MAKALAH OBSERVASI PENDIDIKAN SENI TARI
DI SANGGAR SOBOKARTI SEMARANG
DISUSUN OLEH :
NAMA : ANITA FIRDAUS
NIM : 2501416075
JURUSAN SENDRATASIK
PRODI PENDIDIKAN SENI TARI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMESTER 1 TAHUN 2016
PENDAHULUAN
Tari adalah salah satu pernyataan budaya. Oleh karena itu maka sifat, gaya dan fungsi tari selalu tak dapat dilepaskan dari kebudayaan yang menghasilkannya. Begitu juga dalam pendidikan seni dalam masyarakat dengan adanya proses pembelajaran agar dapat membentuk dan mengembangkan karakter manusia sehingga tercipta pendidikan seni dalam masyarakat berkualitas. Perbedaan sifat dan ragam tari dalam berbagai kebudayaan ini bisa disebabkan oleh banyak hal seperti lingkungan alam, perkembangan sejarah, sarana komunikasi dan temperamen manusianya, yang kesemuanya itu akan membentuk suatu citra kebudayaan yang khas. Hidup dan tumbuhannya tari sangat erat berkaitan dengan citra masing-masing kebudayaan itu. Dan pada dasarnya suatu satuan ethnik ditentukan berdasarkan keutuhan bahasa dan adat istiadat ini.
Pendidikan Seni memiliki beberapa konsep, salah satunya yaitu pendidikan melalui seni. Konsep ini dipopulerkan oleh Herbert Read dalam Education Truought Art. Berdasarkan pandangan iniseni dilihat sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukan seni itu sendiri. Konsep pendidikan melalui seni inilah yang dianggap paling sesuai untuk diajarkan atau diselenggarakan disekolah umum, khususnya ditingkat dasar atau prasekolah. Penerapan konsep pendidikan melalui seni ini akan menekankan pada "PROSES" daripada "HASIL".
Sehingga konsep pendidikan melalui seni digunakan dalam pembelajaran di sekolah untuk mendorong peserta didiknya secara optimal, menciptakan keseimbangan rasional dan emosional. Pendidikan melalui seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap peserta didik menemukan pemenuhan dirinya (personal fulfillment) dalam hidup.
Tujuan pendidikan melalui seni akan memelihara perilaku tersebut sehingga menjadi lebih esensial membentuk kemandirian seseorang sebagai pembelajaraan seumur hidup. Lalu bagaimana memberi makna seni dalam hubungannya dengan masyarakat, atau bagaimana kaitan antara seni dan masyarakat itu? Dalam hal ini terdapat berbagai macam cara untuk memahami hubungan antara manusia dengan seni. Keterkaitan itu bisa dicari (misalnya) dari suatu kelompok kepentingan tertentu dalam masyarakat dengan modus berfikir yang mendasari sosiologi pengetahuannya.
Apabila di satu pihak bersifat komponen dasar dalam kehidupan, maka di pihak lain berupa komponen penting dalam masyarakat manusia yang disebut superstruktur. Komponen ini terdiri dari semua aspek kehidupan masyarakat yang tidak termasuk dalam infrastruktur, yaitu berupa ide, gagasan, nilai, norma, agama, ilmu opengetahuan, dan seni termasuk dalam hal ini tentu "seni tari". Kali ini penulis akan mengobservasi proses pembelajaran seni khususnya seni tari di sanggar seni Sobokarti Semarang.
LANDASAN TEORI
Hubungan kausal dengan pandangan materialis dapat mengidentifikasi "tari dan masyarakatnya", misalnya kehadiran sebuah seni tari bedaya. Kehadiran tari bedaya dengan segala pola pikiran, ide, nilai, maupun norma-norma yang terdapat pada tarian itu, eksistensinya dibentuk oleh ciri masyarakat penciptanya yaitu masyarakat istana (keraton), baik itu menyangkut stratifikasi sosialnya, kekerabatan, tingkat pendidikan, maupun menyangkut ekonomi, ekologi,dan sebagainya.
Pendidikan seni tari juga mampu meningkatkan kecerdasan emosional anak, terlihat pada timbulnya perasaan bangga, memiliki sifat pemberani, mampu mengendalikan emosi, mampu mengasah kehalusan budi, mampu menumbuhkan rasa tanggungjawab, mampu menumbuhkan rasa mandiri, mudah berinteraksi dengan orang lain, memiliki prestasi yang baik, mampu mengambangkan imajinasi, dan menjadi anak yang kreatif (Kusumastuti 2009: 104-106).
Kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran seni adalah:
(1) mampu memadukan unsur etika, logika dan estetika, meliputi: pengetahuan, pemahaman, persepsi, analisis, evaluasi, apresiasi, dan berproduksi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran;
(2) memiliki kepekaan inderawi, perasaan estetis dan artistik melalui pengalaman bereksplorasi, berekspresi dan berkreasi secara lintas bidang dalam mendukung kecerdasan emosional, intelektual, moral, spiritual dan adversitas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa;
(3) mampu berkreasi dalam bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran dalam mengembangkan kemampuan perseptual, pemahaman, apresiasi, kreativitas, dalam berproduksi;
(4) memiliki keterampilan dasar dan mampu berkreasi berdasarkan inspirasi yang bersumber pada alam dan lingkungan sekitar siswa dalam mengolah medium seni;
(5) Mampu menghargai karya sendiri dan karya orang lain serta keragaman seni budaya setempat dan nusantara (Depdiknas 2001: 8).
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi
Biodata Narasumber
Nama : Totok Pamungkas
Gelar : Otodidak (tidak mempunyai gelar)
Alamat : Jl.Sucipto no.31 Semarang
Tempat tanggal lahir : Semarang, 20 Oktober 1963
Provesi : Seniman asli / Pengajar sanggar
Foto bersama murid Sanggar Sobokarti
Dalam observasi di sanggar sobokarti saya berkesempatan untuk praktek menari yang diajarkan pengajar sanggar. Para murid-muridnya ramah baik dan sopan. Pengajar juga teliti dalam saat mempraktekkan gerakan. Gerakan yang dilakukan bila ada yang kurang jelas dan yang belum paham akan diulang lagi gerakkannya. Tapi sayang tempatnya tidak beruang kaca jadi kita tidak bisa melihat bentuk tubuh saat menari. Selain itu di sanggar tersebut tidak hanya cuma menari tetapi ada juga karawitan dan pedalangan.
PEMBAHASAN
Profil Sanggar
Alamat Sanggar
Sanggar seni Sobokarti terletak di jalan raya Semarang tepatnya di Jl.Dr.Cipto kecamatan masaran, kelurahan sanggrahan. Terletak di perkotaan samping jalan raya.
Fasilitas Sanggar
Fasilitas yang ada disanggar dalam pembelajaran.
Sound sistem
Gamelan
Joglo
Pendopo
Kantin
Kostum
Taman bermain
INTI MASALAH
Pendidikan Seni sangat penting dalam sanggar tersebut karena dengan seni tari dapat membentuk karakter seseorang dan bisa menjadikan pekerjaan. Materi yang diberikan yaitu meliputi tari tradisi gaya surakarta (tari klasik) dan juga tari daerah lain (tari kreasi). Disanggar ini tidak adanya kurikulum karena dengan berjalanya waktu mengikuti saja.metode yang digunakan metode verbal yaitu guru menari murid menirukan, ada juga metode hitungan, sebelum menggunakan iringan guru memberi contoh garingan terlebih dahulu.
Tujuan pelaksanaan mendidik anak supaya bisa menari dengan baik dan menari dengan serius dan menggunakan rasa. Metode pembelajaran ada 4 yaitu metode global, hitungan, unsur, gesbek. Evaluasi dalam pembelajaran sanggar tersebut yaitu dengan diadakannya pentas seni persemester pementasan ditunjuk pengajar dan dinilai. Konsep paradigma konsep berpikir dan paradigma pendidikan seni yang dimiliki guru semua metode dipakai, tidak hanya guru menari siswa menirukan tidak juga setelah menari selesai dan tidak evaluasi, tetapi mengajarkan dengan rasa, karakter, dan irama/iringan.
Daftar Pustaka
Totok Pamungkas, Narasumber, Sanggar Sobokarti Semarang
Pendidikan seni tari melalui pendekatan ekspresi bebas displin imu dan multikultural sebagai upaya peningkatan krastivitas siswa, (Kusumastuti 2009: 104-106).