KATA PENGANTAR
Puji syukur syukur Penulis panjatkan ke ke kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya Penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan Medikal Bedah Makalah ini membahas tentang “PERSIAPAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
USG
ABDOMEN,
ENDOSKOPI
DAN
BARIUM ENEMA semoga dengan makalah yang penulis susun ini kita sebagai ”
mahasiswa keperawatan dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. Penulis mengetahui makalah yang penulis susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing penulis serta teman-teman sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun penulis dari yang salah menjadi benar.Semoga makalah yang penulis susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Cianjur, November 2016
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR.......................................................... ................................................................................ .................................... ..............i DAFTAR ISI.............................................................. .................................................................................... ............................................. ......................... ..ii BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................ BELAKANG...................................................... ............................................. ......................... .. 1 B. RUMUSAN MASALAH ............................................................... ......................................................................... ..........1 C. TUJUAN ............................................ .................................................................. ............................................ ................................ ..........1 D. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................ ................................................................. .....................2 BAB II PERSIAPAN PEMERIKSAAN PENUNJANG USG ABDOMEN, ENDOSKOPI DAN BARIUM BARIUM ENEMA
A. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN USG ABDOMEN ........................ ........................3 B. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN ENDOSKOPI ............................... ...............................6 C. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA ..................... .....................12 BAB III PENUTUP
A.SIMPULAN ............................................. ................................................................... ............................................ ............................ ......20 B. SARAN ........................................... ................................................................. ............................................ .................................... ..............20 ................................................................... ............................................ ............................ ......22 DAFTAR PUSTAKA .............................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki tenaga kesehatan yang cukup banyak, terutama tenaga perawat. Namun, para perawat ini belum memasuki daerah – daerah terpencil dan walaupun ada, para tenaga ini juga sangat kesulitan dalam memaksimalkan asuhan keperawatan, karena keterbatasan alat, terutama alat untuk pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting,
karena ada
beberapa pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat - alat dalam pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan penunjang sangat berguna dalam menentukan jenis
penyakit maupun mengontrol
perkembangan proses penyembuhan. Berdasarkan alasan – alasan di atas, kami mahasiswa AKPER Cianjur melakukan diskusi Pemerikasaan Penunjang, dengan tujuan agar memiliki kemampuan diagnosis yang lebih akurat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana persiapan untuk pemeriksaan USG Abdomen? 2. Bagaimana persiapan untuk pemeriksaan Endoskopi? 3. Bagaimana persiapan untuk pemeriksaan Barium Enema?
C. TUJUAN
a.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar pemeriksaan penunjang USG Abdomen, Endoskopi dan Barium Enema b.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan menerapkan bagaimana persiapan untuk pemeriksaan USG abdomen 2. Untuk mengetahui dan menerapkan bagaimana persiapan untuk pemeriksaan endoskopi
1
3. Untuk mengetahui dan menerapkan bagaimana persiapan untuk pemeriksaan barium enema
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.
BAB II PERSIAPAN PEMERIKSAAN PENUNJANG USG ABDOMEN, ENDOSKOPI DAN BARIUM ENEMA Membahas tentang konsep dasar pemeriksaan penunjang USG abdomen, endoskopi dan barium enema.
BAB III PENUTUP Membahas tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
2
PERSIAPAN PEMERIKSAAN PENUNJANG USG ABDOMEN, ENDOSKOPI DAN BARIUM ENEMA
A. KONSEP
DASAR
PEMERIKSAAN
PENUNJUANG
USG
ABDOMEN 1. Pengertian USG Abdomen
Ultrasonography adalah teknik diagnostik invasif dimana gelombang suara frekuensi tinggi yang masuk ke struktur tubuh internal dan gemaultrasonik dicatat pada osiloskop karena mereka menyerang jaringan kepadatan yang berbeda. (Brunner & Suddarth’s, 2010 hal 987) USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan diatas
permukaan
kulit
atau
diatas
rongga
tubuh
untuk
menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. (Uliyah,2008) Hal ini sangat berguna dalam mendeteksi sebuah kantong empedu yang membesar atau pankreas, adanya batu empedu, ovarium membesar, kehamilan ektopik, atau usus buntu. Baru-baru ini teknik ini telah terbukti bermanfaat dalam mendiagnosis di verticulitis kolon akut. USG menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi yang dihasilkan oleh kristal piezo-elektrik pada transduser gelombang tersebut berjalan melewati tubuh dan dipantulkan kembali secara bervariasi, tergantung pada jenis jaringan yang terkena gelombang. Alat ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit dalam, terutama pemeriksaan organ2 tubuh bagian dalam.
2. Tujuan Pemeriksaan USG Abdomen
Mendeteksi kelainan pada empedu, kandung kemih, dan pankreas yang memungkinkan adanya pembesaran ovarium kehamilan, atau usus buntu. (Brunner & Suddarth’s, 2010 hal 987 3. Manfaat Ultrasonografi Abdomen
3
Keuntungan ultrasonografi abdomen mencakup tidak adanya radiasi pengion, tidak ada efek samping terlihat, biaya yang relatif rendah, dan hasil hampir segera. Hal ini tidak dapat digunakan untuk memeriksa struktur yang ada di balik jaringan tulang karena tulang mencegah gelombang suara dari bepergian kestruktur yang lebih dalam. (Dr.Eko Batiansyah).
4. Indikasi dan Kontraindikasi Pemeriksaan Penunjang USG a. Indikasi USG abdomen antara lain: 1) Mencari penyebab nyeri perut 2) Mencari penyebab infeksi ginjal 3) Mendiagnosis hernia 4) Mendiagnosus dan memonitor tumor 5) Diagnosis asites (cairan di dalam rongga perut) 6) Mencari penyebab pembengkakan organ di dalam perut 7) Melihat
adanya
kerusakan
organ
setelah
trauma
kecelakaan 8) Melihat batu di kandung empedu atau ginjal 9) Mencari kelainan hati atau ginjal b. Kontraindikasipada pemeriksaan USG Tidak terdapat kontraindikasi pada pemeriksaan USG, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. USG juga tidak berbahaya bagi
janin
karena
USG
tidak
mengeluarkan
radiasi
gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. USG baru berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak 400 kali. Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan
4
berbagai organ tubuh. Jadi, jelas bahwa dalam penggunaan USG untuk menegakkan diagnosa medis tidak memiliki kontraindikasi atau efek samping terhadap pasien.
5. Persiapan Pemeriksaan USG
Ada persiapan khusus jika anda melakukan pemeriksaan usg yang meliputi organ organ perut dan panggul, biasanya dokter akan meresepkan obat pelancar bab terlebih dahulu untuk anda konsumsi, anda juga diwajibkan puasa sedikitnya kurang lebih 10 jam sebelum pemeriksaan. (Dr.Eko Batiansyah.2008. Panduan Lengkap : Membaca Hasil Kesehatan.Jakarta.EGC)
6. Satuan Operasional Pelaksanaan (SOP) a. Alat dan bahan
1. Jelly 2. Set USG b. Persiapan dan pelaksanaan (Uliyah,2008) :
1. Lakukan informed consent 2. Anjurkan untuk puasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG aorta abdomen, kandung empedu, hepar, limpa, pankreas 3. Oleskan jelly koduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG 4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakkan ke depan dan belakang diatas permukaan kulit 5. Lakukan antara 10-30 menit 6. Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisa 7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara 8. Pada pemeriksaan obstetrik (trimester pertama dan ke dua), pelvis dan ginjal, pasien dianjurkan untuk minum 4 gelas
5
air dan tidak boleh berkemih. Sementara untuk trimester ke tiga, pemeriksaan pada pasien dilakukan pada saat kandung kemih kosong 9. Bila pemeriksaan dilakukan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari kepala 10. Bila pemeriksaan dilakukan pada jantung, anjurkan untuk bernapas secara perlahan-lahan dan menahannya setelah inspirasi dalam.
GAMBAR 1.1 Pasien yang menjalankan
GAMBAR 1.2 pasien yang menjalankan
Pemeriksaan USG Abdomen
Pemeriksaan USG Abdomen
B. KOSEP DASAR PEMERIKSAAN PENUNJANG ENDOSKOPI
1. Pengertian Endoskopi Endoskopi
adalah
pemeriksaan
struktur
dalam
dengan
menggunakan selang/tabung serat optik yang disebut endoskop. Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa:kerongkongan (esofagoskopi), lambung (gastroskopi), usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas). Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya berkisar dari sekitar 30 cm-150 cm. Sistem video seratoptik memungkinkan endoskop menjadi fleksibel menjalankan fungsinya sebagai sumber cahaya dan sistem penglihatan. Banyak endoskop yang juga dilengkapi dengan sebuah penjepit kecil untuk mengangkat contoh jaringan dan sebuah alat elektronik untuk menghancurkan jaringan yang abnormal.
6
Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah yang mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal. Biasanya diambil contoh jaringan
untuk
keperluan
pemeriksaan
lainnya.Endoskopi
utamanya digunakan dalam mendiagnosis dan merawat gangguan pencernaan. Penyakit yang memengaruhi saluran pencernaan biasanya memengaruhi beberapa organ lainnya, dimulai dari mulut sampai ke anus. Endoskopi biasanya digunakan untuk memeriksa penyakit penyakit pencernaan, antara lain: a. Radang usus buntu b. Obstruksi usus (penyumbatan usus) c. Peradangan saluran pencernaan d. Batu empedu e. Radang lambung f.
Radang lambung dan usus kecil
g. Wasir h. Intoleransi laktosa i.
Ulkus peptikum (luka pada lambung atau usus 12 jari)
j.
Kolitis ulserativa (peradangan pada usus besar)
k. Anemia l.
Pyrosis (sensasi terbakar pada ulu hati/dada)
m. Mulas n. Penyakit celiac (Intoleransi pada gluten) o. Kanker saluran pencernaan, seperti kanker usus besar, kanker kandung empedu, dan kanker lambung
2. Tujuan Pemeriksaan Endoskopi Tujuan pemeriksaan endoskopi (Agus priyanto dkk,2009, hlm.14) : a. Diagnostik
7
1) Untuk menentukan atau menegakkan diagnosis yang pada pemeriksaan radiologi menunjukkan hasil yang meragukan atau kurang jelas. 2) Untuk menentukan diagnosis pada klien yang sering mengeluh nyeri epigastrum, muntah-muntah, sulit atau nyeri telan. Sedangkan radiologi menunjukkan hasil yang normal. 3) Melaksanakan biopsi atau sitologi pada lesi-lesi di saluran pencernaan yang diduga keganasan. 4) Untuk menentukan sumber pendarahan secara cepat dan tepat. 5) Memantau residif pada keganasan maupun menilai klien pasca-bedah. 6) Menentukan diagnosis pada kelainan pankreatobiliter.
3. Indikasi dan kontra indikasi Endoskopi a. Indikasi
1) Hemetemesis dan melena 2) Tertelan zat korosif atau benda asing 3) Muntah berulang atau menahun 4) Melakukan tindakan biopsi pada mukosa atau neoplasma saluran pencernaan. 5) Menilai kembali hasil suatu tindakan pembedahan seperti pada atresia esofagi dan duodenum, pembedahan cara Heller ( untuk akalasia), cara Fredet-Ramstedt ( untuk piloro stenosis hipertropik) gastrektomi dsb. 6) Indikasi terapi : Kauterisasi lesi yang berdarah, dilatasi striktura, pengangkatan benda asing
b. Kontra indikasi
1) Kontraindikasi umum : dekompensasi jantung, paru, renjatan dan koma
8
2) Kontraindikasi khusus : perforasi, lesi korosif akut atau phlegmon esofagitis/ gastritis, aneurisma aorta torakal. 3) Kontraindikasi relatif : Gangguan perdarahan atau gangguan fungsi trombosit, hepatitis virus akut HBs antigenemia, kifosis vertebra servikalis, striktura esofagus bagian atas, anemia berat
4. Persiapan Dan Klien Dengan Endoskopi a. Pra Endoskopi : Klien yang akan dilakukan pemeriksaan endoskopi perlu dipersiapkan dengan baik. Persiapan yang harus dilakukan adalah: 1) Persiapan umum a) Psikologis Memberikan
penyuluhan
atau
bimbingan
dan
konseling keperawatan kepada klien mengenai tujuan, prosedur, dan kemungkinan yang dapat terjadi agar klien
dapat
endoskopi
membantu
antara
lain
kelancaran dengan
pemeriksaan
mengurangi
atau
menghilangkan rasa cemas dan takut. b) Administrasi Mengisi surat pernyataan persetujuan tindakan (informed consent) ditandatangani oleh klien atau keluarga.Menjelaskan perihal pelaksanaan administrasi. Hal ini disesuaikan dengan peraturan masing-masing rumah sakit.
2) Persiapan khusus 1. Endoskopi atas atau saluran cerna bagian atas (SCBA) atau esofagogastroduodenoskopi (EGD) : a) Puasa, tidak makan dan minum sedikitnya 6 jam sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi.
9
b) Gigi palsu dan kacamata harus dilepas selama pemeriksaan/tindakan endoskopi. c) Sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi, orofaring disemprot dengan xylocain spray 10% secukupnya. 2. Endoskopi bawah atau saluran cerna bagian bawah (SCBB) atau kolonoskopi: a) Dua hari sebelum pemeriksaan dianjurkan diit rendah serat (bubur kecap atau bubur maizena). b) Minum obat pencahar (sodium bifosfat, disodium bifosfat, sodium klorida, potasium klorida, sodium bikarbonat) misalnya fleet dan niflec. 3. Bronchoskopi: a) Puasa 6jam sebelum tindakan. b) Persetujuan tindakan c) Gigi palsu, kontak lensa dan perhiasanharus dilepas selama pemeriksaan atau tindakan bronkoskopi. d) Periksa dan catat tanda-tanda vital. e) Kaji adanya riwayat alergi terhadap obat-obatan. f) Premedikasi g) Pasien dibaringkan diatas meja dengan posisi terlentang
atau
semi
fowler
dengan
kepala
ditengadahkan atau didudukan dikursi. h) Tenggorokan disemprot dengan anestesi lokal. Bronkoskop dimasukan melalui mulut atau hidung. i) Wadah spesimen diberi label dan segera dibawa ke laboratorium. j) Lama pemeriksaan kurang lebih satu jam.
b. Post Endoskopi: 1) Puasa 1 jam setelah tindakan
10
2) Obat-obatan yang diberikan selama pemeriksaan endoskopi membuat pasien merasa mengantuk untuk itu pasien tetap berada
di
kamar
pasien
sampai
efek
obat-obatan
menghilang. 3) Hasil pemeriksaan endoskopi akan dijelaskan oleh dokter. 4) Pasien baru diperbolehkan makan atau minum satu jam setelah tindakan endoskopi. 5) Pasien tidak diijinkan mengemudi atau mengoperasikan mesin 12 jam pasca tindakan.
GAMBAR 2.1 Pasien yang menjalankan Endoskopi
5. Perawatan Klien Dengan Endoskopi 1) Beri waktu untuk mengungkapkan rasa takut, cemas dan masalah yang dirasakan. 2) Mantapkan klien pada penjelasan dokter tentang prosedur 3) Puasakan klien selama 6-8 jam sebelum tindakan 4) Lepaskan gigi palsu dan plat parsiar bila klien memakai alat bantu tersebut 5) Jaga kebersihan mulut (hygiene oral) 6) Persiapkan premedikasi
11
6. Perawatan Klien post – Endoskopi 1) bantuan dan atau latihan pada klien untuk membalik dan napas dalam tiap 2 jam. 2) Anjurkan dan siapkan untuk kumur salin hangat 3) Siapkan dan berikan cairan hangat sampai klien mampu untuk menlan tanpa ketidaknyamanan kemudian makan sesuai diet yang ditentukan. 4) Jaga kebersihan mulut (hygiene oral) 5) Berikan penjelasan mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada dokter. Misalnya peningkatan nyeri / nyeri telan, pendarahan , kesulitan bernapas , dan muntahan . 6) Ajak tukar pendapat tentang latihan napas dalam dan kebersihan mulut. 7) Sampaikan untuk rawat jalan terus-menerus sampai dinyatakan sembuh
C. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN PENUNJANG BARIUM ENEMA 1. Pengertian Barium Enema
Pemeriksaan Barium enema juga disebut pemeriksaan saluran pencernaan bawah ini merupakan pemeriksaan dengan sinar-X pada usus besar termasuk rektum dengan menggunakan zat kontras yang di sebut barium. Barium tersebut akan melapisi permukaan usus besar sehingga dengan mudah didapatkan hasil gambar. Pemeriksaan
Barium enema dilakukan pada penderita yang
mempunyai riwayat adanya perubahan kebiasaan buang air besar, rasa kembung nyeri pada perut bawah, penurunan berat badan yang tidak tau penyebabnya atau adanya darah, lendir atau nanah pada feses.
2. Tujuan Pemeriksaan Barium Enema
12
a. Mendeteksi adanya pertumbuhan abnormal pada usus besar seperti polip atau kanker. b. Mendiagnosa adanya sumbatan pada usus besar . c. Mendiagnosa atau memantau perkembangan penyakit pada usus besar misalnya kolitis ulseratir, atau penyakit Crohn. d. Mendiagnosa adanya darah pada feses, diare atau konstipasi atau feses keras.
3. Persiapan Sebelum Pemeriksaan Barium Enema
Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh klien sebelum melakukan pemeriksaan Barium Enema yaitu a. Klien harus mempelajari pemeriksaan Barium enema, termasuk siapa yang akan melakukan, dimana dan perkiraan waktunya (30 sampai 45 menit). b. Klien
mengetahui bahwa keakuratan pemeriksaan Barium
enema tergantung pada kerja sama klien dalam hal melakukan persiapan usus dan menjalani diet yang dianjurkan. c. Teknik persiapan usus meliputi pembatasan makanan dan minuman dari susu dan makan diet cair selama 24 jam sebelum pemeriksaan Barium enema. d. Klien akan diminta untuk minum sebanyak 250 cc air putih selama 12 sampai 24 jam sebelum tes. e. Klien akan mendapatkan enema atau enema ulangan sampai tidak ada lagi feses yang berada dalam usus besar Anda yang menghalangi sinar-X. f.
Klien
dibaringkan
pada
meja
penyinaran
yang
dapat
dimiringkan. Selama pemeriksaan Barium enema Anda akan dipasangi tali pengaman pada meja dan dibantu untuk melakukan berbagai posisi. g. Klien akan mengetahui bahwa akan merasa nyeri , kram atau ingin mengeluarkan enama barium pada saat dimasukkan udara pada usus Anda. Jika terjadi demikian, bernafas dalam-dalam
13
dan perlahan melalui mulut untuk mengurangi rasa tidak nyaman itu. h. Selama pemeriksaan Barium enema, klien harus menjaga anus berkontraksi rapat-rapat terhadap selang rectal utnuk menahan posisinya dan membantu mencegah keluarnya barium. Jika ada barium yang keluar, dinding usus tidak bisa terlapisi dengan baik dan tes menjadi tidak akurat. i.
Klien medapat surat yang memberitahukan persetujuan klien untuk melakukan pemeriksaan Barium enema ini. Pastikan untuk membaca surat tersebut dengan hati-hati sebelum menandatanganinya. Tanyakan bila ada bagian yang tidak dimengerti.
4. Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Pemeriksaan Barium Enema
Adapun hal yang harus di perhatikan sebelum melakukan Pemeriksaan Barium Enema yaitu a. Pemeriksaaan biasa dilakukan dengan atau tanpan rawat inap, tergantung pada kondisi klien. b. Informasikan kepada dokter atau tenaga medis jika klien terdapat riwayat paparan sinar radiasi sebelumnya, misalnya pernah rontgen atau CT scan. Karena berhubungan dengan resiko paparan sinar radiasi yang didapat selama waktu terentu. c. Tanyakan apakah klien sedang hamil atau kemungkinan hamil, karena beresiko terhadap terjadinya cacat bawaan pada janin. d. Apakah klien mengkonsusmsi obat tertentu\ e. Meskipun jarang, ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi seperti Perforasi atau robekan usus besar, Konstipasi bisa saja terjadi karena barium tidak sepenuhnya keluar dari dalam tubuh, dan Pradangan pada jaringan di sekitar usus besar.
14
f.
Usus harus daam keaadaan kosong sebelum pemeriksaan, jika tidak maka kelainan usus besar tidak akan terdeteksi. Untuk itu klien dianjurkan harus berpuasa selama 8 jam, makanan diet cair sejak 1 hari sebelum pemeriksaan.
5. Prosedur Tindakan Metode a. Double Contras : merupakan standar untuk pemeriksaan colon
orang dewasa, yang akan dievaluasi adalah mukosa colon, polip, massa dan tanda keradangan. b. Single Contras :
merupakan
pemeriksaan
colon
untuk
penderita-penderita : 1) reduksi intussusepsi 2) anak-anak 3) kecurigaan obstruksi colon 4) ecurigaan diverticulitis acuta, irritable colon, colitis 5) kecurigaan appendicitis acuta 6) kecurigaan fistulasi acuta 7) kecurigaan fistulasi colon 8) penyakit megacolon 9) penderita-penderita dengan keadaan umum jelek, debil atau persiapan yang kurang baik c. Indikasi : Gangguan pola buang air besar, nyeri daerah colon,
kecurigaan massa daerah colon, melena, kecurigaan obstruksi colon. d. Kontra
indikasi :absolutetoxic,
megacolon
,
pseudo,
membranous colitis, post biopsy colon (sebaiknya menunggu setelah 7 hari. e. Komplikasi : Perforasi usus, , Extraluminasi ke venous , Water
intoxication, Intramural barium, Cardiac arithmia, Transient bactericemia, ES obat-obatan yang dipergunakan (buscopan, dll) f.
Persiapan :
15
1) Penderita dianjurkan diet
lunak (low residu) 3 hari
sebelumnya. 2) Diet cair 1 hari sebelumnya. Pada malam hari diberikan urus-urus (jam 22.00 wib) diikuti dengan minur air putih secara bertahap sebanyak 6-8 gelas. 3) Bila ada kecurigaan massa colon atau perdarahan per-rectal dan tidak ada kontra indikasi, dapat diberikan atropine peroral. 4) Pagi hari diberikan dulcolax supp (jam 04.00 wib). Penderita tidak boleh makan, minum dan merokok. 5) Bila pada hasil anamnesa dicurigai bahwa urus-urus kurang berhasil atau kebersihan colon diragukan, maka dilakukan lavament (sampai mencapai colon proximal) memakai air + 1-2 liter (sesuai dengan suhu tubuh). Foto colon dilakukan paling cepat 1-2 jam setelah lavament. 6) Penderita diberi penerangan tentang prosedur pemeriksaan. g. BOF bila ada kecurigaan : adanya sisa kontras di saluran
pencernaan karena pemeriksaan
sebelumnya. Kemungkinan
adanya kontra indikasi pemeriksaan colon h. Kontras media :
1) Double contrast , dipakai larutan lebih pekat (70 W/vol) dengan jumlah ± 300-400cc. 2) Single contrast, dipakai larutan lebih encer (150 watt/vol) dengan jumlah ± 600-800cc. i.
Tata cara lavement/cleansing enema :
1) Lavement dilakukan oleh orang yang terlatih 2) Pada orang dewasa diperlukan 1 - 1½ liter cairan 3) Air hangat kaku + garam (1 cth/gelas yang sesuai ± 9 gr NaCl/l) dan dicampur bahan iritan 4) Lavement dilakukan 2 ½ jam sebelum foto colon, agar tonus colon normal lagi dan cairan residu diserap
16
5) Untuk px dari ruangan, sebaiknya dilavement juga pada malam sebelum pemeriksaan 6) Bila perlu, lavement lebih dari. 1 kali. Defekasi px sebaiknya dicek oleh petugas bahwa beraknya hanya keluar air saja. j.
Teknik pemeriksaan : 1) Double Contrast
Dilakukan RT untuk menilai tonus sphincterani dan kemungkinan adanya massa. a) Dilakukan pemasangan kateter rectal, balon kateter digunakan bila dicurigai klien tidak dapat menahan berak. Klien Ca rectal dan ulcerative colitis daerah rectosigmoid, sebaiknya tidak memakai balon kateter yang besar Diberikan spasmolitik : mis Buscopan IV/IM. b) Cairan Ba SO4 dimasukkan pelan-pelan dan selalu diikuti ujungnya. Diberikan kesempatan colon untuk adaptasi terhadap perubahan volume (diklem beberapa detik) c) Setelah mencapai flexura hepatica, sebagian kontras dikeluarkan lewat kateter. Secara bertahap dimasukkan gas. Sebelum mencapai caecum dibuat foto daerah rectosigmoid dengan posisi optimal (biasanya oblique supine ke kanan). d) Kontras diteruskan sampai dengan masuk daerah caecum diusahakan masuk ileum distal. Bila kontras tidak masuk ileum diusahakan manipulasi dengan memutar – mutar badan px dan palpasi daerah caecum. e) Dibuat foto daerah flexura lienalis (biasanya oblique supine ke kiri) dan flexura hepatica (oblique supine ke kanan).
17
f) Bila perlu dibuat foto tambahan, dengan coating kontras dan posisi berbeda pada daerah lesi colon, daerah caecum bila kontras tidak masuk ileum (1 – 2 foto). g) Dibuat foto seluruh colon (terlentang / AP). h) klien jangan diturunkan dulu dari meja x-ray sebelum evaluasi hasil foto (basahnya).
GAMBAR 3.1 1 Pasien yang menjalankan Pemeriksaan Barium Enema
2) Single Kontras :
Kontras dimasukkan pelan-pelan dan diberi waktu adaptasi pada colon terhadap tambahan volume. Pemberian spasmolitik tidak mutlak, tgt keperluan dan ada tidaknya Kontra Indikasi. Pada waktu mencapai flex. Lienalis, dibuat foto daerah rectosigmoid.
Setelah
mencapai
caecum
dan
ileum
terminal, dibuat foto daerah flex. Lienalis, flex. Hepatica dan caecum. Diusahakan kontras masuk ileum distal. Buat foto seluruh colon. Bila perlu dibuat foto tambahan pada daerah lesi, dan daerah caecum bila kontras tidak dapat masuk ileum. Dibuat foto post evacuasi, bila kesukaran berak diberi rangsangan dengan minum air hangat. k. Perawatan setelah pemeriksaan Barium Enema
18
1) Penerangan pada px bahwa babnya akan berwarna putih selama 1-2 hari. 2) Anamnesa dan observasi adanya kemungkinan komplikasi akibat pemberian kontras dan obat-obatan sebelum klien diijinkan pulang / meninggalkan ruangan.
19
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ultrasonography
adalah
teknik
diagnostik
invasif
dimana
gelombang suara frekuensi tinggi yang masuk ke struktur tubuh internal dan gemaultrasonik dicatat pada osiloskop karena mereka menyerang jaringan kepadatan yang berbeda.Mendeteksi kelainan pada empedu, kandung kemih, dan pankreas yang memungkinkan adanya pembesaran ovarium kehamilan, atau usus buntu. Endoskopi
adalah
pemeriksaan
struktur
dalam
dengan
menggunakan selang/tabung serat optik yang disebut endoskop. Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa: kerongkongan (esofagoskopi), lambung (gastroskopi), usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas). Barium enema adalah pemeriksaan X-Ray pada usus besar (colon) yang sebelumnya colon diisi dengan barium sulfate (a radioopaque contrast medium). Tipe enema dibedakan menjadi 4 kelompok : pembersih, karminatif, retensi dan enema aliran balik. Tujuan pemeriksaan barium enema adalah membantu menegakkan diagnosis dari carcinoma colon dan penyakit inflamasi colon. Mendeteksi adanya polip, inflamasi dan perubahan struktural pada colon.
B. SARAN
Diharapkan setelah mempelajari makalah ini mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan bagaimana cara persiapan klien pada proses USG Abdomen dan endoskopo serta Barium Enema. Kami penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini semoga makalah ini dapat sedikit membantu.
20
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Sudath. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. EGC, 2010 Dr.Eko Batiansyah. 2008. Panduan Lengkap : Membaca Hasil Kesehatan. Jakarta.EGC Smith-Temple, Jean. 2010. Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan. Jakarta: EGC
21