALI yang beralamat di jalan Pasar Hitam Kecamatan Percut Sei Tuan yang dilaksanakan setiap hari jum'at dari tanggal 24 Februari 2017 hingga 1 7 Maret 2017. Dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi. Berdasarkan analisis data penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah telah menerapkan beberapa hal yang dapat membuat siswa-siswinya dapat mengikuti budaya yang ada di sekolah yaitu dengan adanya bacaan tiada hari tampa sholat yang tertulis didepan sekolah, dan adanya tulisan mengenai budaya malu serta masih terdapat lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Deal dan Kent (1999:26) mendefinisikan budaya sekolah sebagai keyakinan dan nilainilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat kebersamaan sebagai warga suatu masyarakat. Kualitas kehidupan sekolah, baik yang terwujud dalam kebiasaan kerja maupun kepemimpinan dalam hubungan tersebut tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan keyakinan tertentu yang dianut sekolah. Herkovits (1997:24) mengungkapkan budaya sebagai kerangka pikir (construct) yang menjelaskan tentang keyakinan, perilaku, pengetahuan, kesepakatan, nilai, tujuan sehingga membentuk pandangan hidup (way of life) sekelompok orang.
Schein (1992:23) mendefinisikan budaya sebagai asumsi dan keyakinan dasar yang dilakukan bersama para anggota kelompok organisasi. Robbins (1990:24) mengungkapkan sebagai nilai dominan yang didukung organisasi, Amirullah (2003:24) sedangkan mendefinisikanbudaya sebagai sejumlah nilai, kepercayaan, kebiasaan yang digunakan untuk menunjukkan perilaku dan/atau kelompok. Tika (2006:4) mengemukakan definisi budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi dan sistem kontrol yang menghasilkan norma perilaku. Menurut Tilaar (2004:190) tanpa kebudayan tidak mungkin lahir suatu kepribadian. Budaya adalah dasar terbentuknya kepribadian manusia, dari budaya dapat terbentuk identitas seseorang, identitas suatu masyarakat dan identitas suatu bangsa. Pendidikan adalah sutu proses pembudayaan, yaitu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadikan manusia menjadi mahkluk yang berbudi luhur, mulia dan berbudaya.
Berdasarkan definisi tersebut yang dimaksud budaya sekolah adalah kualitas kehidupan sekolah yang tumbuh berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu yang dianut sekolah, keseluruhan latar fisik, lingkung Berdasarkan definisi tersebut yang dimaksud budaya sekolah adalah kualitas kehidupan sekolah yang tumbuh berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu yang dianut sekolah, keseluruhan latar fisik, lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim sekolah yang mampu memberikan bertumbuh kembangnya kecerdasan, keterampilan, dan aktivitas peserta didik yang ditampilkan dalam bentuk hubungan sesama warga sekolah dalam bekerja, kedisiplinan, rasa tanggung jawab, berpikir rasional, motivasi belajar. Budaya sekolah merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat sekolah yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak, terutama yang berkaitan dengan kompetensi lulusan.
1.2. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan disiplin melalui budaya sekolah pada siswa SMA PAB 4 SAMPALI
Mengetahui budaya sekolah yang dilaksanakan di SMA PAB 4 SAMPALI.
Mengetahui peran warga sekolah dalam pelaksanaan budaya sekolah di SMA PAB 4 SAMPALI
Manfaat
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan dan secara khusus diharapkan :
Bagi kepala sekolah, para guru, dan staf dapat meningkatkan kedisiplinan pada siswanya dan memahami karakteristik budaya sekolah mereka dan pentingnya pengembangan budaya sekolah guna mendorong terciptanya kondisi sekolah yang baik.
Bagi kepala sekolah khususnya, dapat memahami upaya-upaya yang harus dilakukan untuk pengembangan budaya sekolah dan memperbaiki manajemen sekolah guna pengembangan budaya sekolah.
Bagi para siswa dapat belajar dengan nyaman dan kondusif di sekolah mereka dan motivasi mereka untuk belajar juga meningkat, jika budaya sekolah yang negatif telah diperbaiki.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM
2.1. Uraian Permasalahan
Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan, kesehariaan, dan simbol –simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah, guru, peserta didik, dan karyawan sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra sekolah tersebut dimasyarakat luas. Akan tetapi menurut Komarudin Hidayat, tanpa budaya sekolah yang bagus, akan sulit melakukan pendidikan karakter bagi anak-anak didik. Jika budaya sekolah sudah mapan, siapapun yang masuk dan bergabung di sekolah itu hampir secara otomatis akan mengikuti tradisi yang sudah ada.
Jika diperhatikan budaya sekolah diera sekarang mengalami kemunduran yang luar biasa, itu ditandai dengan adanya kecurangan saat ujian nasioanal, kerjasama dalam mengerjakan soal, tindak plagiasi, membolos, guru sering terlambat dan membolos saat mengajar, sekolah sering dipulangkan lebih awal sampai kebiasaan masa orientasi siswa dengan tindak kekerasan terhadap peserta didik baru.
Sebuah sekolah harus mempunyai misi menciptakan budaya sekolah yang menantang dan menyenangkan, adil, kreatif, inovatif, terintergrasi, dan menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dalam perkembangan intelektulnya dan mempunyai karakter takwa, jujur, kreatif, maupun menjadi teladan, bekerjakeras, toleran dan cakap dalam memimpin serta menjawab tantangan akan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia yang dapat berperan dalam perkembangan iptek dan berlandaskan imtak.
Budaya sekolah yang baik akan menghasilkan siswa-siswi yang disiplin juga. Selama magang penulis mengamati banyaknya siswa-siswi yang tidak disiplin seperti terlambat ke sekolah, tidak memakai atribut sesuai ketentuan, tidak memperhatikan guru saat menerangkan, dan lain-lain, sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan kedisiplinan siswa-siswi SMA PAB 4 SAMPALI.
2.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh warga sekolah dari Kepala Sekolah, guru, siswa dan staf Tata Usaha di SMA PAB 4 SAMPALI dan khususnya siswa kelas XI-IPS 1.
2.3. Assesment Data
Makalah ini memakai data-data dari penelitian di lapangan yang penulis lakukan di SMAPAB 4 SAMPALI, Kecamatan Percut Sei Tuan. Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah penerapan budaya sholat berjamaah yang sudah menjadi kebudayaan disekolah SMA PAB 4 SAMPALI yang berada di jalan Pasar Hitam Kecamatan Percut Sei Tuan terutama pada kelas XI- IPS 1 pada mata pelajaran matematika dengan guru yang bernama Ibu Heri Susanti, S.Pd dan pada siswa lainnya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode Penelitian
Tempat
Mini riset ini dilakukan pada SMA PAB 4 SAMPALI yang berada di jalan Pasar HItam Kecamatan Percut Sei Tuan.
Waktu Mini Riset
Mini riset ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, yakni setiap hari jum'at dari tanggal 24 Februari 2017 hingga 17 Maret 2017.
Alat dan Bahan
Adapun perlengkapan pada mini riset kali ini hanya alat tulis (Buku, Kertas HVS, Pulpen), kamera, jaket almamater serta bahan yang kami olah hanyalah buku panduan magang.
Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah yakni:
Tahap observasi, pada tahap ini, peneliti mengobservasi sekolah, melihat secara pintas bagaimana keadaan sekolah ini. Bagaimana kebudayaan, sikap siswa, guru, kepala sekolah dan masyarakat SMA PAB 4 SAMPALI lainnya.
Melihat dokumen atau catatan dari sekolah, dokumen ini berupa catatan kehadiran siswa kelas XI- IPS 1, visi dan misi sekolah, peraturan peraturan, dan lain sebagainya.
Wawancara, pada tahap ini peneliti mewawancarai narasumber yakni guru Matematika bernama Ibu Heri Susanti, S. Pd dan melihat secara langsung bagaimana proses dalam belajar mengajar di ruang kelas SMA PAB 4 SAMPALI.
Pengumpulan data, setelah hasil observasi, dokumentasi dan wawancara didapatkan. peneliti mengumpulkan semua data yang ada.
Analisi data, data yang dikumpulkan tidak langsung jadi, namun harus dianalisis informasi yang didapat dari hasil observasi, dokumentari dan wawancara ini sudah sesuai atau tidak.
Pengambilan keputusan, dari hasil analisis ini didapatlah kesimpulan.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipasif, karena peneliti datang hanya sebagai pengamat untuk mencatat dan menuliskan semua yang terjadi dalam penerapan budaya sekolah kepada siswa yang ada dikawasan sekolah untuk dianalisis dalam membuat kesimpulan tentang penerapan budaya sekolah pada siswa SMA PAB 4 SAMPALItanpa melakukan suatu tindakan apapun dan tidak ikut serta dalam pelaksanaannya.
Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan jenis permasalahan secara lebih terbuka.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisa Pembahasan/Penyelesaian
4.1.1 Hasil Mini Riset
Peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada siswa SMA PAB 4 SAMPALIdan guru pamong magang untuk memperoleh informasi terkait dengan penerapan budaya sekolah pada siswa SMA PAB 4 SAMPALI.
Para siswa selalu mengucapkan salam jika bertemu dengan guru.
Jawaban: Ada siswa yang ketika bertemu dengan guru langsung menyapanya bahkan mengajak bercanda sebentar, dan ada juga siswa-siswa lain yang tidak peduli dan langsung melewatinya saja.
Siswa mengenakan pakaian seragam sekolah secara rapi dan tertib, lengkap dengan atributnya seperti tanda lokasi sekolah, dan atau emblem lainnya.
Jawaban: Banyak siswa yang telah beratribut lengkap, tetapi ada juga beberapa siswa yang atributnya tidak lengakap dan bajunya tidak dimasukkan bagi yang laki-laki.
Siswa di sekolah ini memiliki disiplin serta budaya yang tinggi, baik dalam kehadiran, pergaulan, maupun dalam belajar dan saat sudah waktunya masuk zdhuhur para siswa dan guru pergi untuk sholat berjamaah dimesjid yang dekat dengan sekolah.
Jawaban: Ada beberapa siswa yang masih terlambat, lalu ketika belajar di dalam kelas masih ada yang ribut, tidur, ataupun tidak memperhatikan, dan ada juga siswa yang ditanyakan guru mengapa tidak ikut untuk melakukan sholat berjamaah dimesjid, dan mereka menjawab nya dengan alasan sedang menstruasi .
Dalam berbagai kesempatan, guru maupun kepala sekolah mengingatkan tentang isi dan konsekuensi dari tata tertib siswa kepada para siswa.
Jawaban: Ketika upacara bendera pada hari senin, pembina upacara juga ada mengingatkan memngenai tata tertib walaupun tidak setiap minggu dan jarang dilakukan.
4.1.2 Pembahasan
Hal-hal yang bisa membuat siswa SMA PAB 4 SAMPALI semakin disiplin dan mengikuti budaya yang ada di sekolah yaitu:
1. Peraturan
Peraturan-peraturan dan baacaan tiada hari tampa sholat yang terdapat di sekolah tersebut dipasang di dinding sekolah dan dipasang didepan. Kepala sekolah mensosialisasikan peraturan-peraturan tersebut dengan cara menyampaikannya kepada orang tua siswa saat rapat, ketika upacara, dan dimuat dalam web sekolah. Disamping peraturan sekolah, guru kelas juga membuat peraturan yang harus dilaksanakan oleh siswanya. Akan tetapi, peraturan kelas tidak dibuat secara tertulis, hanya berdasarkan kesepakatan secara lisan antara guru dan siswa.
2. Kebiasaan
Ada kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di SMAPAB 4 SAMPALI, seperti baris berbaris sebelum masuk kelas mereka membaca doa dan menyanyikan senandung al-qur'an bersama-sama dilapangan baik SMP, SMA, SMK, MTS dan MA. Saat baris berbaris guru mengkoordinasi dan mengatur siswa agar bisa berbaris dengan rapi, tertib, dan khidmat. Sekolah juga membiasakan siswa-siswanya untuk melaksanakan 5S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, Santun) ketika berpapasan dengan guru atau orang lain. Guru kelas juga membiasakan siswa untuk bersalaman satu persatu dengan guru sebelum meninggalkan kelas.
3. Hukuman
SMA PAB 4 SAMPALImenerapkan hukuman kepada siswa yang melanggar peraturan misalnya tidak memakai atribut dengan lengkap dan tidak mengerjakan tugas. Jika ada yang melanggarnya maka akan mendapat teguran/hukuman. Ketika ada siswa yang melanggar peraturan maka kepala sekolah menyerahkan kepada guru kelas terlebih dahulu untuk menanganinya. Guru kelas akan menegur atau memberi nasihat ketika ada siswa yang melanggar peraturan, seperti bernyanyi di depan kelas dan push up 10 kali, tergantung kesalahan apa yang dibuat oleh siswa.
4. Penghargaan
Penghargaan atau pujian yang diberikan oleh kepala sekolah bagi siswa yang mendapat peringkat prestasi dikelas yaitu berupa sertifikat. Disamping itu, kepala sekolah menyerahkan langsung kepada guru kelas dalam memberikan penghargaan atau pujian kepada siswa. Penghargaan atau pujian yang diberikan kepada siswa seperti kata "bagus" dan "sip" ketika siswa semuanya mengerjakan tugas yang diberikan guru dan ketika ada yang bisa menjawab soal-soal daru guru.
5. Konsistensi
Kebanyakan siswa sering ramai dan mengobrol dengan temannya ketika guru meninggalkan kelas. Saat istirahat yang sering di lakukan oleh siswa adalah jajan, jalan-jalan, bermain misalnya bermain bola basket, sepak bola dan lain-lain, memakan bekalnya, dan mengobrol dengan temannya, namun setelah siswa selesai memakan jajanan yang di beli ada beberapa siswa yang suka menaruh bungkusnya di laci meja. Kepala sekolah maupun guru selalu tegas dalam mengambil sikap terhadap perilaku siswa. Ada waktu-waktu tertentu yang digunakan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada siswa, tetapi guru sering memberikan motivasi dan teguran dan hukuman kepada siswa, namun guru kurang tetap atau jarang dalam memberikan pujian/penghargaan kepada siswa.
4.2. Kekuatan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kekuatan, yaitu keakuratan data yang diambil dari hasil penelitian lebih tinggi karena menggunakan tiga teknik sekaligus yakni observasi, dokumentari dan wawancara.
4.3 Kelemahan Penelitian
Kelemahan dari penelitian ini, informasi yang didapat kurang detail, karena aru satu kelas yang saya lihat bagaimana proses balajar mengajar diruang. Dan hanya beberapa kelas yang pernah dikunjungi dan yang selalu di observasi adalah kelas XI- IPS 2.
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Peraturan-peraturan dan baacaan tiada hari tampa sholat yang terdapat di sekolah tersebut dipasang di dinding sekolah dan dipasang didepan. Kepala sekolah mensosialisasikan peraturan-peraturan tersebut dengan cara menyampaikannya kepada orang tua siswa saat rapat, ketika upacara, dan dimuat dalam web sekolah. Disamping peraturan sekolah, guru kelas juga membuat peraturan yang harus dilaksanakan oleh siswanya. Akan tetapi, peraturan kelas tidak dibuat secara tertulis, hanya berdasarkan kesepakatan secara lisan antara guru dan siswa.
Ada kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di SMAPAB 4 SAMPALI, seperti baris berbaris sebelum masuk kelas mereka membaca doa dan menyanyikan senandung al-qur'an bersama-sama dilapangan baik SMP, SMA, SMK, MTS dan MA. Saat baris berbaris guru mengkoordinasi dan mengatur siswa agar bisa berbaris dengan rapi, tertib, dan khidmat. Sekolah juga membiasakan siswa-siswanya untuk melaksanakan 5S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, Santun) ketika berpapasan dengan guru atau orang lain. Guru kelas juga membiasakan siswa untuk bersalaman satu persatu dengan guru sebelum meninggalkan kelas.
SMA PAB 4 SAMPALImenerapkan hukuman kepada siswa yang melanggar peraturan misalnya tidak memakai atribut dengan lengkap dan tidak mengerjakan tugas. Jika ada yang melanggarnya maka akan mendapat teguran/hukuman. Ketika ada siswa yang melanggar peraturan maka kepala sekolah menyerahkan kepada guru kelas terlebih dahulu untuk menanganinya. Guru kelas akan menegur atau memberi nasihat ketika ada siswa yang melanggar peraturan, seperti bernyanyi di depan kelas dan push up 10 kali, tergantung kesalahan apa yang dibuat oleh siswa.
Penghargaan atau pujian yang diberikan oleh kepala sekolah bagi siswa yang mendapat peringkat prestasi dikelas yaitu berupa sertifikat. Disamping itu, kepala sekolah menyerahkan langsung kepada guru kelas dalam memberikan penghargaan atau pujian kepada siswa. Penghargaan atau pujian yang diberikan kepada siswa seperti kata "bagus" dan "sip" ketika siswa semuanya mengerjakan tugas yang diberikan guru dan ketika ada yang bisa menjawab soal-soal daru guru.
Kebanyakan siswa sering ramai dan mengobrol dengan temannya ketika guru meninggalkan kelas. Saat istirahat yang sering di lakukan oleh siswa adalah jajan, jalan-jalan, bermain misalnya bermain bola basket, sepak bola dan lain-lain, memakan bekalnya, dan mengobrol dengan temannya, namun setelah siswa selesai memakan jajanan yang di beli ada beberapa siswa yang suka menaruh bungkusnya di laci meja. Kepala sekolah maupun guru selalu tegas dalam mengambil sikap terhadap perilaku siswa. Ada waktu-waktu tertentu yang digunakan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada siswa, tetapi guru sering memberikan motivasi dan teguran dan hukuman kepada siswa, namun guru kurang tetap atau jarang dalam memberikan pujian/penghargaan kepada siswa
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
Sekolah hendaknya meningkatkan peran seluruh warga sekolah dengan menghimbau seluruh warga sekolah untuk menerapkan budaya sholat dzhuhur berjamaah pada siswa SMA PAB 4 SAMPALI untuk mendukung budaya yang ada di sekolah dan menerapkan siswa yang taat akan agama.
Pengembangan budaya di sekolah sebaiknya perlu ditingkatkan agar sekolah menjadi lebih baik dan maksimal dalam menjalankan proses pembelajaran, dan siswa juga semakin menerapkan budaya sholat dzhuhur berjamaah dimesjid yang ada didekat sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Deal, Terrence E, dan Peterson, Kent D. 1999. Shapping School Culture: The Heart of Leadership. San Francisco: Jossey-Bass Publishers..
Herskovits, Melville. J.1997. Organization Theory. New York: Oxford University Press.
Schein, Edgar. 1992. "Psikologi Organisasi". Jakarta: PT. Pustaka Binaan Pressindo.
Robbins, Staphen P. 1990. Management: "Concept and Applications". New Jersey: Prentice Hall, inc.
Amirullah Arifin Rois, dan Siti Fauziah. 2003. Perilaku Organisasi. Malang: Bayumedia.
Tika, Moh. Pabundu 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Penerbit: Bumi Aksara.
Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta.