13
13
MAKALAH
KLASIFIKASI DARI INSECTA
(LALAT TSE TSE)
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi
Kelompok 6 :
Aurora Camelia Saada (1351610330)
Mochammad Sulthon Aziz Irawan (1351610362)
Ridzka Dwi Ardella Putri (1351610125)
Siti Aisyah (1351610130)
Ulfatul Hasanah (1351610383)
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas penulisan Makalah "Klasifikasi dari Insecta (Lalat Tsetse)" yang alhamdulillah selesai tepat pada waktunya dengan semaksimal mungkin.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapakan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Amin.
Surabaya, 8 Agustus 2017
Tim Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Masalah 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Pengertian Lalat Tse Tse 3
2.2 Ciri ciri Lalat Tse Tse 4
2.3 Taksonomi Lalat Tse Tse 4
2.4 Morfologi Lalat Tse Tse 5
2.5 Cara Reproduksi Lalat Tse Tse 7
2.6 Habitat Lalat Tse Tse 8
2.7 Infeksi yang disebabkan oleh Lalat Tse Tse 8
2.8 Cara Penanganan Infeksi yang disebabkan oleh Lalat Tse Tse 10
2.9 Solusi Pencegahan Infeksi Yang Disebabkan Oleh Lalat Tse Tse 11
BAB III PENUTUP 12
3.1 Keimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lalat Tse Tse adalah Lalat berukuran cukup besar yang berasal dari Afrika. Hidup dengan cara menghisap darah dari binatang bertulang belakang (vertebrata). Tse Tse meliputi seluruh lalat dari genus Glossina dari famili Glossinidae. Tse Tse telah lama diteliti oleh ilmuwan karena mereka merupakan perantara biologis dari Trypanosoma Afrika yang mengakibatkan penyakit mematikan termasuk sleeping sickness pada manusia dan nagana pada ternak.
Tse Tse berpenampakan mirip lalat rumah tapi bisa dibedakan dari karakter anatomi mereka. Tse tse melipat sayap sepenuhnya pada saat tidak terbang sehingga sayap yang satu bertumpuk di atas sayap lain menutupi perut mereka. Tse Tse telah hidup selama 34 milyar tahun! Fosilnya yang tertua ditemukan di Colorado. Jadi Tse Tse ini bisa disebut sebagai rajanya bangsa lalat.
Trypanosomiasis gambia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Trypanosoma gambiense. Penyakit ini disebut juga West African Trypanosomiasis atau West African Sleeping Sickness.
Parasit ini pertama sekali ditemukan oleh forde, pada tahun 1901, melalui pemeriksaan darah dari seorang pasien di Gambia, Afrika barat. Castellani (1903) juga menemukan parasit enis yang sama pada pemeriksaan cairan cerebrospinal pada pasien yang berbeda, dan oleh Ducton (1902) parasit tersebut diberi nama Trypanosoma gambiense.
Trypanosoma gambiense merupakan protozoa berflagella yang hidup dalam darah (Haemoflagellates) dan dikelompokkan dalam family Trypanosomidae. Lalat Tse Tse, jantan dan betina, bertindak sebagai penyebab pembawa parasit ini, terutama Glossina palpalis. Lalat ini banyak terdapat disepanjang tepitepi sungai yang mengalir di bagian barat dan tengah Afrika. Lalat ini mempunyai jangkauan terbang sampai mencapai 3 mil.
Selain manusia, binatang peliharaan seperti babi, kambing, sapi serta binatang liar dapat menjadi pengantar bagi parasit ini. Penyakit dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia atau dari manusia ke manusia. Mobilitas penduduk dunia saat ini sangatlah memungkinkan untuk penyebaran parasit ini ke berbagai wilayah dunia.
Rumusan Masalah
Apa itu Lalat Tse Tse ?
Bagaimana ciri-ciri Lalat Tse Tse ?
Bagaimana Taksonomi Lalat Tse Tse ?
Bagaiman morfologi Lalat Tse Tse ?
Bagaimana cara reproduksi Lalat Tse Tse ?
Bagaimana habitat Lalat Tse Tse ?
Apa infeksi yang disebabkan oleh Lalat Tse Tse ?
Bagaimana cara penanganan infeksi yang disebabkan oleh Lalat Tse Tse ?
Bagaimana solusi pencegahan infeksi yang disebabkan oleh Lalat Tse Tse?
Tujuan Masalah
Untuk mengetahui definisi Lalat Tse Tse
Untuk mengetahui ciri-ciri Lalat Tse Tse
Untuk mengetahui Taksonomi Lalat Tse Tse
Untuk mengetahui morfologi Lalat Tse Tse
Untuk mengetahui cara reproduksi Lalat Tse Tse
Untuk mengetahui habitat Lalat Tse Tse
Untuk mengetahui infeksi yang disebabkan oleh Lalat Tse Tse
Untuk mengetahui cara penanganan infeksi yang ditimbulkan oleh Lalat Tse Tse
Untuk mengetahui solusi pencegahan infeksi yang disebabkan oleh Lalat Tse Tse
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Lalat Tse Tse
Lalat Tse Tse adalah Lalat asal Afrika yang dikenal sebagai penyebab penyakit. Lalat ini membawa Trypanosoma, Yakni Parasit hewan yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia yang bisa berakibat fatal, serta "nagana", penyakit mematikan ternak dan kuda.
Ada lebih dari 20 spesies lalat Tse Tse, beberapa darinya menyerang manusia. Lalat Tse Tse menyerupai Lalat rumahan, tetapi mereka tumbuh lebih besar dan sayapnya terlipat rata diatas punggungnya sehingga tidak tampak menonjol seperti sayap lalat rumahan. Probosis panang lalat tse tse bisa menembus tubuh inangnya. Kebanyakan lalat tse tse menghisap darah dari mamalia, tetapi beberapa jenis lainnya mengambil darah dari reptil dan burung. Saat lalat tse tse menghisap darah, mereka bisa menginfeksi inangnya. Seekor lalat tse tse mentransmisikan baik nagana maupun penyaki tidur dengan menggigit manusia atau hewan yang terinfeksi, mengambil parasitnya, dan menginfeksi inang berikutnya.
Lalat tse tse biasanya tidak dapat menginfeksi manusia sampai parasit telah tingal di tubuhnya selama beberapa hari dan telah melewati lambung ke kelenjar ludahnya. Kemudian lalat ini akan mengeluarkan parasit tersebut kepada siapapun yang digigitnya. Parasit yang menginfeksi hewan berkembang di probosis atau di dalam perut lalat tse tse.
Lalat tse tse berkembang biak secara perlahan. Lalat betina hanya menghasilkan satu telur pada satu waktu. Larva yang menetas dari telur dipelihara selama masa pertumbuhan di dalam tubuh induknya. Ketika larva sudah tumbuh sempurna, larva itu akan disimpan di tanah. Kemudian larva akan menggali liang di dalam tanah sebelum berubah menjadi pupa.
Lalat tsetse menggigit manusia dan hewan pada siang hari. Mereka hidup di tepian danau dan sungai, sehingga membuat banyak tempat di Afrika tak layak huni. Di beberapa daerah, semprotan insektisida dan pembersihan vegetasi bisa mengontrol perkembangan populasi lalat tsetse. Program pengendalian lainnya menggunakan perangkap khusus. Obat untuk melindungi ternak dari 'nagana' juga digunakan. Sayangnya, kerusuhan politik di Afrika telah menghambat upaya pengendalian lalat tsetse.
Lalat Tse Tse Lalat Rumah
Ciri ciri Lalat Tse Tse
Tse Tse merupakan jenis lalat yang hanya terdapat di benua Afrika, khususnya Afrika tengah. Terdapat sekitar 20 spesies lebih lalat tsetse yang sudah diketahui jenisnya. Secara sepintas, lalat tsetse tampak tidak berbeda dari lalat-lalat lain pada umumnya. Pada bagian kepalanya terdapat sepasang mata majemuk berukuran besar, pada bagian punggung terdapat sepasang sayap yang transparan. Namun Apabila diamati dengan lebih seksama, akan tampak perbedaannya dimana lalat tsetse memiliki ciri fisik khusus yang tidak ditemukan pada lalat jenis lain yaitu lalat tsetse mempunyai moncong atau proboscis yang panjang seperti jarum di bagian kepalanya, tubuhnya memiliki warna kemerahan, dan posisi sayapnya terlipat rata diatas punggungnya dan tidak tampak menonjol seperti sayap lalat rumahan pada umumnya.
Taksonomi Lalat Tse Tse
Morfologi Lalat Tse Tse
Secara umum Trypanosomidae mempunyai 4 bentuk/morfologi yang berbeda, yaitu:
Bentuk Amastigot (Leismanial form)
Bentuk bulat atau lonjong, mempunyai satu inti dan satu kinetoplas serta tidak mempunyai flagela. Bersifat intraseluler. Besarnya 2-3 mikron.
Bentuk Promastigot (Leptomonasform)
Bentuk memanjang mempunyai satu inti ditengah dan satu flagella panjang yang keluar dari bagian anterior tubuh tempat terletaknya kinetoplas, belum mempunyai membran bergelombang, ukurannya 15 mikron.
Bentuk Epimastigot (Critidial form)
Bentuknya memanjang dengan kinetoplas didepan inti yang letaknya di tengah mempunyai membrane bergelombang pendek yang menghubungkan flagela dengan tubuh parasit,ukurannya15-25 mikron.
Bentuk Tripomastigot (Trypanosomeform)
Bentuk memanjang dan melengkung langsing, inti ditengah kinetoplas dekat ujung posterior, flagela membentuk dua sampai empat kurva membrane bergelombang, ukurannya 20-30mikron
Pada penderita Trypanosomiasis gambia (juga pada hewan vertebrata yang terinfeksi umumnya ditemukan bentuk Trypomastigot. Trypomastigot ini memiliki bentuk mirip bulan sabit dengan ukuran panjang 15-35 mikrondan lebar1,5–3,5 mikron. Didalamnya terdapat organella antara lain :
Inti besar berbentuk lonjong, terletak di tengah dan berfungsi untuk menyediakan makanan. Disebut juga Troponukleus.
Kinetoplas, berbentuk bulat atau batang. Ukuran lebih kecil dari inti dan terletak didepaidepan atau dibelakang inti. Kinetoplas terdiri dari 2 bagian yaitu benda parabasal dan blefaroplas.
Flagela merupakan cambuk halus yang keluar dari blefaroplas dan berfungsi untuk bergerak.
Undulating membrane (membran bergelombang), adalah selaput yang terjadi karena flagella melingkari badan parasit, sehingga terbentuk kurva-kurva. Terdapat 3-4 gelombang membrane.
Pada stadium akhir, didalam darah penderita, Trypomastigot memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yaitu:
Bentuk panjang dan langsing, memiliki flagela
Bentuk pendek dan lebih gemuk, sebagian tidak berflagela
Bentuk intermediet dengan inti terkadang ditemukan di posterior.
Karena bentuknya yang bervariasi, trypomastigot ini disebut Pleomorphic trypanosoma.
Dalam tahap perkembangannya didalam vektor, Trypanosoma gambiense tidak memiliki bentuk Amastigot dan Promastigot.
Sehingga dapat disimpulkan ciri-ciri umumnya yaitu :
Mempunyai sepasang sayap depan, dan satu pasang sayap belakang berubah menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.
Mengalami metamorfosis sempurna.
Tipe mulut ada yang menusuk dan mengisap atau menjilat dan mengisap, membentuk alat mulut seperti belalai disebut probosis.
Cara Reproduksi Lalat Tse Tse
Lalat tsetse megalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari 4 tahapan :
fase telur
fase larva belatung
fase kepompong, dan
lalat dewasa.
Berbeda dengan siklus hidup lalat pada umumnya, siklus hidup lalat tsetse bisa dibilang unik, karena pada saat sudah waktunya bertelur, induk lalat tse tse akan tetap menyimpan telur tersebut di dalam tubuhnya hingga telur tersebut menetas menjadi larva. Larva yang baru menetas tersebut akan tetap berada di dalam tubuh induknya dan hidup dengan cara mengkonsumsi senyawa yang menyerupai cairan susu yang dihasilkan oleh kelenjar di tubuh induknya.
Setelah larva tumbuh menjadi lebih besar, larva lalat tsetse akan lahir dan keluar dari tubuh induknya. Namun sayangnya, masa hidup larva di dunia luar relatif singkat, hanya dalam waktu beberapa jam setelah itu mereka akan segera mencari tempat untuk berlindung karena pada fase berikutnya merekan akan mengubah dirinya menjadi pupa atau kepompong. Setelah beberapa menjalani fase kepompong, akhirnya keluarlah lalat dewasa dari kepompong tersebut.
Habitat Lalat Tse Tse
Lalat umumnya hidup terestrial, meskipun habitat pradewasa berbeda dengan tahap dewasa. Tahap pradewasa memilih habitat yang cukup banyak bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi, misalnya sampah organik dan basah.
Tahap dewasa juga menyukai sampah organik, hanya daerah jelajahnya yang luas. Sehingga dapat memasuki rumah atau di mana manusia beraktifitas. Kedua perbedaan habitat ini menyebabkan kehidupan tahap pradewasa tidak bersaing dengan kehidupan tahap dewasa. Karena tanpa persaingan, maka lalat dapat berkembang dengan optimal.
Tahap pradewasa lalat lebih banyak mengganggu dibandingkan nyamuk. Manusia lebih menghindari larva lalat daripada nyamuk, meskipun keduanya tidak dikehendaki oleh manusia. Dari sudut pandang positif, larva lalat sebenarnya diperlukan oleh alam, karena bersifat sebagai dekomposer. Suhu lingkungan, kelembaban udara dan curah hujan adalah komponen cuaca yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas makhluk hidup di alam. Siklus hidup serangga dan khususnya lalat sangat dipengaruhi oleh cuaca. Meskipun lalat lebih banyak hidup di daerah permukiman, tahap hidup pradewasa lebih banyak hidup bebas di alam. Larva lalat amat rentan terhadap kelembaban udara, suhu udara yang menyimpang, dan curah hujan yang berlebihan.
Dengan demikian, kita harus cermat menghadapi dampak cuaca/musim terhadap perkembangan lalat. Pengendalian tanpa meneliti pengaruh musim akan membawa dampak negatif terhadap pengendalian, paling tidak mengurangi efisiensi pengendalian
Infeksi yang disebabkan oleh Lalat Tse Tse
Disentri
Disentri adalah peradangan usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar. Pesakit akan membuang air besar sehingga berulang-ulang boleh menyebabkan pe\nderita kehilangan banyak cairan dan darah. Penyebab disentri adalah infeksi parasit Entamoeba Histolytica yang menyebabkan disentri amuba dan infeksi bakteria golongan Shigella yang menjadi penyebab Disentri Basiler. Pesakit perlu segera mendapatkan rawatan jika tidak ia dapat mengancam nyawa. Upaya penanganan melakukan tindakan pengobatan penderita .
Diare
Penyakit diare ialah sebuah penyakit di mana pesakit mengalami rangsangan membuang air besar yang terus menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air yang berlebihan. Di dunia ke-3, diare adalah penyebab utama kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1.5 juta orang per tahun. Keadaan ini merupakan gejala dari luka, alergi (fruktose, laktose), makanan yang masam, pedas atau bersantan secara berlebihan. Kebanyakkan diare disebabkan oleh infeksi virus tetapi juga dikaitkan dengan racun bakteria. Dalam keadaan hidup yang bersih dengan makanan yang mencukupi dan air yang tersedia, pesakit yang sihat biasanya sembuh dari infeksi virus dalam beberapa hari dan yang paling lama ialah satu minggu. Tetapi, untuk pesakit yang kuranag gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang mengancam nyawa. Upaya penanganan melakukan tindakan pengobatan penderita dan minum minuman penghilang racun dalam tubuh .
Demam Typhoid
Demam Typhoid adalah penyakit akut yaitu infeksi sistemik yang menyerang saluran pencernaan. Sebelum abad ke-19 penyakit ini dianggap sama dengan thipus. Demam thipus merupakan salah satu bagian trypoid. Salmonella Thypi dan Paratyphi hanya menyerang manusia. Organisme ini menyerang melalui makanan atau air yang terdedah pada kotoran manusia yang terinfeksi. Upaya penanganan melakukan tindakan pengobatan penderita dan tidak memakan makanan yg mentah atau setengah matang.
Penyakit Cholera
Penyakit Cholera merupakan satu infeksi usus kecil bakteria Vibro Cholerae. Bakteria kolera menghasilkan racun yang menyebabkan usus halus melepaskan sejumlah besar cairan yang banyak mengandungi garam dan mineral kerana bakteria sensitif terhadap asam. Upaya penanganan melakukan tindakan pengobatan penderita.
Sleeping sickness (penyakit tidur)
penyakit ini disebabkan oleh golongan protozoa trypanosoma gambiense. Vektornya adalah lalat glossina sp. Gejala meliputi 3 fase yaitu :
Dimana trypanosoma gambiense berada dalam tubuh
Dimana berada dalam jaringan
Berada dalam susunan syaraf
Penyakit yang ditimbulkan adalah radang pada tempat gigitan dan diikuti dengan adanya tonjolan. Bila infeksi tonjolan mengenai mata , dapat menyebakan kebutaan. Upaya penanganan dengan menghindari gigitan dan pemberantasan nyamuk dan pengobatan penderita
Calabar (calabar swelling)
Calabar swelling merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing loa-loa. Gejala penyakit ini adalah pembengkakan jaringan dan terjadi benjolan sebesar telur ayam. Vektor cacing adalah lalat tabanid genus chrysops.
Cara Penanganan Infeksi yang disebabkan oleh Lalat Tse Tse
Diagnosis penyakit ini dilakukan dengan pemeriksaan darah atau cairan tubuh lain secara laboratoris. Diagnosis harus ditegakkan sedini mungkin agar penyakit tidak berlanjut ke tahap neurologis dimana pemeriksaan dan pengobatannya akan semakin sulit.
Pengobatan penyakit ini bergantung pada tahapan penyakit. Obatobat yang digunakan pada tahap awal lebih aman dan kebih mudah digunakan dari pada yang untuk tahap lanjut. Selain itu, semakin cepat penyakit ini teridentifikasi, semakin besar peluang kesembuhannya. Pemantauan hasil terapi memerlukan waktu hingga 24 bulan karena parasit masih mungkin hidup dan berkembang biak bahkan beberapa bulan setelah selesai pengobatan. Keberhasilan terapi penyakit yang sudah memasuki tahap lanjut bergantung pada kemampuan obat tersebut dalam menebus sawar darah otak untuk membunuh parasit yang ada di dalam otak. Dan obat-obatan itu sangat berbahaya dan sulit penggunaannya.
Solusi Pencegahan Infeksi Yang Disebabkan Oleh Lalat Tse Tse
Pencegahan infeksi meliputi :
mengurangi sumber infeksi
Pengurangan sumber infeksi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengobatan secara tuntas pada penderita, bahkan memusnahkan hewan vertebrata yang terinfeksi.
melindungi manusia terhadap infeksi
Kontak terhadap vector dapat dihindari dengan menjauhi habitat vektor, memakai pelindung kepala dan tubuh, menggunakan kelambu serta memakai reppellent. Dan oleh karena bahayanya penyakit ini, beberapa ahli menyarankan untuk dilakukan skrining serologi pada semua orang yang beresiko dan yang berasal/keluar dari daerah endemik.
mengendalikan vektor
Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan mengurangi tempat hidup dan perindukan vektor. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida untuk mengurangi jumlah lalat dewasa. Profil aksisse cara umum tidaklah direkomendasikan oleh para ahli dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin bagi penyakit ini.
BAB III
PENUTUP
Keimpulan
Trypanosomiasis gambia adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Trypanosoma gambiense. Lalat tsetse bertindak sebagai vektor pembawa parasit dan menularkannya dari manusia-manusia atau hewan vertebrata-manusia. Parasit ini bersifat ekstra selluler (hidup diluar sel penderita/host). Gejala dan tanda klinis yang muncul antara lain: reaksi inflamasi local (prymarychancre), Winterbotton'ssign, demam, nyeri otot dan persendian, rash pada kulit, bahkan gejala-gejala yang timbul akibat gangguan sistem susunan saraf pusat. Prognosa penyakit ini umumnya baik, terutama bila cepat ditangani dan juga belum menyebar ke dalam susunan saraf pusat. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menghindari vektor (cegah kontak vektor) dan pengendalian vektor.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1992. Pedoman Tehnis Pengendalian Lalat. Dit. Jen. PPM dan PLP, Depkes RI. Jakarta
HAKLI. 2009. Pengendalian Lalat. http://www.hakli.org. Diakses tanggal 30 Maret 2011
Kartikasari. 2008. Dampak Vektor Lalat Terhadap Kesehatan. Universitas Sumatera Utara. jtptunimus-gdl-s1-2008-kartikasar-521-2-bab1 Diakses tanggal 1 April 2011
Sitanggang, Totianto. 2001. Skripsi: Studi Potensi Lalat Sebagai Vektor Mekanik Cacing Parasit Melalui Pemeriksaan Eksternal. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. 42 Halaman (Dipublikasikan)
Santi, Devi Nuraini. 2001. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 5 Halaman (Dipublikasikan)
Nurmaini. 2001. Identifikasi Vektor dan Binatang Pengganggu serta Pengendalian Anopheles Aconitus secara Sederhana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. http://www.solex-un.net. diakses pada tanggal 30 Maret 2011.
Mengenal Lalat Tse Tse Yang Bisa Sebabkan Penyakit Tidur – Mediskus
Arda Dinata Peneliti di Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbangkes Kemenkes RI.
1
11
ii
2