Langsung aja download dan lihat isinyaFull description
Makalah PerkembanganDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
makalah ini mengenai teori perkembangan manusia dalam psikologi industriDeskripsi lengkap
analisa jurnal internasional kaitan dengan teori perkembangan keluarga
tugas agama
sfffFull description
perkembangan janin
Makalah Perkembangan Musik
Makalah Perkembangan Anak
Deskripsi lengkap
Makalah orthodonti, universitas baiturrahmah 2011 kelompok 1 ganjilFull description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pers berperan sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengawasi jalannya pemerintahan dan sebagai bentuk pengembangan aspirasi masyarakat. Sebagai Negara Indonesia, pers dalam negeri ini sangat penting sebagai sebuah komunikasi antar rakyat dan pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perkembangan pers perempuan di Indonesia
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui bagaimana perkembangan pers segmented di Indonesia, khusunya Pers Perempuan.
BAB II ISI
Perkembangan pers di Indonesia dalam sejarah di bagi menjadi dua periode. Periode pertama adalah sebelum tahun 1854, sedangkan periode kedua adalah setelah tahun 1854 hingga kebangkitan nasional. Periode ketika pers masih dikendalikan oleh pemerintah colonial. Setelah tahun 1854, periode pers Indonesia mulai tumbuh dan mengemban gkan melalui materi hingga visi dan misi yang ingin di capai. Keterlibatan orang tionghoa dalam sejarah pers Indonesia sangat berpengaruh. Orang Tionghoa memiliki modal lebih besar dalam menguasai pasaran surat kabar dan mencapai kejayaan pada tahun 1884. Dalam perkembangannya, bahas yang digunakan dalam surat kabar memeliki beberapa perbedaan. Awalnya, surat kabar sebelum tahun 1854 menggunakan bahasa Belanda dan pasaran yang dituju merupakan orang-orang Belanda yang bekerja di Indonesia. Periode kedua, merupakan munculnya surat kabar berbahasa daerah. Perkembangan pers Indonesia yang berbahasa Melayu dilatarbelakangi pemikiran di kalangan pemerintah kolonial untuk menerbitkan sendiri surat kabar berbahasa Melayu dengan sumber berita yang baik. Pada periode pergantian abad ke-19 ke abad ke-20 mulai berkembang majalah majalah yang lebih terfokus menurut kebutuhan pembaca. Contoh dari surat kabar pada periode ini adalah Hoekom Hindia yang berisi surat kabar para serdadu. Surat kabar ini umumnya memiliki sasaran pembaca yang hanya ditujukan untuk laki-laki. Selain itu, tema pendidikan juga ikut serta pada masa itu. Salah satu contoh yaitu Taman Pengajar (1899) dari percetakan G.C.T Van Drop yang di kelola oleh guru-guru Indonesia. Salah satu masalah pendidikan bagi perempuan juga tidak lepas dari isu-isu yang dibahas pada masa itu. Tirto Adhi Soerjo adalah tokoh dibalik surat kabar Medan Prijaji yang disebut sebagai pelopor pers nasional. Media Prijaji lebih cenderung untuk pembaca kaum terpelajar dan mendiskusikan berbagai isu kesejahteraan rakyat, seperti pendidikan dan social-politik. Tirto Adhi Soerjo adalah tokoh yang mempelopori kesadaran kemajuan bagi perempuan. Sebelum mendirikan Media Prijaji, Tirto mendirikan majalah Soenda Berita. Majalah tersebut merupakan majalah Indonesia pertama yang menyediakan tempat bagi kaum perempuan. Namun, Soenda Berita tidak khusus sebagai majalah perempuan karena yang menjadi majalah pertama
khusus membahas tentang dunia perempuan adalah insulide. Hanya saja, majalah ini berbahasa Belanda, diterbitkan oleh Kolff sehingga perempuan kalangan pribumi yang tidak dapat berbahasa Belanda tidak dapat memahami majalah ini. Tirto disebut sebagai yang mengawali penggerak kemajuan perempuan. Hal ini dilatarbelakangi dengan tulisannya dalam pemberitaan Betawi yang berjudul “Kemadjoean Perempoean Boemipoetra”. Dalam tulisan tersebut, Tirto mengkritik Kartini dan saudaran ya Rukmini, yang memiliki pengetahuan tetapi tidak bermanfaat besar bagi saudara perempuan mereka di Hindia Belanda. Menurutnya, kedua saudara itu terlalu muda untuk menyebarkan pengetahuannya di kalangan orang-orang pribumi, dan tulisan-tulisan mereka selalu menggunakan bahas Belanda yang tidak dimengerti oleh perempuan pribumi. Dalam karangannya tersebut, ia ingin mendirikan sebuah majalah perempuan karena tidak ada majalah yang sesuai dengan perempuan. Enam tahun setelah tulisannya di Pemberita Betawi, ia mendirikan majalah Poetri Hindia pada tahun 1908, yang berisi tentang dunia dan pengetahuan bagi perempuan.
Makalah Dasar – Dasar Jurnalistik Perkembangan Pers Perempuan di Indonesia
Disusun oleh : Raras Rininta 201310040311102
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KOMUNIKASI 2017