1. PENDAHULUAN Budidaya udang vanname teknologi intensif adalah budidaya udang yang padat modal dan teknologi tinggi, pertumbuhan udang yang dipelihara sepenuhnya mengandalkan pakan buatan, serta tingginya upaya untuk pengendalian kualitas air terutama kincir untuk mempertahankan kadar oksigen terlarut dan manajemen kandungan bahan organik. Udang vaname tersebut telah diintroduksi dan dapat berkembang baik dan memasyarakat di Indonesia, bahkan untuk usaha yang menerapkan teknologi intensif hampir seluruhnya membudidayakan udang jenis ini. Hal ini dimungkinkan oleh beberapa keuntungan yang dirasakan pembudidaya, diantaranya memiliki produktivitas tinggi, responsif terhadap pakan, lebih tahan terhadap penyakit dan memiliki pangsa pasar yang cukup luas serta dapat dijual dalam ukuran (size) kecil sampai sedang (ukuran 15-25 gram per ekor). Udang vanname membutuhkan pakan dengan kandungan protein diantara 2530% lebih rendah daripada pakan udang windu. 2. PROSES PRODUKSI 2.1. Persiapan Lahan Langkah awal proses produksi adalah persiapan lahan yang terdiri atas : - Pengolahan air di tandon utama, - Perbaikan konstruksi tambak, - Pengolahan dasar tambak meliputi : pengeringan dan pengapuran, - Pemasangan plastik mulsa,
-
Pengisian air dengan kedalaman 10 cm, Pemberantasan hama dengan Saponin, Pengisian air hingga 70%, Penumbuhan plankton, Penumbuhan bakteri probiotik.
2.2. Penebaran Benih Benur udang vanname ditebar setelah ada penyesuaian kondisi parameter air media pengemasan dan tambak. Pada umumnya toleransi perbedaan suhu tidak lebih 2 0C sedangkan salinitas berkisar 3-5 0/00. Penebaran benur dilaksanakan pada pagi atau malam hari untuk menghindari stress akibat perbedaan suhu media transportasi dengan tambak. Padat tebar untuk tambak intensif 100-150 ekor per meter persegi. 2.3. Pemeliharaan Pemeliharaan harian dengan melakukan pemeriksaaan bocoran pematang tanggul/pintu air, memeriksa ketinggian air, dan pemantauan kualitas air di tambak. Penggantian air dilakukan sesuai kondisi air, manajemen penggantian air dilakukan dengan close system. Untuk mengendalikan kandungan
oksigen terlarut dalam tambak digunakan kincir. Pembentukan bioflok dilakukan sebagai pakan alami dan kestabilan air. Dosis pemberian pakan buatan disesuaikan dengan laju konsumsi pakan. Kontrol laju konsumsi pakan dilakukan dengan memantau pakan pada anco. Kontrol pertumbuhan dilakukan dengan sampling udang 7-10 hari sekali. 2.4. Pengendalian Hama dan Penyakit Dalam budidaya udang vaname, perlu dilakukan beberapa tindakan preventif (pencegahan) untuk menanggulangi munculnya hama dan penyakit udang. Tindakan preventif yang dilakukan dengan penerapan biosecurity dan aplikasi probiotik sedangkan untuk mendeteksi adanya serangan penyakit dilakukan secara morfologis dan Polymerase Chain Reaction Reaction (PCR) di laboratorium secara teratur. Dalam hal pengendalian hama dan penyakit yang membutuhkan penggunaan obat ikan harus memperhatikan aspek keamanan pangan hasil perikanan yaitu jenis/merk yang sudah terdaftar pada Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2.5. Panen Udang dipanen sesuai kebutuhan dan ketersediaan pasar, pemanenan dapat dilakukan mulai umur udang 70 hari dan mencapai berat antara 12-15 gram per ekor.
3. ANALISA USAHA
Benih udang vaname
Analisa usaha budidaya udang vanname dalam sangatlah bervariasi dan ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, alat dan bahan yang digunakan, serta letak lokasi usaha. Besarnya biaya yang tercantum dalam analisa usaha ini dapat berubah setiap waktu menurut kondisi, besar usaha serta pasarnya. Uraian BIAYA INVESTASI Biaya konstruksi Pompa submersible 6” Kincir 2 HP Rumah jaga dan gudang Instalasi listrik 30 KVA Peralatan kualitas air Genset 15 PK Total PENYUSUTAN PER TAHUN Biaya konstruksi Pompa submersible 6” Kincir 2 HP Rumah jaga dan gudang Instalasi listrik 30 KVA Peralatan kualitas air Genset 15 PK Total BIAYA TETAP PER TAHUN Tenaga kerja Plastik mulsa Sewa tambak 1 tahun (1Ha) Sewa tambak untuk tandon air (0,5 Ha) Peralatan dan sarana tambak Biaya perawatan/pemeliharaan Biaya listrik Biaya penyusutan Solar Biaya cadangan Total BIAYA VARIABEL PER PER SIKLUS
Vol 1 1 12 1 1 1 2
Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
Harga 56,000,000 20,000,000 60,000,000 15,000,000 30,000,000 15,000,000 36,000,000 232,000,000
28,000,000 9,000,000 27,000,000 1,350,000 10,000,000 3,000,000 16,200,000 94,550,000
3 1 1 1
Orang Paket Paket Paket
54,000,000 33,000,000 2,500,000 7,500,000
1
Paket
3,000,000
1
Paket
20,775,000
1 1 2,600 1
Paket Paket Liter Paket
20,000,000 94,550,000 14,300,000 5,000,000 247,875,000
1 juta
Pakan buatan 25,500 Immunostimulan 12 Pupuk : Probiotik 2 Molases 100 Fermipan 2 Dedak 100 Dolomit 100 Obat-obatan : Deltametrin 2 TCCA 200 Saponin 200 Vitamin C 50 Biaya panen 1 Jumlah Total/tahun PENERIMAAN Penerimaan per siklus 17,000 Penerimaan per tahun 34,000 KEUNTUNGAN Total penerimaan Total pengeluaran : Biaya tetap Rp. 247,875,000 Biaya variabel Rp. 726,110,000 Keuntungan (penerimaan-pengeluaran)
PL-12, SPF Kg Kg Liter Kg Kg Kg Kg Liter Kg Kg Kg Paket
Kg Kg
30,000,000 306,000,000 7,020,000 150,000 500,000 30,000 100,000 75,000 380,000 4,400,000 400,000 7,500,000 6,500,000 363,055,000 726,110,000 850,000,000 1,700,000,000 1,700,000,000 973,985,000 973,985,000 726,015,000
Subdit Informasi Usaha dan Promosi Direktorat Usaha Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Email :
[email protected]
Direktorat Usaha Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
2013