MAKALAH PEMBAHASAN JURNAL: STABILITAS FISIKA SEDIAAN BODY SCRUB DENGAN DAN TANPA GLUCOSIDE DAN KOMBINASI BAHAN PENGEMULSI DECYL GLUCOSIDE CETEARYL ALKOHOL DAN CETEARYL GLUCOSIDE SERTA PENAMBAHAN XANTHAN GUM PENDAHULUAN
Menjag Menjagaa penampi penampilan lan tetap tetap optima optimall dan memeli memelihara hara kulit kulit sehat sehat merupak merupakan an hal yang yang sangat penting, dengan selalu menjaga kebersihan kulit. Pembersih kulit hendaknya mempunyai daya bersih yang bagus sehingga dapat menghilangkan kotoran dan minyak berlebih pda kulit, tanpa tanpa membuat membuat kulit kering kering dan menjadi menjadi pucat. pucat. Ada Ada kotora kotoran n pada kulit yang tidak tidak dapat dapat dibersihkan begitu saja dengan pembersih kulit biasa, seperti sel-sel kulit mati yang apabila tertin tertinggal ggal dikuli dikulitt dapat dapat menyeb menyebabka abkan n kulit kulit menebal menebal,, kusam kusam dan dapat dapat menutu menutupi pi poripori-por porii sehingga menimbulkan jerawat yang dapat menghambat proses regenerasi dengan sel kulit baru. Berbagai pembersih kulit dan wajah telah dikembangkan seiring perkembangan zaman seperti sabun batang, sabung cair, pembersih bebas lemak, krim pembersih, abrasive scrub, scrub, dan exfoliating cleanser. cleanser. Namun pembersih tersebut tetap tidak mampu dalam menghilangkan sel-sel kulit mati yang ada pada epidermis kulit karena kosmetik pembersih terlalu halus dan licin. ehing ehingga ga diperl diperlukan ukan pember pembersih sih kulit kulit yang yang lebih lebih kasar kasar sepert sepertii batu batu apung, apung, handuk handuk kasar kasar,, kosmetik kosmetik pengampelas! pengampelas! penipis kulit yang biasa disebut dengan scrub dengan scrub cream. Akhir-akhir ini perkembangan teknologi bahan ba han pembersih kulit lebih mengarah mengara h pada penggunaan bahan-bahan alami. "ndonesia merupakan salah satu negara tropis. Paparan sinar matahari, radiasi sinar ultra #iolet, dan berbagai $aktor lainnya pada iklim tropis seperti di "ndonesia dapat menyebabkan penuaan dini yang ditandai dengan berkurangnya elastisitas kulit, kelembaban kulit dan adanya pigmentasi kulit. %iperlukan senyawa antioksidan untuk menangkal radikal bebas tersebut, sehingga dapat menghambat proses terjadinya penuaan dini. enyawa-senyawa yang terkandung dalam buah-buahan terbukti memiliki akti#itas antioksidan tersebut seperti karoten, $la#onoid, dan komponen $enolik lain serta #itamin & ' (. elain itu )-orizanol yang terdapat dalam minyak bekatul *rice *rice bran oil + yang mempunyai akti#itas antioksidan yang poten. elain rice bran oil, terdapat virgin coconut oil *&+ yang juga mengandung senyawa antioksidan. & memiliki keuntungan yang lebih besar seperti mengandung lebih banyak antioksidan dibandingkan dengan hasil penyulingan minyak kelapa. al ini dilandasi oleh $akta bahwa & tidak mengalami proses Refined, Bleached and Deodorized */B%+ yang dapat merusak beberapa komponen akti$ seperti senyawa $enolik. Beberapa studi telah mengkon$irmasi bahwa semakin tinggi kadar senyawa $enolik maka semakin tinggi akti#itas antioksidan pada & dibandingkan dengan penyulingan minyak kelapa *Marina et al, 0112+.
erta terdapat 3icorice sebagai antioksidan, astringent, emolien, humectants, dan lighitening agent. 3icorice mengandung bahan akti$ seperti, li4uiritin dan isoli4uiritin. %alam penelitian ini digunakan bahan pengemulsi kombinasi Cetearyl Alcohol, dan Cetearyl Glucoside serta bahan pengemulsi decyl glucoside. Penggunaan kombinasi Cetearyl Alcohol, dan Cetearyl Glucoside sudah cukup banyak dalam sediaan kosmetik karena memiliki kualitas yang baik seperti memiliki tekstur yang lembut saat digunakan dan dapat menjaga kelembapan kulit dengan cara mengurangi penguapan air pada kulit. elain itu, Cetearyl Alcohol, dan Cetearyl Glucoside sebagai bahan pengemulsi berada pada rentang yang luas, dan tidak sensiti$ terhadap hidrolisis. ebagai bahan pengemulsi Cetearyl Alcohol, dan Cetearyl Glucoside cukup digunakan dengan konsentrasi rendah yang berkisar 56 - 76 dan stabil pada rentang p 7-55 *eppic, 0118+. edangkan Decyl glucoside merupakan sur$aktan non-ionik dengan kemampuan foaming yang baik serta kompatibilitas dengan dermatologi, yang cocok digunakan sebagai sur$aktan dasar atau co-sur$aktan pada kosmetik pembersih *&ognis, 0117+ Atas pertimbangan inilah maka peneliti merancang $ormula yang mengandung bekatul, ekstrak licorice, rice bran oil dan virgin coconut oil dengan menggunakan bahan pengemulsi kombinasi cetearyl alcohol dan cetearyl glucoside pada 9ormula " dibandingkan dengan 9ormula "" yang meggunakan pengemulsi decyl glucoside dengan penambahan :antan gum untuk meningkatkan #iskositas. etelah itu, dilakukan uji stabilitas dipercepat selama 71 hari dengan menggunakan climatic chamber pada suhu ;1< = 0o& dan kelembaban relati$ */+ >86 = 86 *Asean ?uidelines, 0118+. Pada penelitian ini parameter mutu yang akan diperiksa dalam uji stabilitas ini terdiri dari #iskositas, si$at alir, p, berat jenis, ukuran pasrtikel, serta organoleptis yang meliputi bentuk, warna dan bau. METODOLOGI PENELITIAN Bahan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bekatul *Penggilingan padi di pandaan+, ekstrak Licorice, serbuk Licorice *didapatkan di toko jamu di daerah genteng+, rice bran oil *ryza ?race+, virgin coconut oil *Palma Mustika+, bahan pengemulsi Cetearyl alcohol dan Cetearyl glucoside!Montano#@M *eppic+, stearyl alcohol *didistribusikan oleh &. @ristar &hemical+, cetyl alcohol *didistribusikan oleh &. @ristar &hemical+, decyl glucoside!Plantacare 0111 *didistribusikan oleh &. @ristar &hemical+, b utylated ydroxytoluene *B@+, xanthan gum *Cungbunzlauer+, corn starch*didistribusikan oleh &.@ristar &hemical+, gliserin *didistribusikan oleh P@. Brataco+, bahan pengawet D!D! idantoin *didistribusikan oleh &. @ristar &hemical+, a4uadest *didistribusikan oleh P@. Brataco+ Alat. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, neraca *AD+, waterbath *Memmert+, homogenizer *Multimi:+, p meter *&yberscan 851+, electrode *(D@(& "lectrode+, alat-alat gelas, #iskometer *Brook$ield tipe &one and Plate seri A@ >570+, mikroskop optic seri 2215>;01110, $otomikroskop *Eeiss A:ioskop ;1+, piknometer *"FAG" Pyre:+, climatic chamber *GB9 0;1+
Prinsi P!n!litian. Masing-masing sediaan 9ormula " dan 9ormula "" dibuat sebanyak 0 batch dan dimasukkan ke dalam 50 wadah berbeda *masing-masing wadah berisi body scrub = 511g+ dengan titik pengambilan sampel berjumlah 7, yang terdiri dari titik 5 *hari ke- 1+, titik 0 *hari ke-58+ dan titik 7 *hari ke-71+. Masing-masing sediaan kemudian diuji stabilitas $isika meliputi organoleptis, #iskositas, si$at alir, tipe emulsi, berat jenis, ukuran droplet dan p selama 71 hari dengan pengujian setiap titik dilakukan 7 kali replikasi. a. Or"an#l!tis Grim dianalisis melalui pengamatan #isual meliputi warna, bau dan be ntuk. $. %issitas 'an Si(at Alir iskositas dan si$at alir sediaan ditentukan dengan viscometer Broo#field cone and $late seri A@ >570 s$indle &P( ;5 yang sebelumnya telah dikalibrasi dengan larutan silikon standar.Pengukuran #iskositas sediaan diamati pada rate o$ shear 1,8 rpm. edangkan si$at alir sediaan didapat dengan mengeplot kur#a data #iskositas dan rate o$ shear *rpm+ yang dimulai dari rpm terendah. ). Ti! E*+lsi Pengamatan dilakukan diatas kaca objek yang telah ditetesi oleh !ethylen blue yang kemudian diamati dengan bantuan alat $otomikroskop Eeiss A:ioskop ;1. '. B!rat J!nis Pengamatan berat jenis krim menggunakan piknometer ber#olume 51,>> ml pada suhu 01⁰&. Perhitungan berat jenis sediaan tanpa pori-pori dan ruang antar partikel dilakukan dengan bantuan bahan berupa %araffin li&uidum. !. U&+ran Dr#l!t Pengamatan ukuran droplet sediaan krim dilakukan dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 511 kali dengan metode diameter area terproyeksi. etiap kali pengamatan diambil sebanyak 811 data. %ata yang diperoleh kemudian dihitung nilai tengah diameter #olume permukaannya *d#s+. (. P!r+$ahan H Pengamatan p sediaan body scrub dilakukan dengan menggunakan pmeter &yberscan 851 dengan electrode *(D@(& "lectrode+ ". U,i Sta$ilitas Di!r)!at Dji stabilitas dipercepat dilakukan pada kondisi berbeda yang ditujukan untuk melihat adanya perubahan pada kondisi penyimpanan tersebut. %alam uji ini, sampel disimpan dalam climatic chamber pada suhu ;1< = 0<& dan kelembaban relati$ */+ >86 = 86.
%ata hasil pengamatan stabilitas $isika dalam hal #iskositas, berat jenis dan ukuran droplet serta p pada masing-masing sediaan body scrub selama waktu penyimpanan dianalisis dengan one'(ay ANA *HI1,18+. Cika hasil analisis statistik didapatkan nilai P J 1,18 maka terdapat perbedaan bermakna selama waktu penyimpanan dan sediaan dikatakan tidak stabil selama waktu penyimpanan. edangkan dalam hal perbedaan karakterisitik $isika untuk #iskositas, berat jenis dan ukuran droplet antara sediaan 9ormula " dan 9ormula "" dianalisis
dengan t(o'(ay ANA . Cika hasil analisis statistik didapatkan nilai P J 1,18 maka terdapat perbedaan bermakna parameter $isika antara 9ormula " dan 9ormula "". HASIL DAN PEMBAHASAN a. Or"an#l!tis Pengamatan organoleptis sediaan body scrub dilakukan pada suhu 0>K& = 0<& dan / 86 = 86 selama 71 hari. Parameter yang diuji yaitu organoleptis, #iskositas, setelah waktu penyimpanan, pada $ormula " terdapat pertumbuhan jamur pada hari ke 71
$. %issitas. Pada pengamatan #iskositas selama waktu penyimpanan mulai dari hari ke-1 sampai 71 untuk 9ormula " nilai P *signi$ikansi+ yang didapat adalah 1,101, dan 9ormula "" nilai P *signi$ikansi+ yang didapat adalah 1,10;. %ari kedua $ormula didapatkan nilai P J 1,18 yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada #iskositas sediaan body scrub 9ormula " dan 9ormula "" selama waktu penyimpanan . Analisa terhadap perbedaan #iskositas antara sediaan 9ormula " dan 9ormula "" didapat hasil sebesar 1,;;; yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara #iskositas sediaan 9ormula " dan 9ormula "". Gedua $ormula masih memenuhi spesi$ikasi yang diinginkan.
Gambar 4.13 Profl Viskositas Rata-Rata Sediaan Body scrub Formula I, dan Formula II dari Hari ke-0 samai Hari ke-30
). Si(at alir Pada sediaan krim 9ormula ", dan 9ormula "" berdasarkan data pengukuran #iskositas yang dilakukan pada rpm 1,8 sampai dengan rpm 8 diperoleh hasil si$at alir pseudoplastis, dimana setiap kenaikan rpm yang merupakan shearing stress terjadi penurunan #iskositas.
Gambar 4.14 Profl Si!at "lir Sediaan Body scrub Formula I dari Hari ke0 Samai Hari ke- 30
Gambar 4.1# Profl Si!at "lir Sediaan Body scrub Formula II dari Hari ke-0 samai 30
'. Ti! E*+lsi asil pengamatan tipe emulsi Body scrub 9ormula " dan 9ormula "" dengan menggunakan alat $otomikroskop, yang dilakukan pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-71, didapatkan hasil bahwa seluruh $ormula memiliki tipe emulsi m!a *minyak dalam air+. !. B!rat J!nis Pada pengamatan selama waktu penyimpanan untuk 9ormula " diperoleh nilai P sebesar 1,1>5, 9ormula "" diperoleh nilai P sebesar 1,70;. %ari kedua didapatkan nilai P L 1,18 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna pada berat jenis masing-masing sediaan selama waktu penyimpanan. edangkan untuk analisis perbedaan berat jenis antara 9ormula " dan 9ormula "", diperoleh nilai P *signi$ikansi+ sebesar 1,111. leh karena nilai P J 1,18 maka hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara berat jenis sediaan 9ormula " dan 9ormula "".
Gambar 4.$% Profl &erat 'enis Sediaan Body scrub Formula I dan Formula II dari Hari ke-0 samai 30
(. U&+ran Dr#l!t
Pada pengamatan selama waktu penyimpanan hingga 71 hari diperoleh nilai P *signi$ikansi+ sebesar 1,7;7, nilai P *signi$ikansi+ pada 9ormula "" sebesar 1,8. %ari kedua 9ormula, didapatkan nilai P L 1,18 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signi$ikan antara ukuran droplet yang diukur selama waktu penyimpanan. edangkan untuk analisis perbedaan ukuran droplet antara 9ormula " dan 9ormula "" diperoleh nilai P *signi$ikansi+ sebesar 1,11 leh karena nilai P J 1,18 maka hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara ukuran droplet sediaan 9ormula " dan 9ormula "".
". H
Pada pengamatan selama waktu penyimpanan hingga 71 hari diperoleh nilai P *signi$ikansi+ sebesar 1,111, nilai P *signi$ikansi+ pada 9ormula "" sebesar 1,115. %ari kedua $ormula didapatkan nilai P J 1,18 yang menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara p sediaan body scrub 9ormula " dan 9ormula "" yang diukur selama waktu penyimpanan. Analisa perbedaan p antara 9ormula " dan 9ormula "" didapatkan nilai P *signi$ikansi+ sebesar 1,111. leh karena nilai P J 1,18 hal ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara 9ormula " dan 9ormula "".
KESIMPULAN DAN SARAN Pada $ormula " yang mengandung bekatul ;6, rice bran oil 76, virgin coconut oil 06, dan ekstrak licorice )* dengan pengemulsi kombinasi cetearyl alcohol dan cetearyl glucoside yang disimpan dalam climatic chamber pada suhu ;1K& 01& ! >86 / 86 selama 71 hari tidak stabil dalam hal #iskositas dan p dan terdapat pertumbuhan jamur dan berbau tengik. edangkan pada $ormula "" yang menggunakan pengemulsi decyl glucoside dan penambahan xanthan gum 1,86 stabil secara $isika tetapi tidak stabil dalam hal p dan berbau tengik. Perubahan #iskositas yang terjadi bisa diakibatkan karena terjadinya penguapan air, yang menyebabkan #iskositasnya menjadi menurun. al ini dapat disebabkan karena adanya perkembangbiakan bakteri yang menyebabkan degradasi terhadap emulsifying agent , gliserin, dan vegetable gum yang bertindak sebagai pengental, dan perubahan p bisa diakibatkan karena terjadinya hidrolisis dari bekatul dimana lipase yang ada dalam bekatul, mengubah minyak menjadi gliserol dan asam lemak bebas, sehingga p menurun menjadi lebih asam. Cika dilihat dari spesi$ikasi yang diinginkan maka sediaan $ormula " dan $ormula "" tidak memenuhi spesi$ikasi selama penyimpanan dalam hal #iskositas dan p. erta terdapat perbedaan bermakna pada sediaan body scrub 9ormula " dan 9ormula "" dalam hal ukuran droplet dan p$, dimana hal ini ditunjukkan setelah dianalisis dengan t(o'(ay ANNA didapatkan nilai signi$ikansi J1,18. aran yang dapat kami sampaikan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut Perlu dilakukan penggantian pengawet lain yang lebih sesuai untuk produk yang mengandung bahan alam, karena dalam penelitian ini terdapat
pertumbuhan mikroba pada 9ormula " dan 9ormula "" agar tercapainya kestabilan $isik suatu sediaan.