TERBATAS
OPTIMALISASI PERAN DANSAT DALA D ALAM M PENGAWASAN SERTA PEMBINAAN JASMANI PRAJURIT GUNA MEWUJUDKAN KESIAPAN PERSONEL D ALAM ALAM MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN TUGAS DAN MENINGKATKAN KARIER
1.
Pendahuluan.
a.
Pembi mbinaan aan jas jasman mani mil militer iter mer merupa upakan salah sat satu fungs ungsii khusus TNI AD.
Sesuai Sesuai peran peran dan fungsiny fungsinya a menyelen menyelenggar ggaraka akan n pembentu pembentukan kan,, peningk peningkatan atan dan pemel pemeliha iharaa raan n jasman jasmanii milite militerr baik baik peror perorang angan an maupun maupun satu satuan, an, agar agar terw terwuju ujud d kesama kesamapt ptaan aan jasma jasmani ni yang yang diperl diperluk ukan an guna guna mendu menduku kung ng pelak pelaksa sana naan an tugas tugas.. Pembinaa Pembinaan n jasmani jasmani militer militer pada dasarny dasarnya a harus harus dapat dapat mewujud mewujudkan kan kesamap kesamaptaan taan jasmani yang diperlukan diperlukan untuk mendukung mendukung tugas pokok TNI AD. Untuk itu pelaksanaannya dilakukan secara sistematis dan terpadu meliputi pembinaan postur tubuh, kesegaran jasmani dan ketangkasan jasmani, sehingga dapat bermanfaat bagi prajurit maupun satuan. Pembinaan jasmani bertujuan untuk mewujudkan kesegaran jasmani prajurit agar memiliki ketahanan ketahanan fisik, sehingga mampu melaksanakan melaksanakan kegiatan dan pekerjaan yang berat tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti serta cepat cepat pulih pulih kemba kembali, li, akan akan tetapi tetapi masih masih terda terdapat pat praju prajurit rit yang yang memili memiliki ki tingk tingkat at kesegaran jasmani yang rendah karena parajurit tersebut tidak mengikuti program pembinaan latihan kesegaran jasmani yang telah di programkan oleh komando atas hal tersebut tersebut disebab disebabkan kan karena karena kurangny kurangnya a pengaw pengawasan asan dari unsur unsur pimpinan pimpinan di satuannya. b.
Menyadari Menyadari hal tersebut tersebut di atas, maka perlu ditingkatkannya ditingkatkannya kesegaran kesegaran jasmani
prajurit agar memiliki ketahanan fisik, sehingga mampu melaksanakan kegiatan tes kesemapt kesemaptaan aan jasmani jasmani guna guna meningk meningkatka atkan n nilai nilai kesemap kesemaptaan taan jasmani jasmani agar agar siap melaksanakan melaksanakan tugas pokok dan meningkatkan karier (pendidikan), maka hal tersebut diatas perlu adanya pembinaan mental disiplin prajurit dan pemberian motivasi serta adanya tanggung jawab pengawasan oleh unsur-unsur pimpinan.
TERBATAS
TERBATAS
2 Gejala penurunan tingkat kemampuan jasmani dan disiplin prajurit yang terjadi tidak terlepas dari tanggung jawab dan efektifitas kepemimpinan dalam arti luas. Indikasi yang dapat kita lihat di lapangan seperti : menurunnya semangat dan kepercayaan diri, kinerja kepemimpinan, kejenuhan, ketidakpuasan, adanya gaya kepemimpinan yang kurang memahami kemampuan diri, bawahan maupun lingkungannya. Aspek lain adalah adanya pencerminan gaya kepemimpinan yang kurang efektif bila dilihat dari segi strategi kepemimpinan, yaitu kurangnya kemampuan memainkan tiga keahlian : manajemen yang baik, bekerja dengan orang lain secara efektif dan mempunyai visi ke depan.
2.
Pembahasan.
a.
Rendahnya nilai kesegaran jasmani prajurit dikarenakan salah satunya adalah
kurangnya kepedulian para Dansat dalam melakukan pengawasan pembinaan jasmani
prajurit
berakibat
tidak
siapnya/kegagalalan
personel/prajurit
dalam
melaksanakan test kesemaptaan jasmani periodik, UKP kenaikan pangkat maupun test untuk mengikuti pendidikan, hal tersebut tidak akan terjadi apabila Dansat bisa melaksanakan pola kepemimpinan yang mengacu pada
11 (sebelas) azas
kepemimpinan, diantaranya beberapa azas kepemimpinan : Ing Ngarsa Sung Tuladha
( Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan
dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya ), Ing Madya Mangun Karsa ( Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa
dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya ) dan Tut Wuri Handayani ( Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab ), maka hal tersebut diatas tidak akan terjadi karena seorang pemimpin bisa menjadi panutan, memberi semangat dan mendorong bawahannya untuk lebih maju. Kondisi yang terjadi saat ini masih terdapat unsur pimpinan yang tidak maksimal dalam mengamalkannya.
TERBATAS
TERBATAS
3 Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai
apabila
mempengaruhi
ia tidak
dan
berhasil menumbuh dan
memotivasi
prajurit/bawahannya
mengembangkan serta agar
lebih
baik
dalam
melaksanakan segala kegiatan termasuk diantaranya meningkatkan kwalitas dan kemampuan jasmani prajurit. b.
Rendahnya keinginan dan motivasi prajurit untuk melaksanakan pembinaan
jasmani dikarenakan rasa malas, mengedepankan kepentingan pribadi (ekonomi) dan tidak memikirkan peningkatan karier kepangkatan sehingga hal tersebut memicu rendahnya kwalitas jasmani prajurit. Permasalahan tersebut dapat kita jumpai di berbagai satuan, masih adanya prajurit yang tidak lulus test semapta periodik, UKP kenaikan pangkat maupun test untuk pendidikan. Prajurit tidak menyadari bahwa dengan rendahnya kemampuan kesegaran jasmaninya dapat menimbulkan dampak yang merugikan pada diri prajurit itu sendiri terutama dari segi kesehatan sehingga efektifitas kinerja parajurit di satuan menjadi menurun. 3.
Upaya Pembinaan.
Setiap Prajurit harus memiliki kesadaran dan motivasi
yang tinggi serta ikhlas dalam melaksanakan setiap kegiatan termasuk kegiatan pembinaan jasmani sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kwalitas prajurit disegala bidang termasuk jasmani. Hal tersebut juga tidak luput dari peran serta para Dansat, adapun upaya pembinaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
Agar Dansat/pimpinan dapat membentuk prajurit yang profesional dan
mempunyai fisik/jasmani yang handal maka para Dansat/pimpinan harus bisa melaksanakan pola kepemimpinan yang mengacu pada
11 (sebelas) azas
kepemimpinan, sehingga para Dansat bisa menjadi panutan, memberi semangat
dan mendorong bawahannya untuk lebih maju, dapat menjadi contoh kepada prajurit/bawahannya, maka kehadiran Dansat/pimpinan haruslah selalu berada ditengah-tengah prajurit di dalam pelaksanaan kegiatan apapun termasuk diantaranya kegiatan pembinaan jasmani.
TERBATAS
TERBATAS
4
b.
Seorang Dansat/pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menginspirasi,
mendorong dan meningkatkan kemampuan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dan sebagainya), melakukan kegiatan sehari-hari (monitoring dan pengendalian), dan mengevaluasi kinerja dari anak buahnya. Dengan kemampuan menginspirasi, mendorong dan meningkatkan kemampuan anak buahnya dalam menyusun perencanaan maka kegiatan pembinaan jasmani khususnya akan dapat tercapai karena kegiatan disusun secara baik, mempunyai target dan sasaran yang telah ditentukan ( terprogram ) dan selalu mengendalikan,
memonitoring serta
mengevaluasi setiap program pembinaan jasmani sehingga mengetahui kemampuan jasmani yang dimiliki oleh prajurit/bawahannya dan berusaha untuk meningkatkan kemampuan jasmani prajurit yang masih dibawah standart penilaian jasmani TNI-AD. 4.
Penyelenggaraan Pembinaan. Agar pembinaan jasmani prajurit dapat mencapai
tujuan dan sasaran, dalam pelaksanaannya harus berpedoman pada proses pembinaan, metoda, tataran kewenangan dan komando pengendalian yang berperan mengarahkan seluruh kegiatan. Pembinaan kesamaptaan jasmani meliputi pembinaan postur tubuh prajurit, kesegaran jasmani dan ketangkasan jasmani militer, yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan tataran kewenangan dan komando pengendalian. Kondisi yang terjadi saat ini terdapat unsur pimpinan yang tidak melaksanakan pengawasan langsung, tidak berada ditengah prajurit dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan jasmani sehingga unsur bawahan tidak melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan aturan, hal ini akhirnya berdampak pada hasil nilai kesemaptaan jasmani yang kurang maksimal maka pada saat prajurit tersebut melaksanakan test untuk mengikuti pendidikan, prajurit tersebut tidak mampu untuk mencapai nilai kesemaptaan jasmani yang telah ditentukan sesuai standarisasi jasmani TNI AD. Intensitas latihan jasmani merupakan faktor yang sangat penting. Dari penelitianpenelitian dapat diketahui bahwa dosis latihan jasmani yang cukup dapat meningkatkan kesegaran aerobic prajurit.
TERBATAS
TERBATAS
5 Makin berat intensitas latihan, makin besar efek latihan tersebut terhadap kesegaran aerobic prajurit (sampai batas tertentu). Sifat kesamaptaan jasmani sama dengan sifat dari organ sebagai sumbernya dan bila disimpulkan secara umum adalah sebagai berikut : dapat dilatih untuk ditingkatkan, Meningkat dan menurun dalam periode waktu tertentu, tidak dengan tibatiba (mendadak), tidak menetap sepanjang masa dan- selalu mengikuti perkembangan usia manusia. Hal tersebut tidak disadari oleh personel dan sering diabaikan sehingga kegiatan pembinaan fisik cenderung hanya sekedarnya saja maka akan berdampak kepada pembinaan jasmani personel yang tidak maksimal. Oleh karena itu maka dalam pembinaan jasmani perlu dilaksanakan sesuai dengan program pembinaan latihan kesegaran jasmani yang telah di programkan oleh komando atas dan perlunya variasi Oraum guna mencegah rasa jenuh dan tetap terbinanya kualitas jasmani. Hal tersebut di atas mengacu pada prinsip dasar pembinaan sebagai berikut : a.
Totalitas. Manusia merupakan suatu perpaduan jiwa dan jasmani, sehingga
satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Untuk itu dalam pelaksanaan pembinaan jasmani disamping dapat meningkatkan kemampuan jasmani prajurit juga sekaligus dapat meningkatkan mental kejiwaan prajurit. b.
Kemanusiaan.
Pelaksanaan
pembinaan
jasmani
harus
disesuaikan
dengan situasi serta kondisi fisik dan kejiwaan prajurit. c.
Ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Pelaksanaan
pembinaan
jasmani
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan tidak mengabaikan aturan dan ketentuan yang berlaku dalam Pembinaan jasmani. d.
Berkesinambungan pelaksanaan.
Pembinaan jasmani harus dilakukan
secara sistematis sehingga berhasil guna dan berdaya guna.
TERBATAS
TERBATAS
6 e.
Standarisasi pelaksanaan.
Pembinaan jasmani harus ada standarisasi
tentang sistematika pembinaan, sarana prasarana dan alpal yang digunakan. f.
Materi pembinaan jasmani.
Penerapan materi Pembinaan jasmani harus
dilaksanakan secara ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan tujuan pembinaan jasmani. Dengan demikian penyelenggaraan pembinaan jasmani prajurit dirasakan adanya kendala/hambatan yang mempengaruhi, yaitu : a.
Faktor internal. 1)
Faktor kekuatan. a)
Sapta Marga dan sumpah prajurit masih tertanam di dalam jiwa
prajurit. b) 2)
Masih tertanamnya disiplin yang tinggi pada setiap prajurit.
Faktor kelemahan. a)
Masih terdapatnya prajurit yang kurang memiliki kesadaran dan
motivasi dalam melaksanakan setiap kegiatan termasuk pembinaan jasmani. b)
Menurunnya kwalitas kepemimpinan dan kepedulian para Dansat
terhadap parajurit/bawahannya. b.
Faktor Eksternal. 1)
Peluang.
Semangat berlatih yang dimiliki oleh prajurit/bawahan
masih terpelihara dengan baik, hal ini harus dibarengi dengan pola pembinaan dan kwalitas kepemimpinan Dansat/pimpinan yang ada di satuan.
TERBATAS
TERBATAS
7 2)
Kendala.
Pengaruh
sosial
ekonomi
masyarakat
sekitar
menyebabkan Prajurit lebih mengutamakan ekonomi keluarga dari pada karier, sehingga Prajurit cenderung malas untuk melaksanakan kegiatan yang telah di programkan komando atas termasuk kegiatan pembinaan jasmani. Kurangnya kehadiran Dansat/pimpinan ditengah-tengah prajurit/bawahannya dalam setiap pelaksanaan kegiatan dikarenakan Dansat/pimpinan lebih mengutamakan kegiatan diluar satuan, sehingga unsur pengawasan dan pengendalian sangat lemah. 5.
Kesimpulan.
a.
Rendahnya nilai kesegaran jasmani prajurit dikarenakan salah satunya adalah
kurangnya kepedulian para Dansat dalam melakukan pengawasan pembinaan jasmani
prajurit
berakibat
tidak
siapnya/kegagalalan
personel/prajurit
dalam
melaksanakan test kesemaptaan jasmani periodik, UKP kenaikan pangkat maupun test untuk mengikuti pendidikan. b.
Prajurit belum menyadari manfaat kesegaran jasmani yang baik sangat
berguna dalam kehidupan prajurit disamping menunjang karier (pendidikan), manfaat kesemaptaan jasmani dalam kehidupan sebagai berikut : 1)
Postur yang baik dapat memberikan penampilan yang memancarkan
adanya kewibawaan lahiriah serta gerak yang efisien. 2)
Kesegaran yang tinggi dapat tahan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
yang berat tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau cidera, sehingga banyak hasil yang dicapai dalam pekerjaannya. 3)
Ketangkasan yang tinggi banyak rintangan yang dapat diatasi sehingga
semua dapat berjalan dengan cepat dan tepat untuk mencapai tugas pokok.
TERBATAS
TERBATAS
8 4)
Kesamaptaan jasmani dapat memberikan dampak positif pada aspek
psikis dan sosial yaitu : Kepercayaan diri yang kuat, menimbulkan kepuasan dan kenikmatan dalam menjalani usia, komunikasi sosial yang serasi, meningkatkan derajat kesehatan, meningkatkan kesejahteraan dan moril serta meningkatkan kewibawaan. 6.
Saran.
Agar peran Dansat dalam pengawasan serta pembinaan jasmani prajurit
dapat tercapai, maka disarankan sebagai berikut : a.
Agar Dansat/pimpinan melaksanakan pola kepemimpinan yang mengacu pada
11 (sebelas) azas kepemimpinan, sehingga para Dansat bisa menjadi panutan,
memberi semangat dan mendorong bawahannya untuk lebih maju, dapat menjadi contoh kepada prajurit/bawahannya, maka kehadiran Dansat/pimpinan haruslah selalu berada ditengah-tengah prajurit di dalam pelaksanaan kegiatan apapun termasuk diantaranya kegiatan pembinaan jasmani.
b.
Dansat/pemimpin harus memiliki kemampuan dalam menyusun perencanaan
(termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dan sebagainya), melakukan kegiatan sehari-hari (monitoring dan pengendalian), mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
7.
Penutup.
Demikian pembahasan pemikiran tentang optimalisasi peran dansat
dalam pengawasan serta pembinaan jasmani prajurit guna mewujudkan kesiapan personel dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan karier.
TERBATAS