WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR 23 NOVEMBER 2017 KELOMPOK 3 KESELAMATAN KERJA
Kelompok III dr. Anastasya Ananda dr. Astrid Felandine Noor dr. Ayu Listiani dr. Chaerunisa Utami dr. Elizabeth Amanda dr. Nadia Citrabyadiguna dr. Noni Nuriza Putri dr. Sesilia dr. Ummul Akla
PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE 20 – 25 NOVEMBER 2017 JAKARTA
BAB I PENDAHULUAN I.
Latar Belakang Kemajuan teknologi saat ini telah mewujudkan era globalisasi yang menghadirkan perubahan dan sekaligus tantangan yang perlu antisipasi sejak dini. Era
globalisasi
juga
berdampak
pada
perindustrian
yang
juga
semakin
berkembang diseluruh dunia, dan menuntut berbagai perusahaan untuk selalu proaktif dalam peningkatan produksinya yang berpengaruh pada penggunaan mesinmesin, peralatan produksi serta pemakaian bahan berbahaya yang semakin meningkat guna menunjang kelancaran produksi. Dengan adanya peningkatan produksi maka akan meningkat pula potensi bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. PT Indofood Sukses Makmur merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan ringan yang dalam setiap proses kerjanya tidak lepas dari potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut dapat berupa kecelakaan yang diakibatkan mesin-mesin produksi, , terpeleset karena lantai yang licin, sampah yang tidak terurus dan juga bisa disebabkan adanya faktor fisik lingkungan kerja seperti bising, panas ataupun penerangan yang kurang merupakan faktor pendukung terjadinya suatu kecelakaan kerja. Kecelakaan
ditempat
kerja
merupakan
penyebab
utama
penderita
perorangan dan penurunan produktivitas. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata 6000 orang or ang meninggal akibat akib at sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang pertahun meninggal akibat sakit atau kecelakaan kerja. Pengetahuan keselamatan kerja sangat dibutuhkan
untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul akibat kerja untuk mencapai keamanan yang baik dan realistis dalam memberikan rasa tentram dan kegairahan dalam bekerja pada tenaga kerja, agar dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
II.
Dasar Hukum 1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Tentang Keselamatan Keselamatan Kerja. 2. UU RI No. 13 Tahun 2003 2003 Tentang Tentang Ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan.
1
3. UU Uap tahun 1930. 4. Peraturan Uap tahun 1930. 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan. 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan. 7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982 tentang bejana tekanan. 8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 04/MEN/1985 tentang pesawat tenaga dan produksi. 9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 05/MEN/1985 tentang pesawat angkat-angkut. 10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir. 11. Keputusan menteri
tenaga
kerja
RI
No.
Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja. 12. Keputusan menteri
tenaga
kerja
RI
No.
Kep 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya. 13. Keputusan
menteri
tenaga
kerja
RI
No.
Kep
75/MEN/2002
tentang
pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja. 14. Surat
keputusan
direktur
jenderal
pembinaan
dan
pengawasan
ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan teknis petugas K3 ruang terbatas 15. Surat
keputusan
direktur
jenderal
pembinaan
dan
pengawasan
ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan dan kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan menggunakan akses tali (rope ( rope access).
III. Profil Perusahaan a. Sejarah perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.
2
Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971. Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima. Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang yang dibagi menjadi dua shift dan memiliki peralatan produksi sebanyak 3 line. line. Setiap line line mempunyai kapasitas produksi sebanyak 18.000 pcs/jam, pcs/jam, pada tahun 1993 penggunaan mesin meningkat menjadi 8 line dan pada tahun 1994 meningkat menjadi 10 line 10 line mesin. Sampai saat ini telah beroprasi 14 line. line. Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.
3
b. Visi dan dan misi perusahaan Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan. Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah “Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan”. Misi yang ingin dicapai oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah “Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang industri makanan”. a. Jumlah pegawai perusahaan Jumlah pekerja sebanyak ± 1875 orang pekerja. Jam kerja pegawai dibagi menjadi 3 shift utama.
b. Sektor usaha PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) beroperasi di sektor kemasan makanan dimana perusahaan mempunyai berbagai macam produk seperti: mie instan, produk susu, bumbu makanan, makanan ringan, dan makanan bernutrisi dan spesial. ICBP didirikan sebagai produk konsumen bermerek (CBP) grup dari PT. Indofood Sukses Makmur (ISM), perusahaan induk yang tercatat pada bursa saham Indonesia sejak tahun 1994. ISM memberikan solusi total makanan melalui empat kelompok usaha strategis: produk makanan bermerek, Bogasari (produser tepung), agribisnis, dan distribusi. Melalui restrukturisasi internal, semua kegiatan usaha CBP yang menyangkut mie instan, produk susu, bumbu makanan, makanan ringan, makanan bernutrisi dan khusus, dan juga biskuit dimana sebelumnya di bawah Grup Bogasari, telah dipindahkan dari ISM ke ICBP, dimana terbentuk pada September 2009. Merek utama ICBP meliputi berbagai macam merek mie instan (Indomie, Supermi, dan Sarimi), produk susu (Indomilk), bumbu makanan (Sambal Indofood, Sirup Indofood, dan Bumbu Racik), makanan ringan (Chitato dan Qtela), dan juga makanan bernutrisi dan khusus (Promina dan SUN). c. Jam kerja Pabrik
: Jam Kerja : Shift I 08.00 08.00 – – 15.00 15.00
4
Shift II 15.00 – 15.00 – 22.00 22.00 Shift III 22.00 – 22.00 – 08.00 08.00 Kantor
: Jam Kerja : 08.00 - 16.30
d. Asuransi
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaa Ketenagakerjaan n
Asuransi mandiri milik perusahaan
e. Sertifikasi perusahaan
ISO 9001 : 2008 Certifed by SGS
SNI ISO 9001 : 2008
ISO 22000 : 2005 Certifed by SGS
SMK3 dan OHSAS 18001 18001 : 2007 2007 Certifed by PT.Sucofindo PT.Sucofindo International Operating System (SAP)
Certified by LPPOM MUI (Majelis Ulama Indonesia)
ISO 14001 : 2005 certified by by PT.Sucofindo International Certification Services
f. Kelembagaan P2K3 Total personel P2K3 ialah sebanyak 20 orang namun belum ada pembagian petugas K3 pada perusahaan ini.
5
Gambar 2.1. Struktur organisasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
IV.
Alur Produksi
Gambar 2.2. Alur Produksi Divisi Noodle PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
6
V.
Landasan Teori Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu
dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktorfaktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil r esiko terjadinya kecelakaan. Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya. Sedangkan pendapat Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan kerja.Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya.Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan bekerjasecara maksimal dan semangat.Keselamatan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
7
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Menurut Suma’mur pada tahun 1993 keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Kemudian pada tahun 2001 Suma’mur memperbaharui pengertian dari keselamatan kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang keselamatan kerja.Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut: a) Adanya unsur-unsur unsur-unsur keamanan keamanan dan kesehatan kesehatan kerja b) Adanya kesadaran kesadaran dalam menjaga menjaga keamanan dan kesehatan kerja. c) Teliti dalam bekerja d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti pernyataan Jackson (1999) bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.
8
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1. Identifikasi potensi bahaya Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus dapat mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan terhadap: 1. Karyawan 2. Orang lain yg berada ditempat kerja 3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain : 1. Kerugian harta benda (Property Loss) 2. Kerugian masyarakat 3. Kerugian lingkungan Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang komprehensif tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap elemen. 2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab yang mungkin ada/terjadi. 3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara lain adalah: a. Inspeksi b. Check list c. Hazops (Hazard and Operability Studies) d. What if e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) f. Audits g. Critical Incident Analysis h. Fault Tree Analysis. Event Tree Analysis
9
j. Dalam memilih metode yang digunakan tergantung pada type dan ukuran risiko. 2. Penilaian Risiko Terdapat 3 (tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di tempat kerja yaitu untuk : a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja; b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja; c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada. d.
mengendalikan
risiko
dengan
memperhitungkan
semua
tindakan
penanggulangan penanggulangan yang telah diambil; 3. Pengendalian Risiko Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut: 1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya 2. Substitusi a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta b. Proses menyapu diganti dengan vakum c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan 3. Rekayasa Teknik a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding) b. Pemasangan general dan local ventilation c. Pemasangan alat sensor otomatis 4. Pengendalian Administratif a. Pemisahan lokasi b. Pergantian shift kerja c. Pembentukan sistem kerja d. Pelatihan karyawan 5. Alat Pelindung Diri
10
BAB II PELAKSANAAN I.
Tanggal dan Waktu Pengamatan Kunjungan perusahaan ke PT Indofood Sukses Makmur Tbk dilakukan pada hari Kamis tanggal 23 November 2017 pukul 09.00-12.00
II.
Lokasi Pengamatan PT Indofood Sukses Makmur Tbk di Jalan J alan Kampung Jarakosta, Desa Sukadanau RT 05/RW 02 Cikarang Barat, Bekasi.
11
BAB III HASIL PENGAMATAN A. MESIN, PESAWAT, PESAWAT, DAN ALAT KERJA YANG DIGUNAKAN DIGUNAKAN Kontruksi
: Bangunan sesuai kontruksi Factory
Maintenance
: Sesuai prosedur pemeliharaan dan Perawatan
No.
Nama Peralatan
Pemeriksaan Berkala
1
Mesin Srew
setiap hari Minggu
2
Mixer
setiap hari Minggu
3
Dough Feeder
setiap hari Minggu
4
Dough Sheet
setiap hari Minggu
5
Laminate Roller
setiap hari Minggu
6
Continous Roller
setiap hari Minggu
7
Slitter
setiap hari Minggu
8
Steamer
setiap hari Minggu
9
Cutter
setiap hari Minggu
10
Fryer
setiap hari Minggu
11
Cooler
setiap hari Minggu
12
Picker
setiap hari Minggu
13
Etiket Sealing Machine
setiap hari Minggu
B. INSTALASI LISTRIK PT. Indofood dalam melakukan kegiatan produksinya menggunakan sumber Listrik yang berasal dari PLN, namun PT. Indofood tetap menyediakan Generator Set (Genset) / motor diesel sebagai cadangan listrik. Penerangan dalam kegiatan produksi menggunakan 2 jenis penerangan yaitu penerangan sumber alami seperti matahari dan sumber buatan seperti lampu. Jumlah penerangan seperti lampu sudah cukup baik terpasang merata di berbagai tempat. PT. Indofood sudah membuat instalasi penyalur petir guna menyalurkan arus petir yang sangat tinggi disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalur sesuai standar. Namun kami belum sempat melihat secara langsung instalasi
12
penyalur petir tersebut. Dari peninjauan kami ke PT. Indofood, kami dapat menyimpulkan bahwa penggunaan instalasi listrik sudah baik
C. SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN PENGAMATAN
STANDAR
Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak dari alat Memiliki
tim
pemadam api ringan (APAR) oleh beberpa APAR telah penanggulangan diletakkan pada posisi yang mudah dilihat dan dicapai juga kebakaran berwarna merah.
yang
terlatih
Alat pemadam api ringan (APAR) ditempatkan di tempat Memiliki yang mudah terlihat, dan jumlahnya sudah cukup.
proteksi
Namun adapun yang belum sesuai dengan Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980, adalah tidak terdapat lemari atau peti untuk penyimpanan tabung tersebut.
system kebakaran.
Dan terdapat APAR yang pemasanganya sesuai
dengan
Permenakertrans no. Per-04/MEN/1980
Tanggal
pemeriksaan
berkala
pada
APAR
tercatat Melaksanakan
dilaksanakan terakhir pada bulan Mei 2017 dan berlaku pemeriksaan sampai dengan tahun 2019.
dan
pengujian komponen yang
berkaitan
dengan penaggulangan kebakaran minimal 6 bulan 1 kali.
13
D. KONSTRUKSI TEMPAT KERJA KONTRUKSI
PENGAMATAN
TEMPAT KERJA Akses keluar masuk
Akses
STANDART
keluar-masuk Akses
keluar
masuk
ruangan terdiri dari satu lobi ruangan aman utama
dan
satu
pintu
keluar. Kebersihan
dan Kebersihan
kerapian tataruang
ruangan
dan
kerapian Kebersihan dan kerapian
kurang
Ruangan
terjaga. tata
tidak
ruang
tertata berantakan dan merintangi
dengan rapi
akses jalan
Jaminan
Telah
keselamatan
minggu untuk pemeliharaan keselamatan
peralatan,
bahan
tidak
dijadwalkan
setiap Terdapat
mesin di dalam ruangan.
dan benda – – benda
jaminan peralatan,
bahan, dan benda – benda – benda benda dalam ruangan
di dalam ruangan Tanda peringatan
Didapatkan tanda – – tanda Terdapat tanda peringatan peringatan tempat
pada
tempat – – pada
tertentu
yang resiko
merupakan tempat dengan arahan resiko
tinggi,
daerah
dengan
tinggi.
Tersedia
jalur
evakuasi
terdapat penanggulangan penanggulangan bencana.
banyak spanduk K3 yang dipasang di tempat yang mudah dilihat. Selain itu, juga
ditemukan
tanda-tanda
adanya
arahan
jalur
evakuasi bencana.
14
E. ALAT PELINDUNG DIRI WAJIB
DILARANG
Memakai topi atau kerudung Memakai perhiasan dan
DIINSTRUKSIKAN Cuci tangan sebelum
aksesoris
masuk
Membawa makanan dan
Semprot alkohol ke tangan
minuman dari luar
setiap 2 jam
Memakai baju seragam
Membawa tas atau barang
Menjaga kebersihan mesin
sesuai jadwal
yang tidak berhubungan
dan ruang kerja
Memakai masker
dengan pekerjaan Wajib memakai celemek
Memelihara kuku panjang
dan sepatu
dan rambut gondrong
Utamakan K3
Dengan benar dan sesuai standar
APD
CIRI CIRI
Helm
PENGAMATAN
STANDART
Pekerja tidak menggunakan helm.
Masker
Berwarna putih
Pekerja terlihat menggunakan masker yang sesuai
15
Sarung
Pekerja sebagian besar
Tangan
tidak menggunakan sarung tangan dengan
(ditempat
alas an pemakaian
pengemasan)
sarung tangan didapatkan kontaminasi dengan bakteri lebih besar
Sepatu (Quality Control, laboratorium, Prosessing Area)
Sepatu yang
Sebagian besar pekerja
Semua pekerja
digunakan berwarna menggunakan
menggunakan
coklat, berbahan
sepatunya
sepatunya
Sebagai pelindung
Semua pekerja tidak
Semua pekerja
mata ketika bekerja
menggunakan
menggunakan
dan mencegah
kacamata safety
kacamata safety
kanvas dengan alas karet. Berguna untuk melindungi kaki dari bahan kimia, bahaya panas, dan benturan juga luka.
Kacamata
s afety (Tempat fabrikasi, ekstrusi,
mata dari terkena benda asing
powder coating)
16
F. TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI Tanggap Darurat &
PENGAMATAN
STANDART
Evakuasi Fire Alarm
Terdapat alarm kebakaran baik di Terdapat di semua ruangan, dalam maupun di luar ruangan.
dan juga terdapat di luar ruangan, di setiap lorong
Emergency
Terdapat Emergency Lamp
Terdapat Emergency Lamp
Lamp Jalur Evakuasi
di semua ruangan Tangga darurat dan tangga umum Tangga darurat dan tangga terdapat pada gedung kantor. Namun umum, Pintu – – pintu jalur dikarenakan
gedung
pabrik
bukan
evakuasi mudah terlihat dan
merupakan bangunan tingkat maka semuanya tidak ada yang tidak terdapat tangga darurat maupun ditemui tangga umum.
dalam
keadaan
terkunci.
Terdapat pintu-pintu evakuasi maupun Jalur cukup terawat dengan jalur evakuasi sebanyak 2 pintu masing baik, terbuka, tidak terdapat masing di lantai atas dan bawah.
benda yang membahayakan disekitar area evakuasi, cukup lebar, dan untuk menuju titik area evakuasi dapat menggunakan jalur yang sudah ditandai dengan garis- garis kuning.
Rambu – Rambu –
Terdapat
rambu-rambu
Rambu Jalur
menunjukan
lokasi
Evakuasi
berwarna merah yang menunjukkan
evakuasi
jalur evakuasi
berwarna
jalur
yang Rambu
– –
rambu
yang
evakuasi menunjukan
lokasi
jalur
cukup merah
jelas, dengan
kondisi yang cukup baik. Peta jalur evakuasi juga jelas
17
terdapat di setiap ruangan. Tempat berkumpul Titik Point berada pada lahan yang kosong. APAR ( Alat
Terdapat APAR di setiap ruangan dari Terdapat di setiap lorong,
Pemadam Api
masing-masing
Ringan)
dilengkapi tata cara penggunaannya. penggunaannya.
departemen
dan dalam keadaan baik,mudah
Letak apar baik dan strategis.
dijangkau. terdapat cara penggunaan, maintenance nya dilaksanakan sesuai aturan, sesuai dengan seharusnya pengecheckan pengecheckan dilakukan 6 bulan sekali
Terdapat tim evakuasi P2K3 yang terlatih dan bersertifikasi yang siap dalam memimpin evakuasi ketika teradi kecelakaan dan kebencanaan.
G. KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PENGAMATAN Angka kejadian
Menurut PT. ISM angka
kecelakaan kerja
kejadian kecelakaan kerja
(saat ditanyakan ke pihak PT ISM)
STANDART
hampir tidak ada, karena bidang kerja mereka termasuk bidang kerja yang low risk terhadap kecelakaan kerja dan jumlah pekerjanya hanya hanya sedikit. Menurut mereka, kecelakaan kerja yang sering terjadi yaitu tersayat kardus untuk packing,
18
sedangkan untuk kecelakan dengan tingkat keparahan sedang dan berat sangat jarang terjadi.
Angka kejadian
Spanduk dan poster
kecelakaan kerja
tentang keselamatan kerja
(setelah dilakukan kunjungan perusahaan)
dan peraturan tentang penggunaan alat pelindung diri di setiap bidang perusahaan sudah ada dan ditempatkan pada lokasi yang strategis.
H. PERSONIL KESELAMATAN KESELAMATAN KERJA Pada perusahaan PT. Alakasa Extrusindo personil keselamatan kerja dibuat dalam bentuk kepanitiaan yang disebut dengan P2K3, yaitu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang memiliki Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris serta teamteam yang terbagi lagi dibawahnya. Panitia ini memiliki spesifikasi seperti berikut ini: Total anggota P2K3
: 20 orang
Petugas P3K
: Belum dibagi sesuai dengan jumlah anggota
Pelatihan
: Pelatihan kebakaran, Tanggap Darurat untuk
Pemadam Kebakaran dan Pelatihan Kebersihan Lingkungan
Sertifikasi P3K
Proses Kerjanya
: Sudah tersertifikasi : Bekerja sesuai apabila ada kejadian
darurat atau kebakaran
PJK3
: Sesuai kualifikasinya masing-masing:
AK3 Umum
: 1 orang, sertifikasi dalam proses sertifikasian
AK3
: Belum ada
19
BAB IV PEMECAHAN MASALAH No 1.
Unit Kerja
Permasalahan
Dasar hukum
segi Undang-undang
Saran
Konstruksi
Dari
tempat kerja
keselamatan
dasar No. 1 tahun adanya informasi
konstruksi
1970, undang-undang keselamatan
semuanya sudah no baik,
18
tahun
namun tentang
masih
Ditambahkan
1999 peralatan, jasa bahan, dan
belum konstruksi.
benda-benda
terdapat adanya
dalama ruangan.
informasi mengenai keselamatan peralatan, bahan, dan benda-benda dalam ruangan. 2
Sarana
Tidak
diketahui Permenakertrans No. Dilakukannya
penanggulangan apakah pegawai 4/MEN/tahun 1980
sosialisasi dari
kebakaran
mengetahui
perusahaan
tentang
terhadap para
penanggulangan
perkerja tentang
kebakaran pada
penanggulangan
divisi noodles di
kebakaran dan
PT.
cara
Indofood.
Namun,
divisi
penggunaan alat
noodles terdapat
pemadam api
di
ringan (APAR)
lantai
dengan pintu
1
banyak
dan
dan Hydrant.
luas
sehingga mudah untuk evakuasi. 3
Alat
pelindung Tidak
diketahui Peraturan
menteri Perusahaan
20
diri
apakah
ada tenaga
kerja
dokumen tertulis transmigrasi (tertulis
RI
dan bersedia No. menyediakan
dalam PER.08/MEN/VII/2010 APD yang sesuai
SOP)
standar tentang
APD
yang Pelindung Diri
Alat dengan standard dan hazard yang
digunakan untuk
ada di
masing-masing
lingkungan
pekerjaan.,
tempat kerja.
belum
ada
Selain itu lebih
penjelasan
baik lagi apa bila
(briefing )
sebelum
mengenai
APD.
memulai
Walapun
pada
pekerjaan
production room
diberikan suatu
telah ditulis (tabel
briefing singkat
terlampir di bab
mengenai
3), namun masih
pentingnya APD
ada
dan cara
pegawai
yang
tidak
penggunaan
memakai
APD
APD yang baik
dan
terdapat
dan benar.
keluhan lekuhan minor
seperti
luka lecet akibat kertas
dan
karton. 4
Tanggap darurat
Pada
dan
Indofood
evakuasi
jalur
sudah
PT. Undang-undang CBP 18
tahun
ada tentang
No. Pemasangan 1999 rambu evakuasi jasa yang mudah
rambu evakuasi konstruksi
terlihat dan
dan terdapat titik Undang-undang
mudah dipahami
kumpul
bila dasar No. 1 tahun oleh pekerja,
terjadi keadaan 1970
serta ditentukan
21
darurat.
Undang-undang
No. jalur evakuasi
Namun
untuk 28
simulasi
masih tentang
bangunan bila terjadi suatu
jarang, gedung.
keadaan darurat.
terlalu
tahun
2002 dan titik kumpul
diadakan setiap 3 tahun. 5
Personil
Personil
Peraturan
Masukan
keselamatan
Keselamatan
perundangan UU No. perusahaan yang
kerja
kerja
pada 1 tahun 1970 (Pasal terkait
perusahaan
untuk
dengan
ini 10 ayat 1, 2) yang masalah personil
terdapat
mewajibkan
pembagian divisi perusahaan
keselamatan untuk kerja
ini,
yaitu
pada bidang P3K membentuk P2K.
diharapkan
dan
bagian
beranggotakan
ini tidak hanya
15
siaga
orang
personil
untuk
bersertifikat yang
menanggulangi
siap
kecelakaan kerja
untuk
menanggulangi kecelakaan lapangan kerja.
tapi di
juga
menyusun pembagian divisi pada bidang K3 terkait
dengan
masalah keselamatan kerja
dan
membuat penyusunan program eselamatan kerja dan
juga
lebih
meningkatkan upaya-upaya
22
promosi tentang keselamatan kerja
pada
tenaga-tenaga kerja
di
perusahaan tersebut.
23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik,
mental
maupun
emosional
terhadap
pekerja,
perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Dari hasil pengamatan, secara keseluruhan pabrik ini sudah memenuhi standard dan angka kejadian kecelakaan kerja yang kecil. Salah satu kekurangan dari pabrik PT Indofood CBP adalah tidak adanya peti atau kotak yang menutupi APAR (alat pemadam pem adam api ringan). Pada tempat produksi, kami sudah melihat banyak spanduk mengenai keselamatan kerja, terutama pada lokasi-lokasi yang berisiko tinggi. Spanduk tersebut mudah dilihat dan terletak di beberapa tempat. Dalam hal APD, tanggap darurat dan jalur evakuasi, serta personil keselamatan kerja juga sudah baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
B. SARAN Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional. Penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja PT Indofood CBP saat ini sudah cukup baik, sehingga dapat dipertahankan untuk kedepannya agar tetap konsisten.
24
BAB VI PENUTUP Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak selalu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan
yang
dibuat
untuk
mengatur
nmasalah
kesehatan
dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.
25