KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya kami kami dapa dapatt meny menyel eles esai aika kan n maka makala lah h ini ini tepa tepatt pada pada wakt waktuny unya. a. Makal Makalah ah ini ini berj berjud udul ul “ Perlindungan Konsumen “.
Didalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang perlindungan terhadap konsumen. Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari. Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi pada masa yang akan dating, terima kasih.
Penulis,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belak Belakang ang
Perlindungan Perlindungan konsumen konsumen adala adalah h jami jamina nan n yang yang seha seharu rusn snya ya dida didapat patka kan n oleh oleh para para
konsumen atas setiap produk bahan makanan yang dibeli. Namun dalam kenyataannya saat ini konsum konsumen en seakanseakan-aka akan n dianak dianak tirika tirikan n oleh oleh para para produs produsen. en. Dalam Dalam beberap beberapaa kasus kasus banyak banyak ditemu ditemukan kan pelang pelanggar garan-p an-pela elangg nggara aran n yang yang merugi merugikan kan para para konsume konsumen n dalam dalam tingka tingkatan tan yang yang dianggap membahayakan kesehatan bahkan jiwa dari para konsumen.
Beberapa contohnya adalah : •
Maka Makanan nan kada kadalu luar arsa sa yang yang kini kini bany banyak ak bere bereda darr berup berupaa parce parcell dan produ produkk-pr produ oduk k
kadaluarsa pada dasarnya sangat berbahaya karena berpotensi ditumbuhi jamur dan bakteri yang akhirnya bisa menyebabkan keracunan. •
Masih ditemukan ikan yang mengandung formalin dan boraks, seperti kita ketahui bahwa
kedua jenis cairan kimia ini sangat berbahaya jika dikontaminasikan dengan bahan makanan, ditambah lagi jika bahan makanan yang sudah terkontaminasi dengan formalin dan boraks ters terseb ebut ut
diko dikons nsum umsi si
seca secara ra
teru teruss-me mene neru russ
akib akibat at
keti ketida dakt ktah ahua uan n
kons konsum umen en
maka maka
kemungkinan besar yang terjadi adalah timbulnya sel-sel kanker yang pada akhirnya dapat memperpendek usia hidup atau menyebabkan kematian. •
Daging sisa atau bekas dari hotel dan restoran yang diolah kembali, beberapa waktu lalu
public public digemp digempark arkan an dengan dengan isu mengen mengenai ai daging daging bekas bekas hotel hotel dan restor restoran an yang yang diolah diolah kembal kembalii atau atau dikenal dikenal dengan dengan sebuta sebutan n daging daging limbah limbah atau atau daging daging sampah. sampah. Menden Mendengar gar namanya saja kita akan merasa jijik dan seakan-akan tidak percaya pada hal tersebut, namun fakta fakta menyeb menyebutk utkan an bahwa bahwa dikawas dikawasan an cengkar cengkareng, eng, Jakart Jakartaa Barat Barat telah telah ditemu ditemukan kan serta serta dita ditangk ngkap ap seor seoran ang g pela pelaku ku pengo pengola laha han n dagi daging ng samp sampah ah.. Dala Dalam m penga pengakua kuann nnya ya pelak pelaku u menjelaskan tahapan-tahapan yang ia lakukan, yaitu ; Limbah daging dibersihkan lalu dicuci dengan cairan formalin, formalin, selanjutnya selanjutnya diberi diberi pewarna pewarna tekstil tekstil dan daging digoreng digoreng kembali kembali sebelum dijual dalam berbagai bentuk seperti sup, daging empal dan bakso sapi. Dan hal yang lebih mengejutkan lagi adalah pelaku mengaku bahwa praktik tersebut sudah ia jalani jalani selama 5 (lima) tahun lebih.
•
Produk Produk susu susu China China yang yang mengand mengandung ung melami melamin. n. Berita Berita yang yang sempat sempat menghe menghebohk bohkan an
publik China dan juga Indonesia adalah ditemukannya kandungan melamin di dalam produk produk susu buatan China. Zat melamin itu sendiri merupakan zat yang biasa digunakan dalam dalam pemb pembua uata tan n perab perabot otan an ruma rumah h tang tangga ga atau atau plas plasti tik. k. Namu Namun n jika jika zat zat mela melami min n ini ini dicampurkan dengan susu maka secara otomatis akan meningkatkan kandungan protein pada susu. Walaupun demikian, hal ini bukan menguntungkan para konsumen justru sebaliknya hal hal ini ini sang sangat at meru merugi gika kan n kons konsum umen en.. Kand Kandun unga gan n mela melami min n yang yang ada ada pada pada susu usu ini ini menimbulkan menimbulkan efek samping samping yang sangat berbahaya. Faktanya banyak bayi yang mengalami penyakit-penyaktit tidak lazim seperti, gagal ginjal, bahkan tidak sedikit dari mereka yang meninggal dunia.
Dari keempat contoh diatas dapat kita ketahui bahwa konsumen menjadi pihak yang palin paling g dirugi dirugikan. kan. Selain Selain konsume konsumen n harus harus membay membayar ar dalam dalam jumlah jumlah atau atau harga harga yang yang boleh boleh dikatakan semakin lama semakin mahal, konsumen juga harus menanggung resiko besar yang membahayakan kesehatan dan jiwanya hal yang memprihatinkan adalah peningkatan harga yang terus menerus terjadi tidak dilandasi dengan peningkatan kualitas atau mutu produk. Hal-hal Hal-hal tersebut tersebut mungkin mungkin disebabkan disebabkan karena kurangnya pengawasan dari Pemerintah Pemerintah serta serta badan-b badan-bada adan n hukum hukum sepert sepertii Dinas Dinas kesehat kesehatan, an, satuan satuan Polisi Polisi Pamong Pamong Praja, Praja, serta serta dinas dinas Perdagangan dan Perindustrian setempat. Eksistensi konsumen tidak sepenuhnya dihargai karena tujuan utama dari penjual adalah memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dalam jangka pendek bukan untuk jangka panjang. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, kami kami meny menyus usun un makal makalah ah ini ini yang yang beri berisi si tent tentan ang g Perl Perlin indun dunga gan n konsumen. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan lebih lanjut serta membuat solusi yang mungkin akan berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa/I dimasa yang akan datang.
1.2 Pembahasan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas sebagai berikut: 1. Pengertian dan azas perlindungan konsumen 2. Hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha 3. Peran lembaga perlindungan konsumen dan lembaga pengawsan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Azas Perlindungan Konsumen
Pada Pada hakek hakekat atny nya, a, terd terdap apat at dua dua inst instru rume men n hukum hukum pent pentin ing g yang yang menj menjad adii landa landasa san n kebijakan perlindungan konsumen di Indonesia yakni Pertama, Undang-Undang Dasar 1945, sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, mengamanatkan bahwa pembangunan nasion nasional al bertuj bertujuan uan untuk untuk mewuju mewujudkan dkan masyar masyaraka akatt adil adil dan makmur makmur.. Tujuan Tujuan pembang pembangunan unan nasional diwujudkan melalui sistem pembangunan ekonomi yang demokratis sehingga mampu menumb menumbuhk uhkan an dan mengem mengemban bangkan gkan dunia dunia yang yang mempro memproduks duksii barang barang dan jasa jasa yang yang layak layak dikonsumsi oleh masyarakat. Kedua, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsum Konsumen en (UUPK) (UUPK).. Lahirn Lahirnya ya UndangUndang-unda undang ng ini member memberika ikan n harapan harapan bagi masyar masyarakat akat Indonesia, Indonesia, untuk memperoleh memperoleh perlindungan perlindungan atas kerugian kerugian yang diderita atas transaksi transaksi suatu barang dan jasa. Pembangunan dan perkembangan perekonomian serta pengaruh globalisasi dan kemajuan teknol teknologi ogi telah telah membawa membawa pengar pengaruh uh kepada kepada setiap setiap aspek aspek kehidu kehidupan pan manusi manusia, a, khusus khususnya nya di bidang bidang perind perindust ustian ian dan perdaga perdaganga ngan n yang yang mengha menghasil silkan kan barang barang jasa jasa dalam dalam pemenu pemenuhan han kebut kebutuh uhan an hidu hidup. p. Kondi Kondisi si ters terseb ebut ut memb membaw awaa keun keuntu tung ngan an bagi bagi pela pelaku ku usah usahaa khus khusus usny nyaa konsumen karena semakin terbuka peluang untuk mendapatkan barang atau jasa dengan harga yang yang kompet kompetiti itif. f. Namun Namun di sisi sisi lain lain ternya ternyata ta juga juga menimb menimbulk ulkan an pengaru pengaruh h negativ negativee karena karena mengakibatka mengakibatkan n kedudukan kedudukan pelaku usaha dan konsumen konsumen menjadi menjadi tidak seimbang seimbang dan konsumen konsumen berad beradaa pada posisi posisi yang yang lemah. lemah. Konsum Konsumen en menjad menjadii objek objek aktivi aktivitas tas bisnis bisnis untuk untuk meraup meraup keuntungan yang sebesarbesarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen. Dengan adanya UU Perlindungan Konsumen ini sudah cukup representatif apabila telah dipahami oleh semua pihak, karena di dalamnya juga memuat jaminan adanya kepastian hukum bagi konsumen, meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen, mening meningkat katkan kan kesada kesadaran ran,, kemamp kemampuan uan dan kemand kemandiri irian an konsum konsumen en untuk untuk melind melindung ungii diri, diri, mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemak pemakaia aian n barang barang dan/ata dan/atau u jasa, jasa, mening meningkat katkan kan pember pemberday dayaan aan konsum konsumen en dalam dalam memili memilih, h, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen. Kemudian di dalam UU Perlindungan
Konsumen pun, diatur tentang pelarangan bagi pelaku usaha yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam label. Semakin terbukanya pasar sebagai akibat dari proses mekanisme pasar yang berkembang adalah hal yang tak dapat dielakkan. Seringkali dalam transaksi ekonomi yang terjadi terdapat permasalahan-permasalahan yang menyangkut persoalan sengketa dan ketidakpuasan konsumen akib akibat at produ produk k yang yang di kons konsum umsi siny nyaa tida tidak k meme memenuh nuhii kual kualit itas as stan standa darr bahka bahkan n ada ada yang yang membah membahaya ayakan. kan. Karena Karenanya nya,, adanya adanya jamina jaminan n pening peningkat katan an keseja kesejahte hteraa raan n masyar masyaraka akatt serta serta kepastian atas mutu, jumlah, dan keamanan barang dan jasa yang diperolehnya di pasar menjadi urgen. Masih Masih segar segar di ingata ingatan, n, hebohny hebohnyaa kasus kasus formal formalin in pada pada makana makanan, n, ditari ditarikny knyaa produk produk pengusir nyamuk HIT karena dikhawatirkan mengandung bahan yang berbahaya bagi keamanan dan kesela keselamat matan an konsume konsumen. n. Juga Juga kasus kasus minuma minuman n isoton isotonik ik yang yang mengand mengandung ung zat pengawe pengawett berbahaya yang disinyalir oleh Lembaga Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet (KOMBET) yang di supervisi oleh LP3ES Jakarta di tahun-tahun lalu ketika meneliti sejumlah produk minuman isotonik, hasilnya menginformasikan bahwa sejumlah minuman isotonik mengandung zat pengawe pengawett berbaha berbahaya ya yakni yakni natriu natrium m benzoat benzoat dan kalium kalium sorbet sorbet yang yang bisa bisa menyeb menyebabka abkan n penyakit penyakit yang dalam ilmu kedokteran disebut Systemic Systemic Lupus Erythematos Erythematosus us (SLE), (SLE), yaitu yaitu penyakit nan mematikan yang dapat menyerang seluruh tubuh atau sistem internal manusia ketika antibodi yang seharusnya melindungi tubuh manusia malah menggerogoti manusia itu sendiri. Sekarang heboh jamu berbahaya, kosmetik berbahaya, makanan-minuman mengandung susu susu produ produk k RRC RRC yang yang berb berbah ahay aya, a, bera berass meng mengand andun ung g bahan bahan peng pengaw awet et berba berbahay hayaa dan seteru seterusny snya. a. Apa yang yang salah, salah, sehing sehingga ga kejadi kejadian an sepert sepertii selalu selalu berula berulang, ng, ke manaka manakah h peran peran pengawasan dari instansi-instansi yang berwenang mengeluarkan izin produksi, izin berlaku dan beredarnya suatu produk? Sebuah tanda tanya besar. Jelas konsumen lagi-lagi menjadi korban. Berd Berdas asar arka kan n pasa pasall 2 UU No 8 Tahu Tahun n 1999 1999 dise disebut butka kan n bahwa bahwa azas azas Perl Perlin indun dunga gan n Konsumen adalah: 1. Asas Manfaat; mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen konsumen harus memberikan memberikan manfaat manfaat sebesar-bes sebesar-besarnya arnya bagi kepentingan kepentingan konsumen konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan, 2. Asas Asas Keadi Keadila lan; n; part partis isip ipas asii selu seluru ruh h raky rakyat at dapa dapatt diwu diwuju judk dkan an seca secara ra maks maksim imal al dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil,
3. Asas Asas Keseim Keseimban bangan; gan; member memberika ikan n keseim keseimbang bangan an antara antara kepent kepenting ingan an konsume konsumen, n, pelaku pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual, 4. Asas Asas Keaman Keamanan an dan Kesela Keselamat matan an Konsum Konsumen; en; member memberika ikan n jamina jaminan n atas atas keaman keamanan an dan kesela keselamat matan an kepada kepada konsume konsumen n dalarn dalarn penggun penggunaan aan,, pemaka pemakaian ian dan pemanf pemanfaat aatan an barang barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan; 5. Asas Asas Kepa Kepast stia ian n Huku Hukum; m; baik baik pela pelaku ku usaha usaha maupu maupun n kons konsum umen en ment mentaa aati ti hukum hukum dan dan memp memper erole oleh h kead keadil ilan an dala dalam m peny penyel elen engga ggara raan an perl perlin indun dunga gan n konsu konsume men, n, sert sertaa nega negara ra menjamin kepastian hukum.
Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan disebabkan oleh rendahnya pendidikan pendidikan konsumen. konsumen. Oleh karena itu, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dimaksudkan untuk menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui pendidikan dan pembinaan konsumen. Upaya pemberdayaan ini penting karena tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha yang yang pada prinsi prinsip p ekonom ekonomii pelaku pelaku usaha usaha adalah adalah mendap mendapat at keuntun keuntungan gan yang yang semaks semaksima imall mungkin dengan modal seminimal mungkin. Prinsip ini sangat potensial merugikan kepentingan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.2 Hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha
Hak-hak konsumen telah diatur secara jelas dalam UU Nomor 8 Tahun 1999, Namun, memang memang pada pada realit realitany anya, a, terkad terkadang ang konsum konsumen en sering seringkal kalii berada berada pada pada posisi posisi yang yang kurang kurang menguntungkan dan daya tawarnya lemah. Ini karena mereka belum memahami hak-hak mereka dan terkadang sudah menganggap itu persoalan biasa saja. Untuk itu mesti di bangun gerakan secara secara massif massif antar elemen masyarakat masyarakat yang care terhadap terhadap advokasi advokasi kepentingan kepentingan konsumen sehingga hak-hak konsumen dapat diperjuangkan. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Hak-hak Konsumen adalah : 1. Hak atas kenyamanan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan keselamatan dalam mengkonsumsi mengkonsumsi barang dan/atau dan/atau jasa; 2. Hak untuk memilih memilih barang dan/atau jasa serta serta mendapatkan mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; 3. Hak atas informasi informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau dan/atau jasa;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan; 5. Hak Hak untu untuk k menda mendapa patk tkan an advo advokas kasi, i, perl perlin indun dunga gan n dan upay upayaa peny penyel eles esai aian an seng sengke keta ta perlindungan konsumen secara patut; 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan pendidikan konsumen; konsumen; 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; 8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; 9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Untuk Untuk itu, itu, konsume konsumen n pun perlu perlu mening meningkat katkan kan kesada kesadaran ran,, penget pengetahu ahuan, an, kepedul kepedulian ian,, kemampuan kemampuan dan kemandirian kemandirian konsumen konsumen untuk melindungi melindungi dirinya. dirinya. Sosialis Sosialisasi asi perlindungan perlindungan konsumen mesti di lakukan terutama untuk strata sosial menengah ke bawah, dengan asumsi bahwa bahwa untuk untuk konsum konsumen en dari dari strata strata menenga menengah h ke bawah bawah inilah inilah yang yang lebih lebih rentan rentan terhad terhadap ap masalah-mas masalah-masalah alah yang memerlukan memerlukan perlindungan perlindungan konsumen konsumen akibat ketidakpaham ketidakpahaman an mereka. mereka. Keberpihakan kepada konsumen dimaksudkan untuk meningkatkan sikap peduli yang tinggi terhad terhadap ap konsum konsumen en (wise (wise consum consumeri erism) sm).. Untuk Untuk pening peningkat katan an kesada kesadaran ran dan kewaspa kewaspadaa daan n konsumen, konsumen juga memiliki kewajiban untuk: 1. Membaca Membaca atau mengikuti mengikuti petunjuk petunjuk informasi dan prosedur pemakaian pemakaian atau pemanfaatan pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan; 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa; 3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; 4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. patut.
Piranti hukum yang melindungi konsumen tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha, tetapi justru sebaliknya sebaliknya perlindungan perlindungan konsumen dapat mendorong mendorong iklim iklim perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan melalui penyediaan barang dan atau jasa yang berkualitas. Pelaksanaan Undang-undang Perlindungan konsumen tetap memberikan perhatian khusus kepada pelaku usaha kecil dan menengah. Hal ini dilakukan melalui upaya pembinaan dan penerapan sanksi atas pelanggarannya.
Oleh karena itu, dalam menjalankan usahanya pelaku usaha juga mempunyai beberapa hak dan kewajiban seperti berikut: Hak pelaku usaha adalah : a. hak untuk menerima menerima pembayaran pembayaran yang sesuai dengan kesepakata kesepakatan n mengenai kondisi kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; b. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad beritikad tidak baik; c. hak untuk melakukan pembelaan pembelaan diri sepatutnya sepatutnya di dalam penyelesai penyelesaian an hukum sengketa konsumen; d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan peraturan perundangundangan lainnya.
Kewajiban pelaku usaha adalah : a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan; c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak tidak diskriminatif; diskriminatif; d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku; e. memberi memberi kesempatan kesempatan kepada konsumen untuk untuk menguji, menguji, dan/atau mencoba mencoba barang dan/atau dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan; f. memberi memberi kompensasi, kompensasi, ganti rugi dan/atau dan/atau penggantian atas kerugian kerugian akibat penggunaan, penggunaan, pema pemakai kaian an dan dan pema pemanf nfaa aatan tan bara barang ng dan/ dan/at atau au jasa jasa yang yang dipe diperd rdag agan angka gkan; n; memb member erii kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
2.3 Peran Lembaga Perlindungan Konsumen dan Lembaga Pengawasan
Dalam hal ini, peran lembaga yang bergerak di bidang perlindungan konsumen menjadi penting, peran-peran ini diakui oleh pemerintah. Lembaga perlindungan konsumen yang secara swadaya didirikan masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam mewujudkan perli perlindun ndungan gan konsume konsumen. n. Lembaga Lembaga perlin perlindung dungan an konsume konsumen n berper berperan an untuk untuk menyeb menyebark arkan an inform informasi asi dalam dalam rangka rangka mening meningkat katkan kan kesada kesadaran ran atas atas hak dan kewaji kewajiban ban dan kehatikehati-hat hatian ian
konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa, memberikan nasihat kepada konsumen yang meme memerl rluka ukann nnya ya,, sert sertaa beker bekerja ja sama sama denga dengan n inst instan ansi si terk terkai aitt dala dalam m upay upayaa mewuj mewujud udkan kan perli perlindun ndungan gan konsume konsumen, n, membant membantu u konsume konsumen n dalam dalam memper memperjua juangka ngkan n haknya, haknya, termas termasuk uk menerima keluhan atau pengaduan konsumen, melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen. Seda Sedang ngkan kan Lemb Lembag agaa Peng Pengaw awas asan an dala dalam m pera perana nanny nnyaa dapat dapat dini dinila laii seba sebagai gai yang yang bertanggung bertanggungjawab jawab terhadap terhadap pengawasan pengawasan peredaran peredaran barang-barang barang-barang dan jasa yang dikonsumsi dikonsumsi masyarakat yaitu yang ada pada badan BPOM dan departemen terkait yang mengeluarkan izin produksi, perdagangan dan peredaran suatu produk. Mestinya pihak-pihak ini teliti sebelum mengeluarkan izin terhadap suatu produk, jangan sampai di ‘kibuli’ pengusaha, yang akhirnya rakyat dirugikan oleh hadirnya produk yang membahayakan. Padahal seperti kasus formalin, HIT dan juga minuman isotonik misalnya, ini kan kasus yang sebenarnya sudah lama diketahui, namun ketika media ramai-ramai ramai-ramai mengangkatny mengangkatnya, a, barulah barulah mereka mereka bergerak. bergerak. Untuk konteks daerah daerah,, BPOM BPOM dan dinasdinas-din dinas as terkai terkaitt juga juga selalu selalu reakti reaktiff dalam dalam menangg menanggapi api persoa persoalan lan.. Seharu Seharusny snyaa mereka mereka lebih lebih proakt proaktif if dan antisi antisipat patif, if, bukan bukan menungg menunggu u telah telah muncul muncul kasus kasus ke permukaan akibat keluhan konsumen baru mereka bertindak. Kemudian, problem pembinaan terhad terhadap ap pelaku pelaku usaha usaha juga juga mesti mesti diperh diperhati atikan kan agar tumbuh tumbuh kesada kesadaran ran mereka mereka untuk untuk tidak tidak memproduksi produk-produk yang tidak berkualitas dan menjualnya kepada konsumen. Lebih lanjut, penindakan secara hukum mesti tegas agar tidak menjadi preseden buruk dan kejadiannya berulang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan terhadap Perlindungan Konsumen
Dengan adanya UU Perlindungan Konsumen ini sudah cukup representatif apabila telah dipahami oleh semua pihak, karena di dalamnya juga memuat jaminan adanya kepastian hukum bagi konsumen, meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen, mening meningkat katkan kan kesada kesadaran ran,, kemamp kemampuan uan dan kemand kemandiri irian an konsum konsumen en untuk untuk melind melindung ungii diri, diri, mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemak pemakaia aian n barang barang dan/ata dan/atau u jasa, jasa, mening meningkat katkan kan pember pemberday dayaan aan konsum konsumen en dalam dalam memili memilih, h, menen menentu tukan kan dan dan menu menunt ntut ut hakhak-ha hakny knyaa seba sebagai gai konsu konsume men. n. Fact Factor or utam utamaa yang yang menj menjad adii kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsumen.
3.2 Saran
1. Peme Pemenu nuha han n hak-h hak-hak ak kons konsum umen en sebag sebagai ai sala salah h satu satu pela pelaku ku usah usahaa sehi sehing ngga ga terc tercip ipta ta kenyamanan dalam transaksi perdagangan 2. Memper Memperteg tegas as tanggun tanggungja gjawab wab pelaku pelaku usaha usaha sebagai sebagaiman manaa diatur diatur dalam dalam undangundang-unda undang ng sehingga tidak merugikan konsumen 3. Pemerintah Pemerintah bertanggungjawab bertanggungjawab atas pembinaan pembinaan penyelenggar penyelenggaraan aan perlindungan perlindungan konsumen yang yang menjam menjamin in dipero diperoleh lehnya nya hak konsume konsumen n dan pelaku pelaku usaha usaha serta serta dilaks dilaksana anakann kannya ya kewajiban konsumen dan pelaku usaha. 4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta penerapan ketentuan peraturan perundangundangannya diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat,dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf Sofie, 2000, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Sudaryatmo, 1999, Hukum dan Advokasi Advok asi Konsumen, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung’’ http://www.scribd.com/doc/18545014/makalah-perlindungan-konsumen http://www.pemantauperadilan.com/delik/16-PERLINDUNGAN%20KONSUMEN.pdf Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
MAKALAH
HUKUM DAGANG TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN
OLEH :
KELOMPOK 8 NELFIAN ZULBAIRI NURFAJRI SADRIADES PANSYAH PONCO WINDU MP REFLY SETIAWAN. H RENDRA MAIFIZAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI TEMBILAHAN 2009/2010