BAB I PENDAHULUAN
Pembesaran Pembesaran kelenjar kelenjar prostat prostat mempunyai mempunyai angka morbiditas morbiditas yang bermakna pada populasi pria lanjut usia. Gejalanya merupakan keluhan yang umum dalam bidang bedah urologi. Hiperplasia prostat merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi pria diatas usia 50 tahun dan berperan dalam penurunan kualitas hidup seseorang. Pembesaran prostat jinak atau lebih dikenal sebagai BPH sering ditemukan pada pria yang menapak usia lanjut.1 Mesk Meskip ipun un jara jarang ng meng mengan anca cam m jiwa jiwa BPH BPH membe emberi rika kan n kelu keluha han n yang ang mengganggu akti!itas sehari"hari. #eadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar prostat atau benign prostate enlargement e nlargement $BP%& $BP%& yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada leher leher !esica !esica urinar urinaria ia dan uretra uretra atau dikenal dikenal sebagai sebagai bladder bladder outlet outlet obstruction obstruction $B''&. 'bstruksi yang khusus disebabkan oleh pembesaran prostat disebut sebagai benign prostate obstruction $BP'&. obstruction $BP'&.1( Banyak sekali )aktor yang diduga berperan dalam proli)erasi* pertumbuhan jinak kelenjar prostat tetapi pada dasarnya BPH tumbuh pada pria yang menginjak usia tua dan masih mempunyai testis yang masih ber)ungsi normal menghasilkan testosteron. +i samping itu pengaruh hormon lain $estrogen prolaktin& diet tertentu mikrotrauma dan )aktor")aktor lingkungan diduga berperan dalam proli)erasi sel"sel kelenjar prostat secara tidak langsung. ,aktor")aktor tersebut mampu mempengaruhi sel"sel prostat untuk mensintesis protein growth protein growth factor factor yang selanjutnya protein inilah yang berperan dalam memacu terjadinya proli)erasi sel"sel kelenjar prostat.+i berbag berbagai ai daerah daerah di ndon ndonesia esia kemamp kemampuan uan melaku melakukan kan diagno diagnosis sis dan modalitas modalitas terapi pasien BPH tidak sama karena perbedaan perbedaan )asilitas dan sumber sumber daya manusia di tiap"tiap daerah. /alaupun demikian di daerah terpencil pun diharapkan dapat menangani pasien BPH dengan sebaik"baiknya.
1
BAB II PROSTAT
2.1 EMBRIOLOGI
ecara embriologi prostat yang merupakan organ kompleks yang terdiri dari unsur kelenjar stroma dan otot polos atau )ibromioglandular mulai terbentuk pada kehamilan minggu ke"1( dengan pengaruh hormone androgen yang berasal dari testis )etus. ebagian besar kompleks prostat berasal dari sinus urogenitalis tetapi mungkin sebagian dari ductus ejaculatorius sebagian !erumontanum dan sebagian dari bagian asiner prostat $2ona sentral& berasal dari ductus /ol)ii.53 Prostat Prostat berben berbentuk tuk sepert sepertii pirami piramid d terbal terbalik ik dan merupa merupakan kan organ organ kelenja kelenjar r )ibromuskul )ibromuskuler er yang mengelilingi mengelilingi uretra pars prostatica. prostatica. Panjang Panjang prostat prostat sekitar - cm $14 inchi& inchi& dan terletak terletak di antara antara collum collum !esika urinaria urinaria di atas atas dan diaphrag diaphragma ma urogenitalis di bawah. Prostat dikelilingi oleh kapsula )ibrosa. +i luar kapsul terdapat selubung )ibrosa yang merupakan bagian dari lapisan !isceral )ascia pel!is. Prostat mempunyai basis prostatae yang terletak di superior berhadarapan dengan collum !esic !esicae ae dan dan ape6 ape6 pros prostat tatae ae yang yang terl terlet etak ak di in)e in)erio riorr dan dan berh berhad adap apan an deng dengan an diaphragma diaphragma urogenitale. urogenitale. #edua ductus ejaculatorius ejaculatorius menembus menembus bagian bagian atas )acies posterior prostatae untuk bermuara ke uretra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus prostaticus.7
Gambar 1. 8ractus 9rinarius dan Genitalia Pria Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah in)erior buli"buli di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri pada 2
BAB II PROSTAT
2.1 EMBRIOLOGI
ecara embriologi prostat yang merupakan organ kompleks yang terdiri dari unsur kelenjar stroma dan otot polos atau )ibromioglandular mulai terbentuk pada kehamilan minggu ke"1( dengan pengaruh hormone androgen yang berasal dari testis )etus. ebagian besar kompleks prostat berasal dari sinus urogenitalis tetapi mungkin sebagian dari ductus ejaculatorius sebagian !erumontanum dan sebagian dari bagian asiner prostat $2ona sentral& berasal dari ductus /ol)ii.53 Prostat Prostat berben berbentuk tuk sepert sepertii pirami piramid d terbal terbalik ik dan merupa merupakan kan organ organ kelenja kelenjar r )ibromuskul )ibromuskuler er yang mengelilingi mengelilingi uretra pars prostatica. prostatica. Panjang Panjang prostat prostat sekitar - cm $14 inchi& inchi& dan terletak terletak di antara antara collum collum !esika urinaria urinaria di atas atas dan diaphrag diaphragma ma urogenitalis di bawah. Prostat dikelilingi oleh kapsula )ibrosa. +i luar kapsul terdapat selubung )ibrosa yang merupakan bagian dari lapisan !isceral )ascia pel!is. Prostat mempunyai basis prostatae yang terletak di superior berhadarapan dengan collum !esic !esicae ae dan dan ape6 ape6 pros prostat tatae ae yang yang terl terlet etak ak di in)e in)erio riorr dan dan berh berhad adap apan an deng dengan an diaphragma diaphragma urogenitale. urogenitale. #edua ductus ejaculatorius ejaculatorius menembus menembus bagian bagian atas )acies posterior prostatae untuk bermuara ke uretra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus prostaticus.7
Gambar 1. 8ractus 9rinarius dan Genitalia Pria Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah in)erior buli"buli di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri pada 2
dewasa muda berukuran -" cm di bagian yang paling lebar dan panjang "3 cm dengan dengan ketebalan ("- cm cm dan beratnya beratnya kurang lebih (0 gram. #elenjar #elenjar ini terdiri atas jaringan jaringan )ibromusku )ibromuskular lar dan glandular glandular..5 Menurut Menurut klasi)ikasi klasi)ikasi :owsley :owsley prostat prostat terdiri terdiri dari dari lima lima lobus; lobus; anteri anterior or posteri posterior or medial medial lateral lateral kanan kanan dan lateral lateral kiri. kiri. edangkan menurut Mc
Bagi Bagian an ante anteri rio or atau atau !en !entral tral yang ang )ibr )ibrom omus usk kular lar dan dan nongl onglan and dular ular.. ni ni merupakan sepertiga dari keseluruhan prostat. Bagian prostat yang glandular dapat dibagi menjadi - 2ona $bagian (- dan &.
(.
>ona >ona peri peri)e )err yang ang meru erupakan akan 70 ? dari ari bag bagian ian pro prostat stat yang ang glan glandu dula larr membentuk membentuk bagian lateral dan posterior posterior atau dorsal dorsal organ organ ini. ecara skematik 2ona ini dapat digambarkan seperti suatu corong yang bagian distalnya terdiri dari ape6 prostat dan bagian atasnya terbuka untuk menerima bagian distal 2ona sentral yang berbentuk baji. aluran"saluran dari 2ona peri)er ini bermuara pada uretra pars prostatika bagian distal.
-.
>ona >ona sent sentra ral l yang ang meru erupakan akan (5 ? dari dari bagia agian n pros prosta tatt yang ang glan glandu dula larr dike dikena nall sebag sebagai ai jari jaring ngan an kelen kelenjar jar yang yang berb berben entu tuk k baji baji seke sekeli lilin ling g dukt duktus us ejakulatorius dengan ape6nya pada !erumontanum dan basisnya pada leher buli" buli. aluran"salurannya juga bermuara pada uretra prostatika bagian distal. >ona central dan peri)er ini membentuk suatu corong yang berisikan segmen uretr uretraa pro6 pro6im imal al dan dan bagi bagian an!e !ent ntral ralny nyaa tida tidak k leng lengka kap p tertu tertutu tup p melai melaink nkan an dihubungkan oieh stroma )ibromuskular.
.
>ona >ona trans transisi ision onal al yang yang merup merupak akan an bagi bagian an pros prosta tatt gland glandul ular ar yang yang terke terkeci cill $5 ?& terletak tepat pada batas distal s)inkter preprostatik yang berbentuk silinder dan dibent dibentuk uk oleh oleh bagian bagian pro6im pro6imal al uretra uretra.. >ona >ona transisi transisiona onall dan kelenj kelenjar ar periuretral bersama"sama kadang"kadang disebut sebagai kelenjar preprostatik.
3
Gambar (. kematik Pembagian Prostat Menurut Mc
2.2 BATAS-BATAS PROSTAT
Batas superior; basis prostat berhubungan dengan collum !esicae. 'tot polos prostate terus melanjut tanpa terputus dengan otot polos collum !esicae. 9retra masuk pada bagian tengah basis prostatae. Batas in)erior; ape6 prostat terletak pada )acies dia)ragma urogenitalis. 9retra meninggalkan prostat tepat diatas ape6 permukaan anterior.7 Batas anterior; )acies anterior prostat berbatasan dengan simphisis pubis dipisahkan oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat pada ca!um retropubica $ca!um @et2ius&. elubung )ibrosa prostat dihubungkan dengan permukaan posterior os pubis dan ligamentum puboprostatica. :igamentum ini terletak pada pinggir garis tengah $disamping kanan dan kiri linea mediana& dan merupakan kondensasi $penebalan& )ascia pel!is. Batas posterior; permukaan posterior prostat berhubungan erat dengan permukaan anterior ampulla recti dan dipisahkan dari rectum oleh septum reto!esicalis $)ascia +enon!illier&. eptum ini dibentuk pada masa janin oleh )usi
4
dinding ujung bawah e6ca!atio recto!esicalis peritonealis yang semula menyebar ke bawah menuju corpus perineale. Batas lateral; )acies lateral prostat di)iksasi oleh serabut anterior m. le!ator ani saat serabut ini berjalan ke posterior dari os pubis.7
Gambar -. Potongan agital Pel!is :aki"laki $buku anatomi&
2.3 STRUKTUR PROSTAT
#elenjar prostat yang jumlahnya banyak tertanam di dalam campuran otot polos dan jaringan ikat dan ductusnya bermuara ke uretra pars prostatica. Prostat secara tak sempurna dibagi dalam lima lobus. :obus anterior atau isthmus terletak di depan uretra dan tidak mempunyai jaringan kelenjar. :obus medius adalah kelenjar yang berbentuk baji yang terletak antara uretra dan ductus ejaculatorius. Permukaan atasnya dibatasi oleh trigonum !esicae bagian ini mengandung banyak kelenjar. :obus posterior terletak di belakang uretra dan di bawah ductus ejaculatorius dan juga mengandung kelenjar. :obus lateral de6tra dan sinistra terletak di samping uretra dan dipisahkan satu sama lain oleh alur !ertikal dangkal yang terdapat pada )acies posterior prostat. :obus lateral mengandung banyak kelenjar.7
2.4 FUNGSI PROSTAT
,ungsi prostat adalah menghasilkan cairan tipis seperti air susu yang mengandung asam sitrat dan )os)atase asam. Aairan ini ditambahkan ke cairan semen
5
pada saat ejakulasi. 'tot polos pada stroma dan kapsula berkontraksi sekret yang berasal dari banyak kelenjar diperas masuk ke uretra pars prostatica. ekret prostat bersi)at alkali yang membantu menetralkan keasaman !agina.7
2.5 PENDARAHAN
rteri yang memperdarahi prostat berasal dari cabang a. !esicalis in)erior dan a. rectalis media. Cena membentuk pleksus !enosus prostaticus yang terletak antara kapsula prostat dan selubung )ibrosa. Ple6us !enosus prostaticus menerima dari !. dorsalis pro)undus penis dan banyak !. !esicalis dan selanjutnya dialirkan ke !. iliaca interna.7
Gambar . natomi Genitalia Pria
2.6 ALIRAN LIMFE
Pembuluh lim)e dari prostat mengalirkan cairan lim)e ke nodi lim)atici iliaca interna.7
2.7 PERSARAFAN
Prostat manusia mendapat dua macam persara)an yaitu parasimpatik $kolinergik& dan simpatik $nor adrenergic& melalui ple6us otonomik yang terletak didekat prostat. Ple6us ini mendapat masukan parasimpatetik dari medulla spinalis setinggi (" dan serat"serat simpatetik dari ner!us hipogastrikus presacralis $810" :(&.5D10 #edua sistem persara)an itu dalam prostat membentuk jaringan persara)an yang terjadi dari gabungan yang bersi)at cholinergic dan nor adrenergic serta
6
mempunyai reseptor"reseptor di dalam otot polos prostat.10 ara)"sara) otonom yang mempersara)i prostat dan juga !esikula seminalis uretra dan corpora ca!ernosa berasal dari ple6us pel!icus yang bersama pembuluh darah membentuk kompleks sara) dan pembuluh darah (neuro vascular bundle) dan komplek ini berjalan di bagian posterior prostat dari cranial menuju ape6 prostat dan umumnya sejajar dengan dinding rectum. 5=11 Menurut Gosling persara)an prostat mempersara)i otot polos yang ada didalam prostat dan yang bersi)at kolinergik juga mempersara)i kapsul prostat sedangkan acinus juga menerima persara)an dari kolinergik sehingga perangsangan parasimpatik akan menambah sekresi sedangkan perangsangan simpatik akan menyebabkan kontraksi !esicular seminalis sehingga terjadi ejakulasi.511
2.8 PROSES MIKSI
eperti diketahui )ungsi utama dari unit !esikouretra adalah menampung urin untuk sementara mencegah urin kembali ke arah ginjal dan pada saat"saat tertentu melakukan ekspulsi urin. 9nit !esikouretra terdiri dari buli"buli dan uretra posterior. 9retra posterior terdiri dari uretra pars prostatika yang bagian proksimalnya disebut sebagai leher buli"buli dan uretra pars dia)ragma yang tidak lain adalah sphincter eksterna uretra. 9nit !esikouretra ini dipelihara oleh sistem sara) otonom yaitu parasimpatis dan simpatis untuk buli"buli dan uretra proksimal dari dia)ragma serta sara) somatis melalui ner!us pudendus untuk sphincter eksterna. istem persara)an tersebut memungkinkan terjadinya proses miksi secara bertahap $)ase& yaitu; 1( ,ase Pengisian (Resting/ Filling Phase) ,ase ini terjadi setelah selesai miksi dan buli"buli mulai diisi lagi dengan urin dari ginjal yang masuk melalui ureter. Pada )ase ini tekanan di dalam buli"buli selalu rendah kurang dari (0 cmH ('. edangkan tekanan di uretra posterior selalu lebih tinggi antara 30"100 cmH ('. ,ase %kspulsi etelah buli"buli terisi urin sebanyak (00"-00 ml dan mengembang mulailah reseptor EstrechtF yang ada pada mukosa buli"buli terangsang dan impuls dikirimkan ke sistem sara) otonom parasimpatis di medula spinalis segmen ( sampai dan sistem sara) ini menjadi akti) dengan akibat meningkatnya tonus buli"buli $muskulus detrusor&. Meningkatnya tonus detrusor ini dirasakan sebagai perasaan ingin kencing.
7
Pada saat tonus detrusor meningkat maka secara sinkron leher buli"buli dan uretra pars prostatika membuka bentuknya berubah seperti corong dan tekanannya menurun. Pada keadaan ini inkontinensia hanya dipertahankan oleh sphincter eksterna yang masih tetap menutup. Bila yang bersangkutan telah mendapatkan tempat yang dianggap kon!i!ien untuk miksi barulah sphincter eksterna secara sadar dan terjadi miksi. Pada saat tonus detrusor meningkat sampai terjadinya miksi tekanan intra!esikal mencapai 30"1(0 cmH ('. Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari cairan ejakulat. Aairan kelenjar ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi. Aairan ini merupakan kurang lebih (5? dari !olume ejakulat. ika kelenjar ini mengalami hiperplasi jinak atau berubah menjadi kanker ganas dapat membuntu uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran kemih.
Gambar 5. Prostat dan 'rgan +isekitarnya
8
BAB III BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA
3.1 DEFINISI
Pembesaran Prostat inak $BPH Benign Prostatic Hyperplasia& adalah pertumbuhan jinak kelenjar prostat yang menyebabkan prostat membesar.1-
Gambar 3. Gambaran Prostat
Gambar 7. el pada Prostat
3.2 EPIDEMIOLOGI
Hiperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum usia 0 tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai pubertas waktu itu ada peningkatan cepat dalam ukuran
9
yang kontinyu sampai usia akhir -0"an. Pertengahan dasawarsa ke"5 prostat bisa mengalami perubahan hiperplasi. 1 Pembesaran prostat
jinak merupakan penyakit tersering kedua di klinik
urologi di ndonesia setelah batu saluran kemih. Penyakit ini seirng juga dikenal sebagai hipertro)i prostat meskipun sebenarnya yang terjadi ialah hiperplasia dari kelenjar periuretral sedang jaringan prostat asli terdesak ke peri)er menjadi kapsul bedah.15 ngka kejadian $insidens& yang pasti untuk pembesaran prostat jinak di ndonesia belum pernah diteliti tetapi sebagai gambaran hospital prevalence! di @AM ditemukan (- kasus pembesaran prostat jinak selama tiga tahun $eptember 1DD"gustus 1DD7& dan di @.umber /aras 317 dalam periode yang sama. 15 Pada usia lanjut beberapa pria mengalami pembesaran prostat benigna. #eadaan ini dialami oleh 50? pria yang berusia 30 tahun dan kurang lebih =0? pria yang berusia =0 tahun. 1 Pre!alensi yang pasti di ndonesia belum diketahui tetapi berdasarkan kepustakaan luar negeri diperkirakan semenjak umur 50 tahun (0?"-0? penderita akan memerlukan pengobatan untuk prostat hiperplasia. Iang jelas pre!alensi sangat tergantung pada golongan umur. ebenarnya perubahan"perubahan kearah terjadinya pembesaran prostat sudah dimulai sejak dini dimulai pada perubahan"perubahan mikroskopoik yang kemudian bermani)estasi menjadi kelainan makroskopik $kelenjar membesar& dan kemudian baru mani)es dengan gejala klinik. 1 Berdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan pada usia -0 " 0 tahun. Bila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologi anatomi. Pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50? dan pada usia =0 tahun sekitar =0?. ekitar 50? dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan tanda klinik. 1
10
Gambar =. Penderita BPH pada 9sia +iatas 0 8ahun dan kibatnya
3.3 ETIOLOGI
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hyperplasia prostat tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hyperplasia prostate rat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron $+H8& dan proses aging $penuaan&. Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hyperplasia prostat adalah; a& teori dihidrotestosteron b& adanya ketidakseimbangan antara estrogen"testosteron c& interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat d& berkurangnya kematian sel $apoptosis& dan e& teori stem sel.1
11
Gambar D. Proses 8erjadinya BPH a& 8eori dihidrotestosteron +ihidrotestosteron $+H8& adalah metabolit androgen yang sangat penting pada pertumbuhan sel"sel kelenjar prostat. +ibentuk dari testosterone di dalam sel prostat oleh en2im 5"al)a reduktase dengan bantuan koen2im <+PH. +H8 yang telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen $@& membentuk kompleks +H8" @ pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat. 1 Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar +H8 pada BPH tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal hanya saja pada BPH akti!itas en2im 5"al)a reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel"sel prostat pada BPH lebih sensiti!e terhadap +H8 sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal. 1
12
Gambar 10. >at">at yang Berperan +alam Pertumbuhan el Prostat b& #etidakseimbangan antara estrogen"testosteron Pada usia yang semakin tua kadar testosterone menurun sedangkan kadar estrogen relati!e tetap sehingga perbandingan antara estrogen dan testosterone relati!e meningkat. 8elah diketahui bahwa estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proli)erasi sel"sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensiti)itas sel"sel prostat terhadap rangsangan hormone androgen meningkatkan jumlah resptor androgen dan menurunkan jumlah kematian sel prostat $apoptosis&. Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah meskipun rangsangan terbentuknya sel"sel baru akibat rangsangan testosterone menurun tetapi sel"sel prostat yang ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa prostat lebih besar.1
Gambar 11. Pengaruh %strogen dan 8estosteron terhadap Prostat c& nteraksi antara sel stroma dan sel epitel prostat
13
Aunha $1D7-& membuktikan bahwa di)erensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel"sel stroma melalui suatu mediator (growth factor) tertentu. etelah sel"sel stroma mendapatkan stimulasi dari +H8 dan estradiol sel"sel stroma mensintesis suatu growth factor
yang selanjutnya
mempengaruhi sel"sel stroma itu sendiri secara intrakrin dan autokrin serta mempengaruhi sel"sel epitel secara parakrin. timulasi itu menyebabkan terjadinya proli)erasi sel"sel epitel maupun sel stroma.1 d& Berkurangnya kematian sel prostat Program kematian sel $apoptosis& pada sel prostat adalah mekanisme )isiologis untuk mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi kondensasi dan )ragmentasi sel yang selanjutnya sel"sel yang mengalami apoptosis akan di)agositosis oleh sel"sel di sekitarnya kemudian didegradasi oleh en2im lisosom.1 Pada jaringan normal terdapat keseimbangan antara laju proli)erasi sel dengan kematian sel. Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat dewasa penambahan jumlah sel"sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan seimbang. Berkurangnya jumlah sel"sel prostat yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah sel"sel prostat secara keseluruhan menjadi meningkat sehingga menyebabkan pertambahan massa prostat.1 ampai sekarang belum dapat diterangkan secara pasti )actor")aktor yang menghambat
proses
apoptosis. +iduga hormone
androgen berperan dalam
menghambat proses kematian sel karena setelah dilakukan kastrasi terjadi peningkatan akti!itas kematian sel kelenjar prostat. %strogen diduga mampu memperpanjang usia sel"sel prostat sedangkan )actor pertumbuhan 8G,"beta berperan dalam proses apoptosis.1 e& 8eori stem sel 9ntuk mengganti sel"sel yang telah mengalami apoptosis selalu dibentuk sel" sel baru. +i dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem yaitu sel yang mempunyai kemampuan berproli)erasi sangat ekstensi). #ehidupan sel ini sangat tergantung seperti yang terjadi pada kastrasi menyebabkan terjadinya apoptosis. 8erjadinya proli)erasi sel"sel pada BPH dipostulasikan sebagai ketidaktepatan akti!itas sel stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel epitel. 1
3.4 GAMBARAN KLINIS 14
'bstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan di luar saluran kemih. 1. Gejala #linis #umpulan gejala yang ditimbulkan oleh BPH disebut sebagai sindroma prostatisme. /alaupun begitu sindroma ini tidak patogomonik untuk BPH. 'bstruksi intra!esikal yang lain dapat pula memberikan gejala klinis seperti sindroma prostatisme ini. 'leh karena itu istilah ini belakangan sering diganti dengan "ower #rinary $ract %ymptom $:98&. indroma prostatisme ini dibagi menjadi dua yaitu gejala obstrukti) dan gejala iritati). Gejala obstruksi terdiri dari pancaran melemah akhir buang air kecil belum terasa kosong (incomplete emptying) menunggu lama pada permulaan buang air kecil (hesitancy) harus mengedan saat buang air kecil (straining) buang air kecil terputus" putus (intermittency) dan waktu buang air kecil memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan terjadi inkontinen karena overflow. Gejala iritati) terdiri dari sering buang air kecil (fre&uency) tergesa"gesa untuk buang air kecil (urgency) buang air kecil malam hari lebih dari satu kali (nocturia) dan sulit menahan buang air kecil (urge incontinence). +ari kedua macam gejala tersebut gejala obstrukti) biasanya lebih menonjol. Bila terjadi gejala iritasi lebih menonjol harus dipikirkan penyebab lain selain BPH. 9ntuk menentukan derajat beratnya penyakit yang berhubungan dengan penentuan jenis pengobatan BPH dan untuk menilai keberhasilan pengobatan BPH dibuatlah suatu skoring yang !alid dan reliable. 8erdapat beberapa sistem skoring di antaranya kor nternational Gejala Prostat* 'nternational Prostate %ymptom %core ('P%%) yang diambil berdasarkan skor merican #rological ssociation (#). 8abel 1. kor nternasional Gejala Prostat SKOR INTERNASIONAL GEJALA PROSTAT International Prostate Symptom Score I-PSS! 9ntuk pertanyaan nomor 1"3 jawaban dapat diberikan skor sebagai berikut;
0 J tidak pernah 1 J kurang dari sekali dari 5 kali kejadian ( J kurang dari separuh kejadian - J kurang lebih separuh dari kejadian J lebih dari separuh dari kejadian 5 J hampir selalu
15
+alam satu bulan terakhir ini berapa seringkah nda; 1. Merasakan masih terdapat sisa urin sehabis kencingK (. Harus kencing lagi padahal belum ada setegah jam yang lalu nda baru saja kencingK -. Harus berhenti pada saat kencing dan segera mulai kencing lagi dan hal ini dilakukan berkali"kaliK . 8idak dapat menahan kenginan untuk kencingK 5. Merasakan pancaran urin yang lemahK 3. Harus mengejan dalam memulai kencingK 9ntuk pertanyaan nomor 7 jawablah dengan skor dibawah ini; 0 J tidak pernah 1 J satu kali ( J dua kali - J tiga kali J empat kali 5 J lima kali 7. +alam satu bulan terakhir ini berapa kali nda terbangun dari tidur malam untuk kencingK 8'8: #'@ $&J Pertanyaan nomor = adalah mengenai kualitas hidup sehubungan dengan gejala diatas jawablah dengan; 1 J sangat senang ( J senang - J puas J campuran antara puas dan tidak puas 5 J sangat tidak puas 3 J tidak bahagia 7 J buruk sekali =. +engan keluhan seperti ini bagaimanakah nda menikmati hidup iniK #esimpulan; L : L L @ L C L $ J skor "P : J kualitas hidup J pancaran urin dalam ml*detik @ J sisa urin C J !olume prostat& kor nternational Gejala Prostat* 'nternational Prostate %ymptom %core ('P%%)
merupakan salah satu skor gejala prostat yang dikembangkan oleh $he
merican #rological ssociation (#) dan telah disetujui oleh /H' untuk dipakai secara luas. P merupakan kuesioner berisi 7 inde6 gejala traktus urinarius bagian bawah yaitu gejala obstruksi seperti kecing tidak puas (incomplete emptying) 16
kencing terputus"putus $intermittency pancaran kencing lemah (wea* stream) dan kencing mengejan (straining) serta - gejala iritasi seperti sering kencing (fre&uency) tidak dapat menunda kencing (urgency) dan kencing malam hari (nocturia). P
mempunyai
man)aat
untuk
menilai
tingkat
keparahan
gejala
menentukan cara penanganan menge!aluasi perkembangan penyakit pada penderita yang menjalani pengawasan menilai hasil terapi menilai pengaruh gejala yang dialami penderita terhadap kualitas hidup dan sebagai alat pengukuran yang konsisten dan telah teruji sehingga memungkinkan untuk membandingkan satu penderita dengan penderita lain. istem skoring yang lain adalah skor Madsen"!ersen dan skor Boyarski1(5. kor Madsen"!ersen terdiri dari 3 pertanyaan yang berupa pertanyaan"pertanyaan untuk menilai derajat obstruksi dan - pertanyaan untuk gejala iritati). 8otal skor dapat berkisar skor N 10 $BPH bergejala ringan& skor 11"(0 $BPH bergejala sedang& dan skor O(0 $BPH bergejala berat&. Perbedaannya dengan skor 9 adalah dalam skor Madsen !ersen penderita tidak menilai sendiri derajat keluhannya. 8able (. kor Madsen"!ersen K#$#%&'(&'
Pancaran Mengejan saat berkemih Harus menunggu saat akan berkemih B# terputus"putus B# tidak lampias nkontinensia B# sulit ditunda B# malam hari B# siang hari
SKOR MADSEN-I"ERSEN ) 1 2 Berubah"
8idak
3
4
:emah
Menetes
Ia
8idak
Ia
8idak
Ia 1 kali
O1 kali
retensi
retensi
8idak
Berubah"
8idak
ubah
Berat O N1 jam sekali
8idak 0"1 O- jam
@ingan ( etiap ("-
lampias Ia edang -" etiap 1"(
sekali
jam sekali
jam sekali
(. 8anda #linis :akukan pemeriksaan )isik pada umumnya dan tentukan pula status urologisnya. 8anda klinis terpenting dalam BPH adalah ditemukannya pembesaran pada pemeriksaan colok dubur* digital rectal e+amination $+@%&. 9kuran dan
17
konsistensi prostat juga perlu diketahui walaupun ukuran prostat yang ditentukan melalui +@% tidak berhubungan dengan derajat obstruksi. Pada BPH prostat teraba membesar dengan konsistensi kenyal. pabila teraba indurasi atau terdapat bagian yang teraba keras perlu dipikirkan kemungkinan keganasan. edangkan jika didapatkan nyeri tekan maka dapat dicurigai sebagai prostatitis. +erajat berat BPH menurut jamsuhidajat $(005& dibedakan menjadi stadium; a. tadium da obstruksi tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine sampai habis. b. tadium da retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai habis masih tersisa kira"kira 30"150 cc. da rasa ridak enak B# atau disuria dan menjadi nocturia. c. tadium etiap B# urine tersisa kira"kira 150 cc. d. tadium C @etensi urine total buli"buli penuh pasien tampak kesakitan urine menetes secara periodik $o!er )lowin kontinen&. Menurut melt2er $(00(& menyebutkan bahwa; Mani)estasi dari BPH adalah peningkatan )rekuensi penuh nokturia dorongan ingin berkemih anyang"anyangan abdomen tegang !olume urine yang turun dan harus mengejan saat berkemih aliran urine tak lancar dribbling $urine terus menerus setelah berkemih& dan retensi urine akut. #eadaan 9mum " #esadaran
P#*#%+,&&' F++, 8anda"tanda !ital " 8ekanan darah
" Gi2i
"
" 8hora6
" ,rekuensi napas
" bdomen
" uhu
" %6tremitas
Ginjal
S$&$ U%/0/(+ nspeksi palpasi bimanual jika membesar ballottement
Cesica 9rinaria
nyeri ketok ika penuh; inspeksi palpasi perkusi
18
Genitalia %6terna
nspeksi dan palpasi pada penis '9%
+@% (digital rectal e+amination)
testis epididymis !as de)erens 8onus sphincter ani prostat tonjolan konsistensi pole atas nodul asimetris perkiraan besar
Gambar 1(. Pemeriksaan colok dubur* rectal toucher dapun pemeriksaan kelenjar prostat melalui pemeriksaan di bawah ini; Rectal ,radding +ilakukan pada waktu !esika urinaria kosong; " Grade 0; Penonjolan prostat 0"1 cm ke dalam rectum " Grade 1; Penonjolan prostat 1"( cm ke dalam rectum " Grade (; Penonjolan prostat ("- cm ke dalam rectum " Grade -; Penonjolan prostat -" cm ke dalam rectum " Grade ; Penonjolan prostat "5 cm ke dalam rectum -linical ,radding Banyaknya sisa urine diukur tiap pagi hari setelah bangun tidur disuruh kencing dahulu kemudian dipasang kateter. "
" Grade C; pasien sama sekali tidak bisa kencing
3.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan :aboratorium Pemeriksaan darah lengkap )aal ginjal elektrolit serum perlu dikerjakan sebagai dasar keadaan umum penderita. Pemeriksaan kadar gula juga perlu dikerjakan terutama untuk mengetahui kemungkinan adanya neuropati diabetes yang dapat menyebabkan keluhan miksi. Pemeriksaan urinalisa juga harus dikerjakan termasuk pemeriksaan bakteriologiknya. danya hematuria berarti perlu e!aluasi lenjut secara lengkap.1 Pemeriksaan Prostate %pesific ntigen $P& yang disintesis oleh sel epitel prostat dan bersi)at organ specific tetapi bukan cancer specific juga merupakan salah satu sarana untuk meramalkan perjalanan penyakit BPH. +alam hal ini jika kadar P tinggi berarti; pertumbuhan !olume prostat lebih cepat keluhan akibat BPH* laju pancaran urin lebih jelek dan lebih mudah terjadinya retensi urin akut.1 Hasil P yang normal merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum memulai terapi medikamentosa BPH. ebagai pegangan penilaian P diinterpretasikan sebagai berikut;
Aa (0? $perlu 8@9 biopsi&
O 10 ng*ml #emungkinan Aa 50? $perlu 8@9 biopsi& #enaikan O (0? per tahun
egera
rujuk untuk 8@9 biopsi
(. Pemeriksaan 9ro)lowmetri alah satu gejala BPH adalah melemahnya pancaran urin. ecara obyekti) pancaran urin ini dapat diperiksa dengan uro)lowmeter. umlah urine yang cukup untuk mendapatkan )lowmetrogram yang representati) paling sedikit 150 ml dan maksimal 00 ml yang ideal antara (00"-00 ml. 1 Penilaian hasil ; ,low rate maksimal ; 15 ml*detik ; non obstukti) 10"15 ml*detik ; border line 10 ml*detik ; obstrukti)
20
/alaupun ada beberapa prosedur untuk mendiagnosis BPH uro)lowmetri merupakan cara terbaik dan paling tidak in!asi) dalam mendeteksi adanya obstruksi traktus urinarius bagian bawah. 1 -. Pemeriksaan maging dan @ontgenologik Perkembangan teknik pemeriksaan ultrasonogar)i $9G& membawa man)aat yang besar bagi e!aluasi penderita BPH. elain itu dengan 9G ini dapat pula diperiksa buli"buli misalnya ada batu buli"buli tumor buli"buli di!ertikel. uga dapat diperiksa jumla residual urine. 8erdapat beberapa macam tranducer untuk pemeriksaan prostat yaitu suprapubic $abdominal& transrektal dan transuretral.1 Pemeriksaan rontgenologik yaitu pyelogra)i intra!ena $CP& sekarang tidak lagi merupakan pemeriksaan rutin untuk e!aluasi penderita BPH tetapi hanya dikerjakan secara selekti).1 . Pemeriksaan Panendoskopi; +engan pemeriksaan panendoskopi dapat ditentukan secara re!iew; #eadaan uretra anterior misalnya adanya striktur uretra. #eadaan uretra prostatika bagian prostat mana yang membesar panjangnya uretra yang obstrukti) karena pembesaran prostat. #eadaan didalam buli"buli yaitu ada tidaknya tumor batu hipertropi dari detrusor ada tidaknya selulae atau di!ertikel dan keadaan muara ureter dan mengetahui kapasitas buli"buli.
3.6 PATOFISIOLOGI
#arena proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan"lahan maka e)ek perubahannya juga terjadi secara perlahan"lahan. Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat resistensi pada leher !esika dan daerah prostat meningkat dan detrusor menjadi lebih tebal. Penonjolan serat detrusor ke dalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok yang disebut trabekulasi $buli"buli balok&. Mukosa dapat menerobos keluar diantara serat detrusor. 8onjolan serat yang kecil dinamakan sakula sedangkan yang besar dinamakan di!ertikel. ,ase penebalan detrusor ini disebut )ase kompensasi otot dinding. pabila keadaan berlanjut maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksin sehingga terjadi retensi urin. 1 pabila !esika menjadi dekompensasi akan terjadi retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin dalam kandung kemih dan timbul rasa tidak 21
tuntas pada akhir miksi. ika keadaan ini berlanjut maka pada suatu saat akan terjadi kemacetan total sehingga penderita tidak mampu lagi miksi. #arena produksi urin terus terjadi maka !esika tidak mampu lagi menampung urin sehingga tekanan intra!esika terus meningkat dan dapat terjadi inkontinensia paradoks. @etensi kronik menyebabkan re)luks !esiko"ureter hidroureter hidrone)rosis dan gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi in)eksi. Pada waktu miksi penderita terus mengedan sehingga lama kelamaan menyebabkan hernia atau hemoroid. #arena selalu terbentuk sisa urin terbentuk batu endapan di dalam kandung kemih. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria. Batu juga dapat menimbulkan sistitis dan bila terjadi re)luks dapat terjadi pielone)ritis.1
3.7 DIAGNOSIS
22
+iagnosa ditegakkan dari anamnesa yang meliputi keluhan dari gejala dan tanda obstruksi dan iritasi. #emudian dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk merasakan*meraba kelenjar prostat. +engan pemeriksaan ini bisa diketahui adanya pembesaran prostat benjolan keras $menunjukkan kanker& dan nyeri tekan $menunjukkan adanya in)eksi&. 1
elain itu biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui )ungsi ginjal dan untuk penyaringan kanker prostat $mengukur kadar antigen spesi)ik prostat atau P&. Pada penderita BPH kadar P meningkat sekitar -0"50?. ika terjadi peningkatan kadar P maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah penderita juga menderita kanker prostat. 1
3.8 DIAGNOSIS BANDING
'leh karena proses miksi tergantung pada beberapa )aktor maka )aktor ini pula yang dapat menjadi diagnosis banding BPH yaitu; 1 1. #ekuatan otot detrusor berkontraksi #elemahan detrusor
dapat disebabkan oleh karena kelainan syara)
(neurogeni* bladder) misalnya pada lesi medulla spinalis neuropathy
23
diabeticum sehabis operasi radikal yang mengorbankan persyara)an didaerah pel!is alkoholisme penggunanan obat penenang ganglion bloc*ing agent dan obat parasimpatolitik $seperti obat yang sering dikonsumsi penderita asma kronik&. (. %lastisitas leher !esika #ekakuan leher !esika dapat disebabkan oleh proses )ibrosis (bladder nec* contracture). -. @esistensi uretra @esistensi uretra dapat disebabkan oleh karena pembesaran prostat jinak atau ganas tumor dileher !esika batu di uretra atau striktura uretra. #elainan" kelainan tersebut dapat dilihat bila dilakukan sistoskopi. +isamping itu meskipun di ndonesia jarang terjadi obstruksi in)ra!esikal dapat disebabkan oleh gangguan )ungsi misalnya dissynergia detrusor s)ingter. Maka setiap kesulitan miksi yang dialami penderita dapat disebabkan oleh ketiga )aktor tersebut. dapun penyakit"penyakit yang gejala"gejalanya menyerupai hiperto)i prostat jinak diantaranya adalah sebagai berikut berserta klinis dan pemeiksaan yang membedakan dengan BPH; 1 1. Aa Prostat #eluhan sesuai gejala saluran kemih bagian bawah ("ower urinary tract symptoms "#$%) yaitu gejala obstukti) dan iritati). #ecurigaan umumnya berawal dari ditemukan nodul yang secara tidak segaja pada pemeriksaan rektal.
24
Gejala dan tanda prostatitis akut terdiri dari demam dengan suhu yang tinggi kadang dengan gigilan neri peineal atau pinggang rendah sakit sedang atau berat mialgia antralgia. #arena pembengkan prostat biasanya ada disuria kadang sampai retensi urin. #adang didapatkan pengeluaran nanah pada colok dubur setelah masase prostat. edangkan pada prostatitis kronis gejala dan tanda tidak khas. Gambaran klinik sangat !ariabel kadang dengan keluhan miksi kadang nyeri perineum atau pinggang. +an diagnosa dapat ditegakan dengan diketemukan adanya leukosit dan bakteria dalam sekret prostat. adi hal"hal yang perlu sekali kita perhatikan agar dapat membedakan dengan BPH yaitu ; " danya nyeri perineal " +emam " +isuri polaksiuri " @etensi urin akut " Rectal toucher ; jika ada abses didapatkan )luktuasi $Q& -.
3. TATA LAKSANA
Penatalaksanaan
terhadap
BPH
dibagi
menjadi
watchful
waiting
medikamentosa minimal invasive dan pembedahan $operati)&. Hal ini dapat didasarkan pada skor P yang didapatkan dari penderita. 1317 Watchful waiting
atchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan $skor P N-&. 1317 1. Pasien diberi nasihat agar mengurangi minum setelah makan malam agar mengurangi nokturia. 25
(. Menghindari obat"obat parasimpatolitik $mis; dekongestan&. -. Mengurangi kopi. . Melarang minum minuman alkohol agar tidak terlalu sering buang air kecil. Penderita dianjurkan untuk kontrol setiap tiga bulan untuk diperiksa; skoring uro)lowmetri dan 8@9. 5. Bila terjadi kemunduran segera diambil tindakan. M#+,&*#'$/&
Pilihan terapi non"bedah adalah pengobatan dengan obat $medikamentosa&. 8erdapat tiga macam terapi dengan obat yang sampai saat ini dianggap rasional yaitu dengan penghambat adrenergik a"1 penghambat en2im 5a reduktase dan )itoterapi. 11317
Penghambat adrenergi* a01 'bat ini bekerja dengan menghambat reseptor a"1 yang banyak ditemukan
pada otot polos ditrigonum leher buli"buli prostat dan kapsul prostat. +engan demikian akan terjadi relaksasi di daerah prostat sehingga tekanan pada uretra pars prostatika menurun dan mengurangi derajat obstruksi. 'bat ini dapat memberikan perbaikan gejala obstruksi relati) cepat. %)ek samping dari obat ini adalah penurunan tekanan darah yang dapat menimbulkan keluhan pusing $di22iness& lelah sumbatan hidung dan rasa lemah $ fati&ue). Pengobatan dengan penghambat reseptor a"1 masih menimbulkan beberapa pertanyaan seperti berapa lama akan diberikan dan apakah e)ekti!itasnya akan tetap baik mengingat sumbatan oleh prostat makin lama akan makin berat dengan tumbuhnya !olume prostat. Aontoh obat; pra2osin tera2osin dosis 1 mg* hari dan dapat dinaikkan hingga (" mg* hari. 8amsulosin dengan dosis 0.("0. mg* hari.
Penghambat en2im 3a redu*tase 'bat ini bekerja dengan menghambat kerja en2im 5a reduktase sehingga
testosteron tidak diubah menjadi dehidrotestosteron. +engan demikian konsentrasi +H8 dalam jaringan prostat menurun sehingga tidak akan terjadi sintesis protein. 'bat ini baru akan memberikan perbaikan simptom setelah 3 bulan terapi. alah satu e)ek samping obat ini adalah menurunnya libido dan kadar serum P(. Aontoh obat ; )inasteride dosis 5 mg* hari.
4ombinasi penghambat adrenergi* a0 1 dan penghambat en2im 3a redu*tase
26
8erapi kombinasi penghambat adrenergik a"1 dan penghambat en2im 5a reduktase pertama kali dilaporkan oleh :epor dan kawan"kawan pada 1DD3. 8erdapat penurunan skor dan peningkatan ma6 pada kelompok yang menggunakan penghambat adrenergik a"1.
8erapi dengan bahan dari tumbuh"tumbuhan populer diberikan di %ropa dan baru"baru ini di merika. 'bat"obatan tersebut mengandung bahan dari tumbuhan seperti Hypo+is rooperis Pygeum africanum #rtica sp %abal serulla -urcubita pepo Populus temula 5chinacea purpurea dan %ecale cerelea. Masih diperlukan penelitian untuk mengetahui e)ekti!itas dan keamanannya. 1 Minimal invasive
Meliputi ; 1& 89B+ ($ransurethral Balloon 6ilatation) +engan menggunakan balon kateter yang berkapasitas antara 75,"110, dengan tekanan antara -"5 atmos)ir uretra prostatika di dilatasi selama 10"-0 menit. 8erapi ini dikerjakan untuk BPH yang kecil dan tanpa pembesaran dari lobus medius. 8erdapat perbaikan keluhan dan )lowmetrik sampai -"3 bulan sesudah tindakan walaupun secara sitoskopik ternyata tidak ada perbedaan di daerah uretra prostatika pra dan pasca tindakan.1= (& Prostat %tent tent dibuat dari bahan kawat yang dianyam hingga berbentuk tabung. tent dipasang di uretra prostatika untuk mencegah berdempetnya prostat. 1= -& 8erapi 8ermal dibagi menjadi tiga macam antara lain1; a. Hipertermi #elenjar prostat dipanasi 1"5S A dan pemanasannya dikerjakan dengan menggunakan Eprobe baik transrektal ataupun transuretral. Pemanasan dilakukan beberapa kali dengan )rekwensi 1"( kali* minggu. etiap kali pemanasan berlangsung kurang lebih satu jam. b. 89M8 ($ransurethral 7icrowave $hermotherapy) 8ermoterapi
adalah
penyempurnaan
dari
terapi
hipertermia.
+engan
menggunakan kateter ((, yang dihubungkan dengan sumber panas mikrowa!e 1(D3 MH> prostat dipanaskan 5"30S A sementara itu secara terus"menerus uretra 27
didinginkan sehingga mukosanya tidak rusak. 8emperatur juga dipantau terus menerus. +engan pemanasan yang cukup tinggi tadi akan terjadi destruksi koagulasi dan
akhirnya
nekrosis.
Pada
termoterapi
pemanasan
dilakukan
satu
kali.
#euntungannya adalah tidak memerlukan anestesi umum maupun regional tetapi peralatannya relati) mahal c. 89< ($ransurethral 8eedle blation) +engan menggunakan alat khusus yang dimasukkan ke kelenjar prostat kemudian dengan microwa!e prostat dipanaskan sampai 1(0SA. Hasil yang pernah dilakukan menunjukkan perbaikan )low maksimal dari D ml* deti menjadi 17 ml* detik. Penelitian multi senter terus dikerjakan agar mendapat kasus yang cukup banyak untuk dapat diambilk kesimpulan guna generalisasi. P#*#&&' /#%&$+!
Pembedahan biasanya dilakukan terhadap penderita yang mengalami1; -
inkontinensia uri
-
hematuria
-
retentio uri
-
in)eksi saluran kemih berulang Prostatektomi digolongkan dalam ( golongan 1;
1. Prostatektomi tertutup (. Prostatektomi terbuka Pemilihan prosedur pembedahan biasanya tergantung kepada beratnya gejala serta ukuran dan bentuk kelenjar prostat. a. 89@P ($rans #rethral Resection of the Prostate)
Gambar 1-. 8indakan 89@P 89@P merupakan pembedahan BPH yang paling sering dilakukan. %ndoskopi dimasukkan melalui penis $uretra&. #euntungan dari 89@P adalah tidak dilakukan sayatan sehingga mengurangi resiko terjadinya in)eksi. ==? penderita yang menjalani
28
89@P mengalami perbaikan yang berlangsung selama 10"15 tahun. mpotensi terjadi pada 1-3? penderita dan 1? mengalami inkontinensia uri. 1= b. 89P ($rans #rethral 'ncision of the Prostate) 89P menyerupai 89@P tetapi biasanya dilakukan pada penderita yang memiliki prostat relati!e kecil. Pada jaringan prostat dibuat sebuah sayatan kecil untuk melebarkan lubang uretra dan lubang pada kandung kemih sehingga terjadinya perbaikan laju aliran air kemih dan gejala berkurang. #omplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan in)eksi penyempitan uretra dan impotensi. 1= c. 89:P ($rans #rehral "aser Prostatectomy) #elenjar prostat pada suhu 30 0"350A akan mengalami koagulasi dan pada suhu yang lebih dari 100 0A mengalami !aporisasi. Pemakaian laser ternyata lebih sedikit menimbulkan komplikasi dan penyembuhan lebih cepat tetapi meningkatkan perbaikan gejala miksi tidak sebaik 89@P. +isamping itu terapi ini membutuhkan terapi ulang (? setiap tahun. d. Prostatektomi 8erbuka ebuah sayatan bisa dibuat di perut $melalui struktur di belakang tulang kemaluan*retropubik dan diatas tulang kemaluan*suprapubik atau di daerah perineum $dasar panggul yang meliputi skrotum sampai anus&. Pendekatan melalui perineum saat ini jarang digunakan lagi karena angka kejadian impotensi setelah pembedahan mencaai 50?. Pembedahan ini memerlukan waktu dan biasanya penderita harus dirawat selama 5"10 hari. #omplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensi $13" -(? tergantung kepada pendekatan pembedahan& dan inkontinensia uri $kurang dari 1?&.1= +ikenal - cara; a. Prostatektomi suprapubik trans!esikalis $,reyer& Bal)ied tahun 1==7 pertama kali melakukan pembedahan cara ini kemudian oleh ir Peter ,reyer dari :ondon dilaporkan pada kongres 9 di Paris tahun 1D00. b. Prostatektomi retropubik $8erence Millin& 8ahun 1D5 dikenalkan oleh 8erence Millin dari nggris #euntungan ; umber perdarahan jelas dan apeks prostat lebih mudah dicapai. 'perasi terbuka ini dianjurkan pada BPH dengan berat lebih dari 50 gram atau yang diperkirakan tidak dapat reseksi dengan sempurna dalam waktu satu jam. BPH yang disertai penyulit misalnya batu buli"buli yang diameternya lebih 29
dari (5 cm atau multipel dan bila tidak tersedia )asilitas untuk melakukan 89@ Prostat baik sarana maupun tenaga ahlinya. c. Prostatektomi perinealis $Ioung& +alam pendekatan ini ahli bedah menghilangkan prostat melalui sayatan di kulit antara skrotum dan anus. ara)"sparing lebih sulit untuk dicapai dan pendekatan ini mungkin kurang e)isien jika kelenjar getah bening perlu dihilangkan atau diperiksa sebelum prostat akan diangkat.
3.1) KOMPLIKASI
#omplikasi yang sering terjadi pada pasien BPH antara lain; sering dengan semakin beratnya BPH dapat terjadi obstruksi saluran kemih karena urin tidak mampu melewati prostat. Hal ini dapat menyebabkan in)eksi saluran kemih dan apabila tidak diobati dapat mengakibatkan gagal ginjal. 17 #erusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen yang akan menimbulkan hernia dan hemoroid. tasis urin dalam !esiko urinaria akan membentuk batu endapan yang menambah keluhan iritasi dan hematuria. elain itu stasis urin dalam !esika urinaria menjadikan media pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan sistitis dan bila terjadi re)luks menyebabkan pyelone)ritis $jamsuhidajat (005&. 17
3.11 PROGNOSIS
Prognosis untuk BPH berubah"ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap indi!idu walaupun gejalanya cenderung meningkat.
30
BAB I" KESIMPULAN
emakin lanjut usia semakin banyak dijumpai pria yang menderita BPH dengan keluhan mulai terjadi perubahan dalam berkemih tidak bisa berkemih sampai keluhan yang lebih berat karena komplikasi yang terjadi akibat BPH. +iagnosis didapatkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan )isik serta pendekatan melalui pemeriksaan penunjang yang turut ber)ungsi sebagai kontrol terhadap terapi yang diberikan. Penentuan terapi yang tepat paling sering didapatkan dari hasil P yang harus dijawab oleh pasien sebelumnya. 8erapi yang diberikan berupa pemberian obat" obatan berupa penghambat adrenergik a"1 penghambat en2im 5a reduktase dan )itoterapi sampai dengan tindakan in!asi) seperti prostatektomi terbuka 89@P 89P 89:P 89M8 H,9 stent uretra 89< dan :A yang dipilih sesuai dengan indikasi dan keadaan umum pasien. Pada gejala yang ringan $skor P N7& penderita BPH tidak diberikan terapi apapun melainkan hanya menjalankan program watchful waiting dengan pemantauan P secara berkala untuk menentukan terapi selanjutnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. @oehrborn AG McAonnell +. %tiology Pathophysiology %pidemiology and
32