LAMPIRAN I (MATERI PENGAJARAN)
FARINGITIS AKUT, PENYAKIT MASYARAKAT DI MUSIM PANCAROBA
Faringitis akut merupakan hal yang umum terjadi di seluruh dunia. Di iklim dingin, paling umum terjadi pada akhir musim gugur, selama musim dingin dan awal musim semi.Di Indonesia umumnya terjadi pada saat pancaroba dan selama musim hujan. Faringitis akut adalah keluhan utama pasien pada kunjungan ke dokter. Diperkirakan, tiap tahunya di Amerika Serikat lebih dari 15 juta pasien mengunjungi dokter dengan keluhan sakit tenggorokan.
A. Definisi
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring) yang disebabkan oleh organisme virus hampir 70% (Soemirat, 2000). Faringitis Faringitis (dalam bahasa bahasa Latin; Latin; pharyngitis ), adalah adalah suatu suatu penyak penyakit it perad peradang angan an yang yang menyer menyerang ang tenggo tenggorok rok atau faring. faring. Kadang Kadang juga juga disebu disebutt Gambaran klinis faringitis sebagai sebagai radang tenggorok. tenggorok. Gambaran faringitis akut yaitu dinding dinding
tenggoroka tenggorokan n menebal menebal atau bengkak, berwarna lebih merah, ada bintik-bint bintik-bintik ik putih dan terasa sakit bila menelan makanan (Adam, 1997).
B.
Etiologi dan Cara Penularan
Faringitis
bisa
disebabkan
oleh
virus
maupun
bakteri.
Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, flu, aden adenov ovir irus us,, mono mononu nukl kleo eosi siss atau atau HIV. HIV. Bakt Bakter erii yang yang meny menyeb ebab abka kan n faringitis faringitis adalah streptokok streptokokus us grup A, korinebakte korinebakterium, rium, arkanobakter arkanobakterium, ium,
Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae . Cara Penularan
Pada umumnya, infeksi ini menular melalui kontak dan secret (lendir) dari hidung maupun ludah (droplet infection).
Gambar 1.1. Faringitis Akut
a) Virus, 80 % sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat menyebabkan demam . b) Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi. c) Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease). d) Alergi. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis (menetap). e) Bakteri streptokokus, dipastikan dengan kultur tenggorok. Tes ini
umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel. f) Merokok.
Gambar 1.2. Faringitis Akut
Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi yaitu virus dan bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10-20% yang disebabkan bakteri. Untuk dapat mengatasinya, penting untuk mengetahui infeksi yang dialami disebabkan oleh virus atau bakteri streptokokus. Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan influenza yang kemudian mengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma biasanya sembuh sendiri sekitar 1 minggu begitu tubuh Anda membentuk antibodi melawan virus tersebut (Adams dkk, 1997). Faringitis Virus
Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di Sering ditemukan nanah di tenggorokan tenggorokan Demam ringan atau tanpa demam
Demam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih normal atau Jumlah sel darah putih meningkat ringan agak meningkat sampai sedang Kelenjar getah bening normal atau Pembengkakan ringan sampai sedang pada sedikit membesar kelenjar getah bening Tes apus tenggorokan memberikan Tes apus tenggorokan memberikan hasil hasil negatif positif untuk strep throat Pada biakan di laboratorium tidak Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium tumbuh bakteri
C. Patofisiologi
Pada stadium awal,terdapat hiperemia, edema, dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal atau berbentuk mukus dan kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.Dengan hyperemia, pembuluh darah dinding faring menjadi melebar. Bentuk sumbatan yang berwarna putih, kuning, atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tidak adanya tonsila, perhatian biasanya difokuskan pada faring, dan tampak bahwa folikel atau bercak bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Terkenanya dinding lateral, jika tersendiri, disebut sebagai ”faringitis lateral”. Hal ini tentu saja mungkin terjadi, bahkan adanya tonsila, hanya faring saja yang terkena (Mansjoer, 199).
PATHWAY FARINGITIS Inflamasi
FARINGITIS Demam
Edema mukosa
Nyeri
Batuk
Mukosa Kemerahan
2
Penguapan
Kesulitan Menelan
1
5
Resti defisit volume cairan Droplet
4
Resti penularan
Gangguan nutrisi 3
Sputum mukosa Pembersihan jalan nafas tidak efektif
Kurangnya pengetahuan 6
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala faringitis akut termasuk membran mukosa sangat merah dan tonsil berwarna kemerahan, serta disertai perbesaran serta tekan tekan. Demam dan sakit tenggorok juga bisa timbul. Serak dan batuk bukan hal yang tidak umum (Mansjoer, 1999). Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring
mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah. Gejala lainnya adalah: 1) demam 2) pembesaran kelenjar getah bening di leher 3) peningkatan jumlah sel darah putih. Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri. Kenali gejala umum radang tenggorokan akibat infeksi virus sebagai berikut: 1) 2)
rasa pedih atau gatal dan kering. batuk dan bersin.
3)
sedikit demam atau tanpa demam.
4)
suara serak atau parau.
5)
hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung. Infeksi bakteri memang tidak sesering infeksi virus, tetapi dampaknya
bisa lebih serius. Umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis streptokokus sehingga disebut radang streptokokus. Seringkali seseorang menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita radang 2-7 hari sebelumnya. Radang ini ditularkan melalui sekresi hidung atau tenggorokan (George, 1997). Kenali gejala umum radang streptokokus berikut: 1) 2)
tonsil dan kelenjar leher membengkak bagian belakang tenggorokan berwarana merah cerah dengan bercak bercak putih.
3)
demam seringkali lebih tinggi dari 38 derajat celsius dan sering disertai rasa menggigil
4)
sakit waktu menelan. Radang streptokokus memerlukan bantuan dokter karena bila
penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai maka penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga menimbulkan penyakit Demam Rhematik.
Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan influenza yang kemudian mengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma biasanya
sembuh
sendiri
sekitar
1
minggu
begitu
tubuh
Anda
membentuk antibodi melawan virus tersebut (Smeltzer dkk, 2001).
E.
Penatalaksanaan
a)
Medis
1)
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat
hisap
atau
berkumur
dengan
larutan
garam
hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye. 2)
Jika
diduga
penyebabnya
adalah
bakteri,
diberikan
antibiotik.
Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita
memiliki
alergi
terhadap
penicillin
bisa
diganti
dengan
erythromycin atau antibiotik lainnya. (Smeltzer dkk, 2001).
b)
Herbal
A. Resep 1 90 g daun lidah buaya, kupas, ambil dagingnya 112 buah jeruk lemon, peras Madu secukupnya 1)
Cuci bersih daging lidah buaya, blender, lalu panaskan hingga mendidih.
2)
Setelah hangat, tambahkan air perasan jeruk lemon dan madu, aduk.
3)
Minum 3 kali sehari.
B. Resep 2 7 lembar daun sambung nyawa 30 g pegagan segar 1) Cuci bersih semua bahan, blender dengan menambahkan sedikit air, lalu saring. 2)
Minum 2 kali sehari.
C. Resep 3 60 g kaktus gepeng, kupas, potong-potong 15 g daundewa 1)
Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu saring.
2)
Minum airnya
D. Resep 4 10 g sambiloto 5 lembar daun sirih 1)
Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu saring.
2)
Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan.
Catatan: Pilih salah satu resep dan lakukan secara teratur. F. Pencegahan Penyakit Faringitis Akut
Beberapa pencegahan dan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi radang tenggorokan antara lain : 1) cukup beristirahat 2) berkumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari 3) bagi perokok harus berhenti merokok 4) banyak minum dan hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi 5) minum antibiotik, dan jika diperlukan dapat minum analgesik. (George, 1997).
G. Epidemiologi
1)
Frekuensi Faringitis akut memberikan konstribusi 40 juta kunjungan penderita berobat ke tenaga kesehatan tiap tahunnya. Sebagian besar anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 infeksi saluran nafas atas (termasuk didalamnya faringitis akut) tiap tahunnya.
2)
Mortalitas
Faringitis akut merupakan salah satu penyebab terbesar absensi anak di sekolah dan absensi di tempat kerja bagi orang dewasa. 3)
Ras Faringitis akut mengenai semua golongan ras dan suku bangsa secara merata
4)
Jenis Kelamin Faringitis akut mengenai kedua jenis kelamin dalam komposisi yang sama
5)
Usia Faringitis akut mengenai semua golongan usia, tetapi yang terbesar mengenai anak-anak.
6)
Waktu Di musim pancaroba suhu udara sering berubah-ubah, tiba-tiba panas, dingin, dan lembab. Perubahan udara dan temperatur sedikit banyak berpengaruh pada tubuh, karena tubuh otomatis akan berusaha keras menyesuaikan dengan temperatur sekitar. Saat itu pula imunitas (daya tahan tubuh terhadap penyebab penyakit) berkurang, yang seringnya menyebabkan orang sakit di musim pancaroba. Selain itu temperatur yang berubah-ubah adalah salah satu kondisi yang memacu virus dan bakteri untuk lebih cepat berkembang biak. Jadi lebih banyak orang terserang penyakit di musim pancaroba dibanding di musim yang temperaturnya relatif stabil.
Referensi:
Adam, Goerge L.1997. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring dalam: Boeis Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. EGC. Jakarta; 328-29.
Adams GL, Boies LR, Higler PH. 1997. Buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Berhman, E. Richard dan Victor C.V.1992. Sistem pernafasan: Infeksi-infeksi Saluran Nafas Bagian Atas dalam: Nelson Ilmu Penyakit Anak Bagian 2. EGC. Jakarta; 297-98.
Mansjoer, A (ed). 1999. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok: Tenggorok dalam: Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. FK UI. Jakarta; 118.
Nizar NW, Mangunkusumo E. 2000. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Edisi 4. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
Soemirat, Juli. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mata Press.
LAMPIRAN II SOAL POST TEST
1. Bagaimana cara penularan dari faringitis akut? 2. Sebutkan gambaran epidemiologi dari faringitis akut dan jelaskan! 3. Bagaimana pencegahan faringitis akut?
JAWABAN
1. Cara Penularan faringitis akut Pada umumnya, infeksi ini menular melalui kontak dan secret (lendir) dari hidung maupun ludah (droplet infection). 2. Gambaran epidemiologi faringitis akut: a) Frekuensi Faringitis akut memberikan konstribusi 40 juta kunjungan penderita berobat ke tenaga kesehatan tiap tahunnya. Sebagian besar anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 infeksi saluran nafas atas (termasuk didalamnya faringitis akut) tiap tahunnya. b) Mortalitas Faringitis akut merupakan salah satu penyebab terbesar absensi anak di sekolah dan absensi di tempat kerja bagi orang dewasa. c) Ras Faringitis akut mengenai semua golongan ras dan suku bangsa secara merata d) Jenis Kelamin Faringitis akut mengenai kedua jenis kelamin dalam komposisi yang sama e) Usia Faringitis akut mengenai semua golongan usia, tetapi yang terbesar mengenai anak-anak.
3. Beberapa pencegahan dan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi radang tenggorokan antara lain : a) cukup beristirahat b) berkumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari
c) bagi perokok harus berhenti merokok d) banyak minum dan hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi e) minum antibiotik, dan jika diperlukan dapat minum analgesik.
Lampiran III KRITERIA PENILAIAN PENGAJARAN
1. Kriteria penilaian : No 1 2 3 4
Item penilaian Ujian Akhir Semester (UAS) Ujian Tengah Semester (UTS) Post Test Keaktifan TOTAL
Bobot
40% 35% 15% 10% 100%
2. Ketentuan Lain yang Harus Dipenuhi a. Kehadiran kuliah mahasiswa minimal 75 % dari total tatap muka b. Batas lulus ujian dengan nilai 56,00 (C)
3. Pedoman Penilaian Program Sarjana Keperawatan Sistem penilaian mengacu pada Pedoman Acuan Patokan Unsoed tahun 2006 : NO 1 2 3 4 5
Nilai Mentah >= 80 66,00 – 79,99 56,00 – 65,99 46,00 – 55,99 < 46
Lambang A B C D E
Bobot 4 3 2 1 0
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
Format Penilaian Mengajar ( Microteaching Praktikum ) Hari
: Senin
Tanggal
: 20 Desember 2010
No. Ujian
: 5 (Lima) G1D009041
A. Penilaian Penampilan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kriteria Penilaian Appersepsi Tujuan Penguasaan Materi Penguasaan Kelas Penampilan Kejelasan Materi Media Evaluasi Penutup Jumlah
Nilai
dan
Bobot 5 10 25 15 15 15
Jumlah
10 5
Purwokerto, 20 Desember 2010 Penilai
(Hj. Rahayu Wijayanti, S.Kp. M.Kep. Sp.Kom) NIP 19660731 198903 2 001