PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA PUSKESMAS SEUNUDDON Jln. Pante Breuh – Ulee Ulee Rubek, Gampong Tanjong Pineung Kecamatan Seunuddon – Kode Kode Pos 24343 Email: puskesmasseunuddon@gmai
[email protected] l.com
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEUNUDDON /SK/UKP/SND/2018 Nomor :
TENTANG
PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS SEUNUDDON
KEPALA PUSKESMAS SEUNUDDON Menimbang
:
a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien, maka tenaga klinis wajib berperan aktif dalam pelaksanaan Puskesmas Seunuddon; b. Bahwa untuk melakasanakan tanggung jawab tersebut, perlu kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Puskesma s Seunuddon Seunuddo n tentang kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien Puskesmas Seunuddon.
Mengingat
:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan; 3. Peraturaan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 296 tahun 2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 tentang Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien.
MEMUTUSKAN Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS SEUNUDDON.
Kesatu
: Peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas Seunuddon, sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua
: PEMBENTUKAN TIM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN dan PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS, sebagaimana dicantumkan dalam lampiran 1
Ketiga
: IDENTIFIKASI DOKUMENTASI dan PELAPORAN KASUS KTD, KPC, KNC, sebagaimana dicantumkan dalam lampiran 2
Keempat
: PENANGANAN KTD, KPC, KNC, sebagaimana dicantumkan dalam lampiran 3
Kelima
: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS, sebagaimana dicantumkan dalam lampiran 4
Keenam
: BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN sebagaimana dicantumkan dalam lampiran 5
Ketujuh
: STANDAR LAYANAN KLINIS, sebagaimana dicantumkan dalam lampiran 6
Kedelapan
: PENETAPAN DOKUMEN EKSTERNAL SEBAGAI ACUAN DALAM PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN KLINIS, sebagaimana dicantumkan dalam lampiran 7
Kesembilan
: Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaiman mestinya.
PASIEN,
Ditetapkan di : Seunuddon, Pada tanggal : KEPALA PUSKESMAS SEUNUDDON
Z A I T U N I, SKM
Lampiran Keputusan Nomor Tanggal Tentang
:1 Kepala Puskesmas Seunuddon : : : Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Seunuddon
PEMBENTUKAN TIM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN DAN PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS
1.
Penyusunan indikator klinis dan indikator prilaku pemberi layanan klinis di Puskesmas Seunuddon dilaksanakan dengan melibatkan tenaga klinis.
2.
Untuk itu, perlu dibentuk Tim Manajemen Mutu yang didalamnya terdapat Tim Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien serta Tim Penyusun Indikator Klinis, hal ini dibuat sedemikian dikarenakan keterbatasan sember daya manusia. Tim Manajemen Mutu adalah sebagai berikut:
3.
4.
5.
Ketua
:
Sekretaris
:
Ketua PMKP
:
Anggota
:
Tim Manajemen Mutu didalamnya terdapat Tim Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien yang bertugas untuk: a.
Melaksanakan evaluasi prilaku pelayanan klinis
b.
Mendokumentasikan hasil evaluasi prilaku pe;yanan klinis
c.
Melaporkan hasil evaluasi pelayanan klinis kepada Kepala Puskesmas setiap tiga bulan sekali guna perbaikan prilaku pelayanan klinis.
Tim Manajemen Mutu berkewajiban untuk melibatkan tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien yang memiliki kewajiban sebagai berikut: a.
Meningkatkan mutu pelayanan dengan menerapkan sistem manajemen mutu di semua tingkatan penyelenggaraan kegiatan puskesmas
b.
Memberi pelayanan terbaik keselamatan untuk pasien
c.
Melakukan upaya perbaikan secara berkala untik mencapai kepuasan dan keselamatan untuk pasien
d.
Pengingkatan kinerja pegawai puskesmas yang dilakukan secara periodik
untuk
mencapai
kepuasan
dan
Pihak dan petugas yang terlibat dalam upaya melakukan pemantauan pelaksanaan dan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien adalah sebagai berikut: a.
Medis
: Dokter dan Dokter Gigi
b.
Paramedis
: Perawat dan Bidan
6.
c.
Farmasi
: Asisten Apoteker
d.
Laboratorium
: Dokter
e.
Gizi
: Nutrisionis
f.
Kesehatan Masyarakat : Sanitarian
Tim Manajemen Mutu membuat indikator mutu klinis sebagai berikut: NO
1
2
3
4
5
6
7
8
JENIS PELAYANAN
Pendaftaran
INDIKATOR
1. Waktu tunggu pendaftaran kurang lebih 10 menit terlayani dari saat dipanggil sampai Rekam Medik siap diambil petugas pelayanan 2. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
3. Tidak ada kesalahan dalam pemilihan pasien (BPJS/Umum) 4. Kepuasan pasien 1. Jam pelayanan 24 jam 2. Kelengkapan Rekam Medik 3. Pelaksanaan triase di UGD UGD 4. Bekerja sesuai SOP 5. Tidak ada infeksi paska penjahitan luka 6. Kepuasan pasien 1. Waktu pelayanan pemeriksaan 10 menit 2. Kelengkapan Rekam Medik Poli Umum 3. Pasien diperiksa oleh dokter 4. Kesesuaian diagnosa dan therapy 5. Kepuasan pasien 1. Waktu pelayanan 10 menit 2. Kelengkapan Rekam Medik Poli Keswa 3. Pemberian obat / konseling rutin 4. Kepuasan pasien 1. Waktu pelayanan pemeriksaan 10 menit 2. Kelengkapan Rekam Medik Poli PTM 3. Kesesuaian diagnosa dan therapy 4. Kepuasan pasien 1. Waktu pelayanan pemeriksaan 10 menit 2. Kelengkapan Rekam Medik dan Odontogram Poli Gigi 3. Tidak terjadi dry-socket paska pencabutan gigi 4. Bekerja sesuai SOP 5. Kepuasan pasien 1. Waktu pelayanan pemeriksaan 10 menit 2. Pemeriksaan ANC Lengkap dengan standart 10 T ≤ 45 menit Poli Anak / KIA 3. Bekerja sesuai SOP 4. Memberikan pelayanan MTBS 5. Kepuasan pasien 1. Waktu pelayanan pemeriksaan 10 menit
Poli IVA / KB
Laboratorium
100 %
100 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 90 % 100 % 100% 100 % 90 % 100 % 100% 100 % 90 % 100 % 100% 100 % 100 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 90% 100 %
2. Kelengkapan Rekam Medik
100 %
3. Pelayanan tindakan IVA ≤ 30 menit
100%
4. Tidak terjadi infeksi paska pemasangan KB implan
100%
5. Bekerja sesuai SOP
100 %
6. Kepuasan pasien
9
STANDAR PENCA PAIAN 100 %
1. Waktu tunggu hasil laboratorium ≤ 15 menit 2. Bekerja sesuai SOP 3. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium 4. Kepuasan pasien
90%
100 % 100 % 100 % 90 %
7.
10
Farmasi
11
Imunisasi / Gizi
13
PONED
14
Fisioterapi
15
PPI
16
Rawat Inap
17
Ambulance
1. Waktu tunggu pelayanan obat jadi 15 menit 2. Waktu tunggu pelayanan obat pulvis 30 menit 3. Pelayanan informasi obat pada pasien 4. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 5. Kepuasan pasien 1. Waktu pelayanan pemeriksaan 10 menit 2. Kelengkapan Rekam Medik 3. Pemberian imunisasi 4. Konseling gizi buruk dan gizi kurang 5. Bekerja sesuai SOP 6. Kepuasan pasien 1. Waktu pelayanan pemeriksaan 10 menit 2. Kelengkapan Rekam Medik 3. Pelayanan tindakan medis menit 4. Kesesuain diagnosa dan therapy 5. Bekerja sesuai SOP 6. Kepuasan pasien 1. Waktu pelayanan pemeriksaan 10 menit 2. Kelengkapan Rekam Medik 3. Melakukan tindakan fisiotherapi sesuai indikasi 4. Kesesuain diagnosa dan therapy 6. Kepuasan pasien 1. Ada anggota tim yang terlatih 2. Tersedia APD disetiap poli/unit layanan 1. Jam pelayanan 24 jam 2. Kelengkapan Rekam Medik 3. BOR / Jumlah penggunaan BED di rawat inap 1. Jam pelayanan 24 jam 2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance 3. Monitoring pasien selama dalam ambulance
100 % 100 % 100 % 100 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Bila terdapat hasil evaluasi peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien, maka dilakukan pelaksanaan penyampaian hasil oleh Tim Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien kepada semua petugas klinis di Puskesmas melalui sebuah rapat.
Kepala Puskesmas Seunuddon
Z A I T U N I, SKM
Lampiran Keputusan Nomor Tanggal Tentang
:2 Kepala Puskesmas Seunuddon : : : Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Seunuddon
IDENTIFIKASI DOKUMENTASI DAN PELAPORAN KASUS KTD, KPC, KNC
1.
Identifikasi dan pelaporan kasus KTD, KPC, dan KNC dilakukan oleh semua tenaga klinis serta wajib melaksanakan identifikasi, dokumentasi, dan melaporkan apabila menemukan kejadia tidak diharapkan, kejadian potensial cedera, dan kejadian nyaris cedera.
2.
Laporan yang dimaksud dalam bentuk diktum pertama adalah dilaporkan lisan kepada Dokter penanggungjawab pelayanan pada saat kejadian agar dilakukan pencegahan dan pertolongan sesegera mungkin, dan laporan harus dibuat 2x24 jam.
Kepala Puskesmas Seunuddon
Z A I T U N I, SKM
Lampiran Keputusan Nomor Tanggal Tentang
:3 Kepala Puskesmas Seunuddon : : : Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Seunuddon
PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN, KEJADIAN POTENSIAL CEDERA, DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA
A. PENDAHULUAN Keselmatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan resiko pasien, pelaporan dan analisis pasien, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalisasikan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan untuk tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera, dan Kejadian Nyaris Cedera
B. TEMA Penggunaan Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera, dan Kejadian Nyaris Cedera akan meningkatkan mutu pelayanan klinis.
C. TUJUAN a.
Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
b.
Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
c.
Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera, dan Kejadian Nyaris Cedera di puskesmas
d.
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera, dan Kejadian Nyaris Cedera
D. SASARAN a.
Puskesmas
b.
Puskesmas Pembantu
c.
Poskesdes
E. BENTUK KEGIATAN
Penanggulangan terhadap terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera, dan Kejadian Nyaris Cedera adalah sebagai berikut: a.
Identifikasi kasus
b.
Pelaporan kepada Tim Manajemen Mutu Puskesmas
c.
Analisis kasus oleh Tim Manajemen Mutu Puskesmas
d.
Implementasi/pelaksanaan perbaikan pada mutu layanan klinis oleh semua tenaga klinis di puskesmas
e.
Pencegahan terulangnya kembali kasus yang sama oleh semua tenaga klinis di puskesmas
F. PENUTUP Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penanganan Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera, dan Kejadian Nyaris Cedera di Puskesmas Seunuddon.
Kepala Puskesmas Seunuddon
Z A I T U N I, SKM
Lampiran Keputusan Nomor Tanggal Tentang
:4 Kepala Puskesmas Seunuddon : : : Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Seunuddon
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO
A. PENDAHULUAN Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan di puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan medis. Resiko klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, mu sibah, atau potensi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien terkait dengan atau sebagai dampak asuhan klinis yang diberikan kepadanya.
B. TUJUAN Meminimalisasikan terjadinya kesalahan medis, kejadian yang tidak diharapkan, dan kerugian pada pasien sehingga membuat asuhan pasien menjadi lebih lama. Meminimalisasikan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang harus menjadi tanggungan institusi.
C. SASARAN a.
Puskesmas
b.
Puskesmas Pembantu
c.
Poskesdes
D. TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS a.
Identifikasi resiko: keluhan pasien, klaim, pelaporan insiden, audit medis
b.
Pembahasan: Tim PMKP, Koordinator pemegang program
c.
Kesimpulan: RCA: tipe medical error, sumber medical error; FMEA: kebijakan, perbaikan prosedur, peraturan, dll.
d.
Tindak lanjut
E. LAPORAN KEJADIAN Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan atau secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien, bepotensi menghadapkan puskesmas pada tuntutan hukum, berpotensi menghadapkan pasien pada keadaan yang beresiko. Masalah/kejadian tidak harus selalu menyebabkan cedera, tetapi termasuk juga kejadian yang potensial menyebabkan cedera.
Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk mengeliminasi dan meminimalisasikan resiko terutama yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan resiko ketersediaan keuangan dan peralatan.
F. SUMBER KESALAHAN MEDIS Manusia
Kelelahan Kurang terlatih Komunikasi yang buruk Kekuasaan monopoli Keterbatasan waktu Sanksi yang lemah Keraguan Tidak percaya diri Tidak mau belajar
Organisasi
Perencanaan kebijaksanaan yang tidak jelas Administrasi dan pembiayaan yang minimal Umpan balik yang tidak jelas Ketidakjelasan peraturan Ketidakjelasan pembagian tugas
Rancang bangun gedung/ Tehnikal
Peralatan yang buruk Peralatan yang minimal Tidak banyak informasi penggunaan alat Tidak menggunakan SOP Kurang integrasi
Tipe kesalahan medis
Kekeliruan konsep Kekeliruan konsep penyakit Kekeliruan konsep pengobatan Kekeliruan diagnosa Missdiagnosed Late-diagnosed Gagal melakukan prosedur diagnosa Gagal melakukan pemantauan dan follow-up Hasil pemeriksaan penunjang yang tidak valid
Kekeliruan terapi
Salah melakukan tindakan medis Salah memberikan terapi Salah menetapkan diagnosa Salah menetapkan jenis obat Salah memberikan terapi media meskipun indikasi medis jelas Melakukan tindakan medis yang tidak ada indikasinya
Kekeliruan pencegahan
Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan Tidak adekuat melakukan pemantauan terapi
Lainnya
Gagal dalam berkomunikasi baik dengan pasien Maupun tenaga kesehatan lainnya Kesalahan/kegagalan sistem lainnya
G. PENUTUP Demikian hal ini dibuat untuk gambaran manajemen resiko klinis di Puskesmas Seunuddon.
mengenai
penerapan
Kepala Puskesmas Seunuddon
Z A I T U N I, SKM
Lampiran : 5 Keputusan Kepala Puskesmas Seunuddon Nomor : Tanggal : Tentang : Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Seunuddon
BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KLINIS
1. Kesadaran (Awareness ) Seluruh staff harus sadar untuk bekerja dengan berhati-hati. Seluruh staff puskesmas mampu mengenali kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut, serta mengambil tindakan untuk memperbaikunya.
2. Terbuka dan Adil Bagian yang fundamental dari organisasi dengan budaya keselamatan adalah menjamin adanya keterbukaan yang adil, berbagi informasi secara “terbuka dan bebas”, perlakuan yang adil terhadap stah saat terjadi insiden. Adapun konsekuensi terbuka dan adil adalah: a.
Staf harus terbuka terhadap insiden yang melibatkan mereka
b.
Staff harus akuntabel terhadap tindakan mereka
c.
Staff merasa mampu berbicara kepada pasien dan atasannya tentang insiden yang terjadi
d.
Puskesmas terbuka dengan staff, pasien, dan masyarakat
e.
Staff diperlakukan adil dan didukung jika terjadi insiden
3. Pendekatan Sistem Memiliki budaya keselamatan akan mendorog terciptanya lingkungan yang mempertimbangkan semua komponen sebagai faktor yang ikut berkontribusi terhadap insiden yang terjadi.
Hal ini menghindari kecenderungan untuk menyalahkan individu dan lebih melihat kepada sistem dimana individu tersebut bekerja. Inilah yang disebut pendekatan sistem (System Approach ).
Kepala Puskesmas Seunuddon
Z A I T U N I, SKM
Lampiran : 6 Keputusan Kepala Puskesmas Seunuddon Nomor : Tanggal : Tentang : Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Seunuddon
STANDAR LAYANAN KLINIS
Penetapan standar layanan klinis di Puskesmas Seunuddon adalah sebagai berikut: 1.
Pelayanan klinis berorientasi pada SPM (Standar Pelayanan Minimal) Kabupaten, apabila tidak terdapat pada SPM Kabupaten maka mengacu pada SPM Propinsi dan atau Nasional.
2.
Pelayanan klinis dilakukan sesuai dengan SOP Puskesmas Senuddon.
Kepala Puskesmas Seunuddon
Z A I T U N I, SKM
Lampiran : 7 Keputusan Kepala Puskesmas Seunuddon Nomor : Tanggal : Tentang : Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Seunuddon
PENETAPAN DOKUMEN EKSTERNAL YANG MENJADI ACUAN DALAM MENYUSUN STANDAR PELAYANAN KLINIS
Dalam penyususnan standar pelayanan klinis dipandang perlu untuk mengacu terhadap dokumen-dokumen tertentu sebagai referensi, berikut ini dokumen eksternal yang ditetapkan sebagai acuan penyusunan standar pelayanan klinis: NO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
JUDUL DOKUMEN
Undang undang no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen Undang Undang no 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi Publik Undang Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan Peraturan presiden no 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional Permenpan 13 tahun 2009 tentang Pedoman peningkatan Kualitas pelayanan Permenkominfo no 10 tahun 2010 tentang pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Permenkes 35 tahun 2012 tentang standart penyususnan SOP Admin pemerintah Kepmenkes 81 tahun 2004 tentang pedoman penyusunan perencanaan SDM Kesehatan Pedoman minilokakarya Puskesmas 2006 Undang-undang no 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya Sistem manajemen Mutu ISO 9001 – 2008 Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas UU no 36/2009 ttg kesehatan UU 44/2009 tentang Rumah sakit Standar Profesi pelayanan medis Standar asuhan Keperawatan Pedoman triase Standar pelayanan Klinis Puskesmas PMK 128/2008 ttg Kebijakan Dasar puskesmas Pedoman Pelananan klinis dari organisasi Panduan kewaspadaan universal Pedoman Anastesi dan sedasi PMK 37/2012 ttg penyelenggaraan laboratorium Pusat kesehatan masyarakat Peraturan Pemerintah ttg pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun SK Menkes 382 tahun 2007 SK Menkes No 270 tahun 2007 Permenkes 30/2014 ttg standart pelayanan kefarmasian di puskesmas Pedoman Interpretasi data klinik Panduan tertulis untuk evaluasi reagensia Formulariu obat Buku pedoman pengelolaan Obat di Puskesmas oleh Direktorat jendral pembinaan kesehatan masyarakat Depkes RI 1994 Klasifikasi diagnosis PMK 269/2008 ttg Rekam Medis Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi no PER 04/MEN/1980 ttg syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan Alat pemadam api ringan PMK 13/2015 ttg penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas PMK 755/2011 ttg penyelenggaraan komite medic Rumah sakit Standar pelayanan rekam Medis Modul pelatihan pengelolaan Peralatan puskesmas PMK 5/2014 Panduan praktek klinis Pedoman Keselamatan Pasien Panduan manajemen resiko Klinis
42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
KEP.MENKES RI. NO 284/MENKES/SK/IV/2006, tentang Standar Pelayanan Asuhan Kesgilut Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor: HK.02.04/II/964/2012 tentang Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Per Men Kes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pedoman pelaksanaan mutu klinis Panduan pelayanan medik Pedoman pemeriksaan Fisik Pedoman pengobatan dasar Pedoman pemeriksaan Diagnosa Pedoman pelaksanaan laboratorium
Kepala Puskesmas Seunuddon
Z A I T U N I, SKM