Judul
Pemrasaran / NIM Pembahas 1 / NIM Pembahas 2 / NIM Hari, Tanggal Waktu Ruangan Dosen Pembimbing
: Penerapan Pola Budidaya Intensif Pada Tambak Udang Vannamei di BUMDES Patimban Kabupaten Subang Jawa Barat : Sri Rahmawati Khairunnisa / J3J214238 : : : : : : Dr Ir Wawan Oktariza, Msi Menyetujui
Dr Ir Wawan Oktariza, Msi 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Udang Vannamei merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan kajian pengembangan bisnis ini adalah : 1. Merumuskan ide rencana pengembangan bisnis pada BUMDES Patimban. 2. Mengkaji kelayakan rencana pengembangan bisnis pada BUMDES Patimban. 2 KERAGAAN PERUSAHAN 2.1
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Desa Patimban adalah desa yang terletak di pantai utara dengan pantai dan lahan tambak yang berpotensi untuk dikembangkan. Patimban termasuk dalam administrasi Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Potensi wisata pantai Kelapaan yang setiap tahunnya menyerap wisata domestik sampai 100.000 orang pengunjung terutama pada hari raya keagamaan dan tahun baru. Setiap musim wisata pemerintah desa Patimban selalu membentuk kepanitian pengelola wisata. Berlatar belakang ini kepala desa Patimban memberikan gagasan untuk mendirikan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) untuk mengelola wisata dan tambak. BUMDES Patimban berdiri pada tanggal 23
2.3
Aspek Sumberdaya Perusahaan
2.3.1 Sumberdaya Fisik Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh BUMDES Patimban adalah tambak seluas 37 ha, bangunan, gudang, kincir, instalasi listrik, jaring, ember, timbangan
sedangkan kelemahannya yaitu pola budidaya udang yang berbeda-beda sehingga harga hasil panen berbeda pula. (Lampiran 2) Perencanaan penenerapan budidaya Udang Vannamei dengan pola intensif tetap memiliki resiko gagal panen dikarenakan kemungkinan terjangkitnya wabah penyakit dan virus, maka dibutuhkan pengendalian hama dan penyakit sebelum benur ditebar. Kegagalan panen ini dapat dihindari dengan menjaga kualitas air, melakukan kontroling air secara rutin, memilih benur yang sehat, dan dilakukannya panen parsial saat udang masih dalam keadaan sehat atau mulai terlihat adanya tanda-tanda terjangkitnya penyakit.
3.2 Perencanaan Produk
Produk yang akan direncakan dalam pengembangan bisnis di BUMDES Patimban adalah udang vannamaei segar dengan berat 12,5 gram/ekor (size 78) hingga 30 gram/ekor (size 32). Pengembangan bisnis Udang Vannamei yang akan dilakukan adalah pembesaran Udang Vannamei dengan pola budidaya intensif dengan lama pemeliharaan selama 110 hari. Padat tebar 80 ekor/m 2 . Panen yang akan dilakukan adalah dengan metode parsial sebanyak 4 kali pada saat . 3.3 Pengembangan Bisnis
pelelangan atau melalui perjanjian harga sebelum panen) Promotion
3.3.2
Personal Selling
Perencanaan Produksi
1. Persiapan Kolam Tahap persiapan adalah tahap awal dari kegiatan budidaya udang. Persiapan kolam dilakukan sebelum kolam diisi air. Persiapan kolam meliputi pengeringan lahan, pengangkatan lumpur, pembersihan kolam dari sisa pakan. 2. Persiapan Tandon Satu blok tambak terdiri dari 40% luas blok. Tandon dioperasionakan secara terpisah antar petak. Sebelum air mengisi kolam budidaya, air terlebih dahulu ditreatment di kolam tandon. Tandon terlebih dahulu di steril menggunakan klorin dengan dosis 20 ppm selama 24 hingga 96 jam. 3. Pengendalian Hama dan Penyakit Penyakit terutama virus dan bakteri, merupakan jenis penyakit yang sangat berbahaya bagi udang. Karena itu, cara terbaik adalah dilakukan pencegahan.
Selanjutnya dilakukan bioassay, yaitu kegiatan untuk menguji apakan air tambak sudah netral dari residu dan bahan sterilisasi dan aman untuk penebaran benur. Kegiatan selanjutnya adalah siphon, yaitu membersihkan dasar dari sisa-sisa bahan organik dan lumpur saat sterilisasi dan persiapan air. 6. Penebaran Benur Benur didatangkan oleh PT Central Proteina Prima (PT CP Prima). Benur telah dilengkapi oleh hasil tes pemeriksaan bahwa benur terbebas dari berbagai penyakit. Benur ditebar setelah dilakukan pengecekan kualitas air kantong benur, perhitungan sample benur, lalu dilakukan aklimatisasi. 7. Pemeliharaan Pakan yang diberikan adalah pakan buatan bertekstur crumble dan pellet menyesuaikan umur udang. Pakan yang digunakan adalah merek Irawan yang memiliki sifat tenggelam. Pakan diberikan 5 kali dalam 1 hari pada pukul 7.00, 11.00, 15.00, 19.00, dan 23.00. Setiap hari dilakukan pengecekaan anco dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan udang, pergerakan udang, dan keseragaman udang. 8. Panen Panen yang dilakukan adalah panen parsial. Dilakukan sebanyak 3 kali, lalu dilakukan panen total pada udang dengan umur 110 hari.
d. Kolam yang digunakan untuk budidaya yaitu sebanyak 30 kolam dan kolam tandon sebanyak 5 kolam. e. Discount rate yang digunakan adalah sebesar 6,4% mengikuti bunga deposito dari bank BRI bulan Mei 2017. f. Benih didatangkan oleh PT CP Prima dengan jumlah 5 000 000 ekor dengan harga per satu ekor sebesar Rp 45. g. Harga jual merupakan harga lelang dengan batas minimal dan batas maksimal dari harga pasar.
1. Perencanaan Biaya Perencanaan biaya menunjukkan biaya yang dikeluarkan pada pengembangan bisnis. Meliputi biaya investasi dan operasional. Biaya investasi tahun pertama adalah Rp 5 221 650 000. Biaya operasional tahun pertama dan tahun kedua berbeda yaitu; Rp 3 166 115 400 dan Rp 4 044 730 800. Biaya operasional tahun ke dua hingga tahun berikutnya sama. Total outflow tahun pertama adalah Rp 8 432 137 157 dan tahun kedua hingga tahun berikutnya sama, yaitu sebesar Rp 4 789 538 362.
2. Perencanaan Penerimaan (inflow) Inflow dimasukkan setiap komponen yang merupakan pemasukan dalam perusahaan. Penerimaan pada pengembangan bisnis pembesaran Udang Vannamei dengan pola budidaya instensif adalah penjualan Udang Vannamei segar. Harga jual merupakan harga lelang berdasarkan harga pasar yaitu Rp 50 000/kg untuk size 78, RP 65 000 kg untuk size 59, Rp
4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1
Simpulan
Rumusan ide pengembangna bisnis pada Kajian Pengembangan Bisnis adalah analisis kelayakan usaha pembesaran Udang Vannamei dengan pola budidaya intensif di tambak BUMDES Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Rumusan ini terbentuk dari strategi kombinasi kekuatan dan peluang atau strategi W-O (weaknesses and opportunity) setelah dilakukan analisis SWOT. Perencanaan bisnis ini layak untuk dijalankan berdasarkan perencanaan finansial karena memenuhi kriteria kelayakan finansial suatu bisnis yaitu NPV > 0 sebesar Rp 9 359 229 911, Net B/C > 1 sebesar 5.52, IRR > DR yaitu sebesar 94,13%, dan payback period < umur bisnis sebesar 2 tahun 1 bulan.
4.2
Saran
Berdasarkan hasil pengembangan usaha tambak Udang Vannamei di BUMDES Patimban dengan pola budidaya intensif telah memenuhi syarat kelayakan secara finansial, namun perlu diketahui bahwa usaha tambak udang
LAMPIRAN
LAMPIRAN