MAKALAH TUTORIAL KEPERAWATAN MATERNITAS II ASUHAN KEPERAWATAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER
Kelompok A2 PSIK 5A
Galuh Ayu Krida Wardani
201010201017
Mada Tri Lokawati
201010201018
Hanarizka Muyasaroh
201010201019
Chrisna Paksi Mandariska
201010201020
Lia Fitriani
201010201021
Ayu Rahmawati
201010201022
Asfarian Anditha Nugraha
201010201023
Yuke Mazdaif
201010201024
Dewi Lestari
201010201025
Diah maulina Puspitawati Nugraini
201010201026
Hendra Saputra
201010201027
Azifa Tu Masruroh
201010201028
Nilla Ajeng Putriana
201010201029
Ara Dewi Ratna Sari Panjaitan
201010201030
Erawati Dyah Susanti
201010201031
Nur Khasanah
201010201032
PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN
STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala
puja
dan
puji
penulis
panjatkan
kepadaTuhan
Yang
MahaEsa.Tuhan semesta alam, karena dengan rahmat dan karuniaNYA lah penulis mendapat kesehatan dan kekuatan fisik serta fikiran sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas“ASKEP” untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang mata kuliah ini. Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah ”Keperawatan Maternitas”.Yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini .Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. A. Latarbelakang........................................................................................................ B. Tujuan.................................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................
A. Pengertian Distosia Bahu .................................................................................................................................. B. Penyebab .................................................................................................................................. C. Patofisiologi .................................................................................................................................. D. Tanda-tanda dan Gejala .................................................................................................................................. E. Komplikasi .................................................................................................................................. F. Pemeriksaan Penunjang .................................................................................................................................. G. Penatalaksanaan .................................................................................................................................. BAB III PENUTUP .................................................................................................................. A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AKI di Indonesia saat ini menjadi isu yang sangat serius dan masih tertinggi di Asia. Penyebab AKI di Indonesia adalah perdarahan, eklamsi, infeksi saat persalinan, abortus, partus lama/macet, emboli obstetr dan komplikasi masa post partum. AKI Indonesia adalah 262/100.000 kelahiran hidup (BPS)(Atmasari, 2008). Lima penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, eklampsia, aborsi tidak aman ( unsafe abortion), partus lama, dan infeksi. Perdarahan post partum menjadi masalah penting dalam bidan obstetri dan ginekologi. Walaupun angka kematian maternal telah menurun secara dramatis dengan adanya pemeriksaan-pemeriksaan dan perawatan kehamilan dan persalinan di rumah sakit dan adanya fasilitas tranfusi darah. Namun kematian ibu akibat perdarahan masih merupakan faktor utama pada kematian maternal. Pendarahan dalam
bidan obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi ibu maupun janin, terutama jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan atau keterlambatan diagnosa (Khoman, 2001)
Perdarahan terjadi akibat sebab, diantaranya adalah persalinan. Pada kasus persalinan lama menyebabkan ruptur uteri dengan keluarnya perdarahan perdarahan pervaginam, sedangkan pada persalinan dengan retensi plasenta akibat atoni uterus yang disertai oleh perdarahan. Persalinan dengan inersia uteri ataupun tetania uteri yang disebabkan uterus tidak dapat berkontraksi teratur hingga menyebabkan trauma persalinan dapat dijumpai pada kejadian episiotomi atau robekan perineum yang merupakan salah satu penyebabnya (Prawirohardjo, 2005; Manuaba, 2002).
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari perdarahan post partum primer 2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab dari perdarahan post partum primer 3. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala dari perdarahan post partum primer 4. Mahasiswa mampu mengetahui faktor resiko dari perdarahan post partum primer 5. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi dari perdarahan post patum primer 6. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi dari perdarahan post partum primer 7. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari perdarahan post partum primer 8. Mahasiswa mampu mengetahui penatalakasanaan dari perdarahan post partum primer 9. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien perdarahan post partum C. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini kami dapat memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah : 1. Apa definisi dari perdarahan post partum primer? 2. Apa saja penyebab dari perdarahan post partum primer? 3. Apa tanda dan gejala dari perdarahan post partum primer? 4. Apa saja faktor resiko dari perdarahan post partum primer?
5. Bagaimana patofisiologi dari perdarahan post patum primer? 6. Apa saja komplikasi dari perdarahan post partum primer? 7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari perdarahan post partum primer? 8. Bagaimana penatalakasanaan dari perdarahan post partum primer? 9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien perdarahan post partum pada kasus?
D. Pengumpulan Data
Kami memperoleh data secara kuantitatif yaitu secara tertulis yang kami cari dari buku perpustakaan dan internet dengan metode penyampaian melelui forum diskusi (tutorial).
BAB II DASAR TEORI
A. Pengertian
Hemoragia postpartum (perdarahan postpartum )adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24jam pertama setelah lahirnya bayi. Namun menurut Doenges (2001), perdarahan post partum adalah kehilangan darah lebih 500ml selama atau setelah melahirkan. 1. Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml yang terjadi segera setelah bayi lahir sampai 24 jam setelah persalinan 2. Hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi
B. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda yang mengkhawatirkan pada perdarahan postpartum adalah tidak adanya perubahan nadi dan tekanan darah yang berarti sebelum terjadi perdarahan yang banyak. Tanda klinis perdarahan postpartum antara lain : 1. Hipovolemia yang berat, hipoksia, takipnea,dispnea, asidosis, dan sianosis 2. Kehilangan darah dalam jumlah yang besar 3. Distensi kavum uterus
C. Faktor Penyabab
Berbagai penyebab penting, baik yang berdiri sendiri maupun bersama-sama yang dapat menimbulkan perdarahan postpartum adalah sebagai berikut : 1. Trauma jalan lahir a. Episiotomi b. Laserasi perineum, vagina dan serviks c. Ruptur uterus 2. Kegiatan kompresi pembuluh darah tempat implantasi plasenta a. Miometrium hipotonia -
Anestesi umum ( trauma dengan senyawa halogen dan eter)
-
Perfusi miometrium yang kurang (hipotensi akibat perdarahan atau anestesi konduksi)
-
Uterus yang terlalu menegang ( janin yang besar, kehamilan multipel, hidramnion)
-
Setelah persalinan yang lama
-
Setelah persalinan yang terlalu cepat
-
Setelah persalinan yang dirangsang dengan oksitosin dalam jumlah yang besar
-
Paritas tinggi
-
Perdarahan akibat atonia uteri pada persalinan sebelumnya
-
Infeksi uterus
b. Retensi sisa plasenta -
Perlekatan yang abnormal (plasenta akreta dan perkreta)
-
Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta senturia)
c. Gangguan koagulasi
Gangguan koagulasi yang didapat maupun kongenital akan memperberat perdarahan akibat semua sebab di atas
D. Patofisiologi Terjadinya
Trauma jalan lahir, episiotomi yang lebar, laserasi perineum, vagina dan serviks ruptur
Kegagalan kompresi pembuluh darah, miometrium hipotonus, retensi sisa plasenta
Gangguan koagulasi
Perdarahan
Kehilangan vaskular yang berlebihan
Gangguan sirkulasi
Perifer
Hipovolemi (kurang suplai)
Kompensasi jantung
Ginjal mengeluarkan Eritropoetin
Paru
Intake O2
Takikardi hipertropi
vasokonstriksi
Keterlambatan pengisian kapiler
Hipoksia Tidak terkompensasi
GFR menurun
Pucat, kulit dingin/ lambat Urine output menurun
Hematoma porsi atas
Oliguria
Nyeri, kemerahan, udema
E. Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ- organ seperti gagal ginjal mendadak (Chalik, 2000).
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada perdarahan akibat robekan jalan lahir penanganannya adalah : 1. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasilokasi laserasi dan sumber perdarahan 2. Lakukan irigasi pada tempat luka dan berikan laruta antiseptik. 3. Jepit dengan klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap. 4. Lakukan penjahitan a. Pada ruptura perineal tingkat I (robekan pada mkosa vagina dan kulit), robekan dijahit dengan benang catgut dan memekai jarum
Sianosis res iratorik
Takipnea, dyspnea
bundar. b. Pada roptura perineal tingkat II (ruptura perinei sub totalis) ikut robek pula dasar panggul seperti : luka jahit dua lapis dengan benang catguthalus secara simpul atau jelujur dengan jarum bundar, kulit dijahit dengan benang sutera dan memakai jarum yang tajam c. Pada ruptur perineal tingkat III (ruptur perinei totalis) yang robek selain spingter ani externa. Sebelum memulai menjahit harus ditemukan dulu kedua pangkal m.stingter ani externa yang terpoting. Otot ini dijahit dengan benang cromiksecara simpul, penjahitan harus dilakukan secara cermat agar otot tersebut tersambung dengan baik. Kemudian dijahit seperti menjahit ruptura perinei II. Bila mucosa rectum ikut robek maka harus dijahit terlebih dahulu dengan benang catgut halus secara simpul. Bila ada plasenta dilakukan sebagai berikut 1) Memeriksa kelenhkapan plasenta setelah dilahirkan 2) Berikan antibiotika karena kemungkinan ada endometriosis 3) Lakukan eksplorasi digital atau bila servik terbuka dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan G. Penatalaksanaan
Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak berkontraksi dengan kuat, uterus harus diurut. 1. Dorongan pada plasenta diupayakan dengan tekanan manual pada fundus uterus. Bila perdarahan berlanjut, pengeluaran plasenta secara manual harus dilakukan. 2. Pemberian 20 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan RL atau normal saline terbukti efektif bila diberikan perifus intravena kurang lebih 10ml/menit bersama dengan mengurut uterus secara efektif 3. Bila cara di atas tidak efektif, ergovine 0,2 mg yang diberikan secara IV dapat merangsang uterus untuk berkontraksi dan beretraksi dengan baik, untuk mengatasi perdarahan dari tempat implantasi plasenta 4. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan dilatasi dan kuret 5. Bila Hb 8 gr % berikan transfusi atau berikan sulfat ferosus 600 mg per hari selama 10 hari
BAB III PEMBAHASAN
Skenario IV Askep Perdarahan Post Partum
Seorang perempuan 35 tahun P4A0 post partum 2 jam yang lalu dengan riwayat persalinan menggunakan forceps dan riwayat kala I fase laten lama, diberikan oksitosin per infus. Klien mengalami perdarahan persalinan 600 cc dan terdapat laserasi jalan lahir, belum BAK sejak melahirkan, terdapat distensi kandung kemih. Keadaan umum Ny.Neneng semakin lemah, kontraksi fundus lemah, tekanan darah : 90/70 mmHg, nadi : 88x/menit, R : 24x/menit, HB : 8 gr/dl. Klien dalam pemantauan intensif dan dalam perlindungan infuse asering 20 tetes/menit.
1. Pengertian perdarahan post partum primer : a. Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir b. Lebih dari 500cc pada persalinan pervaginam c. Lebih dari 1000cc pada SC d. Biasanya disertai amnion atau urine 2. Penyebab perdarahan post partum : a. Adanya perlukaan/ trauma di jalan lahir b. Gangguan pembekuan darah c. Kelainan pada tonus d. Terdapat ruptur e. Retensio plasenta f. Sub involusi uteri g. Multipara h. Adanya distensi kandung kemih i.
Infersio plasenta
j.
Kelahiran bayi yang besar
3. Tanda dan gejala perdarahan post partum primer a. Nyeri lokal b. Temperatur naik (38,30C) c. Hipovolemia d. Syok
e. Pucat f. Kurang volume darah g. Perubahan TTV (kesadaran menurun) h. Limbu i.
Tensi menurun < 90mmHg
j.
Nadi > 100x/menit
4. Faktor Risiko perdarahan post partum : a. Persalinan operatif (SC/pervaginam dengan alat) b. Persalinan cepat c. Adanya induksi/augmentasi (oksitosin) d. Persalinan lama e. Uterus regang (hidramnion, gemeli, anak besar) f. Pernah atonia sebelumnya g. Multiparitas h. Riwayat plasenta manual i.
Versi podali internal dan ektrasi bayi kembar
j.
Jarak kehamilan < 2 tahun
k. Pernah ada riwayat abortus sebelumnya l.
Perdarahan yang rentan pada usia 30-35 tahun
m. Preeklamsia n. Solusio plasenta o. Kematian janin pada kandungan p. Penggunaan alat-alat
Dilihat dari kasus, yang menjadi faktor resikonya adalah : a. Persalinan induksi/augmentasi (oksitosin) b. Persalinan lama c. Multiparitas d. Perdarahan yang rentan pada usia 30-35 tahun e. Penggunaan alat 5. Patofisiologi perdarahan post partum primer pada kasus
Trauma jalan lahir, episiotomi yang lebar, laserasi perineum, vagina dan serviks ruptur
Kegagalan kompresi pembuluh darah, miometrium hipotonus, retensi sisa plasenta
Gangguan koagulasi
Perdarahan
Kehilangan vaskular yang berlebihan
Gangguan sirkulasi
Perifer
Kompensasi jantung
Hipovolemi (kurang suplai)
Ginjal mengeluarkan Eritropoetin
Intake O2 Takikardi hipertropi
vasokonstriksi
Keterlambatan pengisian kapiler
Hipoksia Tidak terkompensasi
GFR menurun
Pucat, kulit dingin/ lambat Urine output menurun
Hematoma porsi atas
Nyeri, kemerahan, udema
6. Komplikasi a. Syok
Paru
Oliguria
Sianosis res iratorik
Takipnea, dyspnea
b.
Kehilangan Kesadaran
c. Hipotensi d. Dehidrasi e. Anemia f.
Infeksi
g. Sub Infolusi vulva dan vagina h. Laserasi 7. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan TTV b. Pemeriksaan HB c. Palpasi Kandung Kemih d. Pemerksaan Vulva dan Vagina e. BUBBLE HE 8. Penatalaksana a. Lakukan Irigasi pada tempat Luka b. Injeksi Vitamin K untuk membantu pembekuan Darah c. Tirah Baring dan Jahit Luka d. Pasang Kateter untuk mengeluarkan urine e. Pasang infus Asering f. Pemberia Oksitosin untuk menghentikan perdarahan g. Anjurkan untuk makan makanan yang mengandung vitamin C dan Protein.
Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian DO : a. Perempuan 35 tahun b. P4A0 c. Riwayat kala I fase laten lama d. Riwayat persalinan menggunakan forceps e. Mengalami perdarahan persalinan 600cc f. Post partum 2 jam yang lalu g. Diberikan oksitosin per infus h. Terdapat laserasi jalan lahir
i.
Belum BAK sejak melahirkan
j.
Tampak lemah, kontraksi fundus lemah (keadaan Umum)
k. TD : 90/70mmHg l.
N : 88x/menit
m. RR : 24x/menit n. HB : 8 gr/dl 2. Diagnosa a. Defisit volume cairan b.d perdarahan b. Nyeri akut b.d perlukaan jalan lahir c. .Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia d. Ansietas b.d pardarahan post partum e. Resiko infeksi b.d trauma jalan lahir 3. Intervensi
Data
Diagnosis
Tujuan
Intervensi
1. Kaji dan catat
Rasional
DO :
Defisit
Setelah dilakukan
1. Untk
- Lemah
volume
tindakan keperawatan
jumlah, tipe
mengetahui
- Belum BAK
cairan b.
selama .... jam,
dan sisi
jumlah tipe,
Perdarah
volume cairan teratasi
perdarahan
dan sisi
dengan kriteria hasil :
2. Kaji lokasi
perdarahan.
TTV normal, Input
uterus dan
&output seimbang
derajat
mengetahui
BJ urin dalam batas
kontraktilitas
derajat
normal
uterus dengan
kontraksi
masase uterus
uterus.
3. Managemen
2. Untuk
3. Agar
dan monitor
terpenuhi
cairan dalam
kebutuhan
waktu 24 jam
cairan.
4. Pantau TTV 5. Berikan cairan
4. Supaya Perawat tahu
infus
tanda-tanda
6. Berikan
vital pasien
minuman di
setiap saat
sela makan
apakah
7. Berikan makanan tambahan
normal atau tidak. 5. Untuk
misal, buah
menggantika
segar/ jus
n cairan
8. Cek darah
tubuh yang hilang. 6. Biar tidak dehidrasi dan membantu absorsi makan / pencernaan. 7. Untuk asupan makanan agar pasien tidak
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lebih dari 50 % perdarahan post partum disebabkan oleh retensio plasenta (50,64%) dan ditemukan paling tinggi pada usia reproduktif usia 20 – 30 tahun (52,78%). Maka diperlukan perlukan penatalaksanaan yang tepat pada perdarahan post partum untuk menghindari mortalitas pada ibu disamping perlunya pendidikan kepada petugas kesehatan terdepan untuk pencegahan dan penatalaksanaan terhadap perdarahan post partum. Kata kunci : Perdarahan post partum, etiologi, umur ibu.
B. KRITIK DAN SARAN
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Human Labor and Birth. 1996. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta. Yayasan Essentia Medica. Ida Bagus Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Modul 5. Pencegahan dan Penanganan Post Partum. Jakarta.