REFERAT BENIGN PROSTA PROSTATIC HYPERPLASIA HYPERPLASIA (BPH)
OLEH : SURYANTI 10101060
Pembimbng : dr. E! H"midi"n#! S$.B
STASE IL%U BE&AHRSU& BAN'INAN' FAULT FAULTAS AS E&OTERAN E&O TERAN UNIERSITAS UNIERS ITAS AB&URRAB PEANBARY *01+ BAB I PEN&AHULUAN
Pembesaran prostat benigna atau lebihdikenal sebagai BPH sering ditemukan padapria yang memasuki usia lanjut. Istilah BPH ataubenign ataubenign prostatic hyperplasia sebena sebenarny rnyamer amerupa upakan kan istilah istilah histop histopato atolog logis, is, yaitu yaitu terdapa terdapathi thiper perpla plasia sia sel-sel sel-sel stroma dan sel-sel epitelkelenjar prostat.1,2,3BPH ini dapat dialami oleh sekitar 7! pria di atas usia" tahun. #ngka ini akan meningkat hingga $!pada pria berusia di atas % tahun &esk &eskip ipun un jara jarang ng meng mengan an'a 'am m ji(a ji(a,, BPH BPH mem memberi berika kan n kelu keluha han n yang ang mengganggu akti)itas sehari-hari. *eadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar prostat yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada leherbuli-buli dan uretra atau
diken ikenal al seb sebagai agai blad bladde dero rout utlet let obstr obstruc ucti tion on +B +B. . bstr bstruk uksi si yang yang khus khusus us diseba disebabka bkan n oleh oleh pembes pembesaran aran kelenj kelenjar ar prostat prostatdise disebut but sebaga sebagaii benign benign prostate prostate obstruction+BP. obstruction+BP.1, bstruksi ini lama kelamaan dapat menimbulkan perubahan struktur buli-buli maupun ginjal sehingga menyebabkan komplikasi pada saluran kemih atas maupun ba(ah. #danya BPH ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran kemih dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan dengan berbagai 'ara mulai dari tindakan se'ara konser)ati/ +non operati/ sampai tindakan pembedahan. 1 0olo 0olok k dubu duburr meru merupa paka kan n peme pemeri riks ksaan aan yang yang penti penting ngpa pada da pasi pasien en BPH, BPH, disamping pemeriksaan /isikpada regio suprapubik untuk men'arikemungkinan adany anya
diste stensi
buli-buli.
arip ripemer emeriiksaa saan
'olok
dubur
ini
dapa apat
diperkirakanadanya pembesaran prostat, konsistensi prostat,dan adanya tidaknya nodul nodul yang yang merup merupaka akan n salah salah satutan satutanda da yang yang membed membedaka akanny nnyaa dari dari keganas keganasan an prostat.
BAB II PE%BAHASAN A. ANATO%I PROSTA PROS TAT T
*elenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah in/erio in/eriorr buli-b buli-buli uli di depan depan rektum rektum dan membun membungku gkuss uretra uretra posteri posterior or.. Prosta Prostatt berbentuk seperti piramid terbalik dan merupakan organ kelenjar /ibromuskuler yang mengelilingi uretra pars prostati'a dengan ukuran 32, 'm dan beratnya 4 2 gram. Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli.
2
5ambar 1. #lat 6eproduksi Pria
a b ' d
*elenjar prostat terbagi atas lobus 3 8obus medius 8obus lateralis +2 lobus 8obus anterior 8obus posterior
5ambar 2. 8obus prostat
a
Pada kelenjar prostat juga dibagi dalam 9ona 3 :ona #nterior atau ;entral .
b
/ibromuskular. :ona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat. :ona Peri/er
'
karsinoma terbanyak. :ona
3
8okasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah d
meliputi 2! massa glandular prostat.:ona ini resisten terhadap in/lamasi. :ona =ransisional. :ona ini bersama-sama dengan kelenjarperiuretra disebut juga sebagai kelenjar preprostatik. &erupakan bagian terke'il dari prostat, yaitu kurang lebih ! tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma /ibromuskular anterior
e
menjadi benignprostati' hyperpiasia +BPH. *elenjar-*elenjar Periuretra Bagian ini terdiri dari duktus-duktus ke'il dan susunan sel-sel asinar aborti/ tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.
5ambar 3. :ona *elenjar Prostat Prostat menghasilkan suatu 'airan yang merupakan salah satu komponen dari 'airan ejakulat. 0airan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama 'airan semen yang lain pada saat ejakulasi. ;olume 'airan prostat merupakan 4 2! dari seluruh )olume ejakulat. Prostat mendapatkan iner)asi otomomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus prostatikus atau pleksus pel)ikus yang menerima masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis <2- dan simpatik dari ner)us hipogastrikus +=1-82. 6angsangan parasimpatik meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostat, sedangkan rangsangan simpatik menyebabkan pengeluaran 'airan prostat ke dalam uretra posterior, seperti saat ejakulasi.
4
iner)asi pada otot polos prostat, kapsula prostat, dan leher buli-buli. i tempat itu banyak terdapat reseptor adrenergik->. 6angsangan simpatik menyebabkan dipertahankan tonus otot polos tersebut. Pada usia lanjut sebagian pria akan mengalami pembesaran kelenjar prostat akibat hiperplasia jinak sehingga dapat menyumbat uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran kemih.
B. HIPERLASIA PROSTAT BENI'NA, BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA
(BPH)
I. &EFINISI
Hiperplasia Prostat Benigna adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral prostat mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke peri/er.
5ambar . Benign Prostat Hyperplasia II. ETIOLO'I Hingga sekarang masih belum diketahui se'ara pasti penyebab terjadinya
hiperplasia prostat, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bah(a hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron +H= dan
5
proses aging +menjadi tua. Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat jinak adalah +1 =eori ihidrotestosteron, +2 #danya ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron, +3 Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat, + Berkurangnya kematian sel +apoptosis, dan + =eori
=eori ihidrotestosteron +H= ihidrotestosteron atau H= adalah metabolit androgen yang sangat penting
pada pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. ibentuk dari testosteron di dalam sel prostat oleh en9im >-reduktase dengan bantuan koen9im ?#PH. H= yang telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen +6# membentuk kompleks H=-6# pada inti dan sel selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat. Pada berbagai penelitian dikatakan bah(a kadar H= pada BPH tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH, akti)itas en9im >-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan pada BPH lebih sensiti/ terhadap H= sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal. b *etidakseimbangan estrogen dan testosteron Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun, sedangkan kadar estrogen relati/ tetap sehingga perbandingan antara estrogen testosteron relati/ meningkat. =elah diketahui bah(a estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proli/erasi sel-sel kelenjar prostat dengan 'ara meningkatkan sensiti/itas sel-sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen, meningkatkan jumlah reseptor androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat +apoptosis. Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan testosteron menurun, tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa prostat jadi lebih besar. ' Interaksi stroma epitel 0unha +1$73 membuktikan bah(a di/erensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat se'ara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator + growth factor tertentu.
6
mempengaruhi sel-sel stroma itu sendiri se'ara intrakin dan autokrin, serta mempengaruhi sel-sel epitel se'ara parakrin.
PATOFISIOLO'I
pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari 9ona perifer. Pertumbuhan kelenjar ini sangat bergantung pada hormon testosteron, yang di dalam sel- sel kelenjar prostat hormon akan dirubah menjadi metabolit akti/ dihidrotestosteron +H= dengan bantuan en9im > reduktase. ihidrotestosteron inilah yang se'ara langsung mema'u m-6?# di dalam sel- sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth factor yang mema'u pertumbuhan kelenjar prostat. Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urine. *eadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intra)esikal. @ntuk dapat mengeluarkan urine, buli- buli harus berkontraksi lebih kuat guna mela(an tahanan itu. *ontraksi yang terus menerus ini menyebabkan perubahan anatomik buli- buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli- buli. Perubahan struktur pada
7
buli- buli tersebut, oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah ba(ah atau lower urinary tract symptom (!"#$ yang dahulu dikenal dengan gejala prostatimus =ekanan intra)esika yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli- buli tidak terke'uali pada kedua muara ureter. =ekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli- buli ke ureter atau terjadi refluks vesikoureter. *eadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal. Hiperplasia Prostat A Penyempitan lumen uretra posterior A =ekanan intra)esika meningkat A A Buli-buli • • • •
I. "
5injal dan ureter
Hipertro/i otot detrusor =rabekulasi
6e/luks ;@ Hidroureter Hidrone/rosis 5agal ginjal
%ANIFESTAS LINI e-/"n $"d" "-r"n emi/ b"gi"n b""/ (LUTS)+
8
=erdiri atas gejala obstruksi dan iritasi Ob#ri Hesistansi • Pan'aran miksi lemah • Intermitensi • &iksi tidak puas • istensi abdomen • =erminal dribbling +menetes • ;olume urine menurun • &engejan saat berkemih •
Iri#"i • • • •
rekuensi ?okturi @rgensi isuria @rgensi dan disuria jarang terjadi, jika ada disebabkan oleh ketidakstabilan detrusor sehingga terjadi kontraksi
in)olunter. =abel 1. 5ejala bstruksi dan Iritasi Benigna Prostat Hiperplasia &ani/estasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga /aktor, yaitu ;olume kelenjar periuretral • Clastisitas leher )esika, otot polos prostat dan kapsul prostat • *ekuatan kontraksi otot detrusor • =imbulnya gejala 8@=< merupakan mani/estasi kompensasi otot buli-buli untuk mengeluarkan urine. Pada suatu saat, otot buli-buli mengalami kepayahan +/atigue sehingga jatuh ke dalam /ase dekompensasi yang di(ujudkan dalam bentuk retensi urin akut. =imbulnya dekompensasi buli-buli ini didahului oleh /a'tor pen'etus antara lain 1 ;olume buli-buli tiba-tiba penuh +'ua'a dingin, konsumsi obat-obatan yang 2
mengandung diuretikum, minum tertalu banyak &assa prostat tiba-tiba membesar +setelah melakukan akti)itas seksualD
3
in/eksi prostat
@ntuk menentukan derajat beratnya penyakit yang berhubungan dengan
penentuan jenis pengobatan BPH dan untuk menilai keberhasilan pengobatan BPH, dibuatlah suatu skoring yang valid dan reliable. =erdapat beberapa sistem skoring, di antaranya skor %nternational Prostate #koring #ystem +IP<< yang diambil berdasarkan skor American !rological Association +#@#.
9
obstruksi dan iritati/ mereka dengan skala -. =otal skor dapat berkisar antara 3.
b
'e2"-" $"d" "-r"n emi/ b"gi"n "#" + &erupakan penyulit dari hiperplasi prostat, berupa gejala obstruksi antara lain
nyeri pinggang, benjolan di pinggang +hidrone/rosis, demam +in/eksiD urosepsis. 3
'e2"-" di -"r "-r"n emi/+ *eluhanpadapenyakitherniaD
hemoroidseringmengikutipenyakit
hipertropiprostat.=imbulnyakeduapenyakitinikarenaseringmengejan
pada
saat
miksi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intra abdominal. .
PE%ERISAAN FISI
Pada pemeriksaan /isik mungkin didapatkan buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah supra sim/isis akibat retensi urine. *adang-kadang didapatkan urine yang selalu menetes tanpa disadari yang merupakan pertanda dari inkontinensia paradoksa. 1 Pemeri""n 3!-! dbr , digi#"- re3#"- e4"min"#i!n ( &RE ) Pada pemeriksaan 'olok dubur diperhatikan -
=onus s/ingter aniDre/leks bulbo-ka)ernosus untuk menyingkirkan adanya kelainan buli-buli neurologik
10
-
&ukosa rektum *eadaan prostat, antara lain kemungkinan adanya nodul, konsistensi prostat, simetri antar lobus dan batas prostat.
0olok dubur pada pembesaran prostat benigna menunjukkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris, dan tidak didapatkan nodulE sedangkan pada karsinoma prostat, konsistensi prostat kerasD teraba nodul dan mungkin di antara lobus prostat tidak simetris.
*
5ambar . Pemeriksaan 0olok ubur &er"2"# ber"# !b#ri erajat berat obstruksi dapat diukur dengan menentukan jumlah sisa urin
setelah miksi spontan.
11
I.
PE%ERISAAN PENUN5AN'
1
Pemeriksaan laboratorium
a
b
saluran kemih. *ultur urin &en'ari jenis kuman yang menyebabkan in/eksi dan sekaligus menentukan
'
sensi/itas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan aal ginjal &en'ari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian
d
atas. 5ula darah &en'ari kemungkinan adanya penyekit diabetes mellitus yang dapat
e
menimbulkan kelainan persara/an pada buli-buli +buli-buli neurogenik Penanda tumor P<# +prostat spesi/ik antigen Gika 'uriga adanya keganasan prostat
2
Pemeriksaan Patologi #natomi BPH di'irikan oleh berbagai kombinasi dari hiperplasia epitel dan stroma di
prostat. Beberapa kasus menunjukkan proli/erasi halus-otot hampir murni, meskipun kebanyakan menunjukkan pola /ibroadenomyomatous hyperplasia. "
12
5ambar ". 5ambaran &akroskopis dan &ikroskopis Benigna Prostat Hiperplasia 3 a
Pen'itraan pada Benigna Prostat Hiperplasia
oto polos abdomen Berguna untuk men'ari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batuDkalkulosa prostat dan kadangkala menunjukan bayangan buli-buli yang
penuh terisi urine, yang merupakan tanda suatu retensi urine. b Pemeriksaan trans abdominal ultrasonography +=#@< ari =#@< diharapkan mendapat in/ormasi mengenai - Perkiraan )olume +besar prostat - Panjang protrusi prostat ke buli-buli atau intra prostatic protrusion +IPP - &ungkin didapatkan kelainan pada buli-buli +massa, batu, atau bekuan -
darah &enghitung sisa +residu urin pas'a miksi Hidrone/rosis atau kerusakan ginjal akibat obstruksi prostat
IPP diukur dari ujung tonjolan +protusi prostat di dalam buli-buli hingga dasar +basis sirkum/erensi buli-buli. erajat 1 besarnya 1, mm, derajat 2 besarnya -1 mm, dan derajat 3 besarnya 1 mm. Besarnya IPP berhubungan dengan derajat obstruksi pada leher buli-buli +B, jumlah urin sisa pas'a miksi, dan )olume prostat. #rtinya adalah pasien dengan derajat IPP rendah, tidak menunjukkan urine residu yang bermakna +J1 m8, dan tidak menunjukkan keluhan yang nyata, sehingga tidak memerlukan terapi atau pembedahan.
5ambar %. 5ambaran
13
5ambar $. 5ambaran
Pemeriksaan trans rectal ultrasonography ("&!#$ Pada pemeriksaan =6@< di'ari kemungkinan adanya /okus keganasan prostat berupa area hiperekoik dan kemudian sebagai petunjuk + guidance$ dalam melakukan biopsi prostat. alam prosedur ini, probe dimasukkan ke dalam rektum mengarahkan gelombang suara di prostat. 5ema pola gelombang suara merupakan gambar dari kelenjar prostat pada layar tampilan. @ntuk menentukan apakah suatu daerah yang abnormal tampak memang tumor, digunakan probe dan gambar @<5 untuk memandu jarum biopsi untuk tumor yang di'urigai. Garum mengumpulkan beberapa potong jaringan prostat untuk pemeriksaan dengan mikroskop. Biopsy terutama dilakukan untuk pasien yang di'urigai memiliki keganasan prostat. 7 =ransrektal ultrasonogra/i +=6@< sekarang juga digunakan untuk pengukur )olume prostat, 'aranya antara lain7 &etode Lstep planimetryM. Nang menghitung )olume rata-rata area hori9ontal • •
diukur dari dasar sampai pun'ak. &etode diameter. Nang menggabungkan pengukuran tinggi +HDheight ,lebar +OD(idth dan panjang +8Dlength dengan rumus +H O 8
Pemeriksaan lain Pemeriksaan derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan 'ara
mengukur •
•
6esidual urin Gumlah sisa urin setelah miksi, dengan 'ara melakukan kateterisasiD@<5 setelah miksi Pan'aran urinD/lo( rate engan menghitung jumlah urine dibagi dengan lamanya miksi berlangsung +mlDdetik atau dengan alat uro/lometri yang menyajikan gambaran gra/ik
14
pan'aran urin. #liran yang berkurang sering pada BPH. Pada aliran urin yang lemah, aliran urinnya kurang dari 1m8Ds dan terdapat peningkatan residu urin.Post-)oid residualmengukur jumlah air seni yang tertinggal di dalam kandung kemih setelah buang air ke'il. P6; kurang dari m8 umumnya menunjukkan pengosongan kandung kemih yang memadai dan pengukuran 1 sampai 2 ml atau lebih sering menunjukkan sumbatan. Pasien diminta untuk buang air ke'il segera sebelum tes dan sisa urin ditentukan oleh @<5 atau kateterisasi.
5ambar 11. 5ambaran Pan'aran @rin ?ormal dan pada BPH *eterangan 5ambaran aliran urin atas de(asa muda yang asimtomatik, aliran urin lebih dari 1m8Ds, urin residu $ m8 pada ultrasonogra/i. 5ambaran aliran urin ba(ah de(asa tua dengan benigna hyperplasia prostat, terlihat (aktu berkemih memanjang dengan aliran urin kurang dari 1m8Ds, pasien ini urin residunya 1 m8. II.
PENATALASANAAN =idak semua pasien hiperplasia prostat perlu menjalami tindakan medik.
*adang-kadang mereka yang mengeluh 8@=< ringan dapat sembuh sendiri tanpa mendapatkan terapi apapun atau hanya dengan nasehat saja. ?amun adapula yang membutuhkan terapi medikamentosa atau tindakan medik yang lain karena keluhannya semakin parah. =ujuan terapi hiperplasia prostat adalah +1 memperbaiki keluhan miksi, +2 meningkatkan kualitas hidup, +3 mengurangi obstruksi intra)esika, + mengembalikan /ungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, + mengurangi )olume
15
residu urine setelah miksi dan +" men'egah progre/itas penyakit. Hal ini dapat di'egah dengan medikamentosa, pembedahan atau tindakan endourologi yang kurang in)asi/.
Observasi
Oat'h/ul (aiting
Medikamento sa
•
•
• •
Pengamb at adrenergik ! Pengamb at red"ktese ! #isioterapi $ormonal
Operasi
Prostatektomi terb"ka %ndo"rologi 1 &'(P 2 &'IP 3 &')P 4 %lektovaporas i
Invasive minimal
• • • •
&'M& &'*+ ,tent "retra &'-.
&abel 3/ Pilian &erapi pada $iperplasia Prostat *enigna
16
ambar 12 a/ ,kema pengelolaan *P$ di Indonesia8
17
ambar 12 b/ ,kema pengelolaaan *P$ di Indonesia8
18
a
Oat'h/ul (aiting
Pilian tanpa terapi ini dit""kan "nt"k pasien *P$ dengan skor
IP,,
dibaa
7
ait"
kel"an
ringan
ang
tidak
menggangg" aktivitas seariari/ Pasien tidak mendapat terapi nam"n ana diberi penelasan mengenai ses"at" al ang m"ngkin dapat memperb"r"k kel"anna misalna 1 angan mengkons"msi kopi ata" alool setela makan malam 2 k"rangi kons"msi makanan ata" min"man ang mengiritasi b"li b"li kopiokelat 3 batasi pengg"naan obatobat in:"en;a ang mengand"ng 1 meng"rangi resistansi otot polos prostat sebagai komponen dinamik penebab obstr"ksi in
membant"
"nt"k
meringankan
obstr"ksi
disebabkan ole pembesaran prostat di *P$/
19
kemi
+item"kanna meng"rangi
obat pen"lit
pengambat sistemik
adrenergik!1
ang
diakibatkan
dapat ole
ambatan pada !2 dari
selekti</
*eberapa
golongan
obat
pengambat
adrenergik!1 adala>pra;osin ang diberikan 2 kali seari tera;osin a:";osin dan doksa;osin ang diberikan sekali seari/ Obatobatan golongan ini dilaporkan dapat emperbaiki kel"an miksi dan la" panaran "rin/
ambar 15/ )okasi (eseptor α1.drenergik α1.(s 2 Pengambat 5 ! red"ktase 5 Obat ini bekera dengan ara mengambat pembent"kan diidrotestosteron +$& dari testosterone ang dikatalisis ole en;im 5 ! red"ktase di dalam sel prostat/ Men"r"nna kadar +$& menebabkan sintesis protein dan replikasi selsel prostat men"r"n/ Pembesaran prostat di *P$ seara langs"ng tergant"ng pada +$& seingga obat ini menebabkan peng"rangan 25? perkiraan "k"ran prostat lebi dari 6 sampai 12 b"lan/
20
'
=erapi In)asi/ &inimal iperuntukan untuk pasien yang mempunyai risiko tinggi terhadap
pembedahan 1
&i'ro(a)e transurethral. Pada tahun 1$$", # menyetujui perangkat yang menggunakan gelombang mikro untuk memanaskan dan menghan'urkan jaringan prostat yang berlebih. alam prosedur yang disebut mi'ro(a)e thermotherapy transurethral +=@&=, perangkat mengirim gelombang mikro melalui kateter untuk memanaskan bagian prostat dipilih untuk setidaknya 111 derajat ahrenheit.
5ambar 13. &i'ro(a)e =ransurethral
2
=ransurethral jarum ablasi. Guga pada tahun 1$$", # menyetujui transurethral jarum ablasi in)asi/ minimal +=@?# sistem untuk pengobatan BPH.
21
5ambar 1. =ransurethral Garum #blasi In)asi/ &inimal
3
=hermotherapy dengan air. =erapi ini menggunakan air panas untuk menghan'urkan
jaringan
kelebihan
dalam
prostat.
kateter
mengandung beberapa lubang diposisikan dalam uretra sehingga balon pengobatan terletak di tengah prostat.
5ambar 1. =hermotherapy dengan #ir Bedah Pembedahan direkomendasikan pada pasien-pasien BPH yang +1 tidak menunjukkan perbaikan setelah terapi medikamentosa, +2 mengalami retensi urin, +3 in/eksi saluran kemih berulang, + hematuria, + gagal ginjal, dan +" timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi saluran kemih bagian ba(ah.
22
1
Pembedahan endoskopi. Pada jenis operasi ini, sayatan eksternal tidak diperlukan.
Pas'a bedah dini
23
Pas'a bedah lanjut
Perdarahan
Perdarahan In/eksi lokalDsistemik
Inkontinensi ins/ungsi ereksi Cjakulasi retrograde
a
5ambar 1". +a alat =@6P, +b 'ara melakukan =@6P, +' uretra prostatika pas'a =@6P Prosedur bedah yang disebut insisi transurethral dari prostat +=@IP, prosedur ini melebar urethra dengan membuat beberapa potongan ke'il di leher b kandung kemih, di mana terdapat kelenjar prostat. Prosedur ini digunakan pada hiperplasi prostat yang tidak tarlalu besar, tanpa ada pembesaran lobus medius dan pada pasen yang umurnya masih muda.
24
2
pen surgery. alam beberapa kasus ketika sebuah prosedur transurethral tidak dapat digunakan, operasi terbuka, yang memerlukan insisi eksternal, dapat digunakan. pen surgery sering dilakukan ketika kelenjar sangat membesar +K1 gram, ketika ada komplikasi, atau ketika kandung kemih telah rusak dan perlu diperbaiki. Prostateksomi terbuka dilakukan melalui pendekatan suprarubik trans)esikal +reyer atau retropubik in/ra)esikal +&illin. Penyulit yang dapat terjadi adalah inkontinensia uirn +3!, impotensia +1!, ejakulasi retrograde +"-%! dan kontraktur leher buli-buli +3!.
Perbaikan gejala klinis %-1!. perasi laser + *elenjar prostat pada suhu "-" o0 akan mengalami koagulasi dan pada suhu yang lebih dari 1 o0 mengalami )aporasi. =eknik laser menimbulkan lebih sedikit komplikasi sayangnya terapi ini membutuhkan terapi ulang 2! setiap tahun. *ekurangannya adalah tidak dapat diperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi +ke'uali paad HoN#5 'oagulation, sering banyak menimbulkan disuri pas'a bedah yang dapat berlangsung sampai 2 bulan, tidak langsung dapat miksi spontan setelah operasi dan peak /lo( rate lebih rendah daripada pas'a =@6P.
5ambar 17. perasi 8aser pada Prostat a
Interstitial laser 'oagulation. =idak seperti prosedur laser lain, koagulasi laser interstisial tempat ujung probe serat optik langsung ke jaringan prostat untuk menghan'urkannya.
25
b
5ambar 1%. Interstitial laser 'oagulation Potosele'ti/ )aporisasi prostat +P;P. P;= a-energi laser tinggi untuk menghan'urkan jaringan prostat. 0ara sama dengan =@6P, hanya saja teknik ini memakai roller ball yang spesi/ik dengan mesin diatermi yang 'ukup kuat, sehingga mampu membuat )aporasi kelenjar prostat. =eknik ini 'ukup aman tidak menimbulkan perdarahan pada saat operasi. ?amun teknik ini hanya diperuntukan pada prostat yang tidak terlalu besar +J gram dan membutuhkan (aktu operasi yang lebih lama.
5ambar 1$. Potosele'ti/ )aporisasi prostat
•
*ontrol berkala Oat'h/ull (aiting *ontrol setelah " bulan, kemudian setiap tahun untuk mengetahui apakah
•
terdapat perbaikan klinis Pengobatan penghambat >-reduktase ikontrol pada minggu ke-12 dan bulan ke-" untuk melihat respon terhadap
•
terapi. *emudian setiap tahun untuk menilai perubahan gejala miksi. Pengobatan penghambat >-adrenegik
d
pemeriksaan IP<<, uro/lometri dan residu urin pas'a miksi.
kontrol dilakukan setelah " bulan dan kemudian setiap tahun. =erapi in)asi)e minimal
•
penilaian skor miksi, juga diperiksa kultur urin Pembedahan Paling lambat " minggu pas'a operasi untuk mengetahui kemungkinan penyulit. *ontrol selanjutnya 3 bulan untuk mengetahui hasil akhir operasi
26
BAB III ESI%PULAN Hiperplasia kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna
pada populasi pria lanjut usia. engan bertambah usia, ukuran kelenjar dapat bertambah karena terjadi hiperplasia jaringan /ibromuskuler dan struktur epitel kelenjar +jaringan dalam kelenjar prostat. 5ejala dari pembesaran prostat ini terdiri dari gejala obstruksidan gejala iritati/. Penatalaksanaan BPH berupa (at'h/ul (aiting, medikamentosa, terapi bedah kon)ensional, dan terapi minimal in)asi/. Prognosis untuk BPH berubahubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap indi)idu (alaupun gejalanya 'enderung meningkat. ?amun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat.
27
&AFTAR PUSTAA
1
*o9ar 6osemary #, &oore rederi'k #. <'h(art9Rs Prin'iples o/
2
%th Cdition.
'apita selekta 'edokteran. &edia #es'ulapius, Gakarta, 2E 32$-3. 3
aksara, Gakarta, 1$$"E 1"1-73. Purnomo, Basuki B. asar ) asar !rologi. Cdisi *etiga. Gakarta
"
%lmu Bedah, C50, Gakarta, 21E $-1 7
C50. 1$$. Pedoman Pengeloaan BPH di Indonesia-iaui.
28