BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Postpartum
Pengertian Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas lepas dari dari rahim, rahim, sampai sampai enam minggu minggu beriku berikutny tnya, a, diserta disertaii dengan dengan pulihn pulihnya ya kembal kembalii organorgan-org organ an yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan kandun kandungan gan,, yang yang mengal mengalami ami peruba perubahan han seperti seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009). Pada masa postpartum ibu banyak mengalami kejadian yang penting, ulai dari perubahan !isik, masa laktasi maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru dengan dengan kehadir kehadiran an buah buah hati hati yang yang sangat sangat membut membutuhk uhkan an perhat perhatian ian dan kasih kasih sayang sayang.. "amun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu, kemungkinan timbul timbul masalah atau penyulit, penyulit, yang bila tidak ditangani segera dengan e!ekti! akan dapat memb membah ahay ayak akan an keseh kesehat atan an atau atau mend mendat atan angk gkan an kema kemati tian an bagi bagi ibu, ibu, sehin sehingg ggaa masa masa postpartum ini sangat penting dipantau oleh bidan bidan (Sya!rudin # $ratidhini, 2009). Peran Peran dan %anggu anggung ng &awab &awab 'idan 'idan dalam dalam masa masa postpa postpartum rtum engid engident enti!ik i!ikasi asi dan merespon merespon terhadap terhadap kebutuhan kebutuhan dan komplikasi komplikasi yang terjadi pada saat-saat penting yaitu jam, hari, 2 minggu dan minggu, dan engadakan kolaborasi antara orang tua dan keluarga. %ahapan %ahapan asa Postpartum dapun tahapan-tahapan masa postpartum adalah * (+). Puerperium dini * asa kepulihan, yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan berjalan jalan.
(2). (2). Puerpe Puerperiu rium m interm intermedi edial al * asa kepuli kepulihan han menyelu menyeluruh ruh dari dari organorgan-org organ an genital genital,, kirakira - minggu. (). emot puerperium * /aktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi (Suherni, 2009). ebijakan Program "asional "i!as Selama ibu berada pada masa ni!as, paling sedikit 1 kali bidan harus melakukan melakukan kunjungan, kunjungan, dilakukan dilakukan untuk menilai keadaan keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk untuk menegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Seorang Seorang bidan pada saat memberikan memberikan asuhan kepada kepada ibu dalam masa ni!as, ada beberapa hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan kebidanan pada ibu masa ni!as tergantung dari kondisi ibu sesuai dengan tahapan ta hapan perkembangannya. unjungan ke-+ (- jam setelah persalinan) enegah perdarahan masa ni!as karena atonia uteri3 endeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan3 rujuk bila perdarahan berlanjut3 emberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana ara ara men meneg egah ah perd perdara araha han n masa masa ni!a ni!ass kare karena na aton atonia ia uter uteri3 i3 Pemb Pemberi erian an S4 awal awal33 elakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir3 enjaga bayi tetap sehatdengan ara menegah hipotermi3 &ika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan sehat. unjun unjungan gan ke-2 ke-2 ( hari hari setelah setelah persali persalinan nan)* )* emasti emastikan kan in5olu in5olusi si uterus uterus berjala berjalan n normal3 uterus berkontraksi, !undus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau3 enilai adanya tanda-tanda demam, in!eksi atau perdarahan abnormal3 emast emastik ikan an ibu ibu mend mendap apat at uku ukup p maka makana nan, n, aira airan, n, dan dan isti istirah rahat3 at3 ema emast stik ikan an ibu ibu menyu menyusui sui dengan dengan baik baik dan tak memperl memperliha ihatka tkan n tandatanda-tan tanda da penyu penyulit3 lit3 emberi emberikan kan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. unjunan ke- (2 minggu setelah persalinan), sama seperti kunjungan hari keenam. unjungan ke-1 ( minggu setelah persalinan) enanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami3 emberikan konseling untuk ' seara dini (Suherni, 20++). B. Kebutuhan Dasar Perawatan Postpartum
"utrisi dan airan Pada masa postpartum masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat memperepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. 6iet yang diberikan harus bermutu, bergi7i tinggi, ukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung airan. 4bu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gi7i seperti mengkonsumsi tambahan 800 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan 5itamin yang ukup, dan minum sedikitnya liter air setiap hari. mbulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar seepat mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu seepat mungkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum telentang ditempat tidurnya selama -+1 hari setelah melahirkan. 4bu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 21-1 jam postpartum. :liminasi 6alam jam ibu post partum harus sudah bisa ' spontan. &ika dalam jam postpartum belum dapat berkemih tau sekali berkemih belum melebihi +00 , maka dilakukan kateterisasi. kan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu jam untuk kateterisasi.
4bu postpartum diharapkan dapat buang air besar setelah hari kedua postpartum. 'ila lebih dari tiga hari belum '' bisaa diberikan obat laksantia. mbulasi seara dini dan teratur akan membantu dalam regulasi ''. supan airan yang adekuat dan diit tinggi serat sangat dianjurkan. Personal higiene sangat penting dilakukan Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap in!eksi. ;leh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk menegah terjadinya in!eksi. ebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga (Saleha, 2009). 4bu postpartum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan !isiknya. eluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang ukup sebagai persiapan untuk menyusui bayinya nanti (&annah, 20++). Seara !isik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam 5agina tanpa rasa nyeri. 'anyaknya budaya dan agama yang melarang untuk melakukan hubungan seksual sampai masa waktu 10 hari atau minggu setelah persalinan. eputusan tersebut tergantung pada pasangan yang bersangkutan (&annah, 20++). Senam ni!as dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk memperepat pemulihan keadaan
ibu. Senam ni!as
membantu
memperbaiki
sirkulasi
darah,
memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperkuat otot panggul dan membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasa melahirkan (Suherni, 2009).
C. Perubahan Fisiologis asa Postpartum
+. Perubahan Sistem eproduksi Perubahan status sebelum persalinan
(2) lamanya partus kala 44 dilalui () besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan. 6isamping itu, dari hasil pemeriksaan sistokopik segera setelah persalinan tidak menunjukkan adanya edema dan hyperemia diding kandung kemih, akan tetapi sering terjadi e?stra5asasi (e?tra5asation, artinya keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh darah di dalam badan) kemukosa. (Suherni, 2009). 1. Perubahan dalam Sistem :ndokrin Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut. ;ksitosin diseklerasikan dari kelenjer otak bagian belakang. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga menegah perdarahan. 4sapan bayi dapat merangsang produksi S4 dan sekresi oksitosin. =al tersebut membantu uterus kembali ke bentuk normal. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan !olikel dalam o5arium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui bayinya tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam +1-2+ hari setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjer bawah depan otak yang mengontrol o5arium kearah permulaan pola produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan !olikel, o5ulasi, dan menstruasi. Selama hamil 5olume darah normal meningkat walaupun mekanismenya seara penuh belum dimengerti. 6i samping itu, progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. =al ini sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding 5ena, dasar panggul, perineum dan 5ul5a, serta 5agina. 8. Perubahan %anda- tanda @ital Selama 21 jam pertama, suhu mungkin meningkat menjadi AB, sebagai akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan
hormonal jika terjadi peningkatan suhu AB yang menetap 2 hari setelah 21 jam melahirkan, maka perlu dipikirkan adanya in!eksi seperti sepsis puerperalis (in!eksi selama post partum), in!eksi saluran kemih, endometritis (peradangan endometrium), pembengkakan payudara, dan lainlain. 6alam periode waktu - jam sesudah melahirkan, sering ditemukan adanya bradikardia 80-0 kali permenit (normalnya 0-+00 kali permenit) dan dapat berlangsung sampai -+0 hari setelah melahirkan. %akhikardia kurang sering terjadi, bila terjadi berhubungan dengan peningkatan kehilangan darah dan proses persalinan yang lama. Selama beberapa jam setelah melahirkan, ibu dapat mengalami hipotensi orthostatik (penurunan 20 mm=g) yang ditandai dengan adanya pusing segera setelah berdiri, yang dapat terjadi hingga 1 jam pertama. =asil pengukuran tekanan darah seharusnya tetap stabil setelah melahirkan. Peningkatan tekanan sisitolik 0 mm=g dan penambahan diastolik +8 mm=g yang disertai dengan sakit kepala dan gangguan penglihatan, bisa menandakan ibu mengalami preeklamsia dan ibu perlu die5aluasi lebih lanjut. $ungsi perna!asan ibu kembali ke !ungsi seperti saat sebelum hamil pada bulan ke enam setelah melahirkan (aryunani, 2009). D. A!aptasi Psi"ologi Ibu Postpartum
Setelah persalinan yang merupakan pengalaman unik yang dialami ibu, masa ni!as juga merupakan salah satu !ase yang memerlukan adaptasi psikologis. 4katan antara ibu dan bayi yang sudah lama terbentuk sebelum kelahiran akan semakin mendorong wanita untuk menjadi ibu yang sebenarnya. 4nilah pentingnya rawat gabung atau rooming in pada ibu ni!as agar ibu dapat leluasa menumbuhkan rasa kasih sayang kepada bayinya tidak hanya dari segi
!isik seperti menyusui, mengganti popok saja tapi juga dari segi psikologis seperti menatap, menium, menimang sehingga kasih sayang ibu dapat terus terjaga. 6alam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami !ase-!ase sebagai berikut * (+). $ase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada !ase ini, ibu sedang ber!okus terutama pada dirinya sendiri. 4bu akan berulang kali meneritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. (2). $ase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara -+0 hari setelah melahirkan. Pada !ase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. 4bu mempunyai perasaan sangat sensiti! sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. ita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu. 6ukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan keperayaan diri ibu. 'agi petugas kesehatan pada !ase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu ni!as. (). $ase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. $ase ini berlangsung +0 hari setelah melahirkan. 4bu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. 4bu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya. einginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat bpada !ase ini. 4bu akan peraya diri dalam menjalani peran barunya. #. Tan!a$Tan!a Baha%a !an Kompli"asi Pa!a asa Postpartum
6iperkirakan bahwa 0C kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan. ;leh karena itu, penting bagi bidan>perawat untuk memberikan in!ormasi dan bimbingan
pada ibu untuk dapat mengenali tanda-tanda bahaya pada masa ni!as yang harus diperhatikan. %anda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa ni!as ini adalah * (+). 6emam tinggi hingga melebihi DB. (2). Perdarahan 5agina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk. (). "yeri perut hebat>rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta nyeri ulu hati. (1). Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam dan lain-lainya. omplikasi Eang ungkin %erjadi Pada asa Postpartum, 4n!eksi postpartum adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan ni!as.Sementara itu yang dimaksud dengan $ebris Puerperalis adalah demam sampai DB atau lebih selama 2 hari dalam +0 hari pertama pasa pesalinan, keuali pada hari pertama. %empat-tempat umum terjadinya in!eksi yaitu rongga pel5ik* daerah asal yang paling umum terjadi in!eksi, Payudara, Saluran kemih, Sistem 5ena. Perdarahan postpartum adalah perdarahan per5aginam yang melebihi 800 ml setelah bersalin. Perdarahan ni!as dibagi menjadi dua yaitu * (+).Perdarahan dini, yaitu perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir dan dalam 21 jam pertama persalinan. 6isebabkan oleh* atonia uteri, traumdan laserasi, hematoma. (2). Perdarahan lambat>lanjut, yaitu perdarahan yang terjadi setelah 21 jam. $aktor resiko* sisa plasenta, in!eksi, sub-in5olusi.
F. Konsep Bu!a%a Dalam Perawatan Post Partum
+. onsep 'udaya 'udaya berasal dari bahasa sanse kerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. 'udaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. da juga ahli yang mengatakan bahwa budaya berasal dari kata budi-daya yang berarti daya dari budi. &adi, kata budaya atau daya dari budi itu berarti ipta, karsa, dan rasa (ulyadi, 2000). ebudayaan adalah kompleks yang menakup pengetahuan, keperayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan serta kebiasaankebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan manusia sebagai mahkluk 'io-Psiko-Sosial-Spritual yang utuh dan unik. %eori kebutuhan manusia, memandang manusia sebagai keterpaduan, keseluruhan yang terorganisir karena pengetahuan sosial budaya penting sekali dikuasai oleh pro!esi bidan dalam menjalankan tugasnya karena bidan dalam menjalankan tugasnya katena bidan akan berhadapan dengan berbagai maam kelompok sosial dengan beragam latar belakang agama, status pendidikan dan sebagainya. Sosial budaya sangat berkaitan dengan ara pendekatan dalam melakukan perubahan prilaku masyarakat yang erat kaitannya dengan masalah-masalah kependudukan karena proses perkawinan dapat mengakibatkan kelahiran dan kelahiran itu merupakan resiko yang tinggi bagi ibu-ibu di seluruh dunia (Sya!rudin, 2009). Penyebaran orang minangkabau jauh dari daerah asalnya ini disebabkan oleh adanya dorongan pada diri mereka yang merantau, yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, ialah keinginan mereka untuk mendapatkan kekayaan tanpa mempergunakan tanah-tanah yang telah ada. 4ni dapat dihubungkan sebenarnya dengan keadaan bahwa seorang laki-laki tidak mempunyai hak menggunakan tanah warisan bagi kepentingan diri sendiri.
edua, ialah perselisihan-perselisihan yang menyebabkan bahwa orang yang merasa dikalahkan akan meninggalkan kampung dan keluarga untuk menetap di tempat lain. eadaan ini kemudian ditambah dengan keadaan yang diiptakan oleh perkembangan yang berlaku pada masa akhir-akhir ini. Pendukung kebudayaan inangkabau dianggap sebagai suatu masyarakat dengan sistem kekeluargaan yang ganjil di antara suku-suku bangsa yang lebih dahulu maju di 4ndonesia, yaitu sistem kekeluargaan yang matrilineal. 4nilah biasanya dianggap sebagai salah satu unsur yang memberi identitas kepada kebudayaan inangkabau, yang terutama dipopulerkan oleh roman-roman 'alai Pustaka, pada bagian pertama dari abad ke-20 (oentjaraningrat, 200) 2. onsep 'udaya inang %entang Perawatan Postpartum %erbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu !enomena yang wajar dalam kelangsungan hidup manusia, namun berbagai kelompok masyarakat dengan kebudayaannya di seluruh dunia memiliki aneka persepsi, interprestasi dan respons perilaku dalam menghadapinya, dengan berbagai implikasinya terhadap kesehatan. $isiologis kelahiran seara uni5ersal adalah sama, namun proses kelahiran ditanggapi dengan ara-ara yang berbeda oleh aneka kelompok masyarakat, karena itu hal-hal yang bekenaan dengan proses pembentukan janin hingga kelahiran bayi serta
pengaruhnya
terhadap
kondisi
kesehatan
ibunya
perlu
dilihat
dari
aspek
biososiokulturalnya sebagai suatu kesatuan. enurut pendekatan biososiokulturalnya dalam kajian antropologi ini, kehamilan dan kelahiran bukan hanya dilihat semata-mata dari aspek biologis dan !isiologisnya saja. Febih dari itu, !enomena ini juga harus dilihat sebagai suatu proses yang menakup pemahaman dan pengaturan hal-hal, seperti pandangan budaya mengenai kehamilan dan kelahiran, persiapan kelahiran, para pelaku dalam pertolongan persalinan, wilayah tempat kelahiran berlangsung, ara-ara penegahan bahaya, penggunaan ramu-ramuan atau obat-obatan dalam proses
kelahiran, ara-ara menolong persalinan, dan pusat kekuatan dalam pengambilan keputusan mengenai pertolongan serta peraeatan bayi dan ibunya (Swasono, 20++). anusia hidup bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. asing-masing suku dan bangsa itu memiliki lingkungan sosial budayanya sendiri, yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu ada yang amat besar, ukup besar, ada yang tidak begitu besar, ada yang agak keil, dan ada yang ukup halus (Prayitno, 2001). Salah satu ontoh pengaruh sosial budaya yang masih melekat adalah enggannya ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan ke sarana kesehatan yg sudah tersedia. ereka masih ada yang lebih memilih melahirkan di rumah yg di tolong oleh dukun, ada pula yang peraya saat melahirkan bayinya lebih senang pergi ke ladang untuk melahirkan disana, serta pantangan-pantangan makanan bagi ibu hamil dan bayinya. =al keperayaan mereka terhadap budaya yang seperti ini mengakibatkan tingginya angka kematian ibu saat melahirkan karena komplikasi serta angka kematian bayi dan balita akibat kurangnya asupan giji melalui ibu dikarenakan banyaknya pantangan-pantangan makanan yang tidak boleh dikonsumsi saat hamil (Sya!rudin, 20+0). ;rang inangkabau merupakan suatu ontoh dari masyarakat yang mementingkan aspek sosial dari kelahiran. 'ayi perempuan dianggap sebagai pelanjut dari parurik atau kaum. (klen matrilineal) sedangkan bayi laki-laki kelak diharapkan untuk menjadi penjujung nama kerabat separuiknya, dan menjadi pembela kaum wanita dan klennya. asayarakat inang juga peraya bahwa ketika seorang wanita sedang hamil bulan, keluarga suaminya (bako sang alon bayi) datang berkunjung sambil membawa berbagai maam makanan berupa nasi lengkap dengan lauk-pauk, ditambah dengan beberapa jenis kue. %ujuannya adalah untuk menunjukkan Ghati tulus dan muka jernihH terhadap kelahiran bayi.
enurut norma yang ideal dalam kebudayaan minangkabau, hubungan antara kerabat kedua orangtua sang bayi diperkuat melalui kebersamaan mereka dalam upaara menyambut kelahirannya, masing-masing dalam porsi kewajibannya sendiri terhadap si bayi. Selain itu pada suku inang sekitar seminggu menjelang bayi lahir, para bako kembali datang membawa beras segantang dan dua butir kelapa. 6imana, sebutir kelapa diserahkan untuk menambah bahan pembuat lauk rendang daging, sedangkan yang lainnya ditujukan untuk di tanam di kebun sang ibu. =al ini melambangkan harapan para bako anak yang lahir nanti, yang mereka sebut sebagai anak pisang, akan menjadi seorang yang muka dan hatinya bagai air kelapa itu. Singkatnya, ia di harapkan akan berguna bagai masyarakat, seperti pohon kelapa yang dari akarnya hingga puuk daunnya berman!aat bagi kehidupan manusia (Swasono, 20++). &. Fenomenologi
Penelitian !enomenologi bersi!at indukti!, pendekatan yang dipakai adalah deskripti! yang dikembangkan dari !ilsa!at !enomenologi. $okus !ilsa!at !enomenologi adalah pemahaman tentang respons kehadiran atau keberadaan manusia, bukan sekedar pemahaman bagian bagian yang spesi!ik atau perilaku khusus. %ujuan penelitian !enomenologi adalah menjelaskan pengalaman apa yang dialami oleh orang dalam kehidupan ini, termasuk interaksi dengan orang lain. Bontoh penelitian !enomenologi adalah studi mengenai daur hidup masyarakat tradisional dilihat dari perspekti! kebiasaan hidup sehat, misalnya menggunakan air bersih, menu makanan, kepedulian terhadap usaha pengobatan anggota keluarga yang sakit, dan lain-lain. Penelahaan masalah dilakukan dengan multiperspekti! atau multi sudut pandang (:m7ir, 20++).
ABD'INA( DISC'F')T
6:$:"4S4 bdominal disom!ort (etidak nyamanan perut) adalah sensasi tidak menyenangkan atau menyakitkan di perut. Saluran penernaan menempati sebagian besar perut dan sering menjadi sumber ketidaknyamanan perut, meskipun ketidaknyamanan perut juga dapat disebabkan oleh kondisi dinding tubuh, kulit, pembuluh darah, atau saluran kemih. adangkadang, kondisi organ reproduksi atau dada dapat membuat perut tidak nyaman. etidak nyamanan umum mungkin karena gas, gangguan penernaan, atau in!eksi. etika lebih parah, terutama jika sembelit juga terjadi, obstruksi usus dapat hadir. Penyakit atau kerusakan organ seperti usus buntu, kandung empedu, limpa, atau perut mungkin sumber ketika rasa sakit lebih lokal. 6aerah mungkin lembut untuk disentuh atau, dalam kasus usus buntu yang peah atau masalah yang sama, rasa sakit bisa berat dan seluruh perut mungkin kaku. :%4;F;I4 bdominal disom!ort Sebagai suatu gejala atau sindrom, abdominal disom!ort dapat disebabkan oleh berbagai penyakit. 'eberapa penyakit yang dapat menyebabkan abdominal disom!ort. Penyebab * +. 6alam lumen saluran erna -
%ukak peptik
-
Iastritis
-
eganasan
2. Iastroparesis . ;bat-obatan -
nti in!lamasi non steroid
-
%eo!ilin 6igitalis ntibiotik
1. =epato - bilier -
=epatitis
-
olesistisis
-
olelitiasis
-
eganasan
-
6is!ungsi sphinter ;dli
8. Pankreas -
Pankreatitis
-
eganasan
. eadaan sistemik -
6iabetes melitus
-
Penyakit tiroid
-
Iagal ginjal
-
ehamilan
-
Penyakit jantung sistemik
. Iangguan !ungsional -
6ispepsia !ungsional
-
Sindrom kolon iritati!. (nnisa (2009), dikutip dari 'uku jar 4lmu Penyakit dalam,
200+).
I:&F
Iejala dari diom!ort abdominal adalah* +. "yeri Perut (abdominal 6isom!ort) 2. asa perih di ulu hati. . ual, kadang-kadang sampai muntah 1. "a!su makan berkurang 8. asa epat kenyang . Perut kembung . asa panas di dada dan perut . egurgitasi (keluar airan dari lambung seara tiba-tiba) P%;$4S4;F;I4 Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, 7at-7at seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi =BF yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun airan. 64I";S4S .
"":S4S &ika pasien mengeluh mengenai abdominal disom!ort, dimulakan pertanyaan atau
anamnesis dengan lengkap. 'erapa sering terjadi keluhan abdominal disom!ortJ, sejak kapan terjadi keluhanJ, adakah berkaitan dengan konsumsi makananJ dakah pengambilan obat tertentu dan akti5itas tertentu dapat menghilangkan keluhan atau memperberat keluhanJ dakah pasien
mengalami na!su makan menghilangJ, muntahJ, muntah darahJ, '' berdarahJ, batuk atau nyeri dadaJ Pasien juga ditanya, adakah ada konsumsi obat-obat tertentuJ tau adakah dalam masa terdekat pernah operasiJ dakah ada riwayat penyakit ginjal, jantung atau paruJ dakah pasien menyadari akan kelainan jumlah dan warna urinJ '.
P::4S" $4S4 Pemeriksaan !isik untuk mengidenti!ikasi kelainan intra-abdomen atau intralumen
yang padat misalnya tumor, organomegali, atau nyeri tekan sesuai dengan adanya ransang peritoneal> peritonitis. %umpukan pemeriksaan !isik pada bagian abdomen. 4nspeksi akan distensi,asites, parut, hernia yang jelas, ikterus, dan lebam. uskultasi akan bunyi usus dan karekteristik motilitasnya. Palpasi dan perkusi abdomen, perhatikan akan tenderness, nyeri, pembesaran organ dan timpani. Pemeriksaan tanda 5ital bisa ditemukan takikardi atau nadi yang tidak regular. emudian, lakukan pemeriksaan sistem tubuh badan lainnya. Perlu ditanyakan perubahan tertentu yang dirasai pasien, keadaan umum dan kesadaran pasien diperhatikan. uskultasi bunyi gallop atau murmur di jantung. Perkusi paru untuk mengetahui konsolidasi. Perhatikan dan lakukan pemeriksaan terhadap ektremitas, adakah terdapat peri!er edema dan dirasakan adakah akral hangat atau dingin. Fakukan juga perabaan terhadap kelenjar lim!a B.
P::4S" P:"<"&"I Pemeriksaan untuk penanganan terbagi beberapa bagian, yaitu*
+. Pemeriksaan laboratorium untuk mengidenti!ikasi adanya !aktor in!eksi(leukositosis), pakreatitis (amylase, lipase), keganasan saluran erna (B:, B +9-9,$P).
'iasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja, dan urine. 6ari hasil pemeriksaan darah bila ditemukan lekositosis berarti ada tanda-tanda
in!eksi. Pada pemeriksaan tinja, jika tampak air berlendir atau banyak mengandung lemak berarti kemungkinan menderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dispepsia tukak, sebaiknya diperiksa asam lambung. Pada
karsinoma saluran penernaan perlu
diperiksa petanda tumor, misalnya dugaan karsinoma kolon perlu diperiksa B:, dugaan karsinoma pankreas perlu diperiksaB +9-9. 2. 'arium enema untuk memeriksa eso!agus, lambung atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan. Pemeriksaan ini dapat mengidenti!ikasi kelainan struktural dinding>mukosa saluran erna bagian atas seperti adanya tukak atau gambaran ke arah tumor. . :ndoskopi bisa digunakan untuk memeriksa eso!agus, lambung atau usushalus dan untuk mendapatkan ontoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung.Bontoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakahlambung terin!eksi oleh =eliobater pylori . :ndoskopi merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan bila disertai oleh keadaan yang disebut alarm symptoms yaitu adanya penurunan berat badan, anemia, muntah hebat dengan dugaan adanya obstruksi, muntah darah, melena, atau keluhan sudah berlangsung lama, dan terjadi pada usia lebih dari 18tahun.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah* a. BF; (rapid urea test)
b. Patologi anatomi (P) . ultur mikroorgsanisme (;) jaringan d. PB (polymerase hain reation), hanya dalam rangka penelitian
1. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi, yaitu ;6 dengan kontras ganda, serologi. =eliobater pylori, dan urea breath test (belumtersedia di 4ndonesia). Pemeriksaan radiologis dilakukan terhadap saluran makan bagian atas dan sebaiknya dengan kontras ganda. Pada re!luks gastroeso!ageal akantampak peristaltik di eso!agus yang menurun terutama di bagian distal. 64I";S4S '"64"I
6ispepsia non ulkus Iastro-oesophageal re!lu? disease.
P:"%FS"" 'erdasarkan onsensus "asional Penanggulangan =eliobater pylori +99, ditetapkan skema, yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang disertai !asilitas endoskopi .
Pengobatan dengan beberapa golongan obat, yaitu* +. ntasida
Iolongan obat ini mudah didapat dan murah. ntasid akan menetralisir sekresi asamlambung. ntasid biasanya mengandungi "a bikarbonat, l(;=), g(;=)2, dang triksilat. Pemberian antasid jangan terus- menerus, si!atnya hanya simtomatis,untuk mengurangi rasa nyeri. g triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersi!at nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa gBl. Sering digunakan adalah gabungan luminium hidroksida dan magnesium hidroksida. luminum hidroksida boleh menyebabkan konstipasi dan penurunan !os!at3 magnesium hidroksida bisa menyebabkan '' ener. ntaid yang sering digunakan adalah seperti ylanta,aalo?, merupakan kombinasi luminium hidroksida dan magnesium hidroksida. agnesium kontraindikasi kepada pasien gagal ginjal kronik karena bisa menyebabkan hipermagnesemia, dan aluminium bisa menyebabkan kronik neurotoksik pada pasien tersebut. 2. ntikolinergik Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesi!ik. ;bat yang agak selekti! yaitu piren7epin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asam lambung sekitar 2-1C. Piren7epin juga memiliki e!ek sitoprotekti!.
. ntagonis reseptor =2 Iolongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atauesensial seperti tukak peptik. ;bat yang termasuk golongan antagonis reseptor =2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan !amotidin. 1. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor K PP4). Iolongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. ;bat-obat yang termasuk golongan PP4 adalah omepera7ol, lansopra7ol, dan
pantopra7ol. /aktu paruh PP4 adalah +jam jadi bisa dimakan antara 2 dan 8 hari supaya sekresi asid gastrik kembali kepada ukuran normal. Supaya terjadi penghasilan maksimal, digunakan sebelum makan yaitusebelum sarapan pagi keuali omepra7ol. 8. Sitoprotekti! Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PI:+) dan enprostil (PI:2). Selain bersi!at sitoprotekti!, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukral!at ber!ungsi meningkatkan sekresi prostaglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protekti!(site proteti5e), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran erna bagian atas. %oksik daripada obat ini jarang, bisa menyebabkan konstipasi(2 LC). ontra indikasi pada pasien gagal ginjal kronik. 6osis standard adalah + g per hari. . Iolongan prokinetik ;bat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid. Iolongan ini ukup e!ekti! untuk mengobati dispepsia !ungsional dan re!luks eso!agitis dengan menegah re!luks dan memperbaiki asamlambung (aid learane).
. ntibiotik untuk in!eksi =eliobater pylori, :radikasi bakteri membantu mengurangi simptom pada sebagian pasien dan biasanya digunakan kombinasi antibiotik seperti amo?iillin (mo?il),larithromyin ('ia?in), metronida7ole ($lagyl) dan tetrayline (Sumyin). adang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psiko!armakoterapi (obat antidepresidan emas) pada pasien dengan dispepsia !ungsional, karena tidak jarang keluhan yang munul berhubungan dengan !aktor kejiwaan seperti emas dan depresi