MANAJEMEN STRATEJIK “ PT PHILIPS LIGHTING INDONESIA ”
Anggota Kelompok 1 : •
I Putu Suryawan
/ 3102028 / 24
•
Sarah Sarah Wino Winona na Noto Notosu suta tant nto o
/ 310 31020 2044 44 / 25 25
•
Marchella Teguh
/ 3102106 / 29
Novita Harsalim
/ 3102812 / 31
•
Cyntya Ku Kusuma War Ward dani ani
/ 31 3102835 / 33
•
Yuda Satya Candra
/ 3102863 / 37
•
KP : B FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA SEMESTER GASAL 2012-2013
BAB I PENDAHULUAN
Ketatnya persaingan dalam dunia industri semakin memacu perusahaan manufacturing untuk untuk terus-m terus-mene enerus rus mening meningkat katkan kan hasil hasil produk produksin sinya ya dalam dalam bentuk kualitas, harga, jumlah produksi, pengiriman tepat waktu, dengan tujuan yang lebih nyata adalah memberikan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pada Pada saat saat ini, ini, di PT. Philip Philipss Indone Indonesia sia khusus khususnya nya,, sebaga sebagaii produs produsen en pembuat lampu masih ditemui adanya aktivitas tidak bernilai tambah (non value adding activity) activity) atau pemborosan (waste ( waste)) pada waktu proses produksi seperti waiting, motion dan inspection, serta lead time yang panjang , panjang , sehingga faktor – faktor faktor tersebut tersebut dapat mempengaruhi mempengaruhi produktivi produktivitas tas dari perusahaan, perusahaan, yang juga dapat berupa faktor lingkungan, manusia, mesin, material dan metode, oleh sebab itu pendek pendekatan atan Lean Manufacturing sang sangat at menu menunj njan ang g untu untuk k memb memban antu tu menyelesaikan permasalahan yang ada di PT Philips Indonesia. Lean Manufacturing meru merupa paka kan n
siste sistem m
prod produk uksi si yang yang sena senant ntia iasa sa
mengupayakan penekanan pemborosan dengan melibatkan seluruh karyawan di dalam perusahaan. Pemborosan secara umum yang kita kenal dapat dikategorikan menjadi tujuh macam, yaitu pemborosan terhadap kelebihan produksi, menunggu, tranportasi, proses yang tidak tepat, persediaan yang tidak perlu, pergerakan yang tidak perlu, kerusakan dan perbaikan serta kesalahan desain. Pemborosan di sini diartikan sebagai segala sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah. Dengan pendekatan lean manufacturing , diharapkan ditemukan solusi yang tepat untuk mengetahui jenis dan akar penyebab aktivitas yang tidak bernilai tambah di lantai produksi PT Philips Indonesia. Sehingga, waste yang terjadi dalam pembuatan lampu neon dapat dikurangi.
BAB I PENDAHULUAN
Ketatnya persaingan dalam dunia industri semakin memacu perusahaan manufacturing untuk untuk terus-m terus-mene enerus rus mening meningkat katkan kan hasil hasil produk produksin sinya ya dalam dalam bentuk kualitas, harga, jumlah produksi, pengiriman tepat waktu, dengan tujuan yang lebih nyata adalah memberikan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pada Pada saat saat ini, ini, di PT. Philip Philipss Indone Indonesia sia khusus khususnya nya,, sebaga sebagaii produs produsen en pembuat lampu masih ditemui adanya aktivitas tidak bernilai tambah (non value adding activity) activity) atau pemborosan (waste ( waste)) pada waktu proses produksi seperti waiting, motion dan inspection, serta lead time yang panjang , panjang , sehingga faktor – faktor faktor tersebut tersebut dapat mempengaruhi mempengaruhi produktivi produktivitas tas dari perusahaan, perusahaan, yang juga dapat berupa faktor lingkungan, manusia, mesin, material dan metode, oleh sebab itu pendek pendekatan atan Lean Manufacturing sang sangat at menu menunj njan ang g untu untuk k memb memban antu tu menyelesaikan permasalahan yang ada di PT Philips Indonesia. Lean Manufacturing meru merupa paka kan n
siste sistem m
prod produk uksi si yang yang sena senant ntia iasa sa
mengupayakan penekanan pemborosan dengan melibatkan seluruh karyawan di dalam perusahaan. Pemborosan secara umum yang kita kenal dapat dikategorikan menjadi tujuh macam, yaitu pemborosan terhadap kelebihan produksi, menunggu, tranportasi, proses yang tidak tepat, persediaan yang tidak perlu, pergerakan yang tidak perlu, kerusakan dan perbaikan serta kesalahan desain. Pemborosan di sini diartikan sebagai segala sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah. Dengan pendekatan lean manufacturing , diharapkan ditemukan solusi yang tepat untuk mengetahui jenis dan akar penyebab aktivitas yang tidak bernilai tambah di lantai produksi PT Philips Indonesia. Sehingga, waste yang terjadi dalam pembuatan lampu neon dapat dikurangi.
BAB II SEKILAS PERUSAHAAN 2.1 Company Profile
Royal Royal Philip Philipss Electro Electronic nicss dari dari Beland Belandaa adalah adalah pemimp pemimpin in global global di bidang kesehatan, lighting , dan gaya hidup konsumen, layanan yang peoplecentric, centric, produk inovatif, pelayanan yang diberikan melalui brand promise, promise , yait yaitu u “Sense and Simplicity Simplicity”. ”. Phili Philips ps berkan berkantor tor pusat pusat di Beland Belandaa dengan dengan jumlah karyawan sebanyak 134,200 orang di lebih dari 60 negara di dunia. Dengan Dengan penjuala penjualan n sebesar sebesar EUR 27 miliar miliar di tahun tahun 2007, 2007, perusa perusahaa haan n ini merupakan pemimpin di pasar gambar diagnosa medis ( medical diagnostic imaging ) dan sistem monitoring pasien ( patient monitoring system), system), solusi lampu hemat energi, termasuk juga solusi gaya hidup untuk kesejahteraan personal. Fungsi pencahayaan untuk menerangi fasilitas yang ada serta pada tempat tempat bekerj bekerjaa yang yang member memberika ikan n sudut sudut pandan pandang g pengli penglihat hatan an yang yang baik baik dengan dengan arti lainnya lainnya pencahayaan pencahayaan memberikan memberikan keselamatan keselamatan dalam bekerja, mengur mengurang angii rasa lelah lelah yang yang bisa bisa mengak mengakiba ibatka tkan n kecelak kecelakaan, aan, mengur mengurang angii tindakan kesalahan yang mengakibatkan cacat produksi serta meningkatkan produktifitas. Sebagai tambahan, pencahayaan memberikan rasa bangga terhadap lingkungan tempat bekerja. Untuk Untuk mengha menghasilk silkan an kualit kualitas as yang yang tinggi tinggi,, pencah pencahaya ayaan an sangat sangatlah lah penting
perananannya
dalam
membantu
meningkatkan
produktivitas.
Pencahayaan yang baik berarti cukup sinar yang dibutuhkan pada tempat kerja termasuk pada penyebaran cahaya yang merata dan kemanpuan cahaya untuk merenderasi warna di samping itu tidak menimbulkan silau. Pada tahun 1940, 1940, pabrik lampu Philips didirikan di Surabaya. Surabaya. Philips Indo Indone nesi siaa
hadi hadirr untu untuk k mela melaya yani ni pasa pasarr loka lokal, l, meng mengin info form rmas asik ikan an dan dan
mempromosikan produk dan layanan serta menyediakan dukungan logistik bagi para distributor resmi. Philips Lighting merupakan fondasi yang
menjadikan salah-satu perusahaan elektronika terbesar dunia diletakkan pada tahun 1891 ketika Gerard Philips mendirikan perusahaan di Eindhoven. Philips merupakan produsen terbesar di pasar perlampuan Indonesia. Hal ini cukup masuk akal mengingat Philips sudah masuk ke dalam pasar perlampuan Indonesia sejak tahun 1920 artinya Philips sudah berbisnis perlampuan hampir 90 tahun di Indonesia dan saat ini sudah menjadi nomor 1 dengan menguasai pangsa pasar Indonesia lebih dari 45% , selain hal tersebut di atas, Philips juga sangat dikenal sebagai trend setter dan innovator di dalam teknologi perlampuan. Bisnis perlampuan Philips Lighting di Indonesia dimulai di tahun 1941 dengan dibangunnya pabrik lampu pertamanya di Surabaya dengan nama N.V. Philips Fabricage & Handle Maatschappij dan pabrik tersebut saat ini sudah berkembang menjadi salah satu pabrik terbaik di dunia yang dimiliki oleh Philips Lighting dengan diperolehnya PBE Gold Medal Award untuk tahun 2004 & 2005. 80% hasil produk pabrik ini diekspor ke lebih dari 80 negara di Asia Pacific ,USA , Canada, Eropa dan Amerika Latin. Sejak pelaku bisnis SPBU (Pompa Bensin) asing memasuki pasar Indonesia, Philips Lighting telah ikut berperan dalam pembentukan gaya dan tampilan SPBU yang baru melalui penyediaan rumah lampu berkualitas tinggi untuk sarana SPBU yang disebut Mini 300. Banyak produk inovasi Philips yang telah diperkenalkan ke pasar Indonesia dengan kelebihan-kelebihan seperti lebih hemat energi, lebih kompak, berumur lebih panjang dan lebih ramah lingkungan seperti T5, CDM, LED, Electronics Ballast dan
masih banyak
lagi
yang
akan ikut
mempengaruhi tren desain perlampuan di Indonesia. Pabrik Lampu Philips Surabaya menerima “Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Philips Indonesia” dengan bangga mengumumkan bahwa Pabrik Lampu Philips Surabaya dianugerahi Zero Accident Award untuk pertama kalinya oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Pabrik Lampu Philips Surabaya mendapatkan penghargaan tersebut setelah berhasil mencapai lebih dari enam juta jam kerja orang tanpa terjadi kecelakaan. Ini adalah pertama kalinya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pabrik Lampu Philips Surabaya mendapatkan Zero Accident Award . Prestasi ini adalah hasil dari kerja keras dan kerjasama antara tim manajemen
dan
karyawan
yang mendukung
implementasi
peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja. Sedangkan khusus untuk audit Zero Accident dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja. Audit Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilakukan oleh Sucofindo - sebuah badan audit independen yang ditunjuk oleh Departemen Ketenagakerjaan - untuk mengukur tingkat pencapaian implementasi dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Audit didasarkan
pada
Peraturan
Departemen
Ketenagakerjaan
nomor
Per
05/Men/1996. Sucofindo melakukan audit SMK3 untuk kedua kalinya terhadap Pabrik Lampu Philips Surabaya yang mencapai angka 97 persen dan dianugerahi dengan Sertifikat Bendera Emas. Angka ini berada jauh di atas standar angka sertifikat emas pada umumnya yaitu 85%. Selain keberhasilan ini, Pabrik Lampu Philips Surabaya diakui sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang mendapatkan Sertifikat OHSAS 18001 versi 2007 yang secara Internasional mulai diperkenalkan pada bulan Juli 2007. Komitmen perusahaan tetap tinggi, yakni bagaimana Philips bisa berpartisipasi perusahaan
aktif ini
mengurangi
terus
pemanasan
mengembangkan
global.
teknologi
Oleh karena dan
inovasi,
itu, agar
menghasilkan produk yang bisa didaur ulang. Dengan demikian, saat produk tersebut sudah tidak berfungsi dan dibuang ke lingkungan, tidak berdampak buruk.
Komitmen itu pula yang mengantar bisnis Philips merambah dunia. Acuannya terhadap lingkungan pun jelas. Tahun 1970 Philips berpartisipasi dalam Club of Rome. Tahun 1994 Philips membuat program Environmental
Opportunity.
Tahun
1998, Philips
berhasil
The
menyabet
International Corporate Environmental Achievement dan memperkenalkan program Ecovision yang pertama di dunia. Hal yang perlu digarisbawahi adalah Philips mengambil berbagai inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi gas buang. Sejak tahun 1970, Dewan Direksi Philips telah memformulasikan beberapa program yang berkaitan dengan lingkungan. Melalui target yang jelas terhadap produk dan proses, program ini telah membantu Philips untuk melakukan perbaikan yang terus-menerus. Pada tahun 2006 kapasitas produksi gelas Philips naik 27% dibandingkan dengan total produksi tahun 2005. Hal itu yang membuat semua pekerja Philips, yang dikenal pekerja keras, disiplin, dan berdedikasi tinggi menjadi bangga dalam pekerjaannya. Dalam arti, kendati ada kenaikan pasar, penggunaan energi secara spesifik (giga joule/1.000 output) mengalami penurunan sebesar 16%. Demikian juga dalam hal menekan emisi. Pada tahun itu emisi per kilogram mengalami penurunan sebesar 14%. Semua ini hasil positif dari program Ecovision. Wajar apabila Philips pun berbangga. Namun, yang lebih bangga adalah para green belt ataupun semua pekerja PT Philips Lighting Surabaya. Mereka tak hanya membuat industri lampu Philips di Surabaya masuk tataran world class company, tetapi juga memberikan kontribusi ekonomi dan perbaikan lingkungan bagi dunia. Saat ini Philips memiliki beberapa sektor bisnis sebagai berikut: ◊
Healthcare, termasuk di dalamnya sistem medis yang profesional dan perlengkapan kesehatan personal.
◊
Lighting , termasuk di dalamnya pabrik lampu, komponen dan sistem pencahayaan profesional, serta solusi pencahayaan personal.
◊
Consumer Lifestyle, termasuk di dalamnya Consumer electronics, domestic appliances, dan personal care. Philips menduduki posisi No. 1 untuk pasar lighting di dunia,
kemapanan ini didukung oleh kombinasi kepemimpinan dalam berinovasi dan pendekatan sistematis untuk menemukan peluang pasar baru. Ambisi Philips adalah meletakan fondasi dalam industri lighting sebagai pilihan utama mitra inovatif dalam menyediakan solusi pencahayaan yang kreatif dan terjangkau. Produk Philips dapat ditemukan di seluruh dunia, tidak hanya hampir di seluruh sudut rumah, tetapi juga dalam hampir seluruh aplikasi profesional, misalnya: 30% dari bangunan-bangunan komersial seperti gedung perkantoran, rumah sakit dan bangunan-bangunan yang telah menjadi identitas dari suatu kota/negara, 65% pada bandara-bandara top dunia, 35% mobil, dan 55% stadion sepak bola utama dunia seperti 7 dari 10 stadion yang digunakan pada piala dunia sepak bola 2002 di Jepang/Korea dan 8 dari 12 stadion yang digunakan pada piala dunia sepak bola 2006 di Jerman dan pada event dunia lainnya. Produk-produk ini meliputi jenis lampu pijar maupun halogen, neon kompak, lampu gas discharge intensitas tinggi maupun lampu khusus, luminaires (rumah lampu), ballast, komponen elektronik, dan lampu mobil. Philips Lighting mempekerjakan sekitar 44.000 orang di berbagai lokasi manufaktur di seluruh dunia. Di Asia Pasifik, Philips hadir di hampir semua negara dengan organisasi penjualan dan/atau pabrik, yakni Australia, Cina, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Taiwan, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Vietnam.
2.2 Vision
Meraih dan mempertahankan standar “Terbaik di Kelas” di dalam Total Quality Management yang dibangun secara terus-menerus 2.3 Mission ◊
Memberikan produk perlampuan dan pelayanan terkait yang unggul, berfokus secara khusus pada kualitas, kecepatan dan biaya yang bersaing, di dalam lingkungan yang aman-sehat terhadap customer .
◊
Mempunyai rasa keterkaitan yang kuat dan langgeng dalam rangka memperbaiki kualitas hidup orang banyak.
◊
Mitra kerja terbaik untuk melakukan usaha.
◊
Memperhatikan lingkungan sekitar (terkait CSR) terhadap komunitas di sekitar Philips dengan kerangka kerja Delight and Best.
2.4 Core Values ◊
Kualitas yang tinggi.
◊
Mendahulukan kepentingan pelanggan.
◊
Dapatkan hasil yang hebat.
◊
Doronglah pengembangan sumber daya manusia.
◊
Dukunglah satu sama lain.
◊
Keunggulan kompetitif (dalam hal biaya, keselamatan kerja, dan kesehatan lingkungan).
BAB III EXTERNAL AND INTERNAL ASSESSMENT 3.1 External Assessment 3.1.1 EFE Matrix Faktor-Faktor Eksternal Utama Opportunities(Peluang)
Bobot
Peringkat
Skor Bobot Peluang
1. Produk competitor tidak menyaingi
0.075
3
0.225
0.225
4
0.9
0.175
4
0.7
0.125
4
0.5
0.125
4
0.5
0.020
3
0.06
0.025
3
0.075
PT Philips. 2. Perkembangan teknologi membantu produksi
dan
inovasi
produk
Philips. 3. Kebutuhan pelanggan
dan
kesadaran
semakin
meningkat
terhadap Philips. 4.
Kebijakan membuka
pemerintah
yang
kesempatan
bagi
perusahaan asing. 5.
Kebijakan
pemerintah
menaikkan
tarif
mempengaruhi
inovasi
yang listrik produk
Philips. 6. Jumlah penduduk yang meningkat dari
tahun
ke
tahun
akan
meningkatkan produk Philips. 7. Bertambahnya pendapatan per kapita
yang bisa meningkatkan daya beli konsumen. 8. Pertumbuhan pendapatan per kapita
0.030
3
0.09
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
yang bisa meningkatkan daya beli konsumen. Threats(Ancaman)
Ancaman
1. Kondisi
politik
cenderung
Indonesia
memburuk
0.175
2
0.35
0.025
1
0.025
sejak
Februari 2012. 2. Keberadaan menginovasi
pesaing
yang
produknya
akan demi
menyaingi Philips. TOTAL =
1.00
3.425
Keterangan:
Dari EFE Matrix di atas tampak bahwa perkembangan teknologi, kesadaran pelanggan
dan kebijakan pemerintah yang mendukung
perkembangan PT Philips Lighting Indonesia merupakan peluang utama dan menjadi faktor terpenting. Sedangkan ancaman yang ada lebih ke kondisi
politik
Indonesia
yang
saat
ini
mempengaruhi
kondisi
perekonomian yang ada. Di sini total rata-rata tertimbang dari EFE Matrix adalah 3.425. Ini berarti PT Philips Lighting Indonesia merespons dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada di dalam industrinya, yakni perusahaan lampu. Sehingga, PT Philips Lighting Indonesia bisa dikatakan dapat berjalan dengan baik secara efektif dan efisien. 3.2 Internal Assessment 3.2.1 IFE Matrix Faktor-Faktor Internal Utama
Strength(Kekuatan)
Bobot
Peringkat
Skor Bobot Kekuatan
1. Lampu hemat energi dan tahan
0.08
4
0.32
0.13
4
0.52
0.02
3
0.06
0.10
4
0.40
0.03
3
0.09
0.13
4
0.52
0.02
3
0.06\
0.01
3
0.03
0.13
4
0.52
sampai 10 tahun. 2.
Produksinya
beragam(diferensiasi
produk) dan inovasi. 3. Sistem family and professionalism terhadap SDM nya. 4. Penjualan naik dari 7552 pada tahun 2010 menjadi 7638 pada tahun 2011. 5.
Perampingan
organisasi
karena
banyak menggunakan teknologi. 6. Segmenting market secara umum dan global jadi bisa dinikmati semua kalangan. 7. Slogan “Sense and Simplicity” yang digunakan untuk mengubah image PT Philips. 8. Terkait alat medis dari PT Philips yang dikenal lebih efisien dan memberikan kenyamanan. 9. Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Philips sangat Award ”).
tinggi(“ Zero
Accident
10. Adanya SPM untuk keseluruhan
0.04
3
0.12
0.10
4
0.40
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
kegiatan utama. 11.
Sistem
Penghargaan
Berbasis
Kinerja terhadap SDM membuat penilaian Philips lebih obyektif. Weaknesses(Kelemahan)
Kelemahan
1. SDM sering bersaing secara tidak
0.13
2
0.26
0.08
1
0.08
sehat. 2. Cash
flow
before
financing
activities turun dari 590 menjadi 254. TOTAL =
1.00
3.38
Keterangan:
Dari IFE Matrix di atas tampak bahwa kekuatan utama PT Philips Lighting Indonesia adalah produksi, inovasi produk, penjualan, segmentasi secara global dan adanya program keselamatan kerja serta standar penghargaan berbasis kinerja yang digunakan diindikasikan dengan peringkat 4. Sedangkan kelemahan utama adalah persaingan SDM yang tak sehat. Di sini total rata-rata tertimbang dari IFE Matrix tersebut adalah 3.38 mengindikasikan bahwa PT Philips Lighting Indonesia ini di atas rata-rata dalam keseluruhan kekuatan internalnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa PT Philips Lighting Indonesia masih unggul dalam kekuatan internalnya. BAB IV ANALISIS-REKOMENDASI 4.1 Analisis dan Pilihan Stratejik
4.1.1 The Input Stage
( mengacu pada Bab III EFE Matrix dan IFE Matrix) 4.1.2
The Matching Stage •
SWOT Matrix
Kekuatan(Strength
Kelemahan(Weakn
-S)
esses-W)
1. Lampu hemat energi dan tahan sampai 10 tahun.
1. SDM sering bersaing secara tidak sehat.
2. Produksiny a beragam(diferensi asi produk) dan inovasi. 3. Sistem family and professionalism terhadap SDM nya. 4. Penjualan naik dari 7552 pada tahun 2010 menjadi 7638 pada tahun 2011. 5. Peramping an organisasi karena banyak menggunakan teknologi. 6. Segmentin g market secara
2. Cash
flow
before financing activities turun
dari
590 menjadi 254.
umum dan global jadi bisa dinikmati semua kalangan. 7. Slogan “Sense and Simplicity” yang digunakan untuk mengubah image PT Philips. 8. Terkait alat medis dari PT Philips yang dikenal lebih efisien dan memberikan kenyamanan. 9. Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Philips sangat tinggi(“Zero Accident Award”). 10. Adanya SPM untuk keseluruhan kegiatan utama. 11. Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja terhadap SDM membuat penilaian Philips lebih obyektif. Peluang(Opport SO Strategies unities-O)
1. Menggenca
WO Strategies 1. Menambah
1. Produk competitor tidak menyaingi PT Philips. 2. Perkemb angan teknologi membantu produksi dan inovasi produk Philips. 3. Kebutuh an dan kesadaran pelanggan semakin meningkat terhadap Philips. 4. Kebijaka n pemerintah yang membuka kesempatan bagi perusahaan asing. 5. Kebijaka n pemerintah yang menaikkan tarif listrik mempengaruhi inovasi produk Philips. 6. Jumlah penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun akan meningkatkan
rkan research and development produk – produk lampu berteknologi tinggi yang tidak pernah ada sebelumnya dan tetap mengusung prinsip hemat energi. (S1, S2, O2) 2. Membuka toko – toko baru yang khusus menyediakan produk Philips dan dekat dengan pelanggan (S4, O3) 3. Memperlua s jangkauan pasar dengan melakukan penjualan di tempat – tempat yang belum terjangkau oleh Phillips (S6, O1, O4)
teknologi untuk meningkatk an hasil dan memotivasi SDM untuk bekerja lebih
baik.
(W1,
O2,
O5) 2. Menambah lapangan pekerjaan baru dengan konsep “penjualan” bukan”pem buatan”(W1 , O4) 3. Meningkatk an kegiatan financing yang didapat dari sales
dan
aktivitas lainnya(W2, 02, 07, 08)
produk Philips. 7. Bertamb ahnya pendapatan per kapita yang bisa meningkatkan daya beli konsumen. 8. Pertumb uhan pendapatan per kapita yang bisa meningkatkan daya beli konsumen. Ancaman(Threa ts-T)
ST Strategies 1. Merancang
1. Kondisi
produk
politik
inovasi(dif
Indonesi
erensiasi)
a
tiap
cenderun
bulan(S2,
g
S5,T2)
membur uk sejak Februari 2012.
2. Memanfaat kan
WT Strategies 1. Mengadaka n pelatihan bagi para manajer (W1, T2) 2. Mengalihka n fokus dari pasar domestik ke pasar ekspor (W2, T1)
segmen pasar
2. Keberad
global
aan
untuk
pesaing
meminimal
yang
isir
akan
dampak
3. Berfokus pada usaha mengeduka si konsumen mengenai produk Philips
mengino
politik
vasi
yang
produkn
ada(S6,T1)
ya demi menyain
(W2, T2)
3. Merambah ke
gi
dunia
kesehatan
Philips.
yang tidak terpikirkan oleh pesaing lainnya(S8, T2)
•
BCG Matrix
Relative Market Share Position 1,0
0,5 0,4 5
20
Bintang
0,23 0 Industr y Growth
0,0
Tanda Tanya
Sales Rate
Cash Cow
Anjing
-20 Menurut BCG Matrix di atas PT Philips Lighting Indonesia masuk ke dalam zona “tanda tanya”. Tetapi karena PT Philips Lighting Indonesia termasuk market leader di Indonesia maka PT Philips Lighting Indonesia lebih dominan ke arah “bintang”. Sehingga strategi yang dapat digunakan adalah integrasi ke belakang, integrasi ke depan atau integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. •
4.0
IE Matrix Total Rata-rata Tertimbang IFE Matrix 3.38 3.0
2.0
1.0
3.125
Total Rata-rata Tertimbang EFE Matrix
3.0 2.0
1.0
Masuk dalam kuadaran I yang merupakan Growth and Building Strategy. Ada beberapa alternatif strategi dari kuadran I, yakni: Integrasi ke depan.
Integrasi ke belakang. Integrasi horizontal. Penetrasi Pasar. Pengembangan Pasar. Pengembangan Produk.
4.1.3
The Decision Stage •
Faktor Utama
QSPM Matrix Pengembangan
Penetrasi
Integrasi ke
Pengembang
Produk
Pasar
depan
an Pasar
Bobot
AS
TAS
AS
AS
AS
0.075
4
0.3
3
0.225
2
0.15
1
0.075
0.225
4
0.9
2
0.45
3
0.675
1
0.225
0.175
4
0.7
1
0.175
2
0.35
3
0.525
TAS
TAS
TAS
Opportunities(Peluang)
1. Produk competitor menyaingi
tidak PT
Philips. 2.
Perkembangan teknologi membantu produksi inovasi
dan produk
Philips. 3. Kebutuhan kesadaran pelanggan semakin meningkat
dan
terhadap Philips. 4.
Kebijakan pemerintah
0.125
3
0.375
1
0.125
2
0.25
4
0.5
0.125
4
0.5
2
0.25
1
0.125
3
0.375
0.020
4
0.080
2
0.040
1
0.020
3
0.060
0.025
2
0.05
1
0.025
4
0.1
3
0.075
0.030
1
0.030
2
0.060
3
0.090
4
0.12
yang
membuka kesempatan
bagi
perusahaan asing. 5.
Kebijakan pemerintah
yang
menaikkan
tarif
listrik mempengaruhi inovasi
produk
Philips. 6. Jumlah penduduk yang
meningkat
dari
tahun
tahun
ke akan
meningkatkan produk Philips. 7.
Bertambahnya pendapatan
per
kapita yang bisa meningkatkan daya
beli
konsumen. 8.
Pertumbuhan pendapatan
per
kapita yang bisa meningkatkan daya
beli
konsumen. Threats(Ancaman)
Bobot
1. Kondisi
0.175
1
0.175
2
0.35
3
0.525
4
0.7
0.025
4
0.1
1
0.025
2
0.05
3
0.075
0.08
3
0.24
4
0.32
1
0.08
2
0.16
0.13
3
0.39
2
0.26
1
0.13
4
0.52
0.02
4
0.08
2
0.04
3
0.06
1
0.02
0.10
3
0.30
2
0.20
1
0.10
4
0.40
politik
Indonesia cenderung memburuk
sejak
Februari 2012. 2. Keberadaan pesaing yang akan menginovasi produknya
demi
menyaingi Philips. TOTAL =
1.00
Strength(Kekuatan)
1. Lampu
hemat
energi dan tahan sampai 10 tahun. 2.
Produksinya beragam(diferensi asi produk) dan inovasi.
3. Sistem family and professionalism terhadap
SDM
nya. 4. Penjualan naik dari 7552 pada tahun 2010
menjadi
7638 pada tahun
2011. 5.
Perampingan
0.03
4
0.12
1
0.03
2
0.06
3
0.09
0.13
1
0.13
2
0.26
3
0.39
4
0.52
0.02
4
0.08
2
0.04
1
0.02
3
0.06
0.01
4
0.04
2
0.02
1
0.01
3
0.03
0.13
4
0.52
1
0.13
2
0.26
3
0.39
organisasi karena banyak menggunakan teknologi. 6. Segmenting market secara umum dan global jadi dinikmati
bisa semua
kalangan. 7. Slogan “Sense and Simplicity”
yang
digunakan
untuk
mengubah image PT Philips. 8. Terkait alat medis dari
PT
Philips
yang dikenal lebih efisien
dan
memberikan kenyamanan. 9.
Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan di
PT
Kerja Philips
sangat tinggi(“ Zero Accident Award ”).
10.
Adanya
SPM
0.04
4
0.16
2
0.08
1
0.04
3
0.12
0.10
2
0.20
1
0.10
4
0.40
3
0.30
0.13
2
0.26
1
0.13
4
0.52
3
0.39
0.08
3
0.24
2
0.16
4
0.32
1
0.08
untuk keseluruhan kegiatan utama. 11.
Sistem Penghargaan Berbasis
Kinerja
terhadap
SDM
membuat penilaian
Philips
lebih obyektif. Weaknesses(Kelemahan)
1. SDM bersaing
sering
Bobot
secara
tidak sehat. 2. Cash flow before financing activities
turun
dari 590 menjadi 254. TOTAL =
1.00
5.47
3.205
3.285
Keterangan :
Dari QSPM Matrix di atas dapat dilihat bahwa strategi yang cocok untuk PT Philips Lighting Indonesia adalah strategi pengembangan produk yang memiliki total attractive score tertinggi, yakni 5.47. Di sini memang tampak bahwa PT Philips dominan dalam menginovasi produknya dan akan tetap dikonsumsi masyarakat apapun bentuknya dalam jangka panjang. Karena saat ini kebutuhan konsumen meningkat terhadap PT Philips dan belum ada yang bisa menyaingi PT Philips. Hal ini dapat dilihat di
4.74
Lampiran kami bahwa PT Philips Lighting Indonesia merupakan market leader yang berarti trendsetter terhadap produk yang ada.
LAMPIRAN •
Faktor Eksternal Competitor
Dalam hal kompetisi produk khususnya lampu, Philips mampu menduduki posisi pertama dalam kurun waktu 10 tahun hal ini dikarenakan Philips memiliki ciri dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan produk pesaingnya seperti Osram, Hanox dll. Namun untuk produk handphone, Philips sempat mengalami kerugian karena kalah dalam inovasi dengan produk kompetitor seperti Nokia, SE dll. Berikut penjabaran pesaing PT Philips dalam hubungan kerja sama dengan PLN, yakni PT GE Lighting Indonesia (GE), PT Sinar Angkasa Rungkut (Chiyoda), PT Matsushita Lighting Indonesia (National), dan PT Osram Indonesia (Osram).
Teknologi dan Lingkungan
Dengan adanya perkembangan teknologi seperti saat ini maka PT Philips Lighting Indonesia membuat lampu tenaga surya (inovasi dan juga agar ramah lingkungan). Bisa bermanfaat bagi tempat – tempat yang tidak ada aliran listrik serta dapat digunakan untuk BUMN, organisasi kemasyarakatan, dan perusahaan – perusahaan yang mempunyai kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi di Surabaya tumbuh sangat pesat. Lampu yang dilengkapi dengan remote dan dhimmer ini mampu bertahan hingga 5.000 jam. Philips pun menghadirkan Boutique Lighting pertama di Surabaya dan Indonesia. Boutique lighting atau Philips store memiliki konsep home lighting experience. Konsep itu memberikan pelayanan kepada pelanggan, yang tidak hanya membeli semua barang yang dipamerkan, tapi juga memperoleh inspirasi desain rumah yang ideal beserta interior dan penataan cahaya lampu. Philips store ini untuk memulai terobosan untuk mencapai visi menjadi terdepan dalam menawarkan home lighting solution dan menjadikan brand Philips yang lebih dekat dengan pelanggan. Politik dan Hukum
Kondisi politik
Indonesia menurut lembaga
statistik
Indonesia pada Februari 2012 dinyatakan cenderung memburuk. Hal
ini
menjadi
ancaman
terhadap
perkembangan
bisnis
perusahaan – perusahaan Indonesia, termasuk Philips Lighting. Philips harus terus mengantisipasi dan memantau gejolak politik yang sewaktu – waktu dapat mengacaukan perekonomian bangsa
dan berpengaruh besar terhadap perkembangan bisnis Philips Lighting. Pemerintah
membuka
kesempatan
yang
luas
bagi
perusahaan asing seperti PT Phllips untuk membuka cabang dan beroperasi secara luas asal tidak menjadi perusahaan monopoli. Hal ini terbukti dari banyaknya perusahaan asing yang membuka cabang di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga menaikkan tarif listrik sehingga Phillips menangkap peluang untuk menciptakan lampu
LED
hemat
energi
untuk
perusahaan
lain
yang
membutuhkan penggunaan lampu yang sangat banyak. Ekonomi Penduduk
Pada data terakhir yaitu pada tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 242 juta. Dilihat dari data bank dunia, jumlah penduduk Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini juga memberikan peluang bagi Philips Lighting karena jumlah permintaan akan produknya juga dapat bertambah. Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2011 naik sebanyak 17,7% seiring bertambahnya penghasilan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat menjadi peluang bagi Philips Lighting karena seiring bertambahnya pendapatan, semakin tinggi pula daya beli masyarakat termasuk terhadap lampu. Apalagi jaman sekarang, lampu tidak hanya digunakan untuk penerangan, namun juga untuk dekorasi yang mempermanis hunian. Kondisi ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam dua tahun terakhir ini, bahkan melebihi negara
adidaya, Amerika
Serikat.
Hal
ini
juga dapat
memberikan peluang yang besar bagi ekspansi Philips sehingga Philips dapat memperluas pangsa pasar dan jangkauan pasarnya. •
Faktor Internal Pemasaran
SEGMENTING/TARGETING
Philips tidak membagi segmentasinya ke dalam kelas-kelas secara spesifik. Pasar Philips
untuk produk-produk rumah
tangganya adalah masyarakat umum di berbagai negara, sedangkan untuk alat-alat medis mereka membidik pasar rumah sakit dan klinik-klinik kesehatan di berbagai negara. Philips menargetkan bahwa produknya akan sukses di berbagai negara di dunia. Philips ingin produknya diterima dan dianggap sebagai produk lokal di suatu negara. Misalnya, jika kita pergi ke Brasil, orang berpikir Phillips adalah sebuah perusahaan Brasil karena Philips adalah merek yang sangat sangat terkenal di sana dan jika pergi ke Spanyol, orang berpikir Phillips adalah perusahaan Spanyol. POSITIONING
Philips sebelumnya dikenal sebagai perusahaan yang “kolot” dan tidak trendi sehingga ingin merubah image dan memperkenalkan kepada orang banyak bahwa produk mereka kini memiliki
teknologi
modern
dan
berkualitas.
Philips
memperkenalkan slogan baru kepada konsumen, yaitu "Sense and Simplicity” Slogan ini dirancang untuk menggambarkan produk yang mudah digunakan dan indah bentuknya ( easy to use and easy in the eyes).
DIFERENSIASI
Diferensiasi produk dilakukan untuk menganekaragamkan produk yang dihasilkan sehingga dapat bersaing dipasaran. Diferensiasi yang dilakukan Philips mencakup jenis, design, features, dan bentuk produk. Saat ini Philips tidak hanya memproduksi lampu bohlam, tetapi juga peralatan elektronik rumah tangga modern lainnya termasuk alat-alat modern untuk keperluan rumah sakit dan alat tersebut dirancang untuk digunakan dengan kemudahan. Seiring dengan perkembangan zaman Philips menciptakan diferensiasi produk yang cukup beragam yaitu : ·
lampu yang bertahan sampai 10 tahun
·
membuat TV panel datar / TV Plasma
·
produk router nirkabel untuk keperluan rumah sakit yang memungkinkan dokter untuk merawat pasien dengan lebih baik, lebih cepat dan lebih efisien (alat-alat medis).
·
alat-alat elektronik keperluan rumah tangga lainnya dengan teknologi modern.
PROMOTION STRATEGY
Philips memiliki slogan Sense and simplicity yang sangat mudah diingat oleh konsumen dan sangat melekat dengan perusahaan sehingga konsumen akan dengan mudah mengingat Philips. Produk medis Philips mengklaim alat mereka lebih efisien dan akan memberi kenyaman kepada pasien dan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga kerja dokter merawat pasien menjadi lebih baik, lebih cepat dan lebih efisien. Hal itu menjadi ajang promosi dengan menonjolkan benefit produk sehingga orang mau menggunakan alat tersebut karena selama ini alat medis identik dengan hal yang menakutkan. Management Information Systems
Perusahaan ini menarik karena boleh dibilang hingga sekarang masih menerapkan manajemen keluarga. Setelah generasi keluarga pertama memimpin selama hampir separuh abad, generasi kedua keluarga ini mulai memimpin. Namun banyak pengamat mengatakan sistem yang dipakai dalam perusahaan ini adalah “familial meritocracy”. Akan tetapi, perusahaan ini tetap bisa berjalan hingga sekarang karena menerapkan prinsip profesionalisme. Top eksekutifnya dipilih berdasarkan ranking dan kualitas. Perusahaan
Bohlam
Philips
yang
menganut
tipe
Patrimonial Management saat ini menerapkan prinsip profesional juga terhadap anggota-anggota yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi maupun berintelektual. Sekalipun pemegang saham terbesarnya di bawah tangan anggota keluarga dari generasi pertama hingga kedua, namun top eksekutifnya tetap bisa di dapatkan oleh orang lain yang memang memiliki kemampuan dalam berbisnis yang tinggi. Kebaikan dari Patrimonial Management ini yaitu di mana hubungan anggota keluarga semakin erat dan terjalin karena sering terjadinya komunikasi dalam anggota keluarga, bertukar pikiran, dll. Namun adapula keburukan dari tipe ini adalah rentannya suatu perusahaan yang bertindak korupsi, karena adanya hubungan kekeluargaan, maka terdapat peluang besar di dalam perusahaan tersebut untuk KKN. Kebaikan dari Professional Management dalam perusahaan tersebut yaitu, pemegang saham yang bukan merupakan anggota keluarga
masih
mendapat
kesempatan
untuk
menjadi
top
eksekutifnya di dalam perusahaan, mengkreasikan pola pikir dan
meluangkannya pada perusahaan tersebut. Pada keburukannya adalah adanya jarak antara anggota yang satu dengan yang lainnya. Bisa dikatakan hubungan kekeluargaannya tidak melekat. Selain itu sering kali menjadi bersaing yang tidak sehat yang artinya saling menjatuhkan anggota yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sering kali ditemukan pada tipe manajemen profesional. Bagaimanapun juga dalam setiap tipe manajemen ada kebaikan dan keburukannya masing-masing, tinggal bagaimana kita mengeksploitasikan sumber daya alam maupun manusia dengan efisien dan efektivitas (dengan baik). Sehingga kekurangan tersebut
dapat
tertutupi
dengan kesempurnaan
kita
dalam
mengolah, manage yang berarti mengatur serta beradaptasi dengan lingkungan. Keuangan
Keua
in millions of euros 2009 Sales Sales growth % increase, nominal % increase, comparable EBITA as a % of sales EBIT as a % of sales Net operating capital (NOC) Cash flows before financing activities Employees (FTEs)
Mana Manajemen SDM
2010
2011
6546
7552
7638
-11 -13 145 2.2 -16 -0.2 5104 624 51653
15 9 869 11.5 695 9.2 5561 590 53888
1 6 445 5.8 -362 -4.7 5020 254 53168
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu unsur dalam proses
produksi,
di
samping
dituntut
untuk
senantiasa
meningkatkan kemampuan diri juga diharapkan mewaspadai pemanfaatan unsur lainnya berupa peralatan kerja yang dianggap canggih dan modern. Oleh karena itu, penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan industri sangat diperlukan. Jika karyawan merasa aman dan nyaman dalam menjalankan pekerjaannya, maka dapat meningkatkan semangat kerja karyawan serta dapat mencapai produktivitas yang tinggi.
Opportunity mindset . Yakni kondisi yang terbuka di masa depan yang belum pernah dialami seseorang atau organisasi yang berbeda dengan yang pernah dialami sebelumnya dan yang mengandung ketidakpastian.
Sistem Pengendalian Manajemen Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana. Melalui sistem pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara terstruktur, terkoordinasi, terjadwal dan terpadu sehingga menjanjikan tercapainya tujuan perusahaan-perusahaan
bertambahnya
kekayaan
dalam
jumlah yang memadai. Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun
masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha.
Employee Empowerment Pemberdayaan karyawan berarti memampukan dan memberikan
kesempatan
kepada
karyawan
untuk
merencanakan, mengimplementasikan rencana pekerjaan yang
menjadi
Pemberdayaan
tanggung karyawan
jawab
kelompoknya.
(employee
empowerment )
merupakan trend pengelolaan sumber daya manusia di dalam organisasi masa depan. Pemberdayaan karyawan dilakukan di dalam organisasi perusahaan dengan fokus ke penyediaan produk dan jasa bagi customers. Untuk kepuasan customer - lah pada dasarnya pemberdayaaan karyawan ini ditujukan. Suatu
sistem
yang
digunakan
untuk
mendistribusikan penghargaan kepada personel organisasi. pada waktu organisasi hirarkis fungsional digunakan oleh perusahaan untuk menghadapi lingkungan bisnis yang stabil, penghargaan, didistribusikan, ke manajemen puncak, karena merekalah yang menjalankan bisnis perusahaan. Pada waktu lingkungan bisnis berubah menjadi turbulen, manajemen puncak tidak lagi mampu menjalankan sendiri seluruh bisnis perusahaan. Beban tanggung jawab untuk menjalankan bisnis perusahaan perlu didistribusikan kepada manajemen bawah dan
karyawan.
Timbullah
kebutuhan
perlu
mendistribusikan kepada manajemen bawah dan karyawan. Timbullah kebutuhan untuk memberdayakna karyawan guna membangun responsibility – based organizarion,
suatu organisasi yang seluruh personelnya (manajemen dan karyawan) bertanggung jawab atas bisnis perusahaan.
Cross Functional Mindset Cross-functional mindset merupakan mindset yang cocok dalam mewujudkan sistem pengendalian manajemen untuk menghadapi lingkungan bisnis global. Tim lintas fungsional hanya akan efektif di dalam menjalankan organisasi lintas fungsional jika mereka memiliki mindset yang cocok dengan organissai tersebut. Proses untuk menghasilkan produk dan jasa menembus batas-batas antar fungsi.
Dengan
demikian
manajemen
atas
aktivitas
pembuatan produk dan jasa penyediaan jasa hanya akan berhasil jika batas-batas antarfungsi ditiadakan, baik secra fisik maupun secara mental.
Paradigma Lintas Fungsional Paradigma lintas fungsional memandang organisasi sebagai berikut : 1. Suatu rangkaian system yang digunkan untuk melayani kebutuhan customer. 2. Suatu kumpulan shared competencies and resources yang disediakan untuk dimobilisasi guna memenuhi kebutuhan customer .
Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja Setelah kinerja dan peran untuk mewujudkan kinerja ditetapkan, serta kompetensi inti untuk mewujudkan peran ditentukan, langkah selanjutnya dalam pengelolaan
kinerja terpadu adalah mendesain sistem penghargaan berbasis kinerja dengan dua tujuan, yakni (1) untuk meningkatkan kepastian bagi personel bahwa
kinerja
mereka
akan
diberi
penghargaan. (2) untuk meningkatkan kepuasan personel terhadap penghargaan
sehingga
meningkatkan
nilai
penghargaan bagi personel. Kepastian suatu kinerja diberi penghargaan dan tingginya nilai penghargaan bagi personel inilah yang menjadi pemacu usaha personel dalam menggunakan kompetensi inti melalui peran mereka untuk menghasilkan kinerja. Operations
Produk
lampu
ini
mengeluarkan
produk
lampu
menggunakan remote control tornado. Serta dalam memproduksi berbagai produknya Philips menggunakan teknologi LED agar hasil lebih bagus. Tidak hanya itu, Philips selalu memperbaharui teknologi yang digunakan untuk berproduksi. •
Industry Growth Sales Rate
Rabu,
26
September
2012 |
13:16
WIB
Pasar Lampu Hemat Energi Masih Dikuasai Produk Impor
NERACA Jakarta – Produk lampu hemat energi (LHE) impor masih mendominasi total konsumsi nasional dengan penjualan 190 juta unit. Angka tersebut melonjak 18,7% dibanding periode sama
tahun lalu yang sekitar 160 juta unit. Suplai LHE lokal saat ini mencapai 30 juta unit yang diproduksi oleh 15 produsen LHE domestik. “Meski meningkat 50%, namun jumlah produk lokal masih rendah. Sementara, peredaran produk impor susah dibendung karena didorong konsumsi pasar Indonesia yang sangat tinggi,” kata Ketua Umum
Asosiasi
Industri
Perlampuan
Listrik
Indonesia
(Aperlindo), John Mannopo, di Jakarta, Rabu (26/9). Dia memperkirakan, pasokan LHE impor hingga akhir tahun 2012 mencapai 250 juta unit atau naik 13,6% dibandingkan pencapaian tahun lalu sebanyak 220 juta unit. “Perusahaan lampu lokal belum mampu memenuhi besarnya pasar lampu nasional yang selalu meningkat setiap tahun. Tahun ini, konsumsi lampu nasional mungkin bisa tumbuh 23% dari 260 juta unit tahun lalu menjadi 320 juta unit. Dari angka itu, perusahaan lampu domestik hanya mampu memenuhi 20 %,” ujar Jhon. Lebih jauh Jhon menambahkan, pasar lampu di dalam negeri masih besar sehingga produsen lokal didorong memacu produksinya. Selain itu, dia mengharapkan, perusahaan China yang juga sebagai importir agar membangun pabrik di Indonesia. “Mereka jangan mencari enaknya saja dengan mendistribusikan produk dan mengincar pasar Indonesia yang besar,” kata dia. Sebenarnya, kata John, sejumlah perusahaan China menyatakan ketertarikannya
menanamkan
modal
di
Indonesia.
“Kalau
terealisasi, dipastikan mampu memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap bisnis di Indonesia. Perusahaan lampu merupakan industri padat karya sehingga bisa mengurangi pengangguran di Indonesia,” kata John.
Sementara itu,Country President Schneider Electric Indonesia, Riyanto Mashan, mengatakan, Schneider Electric IT Indonesia, yang selama ini bergerak dalam spesialisasi manajemen energi, menawarkan teknologi data center yang mampu memanfaatkan konsumsi listrik secara optimal. “Kami menargetkan optimalisasi konsumsi energi hingga 30%,” kata Riyanto. Schneider Electric meyakini kualitas manusia merupakan faktor penentu kemakmuran suatu bangsa. Oleh karena itu, Schneider Electric secara aktif melakukan berbagai program yang bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat sekitarnya. Di Indonesia, Schneider
Electric kerap mendukung berbagai event yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetisi SDM baik skala internasional, seperti halnya Asian Mensa Gathering, dan juga program berskala nasional. Pengembangan SDM
Beberapa kegiatan yang berorientasi terhadap pengembangan SDM di Indonesia antara lain PT Schneider Indonesia Goes to School yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Melalui program link and match ini, Schneider Electric berupaya menjembatani dunia pendidikan dengan dunia kerja dengan cara membuka kelas kelistrikan dengan kurikulum khusus dan perlengkapan produk Schneider Electric bagi siswa-siswa SMK. Hingga saat ini tercatat 50 siswa SMK pilihan yang sudah mengikuti kurikulum ini. Hasilnya, siswa-siswa tersebut telah mendapat gelar engineer dan dengan cepat terserap lapangan kerja, antara lain bekerja di PT Schneider Indonesia. Program tersebut diharapkan tercipta tenaga kerja yang mahir dan siap pakai.
Schneider Electric juga mendirikan Pusat Pelatihan kelistrikan yang berlokasi di bantul Yogyakarta dengan nama Bantul Electrical Training Center. Pusat pelatihan kelistrikan tersebut dibangun mencermati kebutuhan akan pengetahuan serta keahlian yang baik tentang pemasangan alat-alat elektrikal pasca gempa hebat yang melanda Yogyakarta beberapa tahun lalu. Bali dipilih sebagai tempat penyelenggaraan karena pulau Bali dinilai telah mendunia. Selain itu, Bali juga sukses menjadi tuan rumah berbagai event internasional. Lebih dari 100 orang anggota Mensa dari 15 negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Australia, Jepang, Kanada, Afrika Selatan, Belanda, Jerman, Denmark, Hungaria, Amerika Serikat, Prancis, dan Serbia. Anggota Mensa adalah orang-orang ber-IQ tinggi 2% dari populasi. Di masa sekarang, produktifitas intelektual jauh lebih tinggi nilainya
dibandingkan produktifitas fisik Karenanya,
pengembangan brain-power merupakan solusi paling efektif untuk meningkatkan taraf ekonomi bangsa. “Berangkat
dari
keprihatinan
untuk
menolong
masyarakat
Indonesia dengan taraf ekonomi rendah, Mensa Indonesia mengundang anggota Mensa Internasional (www.mensa.org). organisasi orang ber-IQ genius, untuk bersama-sama membahas dan
merumuskan
langkah-Iangkah
komprehensif
untuk
mengangkat taraf ekonomi masyarakat miskin dengan cara memberdayakan
brain-power
mereka,”
ujar
Ketua
Mensa
Indonesia, Sahat Simarmata. Sumber: http://www.neraca.co.id/2012/09/26/pasar-lampu-hematenergi-masih-dikuasai-produk-impor/ •
Relative Market Share Position