1
MALPRAKTIK MALPRAK TIK KEPERAWAT KEPERAWATAN Oleh Ns. Andi Parellangi, S.Kep., M.Kep., M.H.Kes A. Pend Pendah ahul ulua uan n Istilah malpraktik sudah cukup lama dikenal dan saat ini semakin banyak kasus malpraktik dikalangan profesi kesehatan muncul ke permukaan dan dituntut secara formal oleh pasien dan atau keluarganya. Hal ini dikarenakan semakin tingginya kesadaran hukum masyarakat dan mereka telah menyadari hak-haknya dalam pelayanan kesehatan, sehingga perawat atau tenaga kesehatan lainnya dituntut untuk melaksanakan kewajiban profesionalnya dengan lebih hati-hati dan penuh tanggung jawab. Hal lain adalah, bahwa penyakit yang serius umumnya di tangani di rumah sakit, maka dapat dipahami bahwa 80 % kasus malpraktik terjadi di rumah sakit !uran, dikutip dari "mir, #$$&. 'leh karena karena itu tuntutan tuntutan terhadap terhadap malprakti malpraktikk tidak tidak hanya hanya ditujukan ditujukan kepada dokter dokter,, tetapi tetapi sering sering pula melibatkan rumah sakit dan perawat. (alpraktik tidak saja merupakan bentuk pelanggaran terhadap kaidah-kaidah profesi tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap norma hukum positif, sehingga penyelesaiannya pun tidak hanya melibatkan organisasi profesi tetapi juga pemerintah. )erbagai alasan yang dapat dikemukakan untuk menjelaskan meningkatnya tutuntan malpraktik antara lain* pertama , perubahan hubungan pasien dan perawat+tenaga perawat+tenaga kesehatan lainnya. edudukan pasien pasien yang yang semula semula hanya hanya sebaga sebagaii pihak pihak yang yang berga bergantu ntung ng kepada kepada tenaga tenaga keseha kesehatan tan dalam dalam menetukan upaya penyembuhan, kini berubah menjadi sederajat, dimana klien dapat memberikan pertimbangan dan pendapat dala memilih cara pengobatan, tindakan medis dan atau keperawatan. erubahan pola hubungan tidak hanya terjadi antara perawat dan pasien, tetapi juga antara perawat dan dokter, dimana sebelumnya perawat sangat tergantung kepada dokter model praktik hirarkis&, kini berubah berubah menjadi menjadi hubunga hubungann kemitraan kemitraan model model praktik praktik kolaborat kolaboratif&, if&, dimana dimana masing-ma masing-masing sing pihak pihak memiliki otoritas yang tidak dapat diinterensi pihak lain. /ungsi dependen perawat berubah menjadi edua , adanya tuntutan pelayanan kesehatan yang makin luas interdependen interdependen saling ketergantungan&* ketergantungan&* edua dan berag beragam am,, teruta terutama ma yang yang berhu berhubun bunga gann denga dengann teknol teknologi ogi cangg canggih ih yang yang memasu memasuki ki bidan bidangg terapeutik dan diagnostik* etiga , makin meningkatnya kesadaran hukum masyarakat dan menyadari eempat, perubah hak-haknya hak-haknya sebagai sebagai indiidual* indiidual* eempat, perubahan an sosial sosial budaya, budaya, pandangan pandangan hidup, hidup, dan cara berpikir* dan elima , adanya dampak globalisasi dan liberalisasi.
2
!. Pengertian Malprati engertian malpraktik secara umum adalah praktik jahat atau buruk yang tidak memenuhi standar yang ditentukan oleh profesi. uwandi #$$1& mendefinisikan malpraktik adalah kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan dan pengetahuannya didalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan terhadap seorang pasien yang la2im diterapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit atau terluka di lingkungan wilayah yang sama. engertian malpraktik tidak sama dengan kelalaian (negligence). elalaian termasuk dalam arti malpraktik atau dengan kata lain kelalaian merupakan salah satu bentuk malpraktik. 3edangkan dalam malpraktik tidak selalu terdapat unsur kelalaian. 4engan demikian malpraktik mempunyai pengertian yang lebih luas, yaitu selalu mencakup kelalaian, juga mencakup tindakan-tindakan yang dilakukan dengan sengaja (intentional, dolus). 5ebih lanjut tentang hal ini dibahas dalam bidang hukum malpraktik.
". !idang Huum Malprati 3esuai dengan beberapa kategori bidang hukum, maka malpraktik menurut 3oerjono 3oekanto #$8#& dikutip dari (ariyanti #$88& dapat dikategorikan dalam bidang hukum6 #.
Malprati dalam $idang huum perdata Hubungan terapeutik antara perawat dan klien dalam konteks hukum perdata menimbulkan konsekuensi bahwa masing-masing pihak menyandang hak dan kewajiban. 7idak terpenuhinya hak salah satu pihak yang merupakan kewajiban pihak lain untuk memenuhinya akan menimbulkan masah perdata, dan salah satu pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut pihak lain yang dianggap menyebabkan timbulnya kerugian. 4alam lapangan hukum perdata, tuntutan terhadap kasus malpraktik dapat disebakan oleh karena dua hal, yaitu6
a.
Per$uatan Mela%an Huum (Onrechmatige daad/Tort) ang dimaksud dengan 9perbuatan: dalam istilah perbuatan melawan hukum adalah6 #& 7idak berbuat sesuatu yang diwajibkan oleh hukum
3
;& erbuatan yang dilakukan secara salah, dimana perbuatan tersebut merupakan kewajibannya atau berhak untuk melakukannya <& (elakukan perbuatan yang bukan merupakan kewenangannya
3edangkan pengertian 9melawan hukum: tidak hanya untuk pelanggaran terhadap perundangundangan tertulis semata-mata, melainkan juga melingkupi atas setiap pelanggaran terhadap kesusilaan atau kepantasan dalam pergaulan hidup masyarakat.
erbuatan melawan hukum dibedakan atas6 #& erbuatan melawan hukum karena kesengajaan (Intentional tort), yaitu suatu perbuatan dilakukan secara sengaja atau ada maksud (intent) dari pihak pelakunya sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain. asien yang melakukan tuntutan dapat menggunakan pasal #<=> ?H erdata sebaga posita dasar gugatan&. "dapun bunyi pasal tersebut adalah6 “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
!ontoh perbuatan melawan hukum karena kesengajaan dalam praktik keperawatan6
(elakukan tindakan inasif tanpa ijin pasien (assault and batteray)
(elakukan tindakan medis tanpa kewenangan
(elakukan tindakan+terapi keperawatan tanpa indikasi yang jelas
elanggaran terhadap priacy pasien (invasion o privacy), misalnya sengaja tidak memasang sampiran
(enahan pasien di rumah sakit secara tidak sah (alse imprisonment)
;& erbuatan melawan hukum karena kelalaian (negligence tort), yaitu mengabaikan sesuatu yang semestinya dilakukan dengan penuh kehati-hatian (duty o care) sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain. elalaian (negligence) dapat pula diartikan sebagai tindakan yang seharusnya dilakukan tetapi tidak dilakukan atau tidak melakukan apa yang seorang yang wajar yang hati-hati justru akan melakukannya uwandi, #$$<&. !egligence tort diatur dalam pasal #<== ?H erdata yang berbunyi6 “"etiap orang
4
bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kekurang hati#hatinya”.
7erdapat dua perbedaan pokok antara intertional tort dan negligence tort adalah uwandi, #$$<&
"danya unsur @kehendakA (intent) yang terdapat pada intentional tort , sedangkan pada negligence tort tidak ada.
ada intentional tort akan selalu terdapat suatu tindakan yang dikehendaki yang merugikan orang lain, sedangkan pada negligence tort tidak selalu terdapat tindakan, bisa juga terjadi karena tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan non tindakan&.
!ontoh perbuatan melawan hukum karena kelalaian (negligence tort) dalam praktik keperawatan anatara lain6
7idak bereaksi dengan benar terhadap permohonan bantuan dari pasien.
7idak mampu menggunakan sarana asuhan keperawatan dengan tepat.
agal menilai bahwa sarana yang tersedia tersebut tidak memadai dan+atau tidak berfungsi dengan baik.
esalahan mengenali, menganalisa, dan melaporkan gejala atau tanda yang dapat mengancam keselamatan hidup pasien.
esalahan dalam melaksanakan permintaan tertulis dari dokter.
7idak melaporkan kondisi fisik dan+atau mental dari diri sendiri yang tidak dalam keadaan layak+siap melakukan tugas asuhan keperawatan
agal mengenali bahaya-bahaya yang melekat pada suati pesanan medik dan+atau instruksi keperawatan yang berkaitan dengan pasien.
3alah tindakan atau tidak melakukan tindakan yang diperlukan dalam situasi darurat guna melindungi pasien dari malapetaka lebih lanjut, sampai bantuan medik datang.
agal memberikan perhatian yang layak terhadap permintaan pasien yang akan meninggal misal* bantuan medik, bantuan spiritual, kehadiran keluarga, pengacara, dan lain-lain&.
5
<& erbuatan melawan hukum tanpa kesalahan. 4alam ilmu hukum dikenal dengan teori tanggung jawab pengganti (vicarious liability). !ontohnya6 si " yang melakukan perbuatan melawan hukum, tetapi si ) yang harus digugat dan mempertanggung jawabkan atas perbuatan tersebut. 7erhadap tanggung gugat atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang lain inilah yang disebut sebagai perbuatan melawan hukum tanpa kesalahan. Hal ini disandarkan pada pasal #<= ?H erdata yang berbunyi6 “"eorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang#orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan oleh barang#barang yang berada dibawah pengawasannya” .
4i bidang keperawatan, pihak-pihak yang harus menerima tanggung gugat dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak lain, antara lain6
Bumah sakit bertanggung gugat atas tindakan yang dilakukan oleh perawat. Hal ini didasarkan atas teori tanggung jawab atas (a superior risk bearing theory) dan doktrin Bespondeat 3uperior.
erawat bertanggung gugat atas tindakan orang berpenyakit jiwa yang berada dibawah pengampunannya.
embimbing linik eperawatan ($linical Instructor) bertanggung gugat atas tindaka mahasiswa keperawatan yang dibimbingnya.
3eorang dokter bertanggung gugat atas tindakan medis tertentu yang dilakukan perawat atas permintaan secara tertulis, dimana tindakan tersebut bukan merupakan kewenangan perawat yang bersangkutan.
4ari ketiga macam perbuatan melawan hukum tersebut, kebanyakan peristiwa yang menimbulkan tuntutan tanggung jawab adalah yang menyangkut masalah kelalaian (negligence tort).
$.
Wanprestasi (breach of contract)
6
restasi adalah suatu yang wajib harus dipenuhi oleh seseorang dalam setiap perikatan. 4alam konteks perikatan atau transaksi terapeutik antara perawat dan klien, baik transaksi terapeutik yang lahir karena perjanjian (ius contractu) maupun berdasarkan undang-undang (ius delicto), maka perawat berkewajiban memenuhi prestasi tertentu. (enurut pasal #;<1 ?H erdata, prestasi dibedakan atas6 #& (emberikan sesuatu ;& )erbuat sesuatu <& 7idak berbuat sesuatu "pabila perawat tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian, maka ia dikatakan 9wanprestasi: ingkar janji&. (enurut 3yahrani ;000&, wanprestasi dapat berupa empat hal, yaitu6 #& 7idak melakukan sama sekali apa yang dijanjikan ;& (elakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sampai selesai tunai& <& (elakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat 1& (elakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sesuai 4alam implementasinya di tatanan pelayanan kesehatan, tidaklah mudah menyimpulkan bahwa seorang tenaga kesehatan melakukan wanprestasi, karena tidak semua perjanjian yang dibuat menentukan waktu untuk melaksanakan perjanjian tersebut, apalagi dalam transaksi terapeutik perawat dan klien, prestasi yang dijanjikan lebih banyak prestasi untuk memberikan sesuatu dan atau untuk berbuat sesuatu. 3elain itu transaksi terapeutik perawat dan klien lebih bersifat inspannings verbintenis ketimbang resultaat verbintenis. &.
Malprati dalam $idang huum pidana (alpraktik dalam bidang hukum pidana terkait dengan kesalahan dalam menjalankan praktik yang berkaitan dengan pelanggaran undang-undang hukum pidana ?H&. Istilah kesalahan (schuld) dalam konteks hukum pidana disebabkan oleh dua unsur, yaitu 6 pertama, kesalahan karena unsur kelalaian (culpa), yang dibedakan menjadi kelalaian berat (culpa lata) dan kelalaian ringan (culpa levis) 'dan edua, keselahan karena unsur kesengajaan (dolus%op&et) )eberapa bentuk malapraktek dalam bidang hukum pidana antara lain6 a.
(elakukan perbuatan curang atau menipu pasien, sebagaimana disebutkan dalam pasal <8 ?H 6 “'arangsiapa dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,dengan memakai nama palsu atau martabat
7
palsu , dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan, menggerakan oang lain untuk menyerhkan barang
sesuatu
kepadanya atau supaya memberi
hutang maupun
menghapuskan piutang , diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun”. b.
erawat melakukan kealpaan sehingga mengakibatkan pasien mengalami kematian atau luka berat. Hal ini ditegaskan dalam pasal <>$ H? 6 “'arangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya), menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun”, 3elanjutnya dalam pasal <=0 ayat #& H? disebutkan ”barang siapa kesalahan (kealpaannya) menyebabkan orang lain luka#luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurung paling lama satu tahun 9.ang dimaksud dengan luka berat sesuai pasal $0 H? adalah 6
Catuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali atau yang mendatangkan maut *
7idak mampu terus-menerus untuk melaksanakan tugasatau pekerjaan pencaharian *
ehilangan salah satu panca indra *
(endapat cacat berat *
(enderita sakit lumpuh *
7erganggunya daya pikir selama empat minggu atau lebih *
ugurnya atau matinya kandungan seoarng perempuan .
c.
(elakukan pelanggaran kesopaan 4alam pelayanan kesehatan, ketika merawat pasien atau di kamar praktek dapat terjadi pelanggaran kesusilaan atau kesopanan oleh perawat terutama laki-laki& atau tenaga kesehatan lainnya kepada pasien. Damun tidak tertutup kemungkinan pula bahwa peristiwa tersebut terjadi karena direncanakan oleh pasien untuk menjebak perawat khususnya perempuan& yang sedang bertugas. elanggaran kesusilaan+kesopanan dapat dipidana berdasarkan pasal ;8> ?H, pasal ;8= ?H, pasal ;$0 point # ?H dan pasal ;$1 ayat ;& point ; ?H yang masing-masing diuraikan sebagai berikut6 asal ;8> ?H6 “'arangsiapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan, memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia diluar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”.
8
asal ;8= ?H6 “'arangsiapa yang bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya padahal diketahui perempuan itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya dihukum dengan hukuman penjara paling lama sembilan tahun”. asal ;$0 point # ?H6 “iancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun 'arangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang, padahal diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya”. asal ;$1 ayat ;& point ; ?H6 “iancam dengan pidana yang sama (tujuh tahun) pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas atau pesuruh dalam penjara, tempat pekerjaan negara, tempat pendidikan, tempat piatu, rumah sakit, rumah sakit jiwa, atau lembaga sosial, yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang dimasukkan ke dalamnya”. d.
4iadukan karena membuka rahasia pasien, sebagaimana ditegaskan dalam pasal <;; ?H. 'leh karena membuka rahasia pasien merupakan delik aduan, maka hanya dapat dituntut pidana atas pengaduan pasien. 5ebih lanjut tentang aspek hukum membuka rahasia pasien dijabarkan dalan bab EI.
e.
3engaja tidak memberikan pertolongan pada orang yang dalam keadaan bahaya. )ila terbukti seorang perawat tidak sengaja memberikan pertolongan pada orang dalam keadaan bahaya dapat dipidana berdasarkan pasal <01 ?H karena dianggap melakukan penelantaran (abandonment) . enelantaran pasien bisa diartikan luas, mulai tidak menghiraukan atau tidak menengok lagi karena lupa atau karena kurang perhatian sampai pengakhiran hubungan secara sepihak dari perawat tanpa pemberitahuan sebelumnya. enelantaran dapat terjadi terhadap pasien yang datang ke sarana pelayanan kesehatan atau praktik pribadi, datang diluar jam praktik misalnya dinihari& sementara tidak ada pilihan pasien untuk pergi ke tempat lain.
4alam pasal <01 ?H disebutkan6 “'arangsiapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seorang dalam keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan dia wajib memberi kehidupan, perawatan atau pemeliharaan
9
kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”.
4engan demikian, maka penelantaran mempunyai beberapa unsur6
Harus ada hubungan terapeutik antara perawat dan klien
Hubungan itu diakhiri secara sepihak oleh perawat
erawat mengakhiri hubungan tanpa memberi kesempatna kepada pasien untuk memperoleh pelayanan kesehatan di tempat lain atau tidak merujuk
Harus ada kebutuhan berkelanjutan untuk program perawatan
enelantaran menyebabkan pasien mengalami kerugian berupa cedera atau kematian
(engikuti teori hukum, dalam hal ini terutama hukum pidana, terdapat alasan-alasan yang dapat meniadakan kesalahan, karena sifat perbuatannya atau keadaan pelakunya. Cadi ada dua alasan yang meniadakan kesalaha yaitu Firadharma, #$$=&6 a.
"lasan pembenar, yaitu alasan yang meniadakan sifat melawan hukum dari perbuatan yang dilakukan, sehingga apa yang dilakukan pelaku menjadi perbuatan yang patut dan benar.
b.
"lasan pemaaf, yaitu alasan yang menghapuskan kesalahan pelaku* perbuatan yang dilakukan tetap bersifat melawan hukum, tetapi karena orangnya dimaafkan, ia tidak dihukum.
4engan demikian, suatu tindakan medis+keperawatan tidak bersifat melawan hukum apabila6 a.
4ilakukan sesuai dengan standar profesi dan dilakukan secara lege artis, yang tercermin adanya indikasi sesuai tujuan perawatan dan dilakukan sesuai standar profesi.
b.
(.
"da inormed consent
Malprati dalam $idang huum administrasi 4alam bidang hukum administrasi, perawat dikatakan malpraktik apabila6
10
a.
(elaksanakan praktik tanpa ijin Domor <; 7ahun #$$= pasal <> jo ?? Do. ;< tahun #$$; pasal 8=, pasal <8 epmenkes Domor #;<$ tahun ;00# jo Domor <; tahun ;$$= pasal <>&
b.
(embuka rahasia pasien yang tidak dikenakan pasal <;; ?H atau pasal ##; ?H menurut pasal 1 Domor #0 tahun #$$= tentang Fajib 3impan Bahasia edokteran&
)erdasarakan eputusan residen Domor >= 7ahun #$$> tentang (ajelis 4isiplin 7enaga esehatan (47& dalam rangka pemberian perlindungan yang seimbang dan objektif kepada tenaga kesehatan dan masyarakat penerima pelayanan kesehatan. (47 bertugas meneliti dan menetukan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. )erdasarakan pemeriksaan (47, hasilnya akan dilaporkan kepada pejabat kesehatan berwenang untuk diambil tindakan disiplin terhadap tenaga kesehatan tersebut dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7indakan sebagaimana dimaksud sejalan dengan ketentuan pada pasal >1 ayat #& dan ayat ;& ?ndang?ndang Domor ;< 7ahun #$$; tentang esehatan, yang berbunyi sebagai berikut6 (*) Terhadap tenaga kesehatan yang melakuan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan proesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. (+) enentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (*) ditentukan oleh -ajelis isiplin Tenaga esehatan.
). !e$erapa Kriteria untu Menilai dan Mem$utian adan*a Malprati (enilai dan membuktikan apakah perbuatan itu termasuk dalam kategori malpraktik atau tidak bukanlah suatu hal yang mudah. "parat penegak hukum mengalami kesulitan untuk mencari bukti karena disebabkan antara lain (ariyanti, #$88&6 #.
urangnya pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang cukup dibidang kesehatan oleh aparat penegak hukum.
;.
7enaga kesehatan yang kompeten diajukan sebagi saksi ahli, tidak ingin memberikan keterangan atau kesaksian yang memberatkan tuduhan terhadap teman sejawatnya. ?ntuk menembus kesulitan dalam menilai dan membuktikan apakah suatu perbuatan itu
termasuk kategori malpraktik atau tidak, dapat dipakai empat kriteria Gestal, #$$>&, yaitu6
11
#.
uty , yaitu adanya kewajiban profesional terhadap klien. erawat berkewajiban mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk menyembuhkan atau setidak-tidaknya meringankan beban penderitaan pasiennya berdasarkan standar profesi keperawatan.
;.
'reach o duty , yaitu terjadinya pelanggaran terhadap kewajiban atau tidak memenuhi norma yang ditetapkan oleh standar profesi yang ditetapkan sebagai kebijakan institusi pelayanan kesehatan.
<.
Injury ,
yaitu
pasien
mengalami
cedera
(injury)
atau
mengalami
kerugian+kerusakan (damages), baik berupa fisik, psikologis, maupun finansial. 1.
ro/imate caused , yaitu adanya hubungan sebab akibat antara pelanggaran terhadap kewajiban (breach o duty) dengan kerugian yang ditimbulkan. "rtinya cedera yang dialami pasien merupakan akibat langsung dari tidak dipenuhinya kewajiban bertindak sesuai standar profesi keperawatan.
E. Tahapan dalam Pr+ses Kepera%atan *ang $erisi+ teradi Malprati !affe #$$#& dikutip dari Gestal #$$>& mengidentifikasi dari tiga area dalam pemberian asuhan keperawatan yang memungkinkan perawat berisiko malakukan malpraktik, yaitu6 #.
7ahap pengkajian (assessment errors) 7ermasuk didalamnya adalah kegagalan mengumpulkan data atau informasi tentang pasien anamnese& secara adekuat atau kegagalan mengidentifikasi sumber dan jenis informasi yang diperlukan, seperti data hasil pemeriksaan laboratorium, tanda-tanda ital atau keluhan pasien yang membutuhkan tindakan segera. egagalan dalam pengumpulan data akan berdampak terhadap ketidaktepatan perumusan diagnosis keperawatan dan selanjutnya akan mengakibatkan kesalahan atau ketidaktepatan dalam memilih tindakan keperawatan.
;.
7ahap perencanaan (planning errors) (eliputi antara lain6 kegagalan mencatat masalah pasien dan kelalaian menuliskannya dalam rencana keperawatan, kegagalan mengkomunikasikan secara efektif rencana keperawatan yang telah dibuat, misalnya penggunaan bahasa yang tidak dipahami oleh perawat atau tim kesehatan lain dan kegagalan memberikan instruksi yang dapat dimengerti oleh pasien.
<.
7ahap implementasi (intervension errors)
12
7ermasuk didalamnya anatar lain kegagalan dalam menginterprestasikan dan melaksanakan tindakan kolaborasi, kegagalan mencatat pesanan+order tim kesehatan lainnya, salah dalam membaca pesanan+order tim kesehatan lainnya, salah dalam mengidentifikasi pasien sebelum dilakukan tindakan+prosedur keperawatan, kesalahan dalam memberikan obat, cairan dan terapi pembatasan.
-. Te+riTe+ri Pem$elaan dalam Kasus Malprati 7erdapat beberapa teori yang dapat dijadikan pegangan seorang perawat atau tenaga kesehatan lainnya menhadapi malpraktik.
3ecara skematik proses tuntutan dalam kasus malpraktik dapat digambarkan sebagai berikut6 Tuntutan Kasus
13
Penilaian dengan Tolok Ukur Standar Profesi
Ada/tida ada Culpa
Kelalaian Berat
Kelalaian Ringan
(Culpa Lata)
(Culpa Levis) Jika tidak ada kesalaan apa!apa "e#enui standar profesi
Sanksi terdapat pada%
Be$as
Sanksi terdapat pada%
&uku# Pidana
&uku# Perdata
&uku# Perdata
'tik
'tik
Kepustaaan/ "ke, C. ;00<&. -alpraktik dalam eperawatan. Cakarta6 !.
14
"mir, ". #$$&. 'unga 0ampai 1ukum esehatan. Cakarta6 Fidya (edika. )adrul2aman, (.4. #$$=&. itab 2ndang#2ndang 1ukum erdata 'uku III tentang 1ukum erikatan dan enjelasannya. )andung6 "lumni. /uady, (. ;00;&. erbuatan -elawan 1ukum, endekatan ontemporer. )andung6 7. !itra "ditya )akti. uwandi, C. #$$<&. Tindakan -edik dan Tanggung 3awab roduk -edik. Cakarta6 )alai enerbit /?I. uwandi, C. #$$1&. elalaian -edik. Cakarta6 )alai enerbit /?I. uwandi, C. #$$=&. okter, asien, dan 1ukum. Cakarta6 )alai enerbit /?I. (ariyanti, D. #$88&. -alpraktik edokteran, dari segi 1ukum idana dan erdata. Cakarta6 7. )ina "ksara. Bedaksi 3inar rafika. ;000&. 214 dan 21. Cakarta6 3inar rafika. 3iegler, .5 Fhitney, /.F. ;000&. olaborasi erawat#okter, erawatan 5rang ewasa dan 6ansia. "lih bahasa Indraty 3ecillia. Cakarta6 !. 3yahrani, B. ;000&. "eluk#beluk dan 4sas#4sas 1ukum erdata. )andung6 "lumni. Gestal, .F. #$$>&. !ursing -anagement $oncepts and Issues. hiladelphia6 C.). 5ippincott !ompany.