“EBP (EVIDENCE BASED PRACTICE)
UNTUK PENINGKATAN SAFETY PATIENT” Dosen Pengampu : Raharjo Apriyatmoko, SKM., M. Kes
Disusun Oleh : Aisyah Iman B Defi Puji Lestari Galih Dika Ambarwati Isna Khoirunnisa Lisa Erfana
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Clinical Based Evidance atau Evidanced Based Practice (EBP) adalah tindakan yang teliti dan bertanggungjawab dengan menggunakan bukti (berbasis bukti) yang berhubungan dengan keadaan keahlian klinis dan nilai-nilai pasien untuk menuntun pengambilan keputusan dalam proses perawatan (Titler, 2008). Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakn suatu tindakan atau tidak mengambil kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Evidanced Based Practice digunakan untuk meningktakan keselamatan pasien berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan riset-riset yang telah ditemukan. Oleh karena itu, disusnlah makalah ini untuk membahas secara komperhensif terkait evidence based practice dan riset klinis keperawatan, sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikannya dengan baik.
B. Rumusah Masalah 1. 2. 3. 4.
Apakah yang dimaksud dengan Evidanved Based Practice & keselamatan pasien? Bagaimanakan konsep-konsep Evidanced Based Practice? Bagaimanakah pentingnya riset untuk EBP ? Mengapa riset penting untuk EBP?
C. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini untuk menjelaskan dan menelaah situasi tentang Evidanced Based Practice untuk meningkatkan Safety Patient di tatanan klinis keperawatan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Evidance Based Practice (EBP) merupakan proses penggunaan bukti-bukti terbaik yang jelas, tegas dan berkesinambungan guna pembuatan keputusan klinik dalam merawat individu pasien (Nurhayati, 2015). Evidence Based Practice (EBP) keperawatan adalah proses untuk menentukan, menilai, dan mengaplikasikan bukti ilmiah terbaik dari literature keperawatan maupun medis untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien. Dengan kata lain,EBP merupakan salah satu langkah empiris untuk mengetahui lebih lanjut apakah suatu penelitian dapat diimplementasikan pada lahan praktek yang berfokus pada metode dengan critical thinking dan menggunakan data dan penelitian yang tersedia secara maksimal. Keselamatan pasien (safety patient) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes No 1691, 2011).
B. Konsep-Konsep EBP Evidanced Based Practice (EBP) adalah proses penggunaan bukti-bukti terbaik yang jelas, tegas dan berkesinambungan guna keputusan klinik dalam merawat individu pasien. a. Model Settler Merupakan seperangkat perlengkapan/media penelitian untuk meningkatkan penerapan Evidence based. 5 langkah dalam Model Settler: Fase 1 : Persiapan Fase 2 : Validasi Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan Fase 4 : Translasi dan aplikasi Fase 5 : Evaluasi b. Model IOWA Model IOWA diawali dengan adanya trigger atau masalah. Trigger bisa berupa knowledge focus atau problem focus. Jika masalah yang ada menjadi prioritas organisasi,
maka baru dibentuklah tim. Tim terdiri atas dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain yang tertarik dan paham dalam penelitian. Langkah berikutnya adalah minsintesis bukti-bukti yang ada.Apabila bukti yang kuat sudah diperoleh, maka segera dilakukan uji coba dan hasilnya harus dievaluasi dan didiseminasikan. c. Model konseptual Rosswum & Larrabee Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change yang terdiri dari 6 langkah yang digambarkan dalam bagan di bawah ini. Model ini menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based Nursing ke lahan praktek harus memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan kereliabilitasan metode yang digunakan, serta penggunaan nomenklatur yang standar.
C. Pentingnya riset untuk EBP 1. Gambaran yaitu mengidentifikasi dan memahami fenomena dan hubungan antar fenomena. 2. Penjelasan
yaitu
mengklarifikasi
hubungan
antara
fenomena
dan
mengidentifikasi alasan mengapa peristiwa tertentu terjadi 3. Prediksi yaitu memperkirakan outcome yang spesifik pada situasi tertentu 4. Kontrol yaitu jika outcome suatu situasi bisa diprediksi, langkah selanjutnya adalah mengontrol atau memanipulasi situasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
D. Hambatan Untuk Menggunakan EBP Hambatan dari perawat untuk menggunakan penelitian dalam praktik sehari-hari telah dikutip dalam berbagai penelitian, diantaranya (Clifford &Murray, 2001) antara lain : 1. Kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek 2. Kesulitand alam mengubah praktek 3. Kurangnya dukungan administratif 4. Kurangnya mentor berpengetahuan 5. Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian 6. Kurangnya pendidikan tentang proses penelitian 7. Kurangnya kesadaran tentang praktek penelitian atau berbasis bukti 8. Laporan Penelitian/artikel tidak tersedia 9. Kesulitan mengakses laporan penelitian dan artikel 10. Tidak ada waktu dalam bekerja untuk membaca penelitian
E. Hubungan EBP dengan Peningkatan Safety Patient
Menurut Undang-undang No 29 pasal 1 tahun 2004 pasien merupakan setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Safety merupakan derajat dimana pengembangan organisasi, peralatan, bersikap tidak membahayakan, atau mengurangi resiko pada pasien staff, atau pengunjung. Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen, resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Untuk mengurangi resiko dan mencegah cedera dalam upaya peningkatan keselamatan pasien maka perawat dalam melakukan praktiknya baik itu di rumah sakit maupun di dalam praktik mandiri setiap prosedur dalam upaya keselamatan pasien diperlukan Evidance Based Practice merupakan bukti ilmiah terbaik dari literature keperawatan maupun medis untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien dimana dalam praktiknya dalam pemberian asuhan keperawatan diharapkan dapat mengidentifikasi dan memahami
fenomena
dan
hubungan
antar
fenomena
yang
terjadi,
mengklarisifikasi hubungan antara fenomena dan mengklarifikasi hubungan antar fenomena dan mengidentifikasi alasanan mengapa peristiwa tertentu terjadi, dapat memperkirakan outcome atau hasil yang spesifik pada situasi tertentu serta diharapkan perawat dapat mengontrol apabila outcome suatu situasi bisa diprediksi, dan menentukan langkah selanjutnya untuk memberikan intervensi yang akurat untuk keselamatan pasien. Jadi pada dasarnya dalam setiap perawat melakukan praktiknya yaitu memberikan intervensi dalam upaya pemberian asuhan keperawatan diharapkan sesuai dengan bukti ilmiah yang telah ada agar dalam tindakan praktik keperawatan dalam memberikan intervensinya tidak asalasalan terutama dalam hal safety patient.
F. Hasil Riset Evidanced Based Practice Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ns. Niken Safitri Dyan K, S.Kep., M.Si.Med dan Ns. Henni Kusuma, S.Kep., M.Kep. Sp.Kep.M.B pada tanggal 21 Juni 2014 tentang Aplikasi Evidanced Based Practice dalam Meningkatkan Patient Safety dalam penelitian ini dijelasakna tetang aplikasi Evidanced Based Nursing pada IPSG (International Patient Safety Goal) disini dijelasakan tentang safety merupakan derajat dimana pengembangan organisasi, peralatan, bersikap tidak membahayakan, atau mengurangi resiko pada pasien staff, atau pengunjung. Patient safety merupakan pencegahan untuk tidak merugikan pasien. Kualitas pasien merupakan derajat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan untuk individu maupun populasi yang ditentukan dari outcomes kesehatan dan konsisten berdasarkan penilaian pengetahuan profesional. Yang dimaksudkan Quality yaitu : a. Doing The Right Thing (lakukan sesuatu yang benar) b. Right First Time (Benar waktu pertama) c. Right Everytime (Benar Setiap waktu) Peran perawat dalam penerapan EBN pada IPGS yaitu meliputi : a. Patient identification (identifikasi pasien) b. Effective communications (komunikasi yang efektif) c. High-Alert Medications (Waspada tinggi pengobatan) d. Correct : site, procedure, patient (Benar : tempat, prosedur dan pasien) e. Prevention of Infection (Pencegahan dari infeksi) f. Prevention of Falls (Pencegahan resiko jatuh) International Patient Sfety Goals (IPGS) : 1. Identify Patients Correctly Yaitu mengelola identitas berkaitan dengan medikasi, darah atau produk darah serta mengelola identitas sebelum melakukan tindakan dan prosedur 2. Improve Effective Communications (Menigkatkan komunikasi yang efektif) Yaitu komunikasi antara tenaga kesehatan dan komunikasi kepada pasien dalam melakukan tindakan dan prosedur. 3. Improve the safety of High-Alert Medications (meningkatkan keselamatan pasien dari tanda tinggi pengobatan) Yaitu peran perawat dalam meberikan medikasi dan prinsip pemberian medikasi. 4. Ensure correct site, correct-procedure, correct-patient surgery Check : benar pasien, benar prosedur, dan benar area pembedahan dan persiapan pasien serta pendidikan kesehatan 5. Reduce the risk of health care-associated infections
Cuci tangan dilakukan perawat, pasien, keluarga dan pengunjung, kepatuhan cuci tangan pasien, keluarga dan pengunjung serta pencegahan dan pengendalian infeksi oleh perawat dalam melakukan tindakan dan prosedur. 6. Reduce the risk of patient harm resulting from falls. Pengelolaan resiko jatuh : a. Pengkajian dengan instrumen yang tepat b. Intervensi dan implementasi c. Monitoring.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan studi literatur yang telah kami telaah, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan EBP di keperawatan bukan sesuatu hal mudah dilakukan, selain perawat harus ahli dalam riset, perawat juga harus mempunyai pengalaman klinik yang lama dan mempunyai kemampuan berpikir kritis yang baik. Sehingga penerapan EBP dan riset klinis merupakan tantangan bagi perawat agar dapat memberikan tindakan keperawatan yang lebih tepat dan akuntabel.
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia NO 191/MENKES/PER/VIII/2011. “Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit”. Citra Oktiayuliandri. July 2015, “Pengetahuan dan Sikap Perawat Dalam penerapan Evidanced Based Nursing Practice di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2015”. http://translationjournal.net/journal /65naive.htm, July 2015.