BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa k aum aum muda merupak merupa k an an suatu f ase ase per k kembangan e mbangan antara masa anakanak-ana anak k dan dan masa dewasa. Per k kembangan e mbangan seseorang dalam masa anak ana k-anak ana k dan k aum aum muda ak an an membentuk membentuk per per k kembangan e mbangan diri orang tersebut di masa dewasa. K arena arena itulah bila masa anak ana k-anak ana k dan dan muda rusak rusa k k arena arena nar k koba, o ba, mak mak a suram atau bah atau bahk k an an hancurlah masa depannya. Pada masa muda, justru k einginan einginan untuk untuk mencobamencoba-coba, mengik mengi k uti uti trend dan gaya hidup, serta bersenang bersenang-senang besar sek sek ali. ali. Walaupun semua k ecenderungan ecenderungan itu wa jar jar -wa jar jar sa ja, ja, tetapi hal itu bisa juga memudahk memudahk an an k aum aum muda untuk untuk terdorong menyalahgunak menyalahgunak an an nar k koba. o ba. Data menun ju jukk an an koba ba yang paling banyak bahwa jumlah pengguna nar k o banyak adalah k elompok elompok usia muda. Masalah men jadi jadi lebih gawat lagi bila k arena arena penggunaan nar k koba, o ba, kan para k aum aum muda tertular dan menular k a n HIV/AIDS di k alangan alangan k aum aum muda lainnya. Hal ini telah terbuk terbuk ti ti dari pemak pema k aian aian nar k koba o ba melalui jarum suntik suntik secara bergantian. Bangsa ini ak an an k ehilangan ehilangan k aum aum muda yang sangat banyak banyak ak ibat ibat penyalahgunaan nar k koba o ba dan merebak merebak nya nya HIV/AIDS. HIV/AIDS. K ehilangan ehilangan k aum aum muda sama dengan k ehilangan ehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
1.2 Tuju Tujuan an
koba o ba Nar k
dan pergaulan bebas, sepertinya sudah men jadi jadi stereotype
yang selalu melek melek at at pada rema ja ja jaman sek sek arang, arang, mak mak a dari itu pembuatan mak mak alah alah ini dibuat bertu juan juan agar menghapus stereotype tersebut, serta memberik memberik an an sedik sedik it it solusi k epada epada k aum aum muda serta orang tua untuk untuk lebih bi ja jak menyi k menyik k api api masalah nar k koba, o ba, dan lebih memperhatik memperhatik an an anggota k eluarga eluarga satu
sama
lain agar tidak tida k ter jerumus jerumus
dan
menyentuh
atau malah
mengk mengk onsumsi onsumsi nar k koba. o ba.
1
BAB II PENYALAHGUNAAN NARKOBA
2.1 Narkoba Nar ko ba
(singk atan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
berbahaya lainnya ) adalah bahan/zat yang jik a dimasuk an dalam tubuh
manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntik an, yang dapat mengubah pik iran, suasana hati atau perasaan, dan perilak u seseorang. Nar ko ba
dapat menimbulk an k etergantungan (adik si) f isik dan psik ologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau buk an
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabk an penurunan atau perubahan k esadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulk an k etergantungan (Undang-Undang
No. 22
tahun 1997). Yang
termasuk jenis Nar ko tik a adalah : y
Tanaman papaver,
opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingk o),
opium obat, mor fi na, k ok aina, ek gonina, tanaman gan ja, dan damar gan ja. y
Garam-garam
dan turunan-turunan dari mor f ina dan k ok aina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
buk an nar ko tik a, yang ber kh asiat psik oak tif melalui pengaruh selek tif pada susunan saraf pusat yang menyebabk an perubahan pada ak tivitas mental dan perilak u (Undang-Undang
No.
5/1997). Zat yang termasuk psik otropik a
antara lain: y
Sedatin (Pil BK), R ohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amf etamine, Fensik lidin, Metak ualon, Metif enidat, Fenobarbital,
Flunitrazepam,
Ek stasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan- bahan alamiah, semi
sintetis maupun sintetis yang dapat dipak ai sebagai pengganti mor f ina atau k ok aina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti: y
Alk ohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniff ing ( bahan pelarut) berupa zat organik (k arbon) yang menghasilk an ef ek yang sama dengan
2
yang dihasilk an oleh minuman yang beralk ohol atau obat anaestetik jik a aromanya dihisap. Contoh: lem/ perek at, aceton, ether, dsb.
2.2 Narkoba Berdasarkan Efeknya
Dari ef ek nya, narkoba bisa dibedak an men jadi tiga:
Depresan, yaitu menek an sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi ak tif itas f ungsional tubuh sehingga pemak ai merasa tenang, bahk an bisa membuat pemak ai tidur dan tak sadar ka n diri. Bila k elebihan dosis bisa mengak ibatk an k ematian. Jenis nar ko ba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sek arang adalah Putaw.
Stimulan, merangsang f ungsi tubuh dan meningk atk an k egairahan serta k esadaran. Jenis stimulan: K af ein, K ok ain, Amphetamin. Contoh yang sek arang sering dipak ai adalah Shabu-shabu dan Ek stasi.
Halusinogen, ef ek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengak ibatk an halusinasi. Halusinogen k ebanyak an berasal dari tanaman seperti mescaline dari k ak tus dan psilocybin dari jamur -jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipak ai adalah mari juana atau gan ja.
2.3 Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Bila nar ko ba digunak an secara terus menerus atau melebihi tak aran yang telah ditentuk an ak an mengak ibatk an k etergantungan. K ecanduan inilah yang ak an mengak ibatk an gangguan f isik dan psik ologis, k arena ter jadinya k erusak an pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru- paru, hati dan gin jal. Dampak penyalahgunaan nar ko ba pada seseorang sangat tergantung pada jenis nar ko ba yang dipak ai, k epribadian pemak ai dan situasi atau k ondisi pemak ai. Secara umum, dampak k ecanduan nar ko ba dapat terlihat pada f isik , psik is maupun sosial seseorang.
3
Dampak Fisik:
Gangguan
pada system syaraf (neurologis) seperti: k e jang-k e jang,
halusinasi, gangguan k esadaran, k erusak an syaraf tepi
Gangguan
pada jantung dan pembuluh darah (k ardiovask uler ) seperti:
inf ek si ak ut otot jantung, gangguan peredaran darah
Gangguan
pada k ulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi,
ek sim
Gangguan
pada paru- paru
( pulmoner ) seperti: penek anan f ungsi
pernapasan, k esuk aran bernaf as, pengerasan jaringan paru- paru
Sering sak it k epala, mual-mual dan muntah, diare, suhu tubuh meningk at, pengecilan hati dan sulit tidur
Dampak terhadap k esehatan reproduk si adalah gangguan padaendok rin, seperti: penurunan f ungsi hormon reproduk si (estrogen, progesteron, testosteron),
serta
gangguan
f ungsi
sek sual, perubahan periode
menstruasi, k etidak teraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
Bagi pengguna nar ko ba melalui jarum suntik , k hususnya pemak aian jarum suntik secara bergantian, risik onya adalah tertular penyak it seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
Penyalahgunaan nar ko ba bisa berak ibat f atal k etik a ter jadi Over Dosis yaitu k onsumsi nar ko ba melebihi k emampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabk an k ematian
Dampak Psikis:
Lamban k er ja, ceroboh k er ja, sering tegang dan gelisah
Hilang k epercayaan diri, apatis, pengk hayal, penuh curiga
Agitatif , men jadi ganas dan tingk ah lak u yang brutal
Sulit ber ko nsentrasi, perasaan k esal dan tertek an
Cenderung menyak iti diri, perasaan tidak aman, bahk an bunuh diri
Dampak Sosial:
Gangguan
mental, anti-sosial dan asusila, dik ucilk an oleh lingk ungan
Merepotk an dan men jadi beban k eluarga
Pendidik an men jadi terganggu, masa depan suram
4
Dampak f isik , psik is dan sosial berhubungan erat. K etergantungan f isik ak an mengak ibatk an rasa sak it yang luar biasa (sak aw) bila ter jadi putus obat (tidak mengk onsumsi obat pada wak tunya) dan dorongan psik ologis berupa k einginan sangat k uat untuk mengk onsumsi ( bahasa gaulnya sugest). Ge jata
f isik dan psik ologis ini juga ber ka itan dengan ge jala sosial seperti
dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif , dll.
2.4 Narkoba Pada Kaum Muda
Penyalahgunaan nar ko ba umumnya ter jadi pada k aum k aum muda dan sebagian besar adalah yang tinggal di per ko taan. Merek a biasanya mempunyai sif at k osmopolit, relatif tidak cepat menik ah k arena harus menempuh masa bela jar hingga
jen jang universitas, bahk an hingga
memperoleh pek er jaan dianggap layak . Pada masa itulah merek a hidup dalam pancaroba; antara k anak-k anak dan k edewasaan, baik f isik , mental, maupun sosio-k ulturalnya. Ia hidup antara k ebebasan dan k etergantungan k epada orang tuanya; merek a ada dalam pembentuk an nilai-nilainya sendiri serta sik apnya, baik sik ap k eagamaan, maupun sik ap k ultural dan sosialnya. K aum muda sedang mencari identitas sik apnya terhadap lingk ungan dan sesamanya. Dalam k ondisi yang serba mendua itulah seringk ali k aum muda tergelincir k e jalur k enak alan, yang disebut juvenil e d elinquency. Pada masa itu banyak k aum muda yang melak uk an k enak alan, pelanggaran huk um, bahk an tindak k riminal. Motivasinya ialah k arena ingin mendapatk an perhatian "status sosial", dan penghargaan atas ek sistensi dirinya. Dengan k ata lain, k enak alan k aum muda merupak an bentuk pernyataan ek sistensi diri di tengah-tengah lingk ungan dan masyarak atnya, buk an k enak alan semata. Salah satu penyimpangan perilak u ini adalah perilak u sek sual. Sementara salah satu bentuk pelanggaran huk um ialah meminum minuman k eras, obat terlarang hingga gan ja dan zat adik tif lainnya. Adapun f ak tor lain yang beresik o tinggi sehingga k aum muda dapat menggunak an nar ko ba, diantaranya :
K eluarga yang k acau balau, terutama adanya orang tua yang men jadi penyalahguna nar ko ba atau menderita sak it mental
5
Orang tua dan anak k urang saling memberi k asih sayang dan pengasuhan
Anak/k aum muda yang sangat pemalu atau yang dik ucilk an dan sulit menyesuaik an diri dengan lingk ungannya
Anak yang bertingk ah lak u agresif , suk a mencari sensasi
Misk in k etrampilan sosial
Bergabung dengan k elompok sebaya yang berperilak u menyimpang
munik asi Tidak bisa ber ko
Tidak berada
Tidak
dengan orang tua
dalam pengawasan orang tua
mau mengik uti aturan / norma / tata tertib, rencah penghayatan
spiritualnya.
2.5 Undang-undang Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan nar ko ba selain merugik an k esehatan diri sendiri juga berdampak negatif terhadap k ehidupan ek onomi dan sosial seseorang. Penyalahgunaan nar ko ba dapat merusak ek onomi k arena sif at obat yang membuat k etergantungan, dimana tubuh pengguna selalu meminta tambahan dosis dan dengan harga obat-obatan jenis nar ko ba yang tergolong relatif mahal mak a hal tersebut secara ek onomis sangat merugik an. Ek onomi k eluarga bisa bangk rut bilamana k eluarga tidak mampu lagi membiayai k etergantungan anggotanya terhadap nar ko ba, bahk an hal ini bisa berdampak buruk yaitu bisa menimbulk an persoalan k riminalitas seperti pencurian, penodongan bahk an perampok an. K eharmonisan k eluarga pun bisa terganggu manak ala salah seorang atau beberapa orang anggota k eluarga men jadi pecandu. Sif at obat yang merusak
secara
f isik
maupun
psik is
ak an
berdampak
k epada
k etidak nyamanan hubungan sosial dalam k eluarga. Penyalahguna nar ko ba juga menimbulk an k eresahan dalam masyarak at. Perilak u pengguna yang tidak ter ko ntrol dapat mengganggu k etertiban dan k eamanan masyarak at. T erlebih
jik a
dik aitk an
dengan
timbulnya berbagai penyak it
yang
menyertainya seperti Hepatitis, HIV/AIDS, bahk an k ematian.
6
Hal tersebut lebih jauh bisa menyebabk an hancurnya suatu negara, oleh k arena itu negara melarang nar ko ba. Undang-undang Nomor 22
Tahun
1997 tentang Nar ko tik a, menyatak an :
Pasal
45
: Pecandu nar ko tik a wa jib men jalani pengobatan dan/atau
perawatan
Pasal
36
: Orang tua atau wali pecandu yang belum cuk up umur bila
senga ja tidak melapor ka n diancam k urungan paling lama
6
(enam) bulan
atau denda paling banyak satu juta rupiah.
Pasal 88 : Pecandu nar ko tik a yang telah dewasa senga ja tidak melapor diancam k urungan paling lama
6
(enam) bulan atau denda paling banyak
dua juta rupiah, sedang bagi k eluarganya paling lama
3
(tiga) bulan atau
denda paling banyak satu juta rupiah. Undang-undang
Nomor
5
Tahun
1997
tentang
Psik otropik a,
menyatak an :
Pasal
37
ayat (1) : Pengguna psik otropik a yang menderita syndrome
k etergantungan ber ke wa jiban
ik ut
serta
dalam pengobatan
atau
perawatan
Pasal
64
syndrome
ayat (1) barang siapa : a. menghalang-halangi penderita k etergantungan
untuk men jalani pengobatan
dan/atau
perawatan pada f asilitas rehabilitasi sebagaimana dimak sudk an dalam pasal
37,
dipidana dengan pidana pen jara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak 20 juta rupiah.
2.6 Narkoba dan Islam
Dalam wacana Islam, ada beberapa ayat Al-Qur'an dan Hadits yang melarang manusia untuk mengk onsumsi minuman k eras dan hal-hal yang memabukk an. Pada orde yang lebih mutak hir, minuman k eras dan hal-hal yang memabukk an bisa juga dianalogik an sebagai nar ko ba. Wak tu Islam lahir dari terik padang pasir lewat
Nabi
Muhammad, zat berbahaya yang paling
populer memang baru minuman k eras (k hamar ). Dalam per ke mbangan dunia Islam, k hamar k emudian bergesek an, bermetamor f osa dan beranak pinak
7
dalam bentuk yang mak in canggih, yang k emudian lazim disebut nar ko tik a atau lebih luas lagi nar ko ba. Untuk itu, dalam analoginya, larangan mengonsumsi minuman k eras dan hal-hal yang memabukk an, adalah sama dengan larangan mengonsumsi nar ko ba. Ada dua surat al-Qur'an dan dua hadits yang coba dilansir disini, yang ter jemahannya k ira-k ira begini : " H ai orang-orang yang beriman, se sungguhnya (meminum) k hamar , ber judi , (berkorban untuk) ber hala , mengundi nasib d eng an panah, adalah termasuk perbuat an s yait an. Maka jauhilah perbuat an- perbuat an itu a g ar kamu mendapat k eber untung an ". (QS Al-Maidah : 90) K emudian ayat yang k edua: "S e sungguhnya s yait an itu bermaksud hendak menimbulkan permu suhan dan k ebencian di ant ara kamu lant aran (meminum) k hamar dan ber judi itu, dan menghalang i kamu dari meng ing at Allah dan sembahyang; maka ber hent ilah kamu (dari menger jakan pek er jaan itu )". (QS Al-Maidah : 91) Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada k eburuk an, k egelapan, dan sisi-sisi destruk tif manusia. Ini semua bisa dipicu dari k hamar (nar ko ba) dan judi k arena bisa membius nalar yang sehat dan jernih. K hamar (nar ko ba) dan judi sangat dek at dengan dunia k e jahatan dan k ek erasan, mak a menurut al-Qur'an k hamar (nar ko ba) dan judi potensial memicu permusuhan dan k ebencian antar sesama manusia. K hamar dan judi juga bisa memalingk an seseorang dari Allah dan shalat. Selain dua ayat al-Qur'an di atas, juga ada hadits yang melarang k hamar / minuman k eras ( baca : nar ko ba), yaitu : "S et iap zat, bahan at au minuman yang dapat memabukkan dan mel emahkan adalah k hamar , dan set iap k hamar haram". (HR . A bdullah bin Umar ). Jelas dari hadits di atas, k hamar (nar ko ba) bisa memerosokk an seseorang k e dera jat yang rendah dan hina k arena dapat memabukk an dan melemahk an. Untuk itu, k hamar (dalam bentuk yang lebih luas adalah nar ko ba) dilarang dan diharamk an. Sementara itu, orang yang terlibat dalam penyalahgunaan k hamar (nar ko ba) dilak nat oleh Allah, entah itu pembuatnya,
8
pemak ainya, pen jualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi. Buk an hanya agama Islam, beberapa agama lain juga mewant i-want i (memberi peringatan yang sungguh-sungguh) k epada para pemeluk nya atau secara lebih umum umat manusia, untuk men jauhi nar ko ba.
2.7 Pencegahan Dan Solusi Penyalahgunaan Narkoba
Beberapa f ak tor -f ak tor penting yang harus diperhatik an agar dapat mencegah k aum muda menggunak an nar ko ba, k husunya bagi rema ja:
Ik atan yang k uat di dalam k eluarga
Pengawasan orang tua yang didasar ka n pada aturan tingk ah lak u yang jelas dan pelibatan orang tua dalam k ehidupan anak/k aum muda
Ik atan yang k uat di dalam institusi pro-sosial seperti k eluarga, sek olah, dan organisasi-organisasi k eagamaan.
Menerima norma k ebiasaan tentang larangan penggunaan nar ko ba.
K eluarga harus dapat menciptak an k omunik asi yang lebih baik
Disiplin, tegas dan k onsisten dengan aturan yang dibuat
Berperan ak tif dalam k ehidupan anak-anak
Memonitor ak tivitas merek a
Mengetahui dengan siapa anak/k aum muda bergaul
Mengerti masalah dan apa yang men jadi perhatian merek a
Orang tua harus men jadi panutan, teman disk usi, tempat bertanya
Mampu mengembangk an tradisi k eluarga dan nilai-nilai k eagamaan
Menggali potensi anak untuk dik embangk an melalui berbagai macam k egiatan. Solusi yang dapat dilak uk an k etik a ada anggota k eluarga yang
menggunak an nar ko ba :
Berusaha tenang, k endalik an emosi, jangan marah dan tersinggung
Jangan tunda masalah, hadapi k enyataan, adak an dialog terbuk a dengan anggota yang menggunak an nar ko ba
Dengar ka n dengan baik pendapatnya, beri dorongan non verbal. Jangan memberi ceramah/nasehat berlebih
9
Hargai k e ju juran, berusaha ju jur terhadap diri sendiri, jangan merasa benar sendiri
Tingk atk an
hubungan dalam k eluarga, rencanak an membuat k egiatan
bersama-sama k eluarga
Cari pertolongan, cari bantuan pihak k etiga yang paham dalam menangani nar ko ba atau tenaga prof esional, pusk esmas, rumah sak it, panti/tempat rehabilitasi.
Pendek atan k epada orang tua teman anak pemak ai nar ko ba, ungk apk an dengan hati-hati dan a jak merek a bek er ja sama menghadapi masalah. Banyak yang
masih bisa
dilak uk an
untuk mencegah rema ja
menyalahgunak an nar ko ba dan membantu rema ja yang sudah ter jerumus penyalahgunaan nar ko ba. Ada tiga tingk at intervensi, yaitu
Primer , sebelum penyalahgunaan ter jadi, biasanya dalam bentuk pendidik an, penyebaran inf ormasi mengenai bahaya nar ko ba, pendek atan melalui k eluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKB N, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. k egiatan dilak uk an seputar pemberian inf ormasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditu juk an k epada rema ja langsung dan k eluarga.
S ek und er , pada saat penggunaan sudah ter jadi dan diperluk an upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintak e)antara 1 -
3
hari dengan melak uk an pemerik saan f isik dan
mental, dan Fase detok sif ik asi dan terapi k omplik asi medik , antara 1 -
3
minggu untuk melak uk an pengurangan k etergantungan bahan- bahan adik tif secara bertahap.
T er ti er ,
yaitu upaya untuk merehabilitasi merek ayang sudah memak ai
dan dalam proses penyembuhan.
Tahap
ini biasanya terdiri atas Fase
stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapk an pengguna k embali k e masyarak at, dan Fase sosialiasi dalam masyarak at, agar mantan penyalahguna
nar ko ba
bermak na di masyarak at.
mampu Tahap
mengembangk an
k ehidupan
yang
ini biasanya berupa k egiatan k onseling,
membuat k elompok-k elompok duk ungan, mengembangk an k egiatan alternatif , dll.
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah penyalahgunaan nar ko ba buk an lagi sebuah masalah yang dapat
diselesaik an
dengan
mudah,
k arena
dalam per ke mbangannya
penyalahgunaan nar ko ba ini yang telah menimpa generasi muda, mulai anak usia SD sampai Perguruan Tinggi yang notabene adalah penerus bangsa yang berak ibat disorientasi emosi, k emauan, maupun disorientasi k oordinasi psik omotorik nya. Diharapk an dengan pen jelasan apa itu nar ko ba dan berbagai jenis jenisnya, dampak nya serta pandangan dalam islam, diharapk an agar k aum muda, orang tua, maupun pihak yang ter ka it lebih awar e pada permasalahan yang membahayak an ini.
T erlebih
lagi di era globalisasi ini dimana semua
per ke mbangan tek nologi inf ormasi begitu pesat yang dapat mempermudah penyebaran dan penyalahgunaan nar ko ba. Mak a dari itu peran dari berbagai pihak sangat diharapk an untuk memberik an k esadaran serta pencegahan terhadap penyalahgunaan nar ko ba.
3.2 Saran
Untuk melak uk an penanggulangan terhadap peredaran nar ko ba yang sudah semak in
memprihatink an
dan
membahayak an k arena
semak in
banyak nya jumlah generasi muda Indonesia yang telah men jadi k orban penyalahgunaan nar ko ba, mak a penulis menyarank an untuk membentuk mana jemen penanggulangan peredaran nar ko ba serta dampak bahaya yang ditimbulk annya dengan melibatk an masyarak at sebagai k omponen utama. Strategi penanggulangan peredaran nar ko ba tersebut direalisasik an melalui pembentuk an organisasi dari k elompok-k elompok sosial yang ada di dalam masyarak at. K olaborasi
k elompok-k elompok sosial tersebut
diberik an
pembek alan, pendidik an dan pelatihan yang memadai sehingga diharapk an k elak dapat memberik an penyuluhan dan bimbingan k epada masyarak at dalam
menanggulangi
k e jahatan peredaran
nar ko ba
yang
semak in
11
memprihatink an. Penanganan
masalah nar ko ba melalui pemberdayaan
k elompok sosial masyarak at harus disusun dan direncanak an secara sistematis dan ber ke sinambungan dengan diduk ung oleh k epolisian dan pemerintah yang melalui beberapa proses antara lain, yaitu : Pertama Input , merupak an k eik ut sertaan dan pelibatan lembaga-lembaga
ter ka it, seperti k epolisian, Badan Nar ko tik a Daerah, Departemen Sosial serta lembaga k emasyarak atan yang peduli terhadap nar ko ba. Kedua Proses, yang meliputi tahap persiapan, pelak sanaan, monitoring dan
evaluasi dari k egiatan yang telah dilak sanak an. Ketiga Output , yaitu diharapk an dengan k olaborasi k elompok sosial ini dapat
meningk atk an peran dan k apasitas k elompok sosial dalam penanggulangan nar ko ba peredaran nar ko ba dan diharapk an dapat men jadi garda terdepan dalam memberik an penyuluhan dan pemahaman k epada masyarak at tentang penanggulangan peredaran nar ko ba dan dampak bahaya
yang dapat
ditimbulk an oleh nar ko ba.
12
DAFTAR PUSTAKA
M. Arief Hak im, Baha ya Narkoba Alkohol : Cara Islam M eng at asi , M enceg ah dan M elawan, Bandung : Nuansa, 2004. Brosur Direk torat Pelayanan dan R ehabilitasi Sosial K orban NAPZA, Depsos RI. http://google.co.id http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1331&bih=518&q=penyalahgu naan+nar ko ba&aq=f &aqi=g7&aql=&oq=&gs_r f ai=&f p=6c0745768df1cbe 5 http://www.wik imu.com/ News/R ema ja.html
13