MENINGKATKAN KEYAKINAN TERHADAP ISLAM MELALUI KERANGKA DASAR ISLAM
Ditulis oleh Administrator
A.Kerangka Dasar Agama Islam
Dengan mengikuti sistematik Iman, Islam dan Ihsan yang berasal dari Nabi Muhammad, dapat dikemukakan bahwa kerangka dasar agama Islam terdiri atas:
1. Akidah
2. Syari'ah
3. Akhlak
Yang dimaksud dengan akidah, menurut ilmu tentang asal usul kata (etimologi) adalah ikatan, sangkutan. Sedangkan menurut ilmu tentang definisi (terminologi) adalah iman, keyakinan. Karena itu, akidah selalu ditautkan dengan Rukun Iman yang merupakan asas seluruh ajaran Islam.
Yang dimaksud dengan syri'ah menurut etimologi, adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut peristilahan, syari'ah adalah system norma (kaidah) Illahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung manusia dengan Allah disebut kaidah ibadah atau kaidah ubudiah yang disebut juga kaidah ibadah murni, kaidah yang mengatur hubungan manusia selain dengan Allah disebut kaidah mu'amalah. Disiplin ilmu yang membahas dan menjelaskan syari'ah disebut ilmu fikih.
Yang dimaksud dengan akhlak adalah sikap yang menimbulkan prilaku baik dan buruk. Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak, budi pekerti.
B. Agama Islam Dan Ajarannya: Ilmu-ilmu KEISLAMAN
Hubungan agama Islam dengan Ilmu – ilmu keislaman yang menjelaskan atau mengembangkan agama Islam menjadi ajaran Islam.
1. Akidah Islam
Akidah perlu diperinci lebih lanjut dengan ilmu kalam, yang mana mempunyai beberapa aliran, yaitu:
a. Kharijiyah, sebagai kelompok disebut khawarij yakni segolongan umat Islam yang semula pengikut Ali bin Abi Thalib, kemudian keluar dan memisahkan diri dari Ali karena todak setuju kepada sikap Ali terhadap Mu'awiyah dalam menyelesaikan perselisihan (politik) mereka dengan berunding yang kemudian dilanjutkan dengan arbitrasi (perwasitan atau tahkim).
b. Murji'ah berpendapat bahwa dosa besar yang dilakukan seorang mukmin, tidaklah menyebabkan orang itu keluar dari agama Islam, kecuali ia musyrik.
c. Syi'ah terdiri dari 3 aliran, yaitu: Itsna 'Asyariyah, Sab'iyah dan Zaidiyah. Berpendapat bahwa hanya Ali bin Abi Thalib serta keturunannya yang berhak menjadi khalifah.
d. Jabariyah, berpendapat bahwa manusi terpaksa/dipaksa melakukan sesuatu yang telah ditentukan Allah, manusia tidak mempunyai ikhtiar, kemauan dan kekuasaan untuk menentukan pilihan sendiri mengenai perbuatannya.
e. Qadariyah, berpendapat bahwa manusia mempunyai qadar (kuasa) untuk menentukan segala perbuatannya.
f. Muktazilah, mempergunakan akal manusia dalam menjelaskan keyakinan agama.
g. Ahlussunnah wal jama'ah (sunni), berpegang teguh pada sunah nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mengenai akidah.
h. Ahmadiyah, terbagi menjadi 2 aliran, yaitu: Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore.
i. Salafiyah, berpegang teguh pada teks yang tertulis dalam Al-Qur'an mengenai akidah, tanpa mencampurkannya dengan filsafat.
2. Syari'ah
Syari'ah mempunyai dua jalur, yaitu:
1. Jalur vertikal, ditempuh dengan mengikuti kaidah ibadah murni. Mengenai ibadah, yaitu cara dan tata manusia berhubungan langsung dengan Tuhan, tidak boleh ditambah – tambah atu dikurangi. Ketentuannya diatur oleh Allah sendiri dan dijelaskan secara rinci oleh Rasulnya, karena sifatnya yang tertutup tersebut, dalam ibadah diberlakukan asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan dilarang dilakukan, kecuali mengenai perbuatan yang dengan tegas disuruh Allah seperti dicontohkan Rasulnya. Misalnya Shalat, zakat, puasa dan haji.
2. Jalur horizontal , ditempuh dengan mengikuti kaidah – kaidah mu'amalah. Tentang kaidah mu'amalah, hanya pokok – pokoknya saja yang ditentukan dalam Al-Qur'an dan hadist. Perinciannya terbuka bagi akal manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Karena sifatnya yang terbuka tersebut, dalam bidang mu'amalah berlaku asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan, kecuali mengenai perbuatan tersebut ada larangan dalam Al-Qur'an dan al- Hadits.
Jika kita bandingkan aliran – aliran hokum yang berkembang dikalangan sunni dan syi'ah, ada beberapa hal menarik yang perlu dicatat, yaitu:
1. dikalangan syi'ah pintu jihad mengenai hokum tidak pernah ditutup.
2. peranan imam sebagai hokum fikih dikalangan syi'ah sangat dominan dan putusan dipatuhi oleh para pengikutnya.
3. masyarakatnya menarik garis keturunan secara bilateral. Cara menarik garis keturunan ini menentukan kedudukan para ahli waris dalam pembagian warisan.
4. Akhlak
Ilmu yang mempelajari ajaran akhlak yang terdapat dalam al-Qur'an dan al-Hadist disebut juga ilmu tasawuf dan ilmu akhlak. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang menjelaskan tata cara pengembangan rohani manusi dalam rangka usaha mencari dan mendekatkan diri kepada Allah.
Mengenai sikap terhadap sesama mahluk dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sikap terhadap sesama manusia.
2. Sikap terhadap makhluk yang bukan manusia.
Sikap terhadap sesama manusia disebut akhlak. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk pada sikap dan perilaku manusia serta segala sesuatu yang berkenaan dengan sikap dan perbuatan yang seyogyanya diperlihatkan manusia terhadap manusia lain, dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sumber akhlak Islam adalah Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Islam sebagai agam dan ajaran mempunyai system sendiri yang bagian – bagiannya saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Intinya adalah tauhid yang berkembang melalui akidah. Dari akidah mengalir syari'ah dan akhlak islam. Melalui syari'ah dan akhlak dikembangkan sistem – system Islam dalam lembaga keluarga, masyarakat, pendidikan, hokum, ekonomi, budaya, filsafat dan sebagainya.
C. Tasawuf, Filsafat, Politik dan Pembangunan
1. Tasawuf, berasal dari kata suf, yang berarti bulu domba kasar, disebut demikian karena orang yang memekainya disebut orang sufi/mutasawif, hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan.
Sulit mendefinisikan tasawuf secara lengkap, menurut Anne Marie Schimmel, karena orang hanya dapat menyentuh salah satu sudutnya saja, seperti definisi tasawuf diatas.
Menurut Taftazani, pengamat dan peneliti tasawuf, dalam bukunya pengantar ke Tasawuf Islam, ada lima cirri tasawuf Islam:
memiliki nilai – nilai moral.
a. memiliki nilai – nilai moral.
b. pemenuhan fana (sirna, lenyap)dalam realitas mutlak
c. pengetahuan intuitif (berdasarkan bisikan hati) langsung.
d. timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karinia Allah dalam diri sufi karena tercapainya maqamat (beberapa tingkatan perhentian) dalam perjalanan sufi mendekati Allah.
e. penggunaan lambing – lambing pengungkapan (perasaan) yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat.
Terdapat Zahid dalam tasawuf, yaitu mereka mengembangkan rasa takut kepada Tuhan dan azabnya, yaitu:
a. Sikap zuhud, sikap tidak tertarik pada kesenangan duniawi.
b. Sikap Wara, sikap yang hanya mau mengambil yang halal, pantang mengambil yang diragukan / haram.
c. Sikap Qana'qh, sikap merasa cukup dengan rezki yang halal betapapun sedikitnya.
d. Sikap ingat selalu pada-Nya
e. Sikap kusyuk dan tekun beribadat (shalat, puasa, zikir) dan lain – lainnya.
Dengan demikian arti khas yang dapat menambah muatan kata tasawuf adalah mengolah sikap dan perasaan keragaman dalam mencapai kehidupan yang diridhoi.
2. Filsafat, berasal dari bahasa arab yang berarti falsafah yang diturunkan dari bahasa Yunani Philosophia, artinya cinta kepada pengetahuan atau cinta pada kebenaran. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, karena, asal dan hukumnya.
Filsafat adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis dan radikal tentang suatu obyek. Obyek pemikiran kefilsafatan adalah segala yang ada, yaitu Tuhan, manusia dan alam. Filsafat Islam adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis dan radikal tentang aspek-aspek agama ajaran Islam.
Al-Qur'an seja semula telah memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya. Akal adalah potensi luar biasa yang dianugrahkan Allah kepada manusia, karena dengan akalnya manusia memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal, dapat membedakan mana yang benar mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mengetahui rahasia hidup dan kehidupan dan seterusnya. Oleh karena itu agama dan ajaran Islam memberikan tempat yang tertinggi kepada akal, karena akal dapat digunakan memehami agama dan ajaran Islam sebaik – baiknya dan seluas – luasnya.
3. Politik, didalam Islam kekuasaan politik kait mengait al-hukm. Perkataan al-hukn dan kata – kata yang terbentuk dari kata tersebut dipergunakan 210 kali dalam Al-Qur'an. Dalam bahasa Indonesia, perkataan al-hukm yang telah dialih bahasakan menjadi hokum intinya adalah peraturan, undang – undang, patokan atau kaidah dan keputusan atau vonis (pengadilan). Sedangkan dalam bahasa Arab, dapat dipergunakan dalam arti perbuatan atau sifat jadi sebagai perbuatan hokum bermakna mambuat atau menjalankan keputusan, dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat, arti perbuatan dalam hubungan ioni adalah kebijaksanaan. Disini jelas terlihat hubungan al-hukm dengan konsep atau unsur politik.
Wujud kekuasaan politik menurut agama dan ajaran Islam adalah sebuah system politik yang diselenggarakan menurut hukum Allah yang terkandung dalam Al-Qur'an.
4. Pembaharuan, dalam Islam adalah upaya atau aktifitas, baik pemikiran maupun gerakan untuk mengubah pemahaman atau keadaan kehidupan umat Islam dari keadaan atau kehidupan baru yang hendak diwujudkan. Disini yang diperbaharui bukanlah agama yang merupakan ajaran dasar Islam, tetapi pemahaman tentang agama yang merupakan ajaran fundamental Islam itu.
Disamping tajdid tentang pemahaman agama, pembaharuan juga dilakukan terhadap kehidupan dan penghidupan umat Islam. Dapat dilihat pada firman Allah bahwasannya pembaharuan menuju kebaikan itu dibenarkan oleh Allah, yaitu dalam Al-Qur'an, surat Hud (11) ayat 117 yang artinya "dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri – negeri secara zalim, sedangkan penduduknya orang – orang yang berbuat kebaikan."
Dilihat dari sudut waktu, pembaharuan dalam Islam dapat dibagi menjadi dua tahap. Tahap tertama berlangsung sebelum periode modern (sebelum abad XIX M), tahap kedua berlangsung selama periode modern yaitu mulai awal abad XIX M sampai sekarang.
Perbedaan antara pembaharuan sebelum perbedaan modern mengambil bentuk memurnikan kehidupan umat agar sesuai dengan kehidupan yang dipraktekan oleh Nabi Muhammad SAW dan generasi salaf (pendahulu). Sedangkan pembaharuan yang dilakukan oleh generasi modern tidak demikian halnya disini D. Akidah, Syari'ah, Akhlak dan Berbagai Aspek Lain Ajaran Islam umat Islam merasa ditantang untuk segera melakukan pembaharuan, agar berubah menjadi umat manusiayang maju adan kuat tanpa melanggar, menyimpang, atau meninggalkan Al-Qur'an dan al-Hadits yang memuat sunnah Rasulullah,
D. Akidah Syari'ah, Akhlak dan Berbagai Aspek Lain Ajaran Islam
Islam sebagai agama akhir yang tetap mutakhir, mempunyai system sendiri yang bagian – bagiannya saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Intinya adalah tauhid yang berkembang melalui akidah, syari'ah dan akhlak melahirkan berbagai aspek ajaran Islam.
Yang diberikan agama Islam kepada manusia adalah:
1. pegangan hidup/akidah
2. jalan hidup/syari'ah
3. sikap hidup yang mengarahkan perbuatan/akhlak
ketiga – tiganya merupakan ilmu Ilahi yang bersifat abadi yang menjadi sumber insani yang tidak abadi dalam semua disiplin ilmu.
1. Pendidikan
Adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain / memindahkan nilai dan normayang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat.
Yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insane dan bertaqwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya. Didunia ini baik sebagai abdi maupun khalifahnyanya dibumi.
Dalam konfrensi pendidikan di Mekkah, tujuan pendidikan Islam adalah untuk membina insane yang beriman dan bertaqwa yang mengabdidirinya hanya kepada Allah membina serta memelihara alam sesuai dengan syari'ah serta memanfaatkannya dengan akidah dan akhlak.
2. Masyarakat
Masyarakat Islam adalah pergaulan hidup manusia yang berinteraksi terus menerus menurut system nilai/norma tertentu yang terikat pada identitas bersama : Islam.
Ciri pokok masyarakat Islami:
- persaudaraan.
- Persamaan.
- Toleransi/tasamuh
- Amar ma'ruf nahi mungkar.
- Musyawarah
- Keadilan dan menegakan keadilan.
- Keseimbangan.
3. Ekonomi
Yang dimaksud dengan system ekonomi Islam adalah system ekonomi yang terjadi setelah prinsip ekonomi yang menjadi pedoman kerjanya, dipengaruhi atau dibatasi oleh ajaran – ajaran Islam.
Sumber daya alam yang disediakan Tuhan itu harus diolah oleh tenaga dan akal manusia melalui prinsip – prinsip ekonomi. Usaha manusia untuk mengolah sumber daya alam terikat kepada beberapa syarat, seperti yang disebutkan dalam al-Qur'an:
1. Tidak boleh melampaui batas sehingga membahayakan kesehatan dan kesejahteraan manusia lahir dan batin (QS. 7:31).
2. Hasilnya tidak boleh ditimbun, yanpa dimanfaatkan untuk kepentingan sesama manusia (QS. 9:34).
3. Tidak boleh dilakukan dengan cara yang batil atau curang, antara lain dengan:
a. mencuri (QS. 5:38)
b. penipuan QS. 6:52)
c. melanggar janji atau sumpah (QS. 16:94)
d. melakukan perbuatan – perbuatan lain yang bertujuan mengambil harta orang lain tanpa izin, diluar pengetahuan dan kemauan yang berhak.
4. Selalu ingat kepada orang – orang miskin, karena dalam kekayaan dan pendapatan seseorang ada hak orang – orang miskin dalam bagian zakat.
Dalam system ekonomi Islam , nilai – nilai yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits dirumuskan menjadi norma melalui ijtihad orang – orang yang memenuhi syarat untuk berijtihad dan dipraktekan dalam masyarakat.
اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(QS: Ali Imran Ayat: 19)
KERANGKA DASAR AGAMA DAN AJARAN ISLAM
Posted: Mei 21, 2011 in Uncategorized
0
Kerangka dasar
Dengan mengikuti sistematik iman, islam dan ihsan yang berasal dari nabi Muhammad, dapat dikemukakan bahwa kerangka dasar agama Islam terdiri atas :
akidah.
syari'ah.
akhlak.
Yang dimaksud dengan akidah, menurut ilmu tentang asal usul kata (etimologi) adalah ikatan, sangkutan. Sedangkan menurut ilmu tentang definisi (ertimolologi) adalah iman, keyakinan. Karena itu, akidah selalu dikaitkan dengan rukun iman yang merupakan asas seluruh ajaran Islam.
Yang dimaksud dengan syari'ah (etimologi) adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut pengistilahan, syari'ah adalah sistem norma (kaidah Ilahi) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung dengan Allah disebut kaidah ibadah atau kaidah Ubudi'ah yang disebut juga kaidah ibadah murni, kaidah yang mengatur hubungan manusia selain dengan Allah disebut kaidah muamalah. Disiplin ilmu yang membahas dan menjelaskan syari'ah disebut ilmu fikih.
Yang dimaksud dengan akhlak adalah sikap yang menimbulkan perilaku baik dan buruk. Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak, budi pekerti.
Agama Islam dan ajarannya (ilmu-ilmu keislaman)
Hubungan Agama Islam dengan ilmu-ilmu keislaman yang menjelaskan atau mengembangkan agama Islam menjadi ajaran Islam.
Akidah Islam
Akidah perlu diperinci lebih lanjut dengan ilmu kalam, yang mana mempunyai beberapa aliran, yaitu :
Kharijiyah, sebagai kelompok disebut khawarij yakni segolongan umat Islam yang semula pengikut Ali bin Abi Thalib, kemudian keluar memisahkan diri dari Ali karena tidak setuju kepada sikap Ali terhadap mu'awiyah dalam menyelesaikan perselisihan (politik) mereka dengan berunding yang kemudian dilanjutkan dengan arbitrasi (perwasiatan atau tahkim).
Murji'ah, berpendapat bahwa dosa besar yang dilakukan seorang mukmin tidaklah menyebabkan orang itu keluar dari Agama Islam, kecuali ia musrik.
Si'ah, terdiri dari tiga aliran yaitu : itsna'asyariyah, sab'iyah dan zaidiyah. Berpendapat bahwa hanya Ali bin Abi Thalib serta keturunannya yang berhak menjadi khafilah.
Jabariyah, berpendapat bahwa manusia terpaksa ataa dipaksa melakukan sesuatu yang telah ditentukan Allah, manusia tidak mempunyai ikhtiar, kemauan dan kekuasaan untuk menentukan pilihan sendiri mengenai perbuatannya.
Qadariyah, berpendapat bahwa manusia mempunyai kadar (kuasa) untuk menentukan segala perbuatannya.
Muktazilah, mempergunakan akal manusia dalam menjelaskan keyakinan agama.
Ahlussunnah wal jama'ah (sunny), berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya mengenai akidah.
Ahmadiyah, terbagi menjadi dua aliran, yaitu : ahmadiyah qhadiyan dan ahmadiyah Lahore
Salafiyah, berpegang teguh pada teks yang tertulis pada Al-Qur'an mengenai akidah, tanpa mencampurkannya denga filsafah.
Syari'ah
Syari'ah mempunyai dua jalur, yaitu :
Jalur vertikal, ditempuh dengan mengikuti kaidah ibadah murni. Mengenai ibadah, yaitu cara dan tata manusia berhubungan langsung denga Tuhan, tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi ketentuannya diatur oleh Allah sendiri dan dijelaskan secara rinci oleh RasulNya, karena sifatnya yang tertutup tersebut, dalam ibadah diberlakukan asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan dilarang dilakukan, kecuali mengenai perbuatan yang dengan tegas disuruh Allah seperti dicontohkan Rasullullah. Misalnya shalat, zakat dan haji.
Jalur horizontal, ditempuh dengan mengikuti kaidah-kaidah muamalah. Tentang kaidah muamalah, hanya pokok-pokonya saja yang ditentukan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Perinciannya terbuka bagi akal manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Karena sifatnya yang terbuka tersebut, dalam bidang muamalah berlaku asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan, kecuali mengenai perbuatan tersebut ada larangan dalam Al-Qur'an dan Hadis.
Jika kita bandingkan aliran-aliran hukum yang berkembang dikalangan sunny dan si'ah, ada beberapa hal menarik yang perlu dicatat, yaitu :
Dikalangan si'ah pintu jihad mengenai hukum tidak pernah ditutup
Peranan imam sebagai hukum fikih dikalangan si'ah sangat dominan dan putusan dipatuhi oleh para pengikutnya.
Masyarakatnya menarik garis keturunan secara bilateral. Cara menarik garis keturunan ini menentukan kedudukan para ahli waris dalam pembagian warisan.
Akhlak
Ilmu yang mempelajari ajaran akhlak yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis disebut juga ilmu Tasawuf dan ilmu akhlak. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang menjelaskan tata cara pengembangan rohani manusia dalam rangka usaha mencari dan mendekatkan diri kepada Allah.
Mengenai sikap terhadap sesama makhluk dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Sikap terhadap sesama manusia.Sikap terhadap makhluk yang bukan manusia.
Sikap terhadap sesama manusia disebut akhlak. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk pada sikap dan perilaku manusia serta segala sesuatu yang berkenaan denga sikap dan perbuatan yang seyogyanya diperlihatkan manusia terhadap manusia lain, dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sumber akhlak islam adalah Al-Qur'an dan hadis.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Islam sebagai agama dan ajaran mempunyai system sendiri yang bagian-bagiannya saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Intinya adalah tauhid yang berkembang melalui akidah. Dari akidah mengalir syari'ah dan akhlak islam. Melaui syari'ah dan akhlak dikembangkan system-sistem islam dalam lembaga keluarga, masyarakat, pendidikan, hukum, ekonomi, budaya, filsafat dan sebagainya.
Tasawuf, filsafat, politik dan pembangunan
Tasawuf, berasal dari kata suf yang berarti bulu domba kasar, disebut demikian karena orang yang memakainya orang sufi atau muttasawif, dalam bukunya pengantar kertasawi islam, ada lima cerita islam :
Memiliki nilai-nilai moral
Pemenuhan fana (sirna, lenyap) dalam realitas mutlak
Pengetahuan intuitik (b erdasarkan bisikan hati) langsung
Timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia Allah dalam diri sufi karena tercapainya mahkamah (beberapa tingkatan perhentian) dalam perjalanan sufi mendekati Allah.
Penggunaan lambang-lambang pengungkapan (perasaan) yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat.
Terdapat zahid dan tasawuf, yaitu mereka mengembangkan rasa takut terhadap Tuhan dan azabnya, yaitu :
Sikap zuhud, sikap tidak tertarik pada kesenangan duniawi.
Sikap wara, sikap yang hanya mau mengambil yang halal, pantang mengambil yang diragukan atau haram.
Sikap qana'ah, sikap merasa cukup dengan rizki yang halal betapapun sedikitnya.
Sikap ingat selalu padaNya.
Sikap khusu' dan tekun beribadah(shalat, puasa, dzikir) dan lain-lain.
Dengan demikian arti khas yang menambah muatan kata tasawuf adalah mengolah sikap dan perasaan keragaman dalam mencapai kehidupan yang diridhai.
Filsafat, berasal dari bahasa Arab yang berarti falsafah yang diturunkan dari bahasa Yunani philosophy artinya cinta kepada pengetahuan atau cinta kepada kebenaran. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia, filsafat adalah pengetahuan dan poenyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, karena asal dan hukumnya.
Filsafat adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis dan radikal tentang suatu objek. objek pemikiran kefilsafatan adalah segala sesuatu yang ada, yaitu Tuhan, manusia dan alam. Filsafat islam adalah pemikiran rasinal, kritis, sistematis, dan radikal tentang aspek-aspek agama ajaran islam.
Al-Qur'an sejak semula telah memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya. Akal adalah potensi luar biasa yang dianugerahkan Allah kepada manusia, karena dengan akalnya manusia memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal, dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mengetahui rahasia hidup dan kehidupan. Oleh karena itu agama dan ajaran Islam memberikan tempat yang tertinggi kepada akal, karena akal dapat digunakan untuk memahami agama dan ajaran Islam sebaik-baiknya.
Politik, didalam islam kekuasaan politik saling berkaitan dengan Al- hukum. Perkataan Al- hukum dan kata-kata yang terbentuk dari kata-kata tersebut dipergunakan 210 kali dalam Al-Qur'an. Dalam Bahasa Indonesia, pengertian Al-hukum yang telah dialihbahasakan menjadi hukum intinya adalah peraturan, undang-undang, patokan atau kaidah dan keputusan atau vonis (pengadilan). Sedangkan dalam bahasa Arab, dapat dipergunakan dalam arti perbuatan atau sifat jadi sebagai perbuatan hukum bemakna membuat atau menjalankan keputusan, dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat, arti perbuatan dalam hubungan ini adalah kebijaksanaan. Disini jelas terlihat hubungan al-hukum dengan konsep atau unsure politik.Wujud kekeuasaan politik menurut agama dan ajaran islam adalah sebuah system politik yang diselenggarakan menurut hukum allah yang terkandung dalam al-qur'an.
Pembaharuan, dalam islam adalah upaya atau aktivitas, baik pemikiran maupun gerakan untuk mengubah pemahaman atau keadaan kehidupan umat islam dari keadaan atau kehidupan baru yang hendak diwujudkan. Disis diperbaharui bukanlah agama yang merupakan ajaran dasar islam, tetapi pemahaman tentang agama yang merupakan ajaran fundamental islam itu.
Disamping tajwid tentang pemahaman agama, pembaharuan juga dilakukan terhadap kehidupan dan penghidupan umat islam. Dapat dilihat pada firman allah bahwasannya pembaharuan menuju kebaikan itu dibenarkan ole allah, yaitu dalam al-qur'an, surat hud(11) ayat 117 yang artinya " dan tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negri-negri secara salim, sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.
Dilihat dari sudut waktu, pembahuruan dalam islam dapat dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama berlangsung sebelum periode XIX M sampai sekarang.
Perbedaan antara pembaharuan sebelum perbedaan modern mengambil bentuk memurnikan kehidupan umat agar sesuai dengan kehidupan yang dipektekan oleh Nabi Muhammad SAW dan generasi salaf (pendahuluan). Sedangkan pembaharuan yang di lakukan oleh generasi modern tidak demikian karena halnya di sini merasa di tantang untuk segera melakukan pembaharuan, agar berubah menjadi umat manusia yang maju dan kuat tanpa melanggar, menyimpang, atau meninggalkan Al-Qur'an dan al- Hadits yang memuat sunah Rasullulah.
Akidah Syari'ah Akhlak dan Berbagai Aspek Lain Ajaran Islam
Islam sebagai agama akhir yang tetap mutakhir mempunyain system sendiri yana bagian –bagiannya saling berhubungan dan bekerja sama untuk untuk mencapai tujuan.
Yang diberikan agama Islam kepada manusia adalah :
pegangan hidup akidah.
jalan hidup syari'ah
sikap hidup yang mengarahkan perbuatan akhlak
Ketiga-tiganya merupakan ilmu ilahi yang bersifat abadi yang menjadi sumber inisiasi yang tidak abadi dalam semua disiplin ilmu.
pendidikan
Adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lainya memindahkan nilai dan norma yang kepada orang lain dalam masyarakat.
Yang dimaksud pendidikan islam adalah proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan dan bertaqwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya .Didunia ini baik sebagai abdi maupun kahalifahnya dibumi.
Dalam konfrensi pendidikan di mekkah, tujuan pendidikan islam adalah untuk membina insan yang beriman dan bertaqwa yang mengabdikan dirinya hanya kepada Allah membina serta memelihara alam sesuai dengan syari'ah serta memanfaatkannya dengan akidan dan akhlak.
Masyarakat.
Masyarakat islam adalah pergaulan hidup manusia yang berinteraksi terus menerus menurut system nilai norma tertentu yang terikat pada identitas bersama islam.
Ciri pokok masyarakat islami
Persaudaraan
Persamaan
Toleransi tasamuhamar ma'ruf nahi mungkar
Musyawarah
Keadilan dan menegakkan keadilan
Keseimbangan
Ekonomi
Yang dimaksud dengan sistem ekonomi islam adalah system ekonomi yang terjadi setelah prinsip ekonomi yang menjadi pedoman kerjany, dipengaruhi atau dibatasi oleh ajaran-ajaran islam.
Sumber daya alam yang disediakan Tuhan itu harus diolah oleh tenaga dan akal manusia melalui prinsip-prinsipekonomi.Usaha manusia untukmengolah sumber daya alam terikat kepada beberapa syarat,seperti yang disebutkan al-qur'an.
Tidak boleh melampaui batas sehingga membahayakan kesehatan dan kesejahteraan manusia lahir dan batin (QS.7:31).
Hasilnya tidak boleh di timbun tanpa di manfaatkan untuk kepentingan sesame manusia (Q.S 9:34).
Tidak boleh dilakukan dengan cara yang batil atau curang antara lain dengan:
Mencuri (Q.S:38)
Penipuan (Q.S 6:52)
Melanggar janji atau sumpah (QS 16 : 94)
Melakukan perbuatan-perbuatan lain yang bertujuan mengambil harta orang lain tanpa izin, diluar pengetahuan dan kemauan yang berhak.
Selalu ingat kepada orang-orang miskin, karerna dalam kekayaan dan pendapatan seseorang ada hak orang-orang miskin dalam bagian zakat.
Dalam system ekonomi islam, nilai-nilai yang terdapat dalam al-qur'an dan al-hadits di rumuskan menjadi norma melalui ijtihad orang-orang yang memenuhi syarat untuk berijtihad dan dipraktekkan dlam masyarakat.
MENINGKATKAN KETYAKINAN KEPADA ALLAH
AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH (bagian 4)
Sifat : Al-Makru, Al-Kaid, Al-'Afwu, Al-Maghfirah, Al-Izzah Dan Al-Qudrah
[29]. Sifat Al-Makru (Makar) [30]. Al-Kaid (Tipu Daya)
٥٤. وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
"Artinya : Mereka (orang-orang kafir itu) membuat makar, dan Allah membalas makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembuat makar." [Ali Imran : 54]
١٥. إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْداً. ١٦. وَأَكِيدُ كَيْداً
"Artinya : Sesungguhnya mereka (orang-orang kafir itu) merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Aku pun merencanakan tipu daya pula, dengan sebenar-benarnya." [Ath-Thariq : 15-16]
١٣. وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
"Artinya : Dan Dia-lah Dzat Yang Maha keras tipu daya-Nya." [Ar-Ra'd : 13]
Allah telah menetapkan bagi diri-Nya sifat-sifat yang tersebut dalam ayat-ayat tersebut, yaitu : Makar, Al-Kaid (tipu daya), dan Al-Mumahalah (tipu daya). Ini semua merupakan sifat Fi'liyah yang ada pada Allah, dengan makna yang sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya. Namun, dari sifat-sifat Fi'liyah ini tidak boleh diambil nama, sehingga tidak boleh mengatakan : bahwa salah satu nama-Nya adalah Al-Makir (Maha Makar), atau Al-Kaaid (Yang Maha Menipu Daya), karena nama tersebut tidak disebutkan. Kita berhenti pada apa yang tersebut saja, yaitu bahwa Dia Subhanallahu wa ta'ala adalah sebaik-baik pembuat makar dan bahwa Dia merencanakan tipu daya terhadap musuh-musuh-Nya yang kafir itu. Jadi Allah mensifati diri-Nya dengan sifat makar dan menipu daya sebagai balasan, sebagaimana dalam firman-Nya :
٤٠. وَجَزَاء سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا
"Artinya : Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa." [Asy-Syura : 40]
Sifat tersebut termasuk dalam kategori ini, yaitu menimpakan makar dan tipu muslihat kepada siapa yang layak, sebagai hukuman baginya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengakui untuk diri-Nya perbuatan-perbuatan, akan tetapi Dia tidak menamai diri-Nya dengan isim fa'il dari perbuatan-perbuatan tersebut. Misalnya : Araada, -menghendaki- , syaa'a, -menghendaki-, ahdatsa, -mengadakan- , akan tetapi Allah tidak menyebut diri-Nya dengan nama Asy-Syaa'i (Yang Menghendaki), Al-Murid (Yang Menghendaki), Al-Muhdits (Yang Mengadakan). Dia juga tidak menyebut diri-Nya dengan nama Ash-Shani' (Yang Membuat), Al-Fail (Yang Berbuat), Al-Mutqin (Yang Membuat dengan kokoh), dan nama-nama lain yang diambil dari perbuatan-perbuatan yang dinyatakan Allah sebagai perbuatan diri-Nya. Jadi, bab Af'al (perbuatan-perbuatan), lebih luas daripada bab Asma' (nama-nama). Tetapi, apa yang dinyatakan oleh Allah untuk diri-Nya, maka kitapun meyakininya, misalnya firman-Nya :
١٦. فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
"Artinya : Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya [Al-Buruj : 16]
٨٨. صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ
Artinya : Begitulah perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh segala sesuatu." [An-Naml : 88]
[31]. Sifat Al-'Afwu (Memaafkan) [32]. Al-Maghfirah (Mengampuni) [34] Al-'Izzah (Mulia) Dan Al- Qudrah (Kuasa, Mampu)
١٤٩. إِن تُبْدُواْ خَيْراً أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُواْ عَن سُوَءٍ فَإِنَّ اللّهَ كَانَ عَفُوّاً قَدِيراً
"Artinya : Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan, menyembunyikan, atau memaafkan suatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa." [An-Nisa' : 149]
٨. وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
"Artinya : Padahal, kemuliaan hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman." [Al-Munafiqun : 8]
٢٢. أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Artinya : Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [An-Nur : 22]
Dalam ayat-ayat di atas, Allah Subhanallahu wa ta'ala menetapkan bagi diri-Nya sifat Al-'afwu (memaafkan), Al-maghfirah (mengampuni), Al-'Jzzah (mulia), dan Al-Qudrah (kuasa, mampu), karena itu kita pun meyakininya sebagai sifat Allah, dengan makna yang layak bagi-Nya, tidak ada satupun dari makhluk-makhluk-Nya yang menyerupai sifat-sifat tersebut.[1]
Foote Note.
[1]. Ar-Raudhah An-Nadiyah , hal.115, Al-Kawasyif Al-Jaliyah , hal.267, dan Mukhtashar Ash-Shawaiq Al-Mursalah Ala Al-Jahmiyahwal Mu'athilah , Ibnul Qayyim Al-Jauziyah II/31-35