1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Infe Infeks ksii salur saluran an kemi kemih h bias biasany anyaa terja terjadi di kare karena na fakt faktor or penc pencetu etuss sepert sepertii litiasi litiasi,ob ,obstru struksi ksi salura saluran n kemih, kemih, penya penyakit kit ginjal ginjal poliki polikisti stik, k, nekrosi nekrosiss papilar papilar,, diabet diabetes es melitu melitus, s, senggam senggama, a, kehami kehamilan, lan, kateter kateterisas isasi, i, penya penyakit kit sickle sickle cell cell dan tergan tergantun tung g oleh oleh usia, usia, gender gender,, preval prevalens ensi, i, bakteri bakteriuri uria, a, sehing sehingga ga menye menyebabk babkan an perubahanstruktur saluran kemih. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65tahun perempuan cenderung menderita ISK I SK dibandingkan lakilaki. !revalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. !rev !revale alens nsii ISK ISK pada pada peri period odee seko sekolah lah 1" meni mening ngka katt menj menjad adii 5" selam selamaa periodeaktif seksual. !revalensi infeksi asimtomatik adalah #$", pada bayi laki laki #%1dan #%1dan 5%1 dibanding dibandingkan kan bayi bayi perempuan. perempuan. &Sukandar &Sukandar,, 'dar. 'dar. ($$)*. ($$)*. Insiden Insiden infeksi saluran kemih &ISK* merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan ditemukan di praktik praktik umum, biasanya disebabkan disebabkan oleh bacteri Escherichia Coli dan merupakan +$" infeksi yang didapat di rumah sakit &&nosokomial nosokomial * sering disebakan oleh Enterobacter oleh Enterobacter atau Klebsiella. atau Klebsiella. !eraat sebagai salah satu tenaga kesehatan dapat berperan serta untuk mencegah dan mengobati penyakit Infeksi Saluran Kemih di Indonesia yang dapat meliputi beberapa upaya yang terdiri dari upaya promotif untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan dan cara pengobatan ISK melalui pendidikan dan pelatihan, pelatihan, penyuluhan penyuluhan,, penyebarlua penyebarluasan san informasi, informasi, peningkata peningkatan n kebugaran kebugaran jasmani, peningkatan gaya hidup sehat, dan peningkatan gi-i upaya preventif untuk untuk menceg mencegah ah timbul timbulny nyaa penya penyakit kit atau atau kondis kondisii yang yang memper memperber berat at henti henti jantung upaya kuratif dan rehabilitatif untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, dan menurunkan tingkat kejadian ISK. /erdasarkan latar belakang tersebut, maka disusunlah makalah ini sebagai refer referen ensi si dala dalam m memb memberi erika kan n asuha asuhan n kepe kepera raata atan n pada pada pasi pasien en deng dengan an ISK ISK sehingga peraat mengetahui dan mampu untuk menerapkannya dalam praktek layanan asuhan keperaatan.
(
1.2 Tujuan ujuan
0ujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. (. #.
enjel enjelask askan an konse konsep p dasa dasarr ISK. ISK. enjelaskan enjelaskan konsep konsep dasar dasar penagg penaggulang ulangan an ISK terkait terkait penggunaa penggunaan n kateter kateter.. enjel enjelask askan an perb perban andi ding ngan an jurn jurnal al pena penagg ggul ulan anga gan n ISK ISK terka terkait it peng penggu guna naan an kateter dengan jurnal pembanding.
1.3 Manfa Manfaat at
anf anfaat aat yang yang dapa dapatt dipe dipero role leh h deng dengan an pemb pembua uatan tan maka makalah lah ini ini adal adalah ah sebagai berikut. 1. (.
emenu emenuhi hi tugas tugas mata mata kuliah kuliah Kepera Keperaata atan n Klini Klinik k 52. 52. ena enamb mbah ah perb perben enda daha hara raan an kary karyaa tuli tuliss ilmi ilmiah ah pada pada !rog !rogra ram m Stud Studii Ilmu Ilmu
#.
Keperaatan 3niversitas 4ember. ena enamb mbah ah aa aasa san n kepa kepada da maha mahasi sis saa juru jurusa san n kese keseha hata tan n khus khusus usny nyaa
+.
mahasisa keperaatan. elatih elatih mahasi mahasisa sa dalam dalam meny menyusun usun dan dan membua membuatt karya karya tulis ilmia ilmiah. h.
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
#
2.1
a.
Defn! 2dapun definisi infeksi saluran kemih adalah sebagai berikut. infeksi Saluran Kemih &ISK* atau 3rinarius 0ractus Infection &30I* adalah
suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih &0essy, b.
($$1* infeksi Saluran Kemih &ISK* adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri
c.
pada saluran kemih&'nggram, 1))* infeksi saluran kemih adalah infeksi di sepanjang saluran kemih akibat dari
d.
poliferasi suatu mikroorganisme &orin, ($$)* ISK adalah periode bakteriuria signifikan &koloni 71$$.$$$ per ml yang mengenai saluran kemih bagian atas, baah ataupun keduanya &/orley, et all , ($$6*.
2.2
E"#e$%l%g Isidensi sejak lahir hingga masa remaja, prevalensi ISK hanya sedikit yaitu
sekitar 1" &8eell at all , ($$(*. !ada usia neonatal anak lakilaki lebih sering terkena, namun sesudah usia tersebut anita sering mengalami ISK. !ada usia ( tahun, 5" anak perempuan mengalami ISK &8eell at all , ($$(*. enurut Silvi &($11* dalam jurnal !roporsi 0inggi 0erkait Kesehatan Infeksi Saluran Kemih 0anpa 2danya !aparan Kateter 3rin Sebelumnya% Studi rossSectional, epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan faktorfaktor lainnya. Insidens ISK tertinggi terjadi pada tahun pertama pada anak. Selama tahun pertama kehidupan, prevalensi bakteriuria $,)" pada anak perempuan dan (,5" pada anak lakilaki. !revalensi ISK pada anak usia ( bulan sampai ( tahun adalah 5". Insidens ISK pada anak usia kurang dari 6 tahun adalah #9" pada anak perempuan dan 1(" pada anak lakilaki. Insidens ISK pada anak remaja adalah 1$", dimana 9," diantaranya dijumpai pada anak perempuan. Suatu penelitian mendapatkan prevalensi yang lebih tinggi terjadi pada anak malnutrisi yaitu sekitar #5". 2ngka kejadian ISK pada anak kulit putih lebih tinggi daripada anak kulit hitam. :ekurensi ISK dapat terjadi 6 ; 1( bulan berikutnya dengan angka kejadian ($+". :ekurensi ISK terutama terjadi pada anak usia # 5 tahun.
+
!enyebab terbanyak ISK baik yang simtomatik maupun yang asimtomatik, termasuk pada neonatus adalah 'scherichia coli &9$$"*. !ada suatu studi di 2rab didapatkan '.coli pada ISK lebih sering dijumpai pada perempuan &1,9"*. !ada uropati obstruktif dan pada kelainan saluran kemih sering ditemukan !roteus species. !ada penelitian di Iran pada ruangan Intensive are 3nit, bakteri yang paling banyak dijumpai adalah K. pneumonia. enurut peneliti hal ini berhubungan dengan infeksi nosokomial &Silvi, ($11*.
2.3
(.
Et%l%g 2dapun etiologi ISK adalah sebagai berikut. mikroorganisme 4enisjenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain% a. !seudomonas, !roteus, Klebsiella % penyebab ISK complicated b. 'scherichia oli% )$ " penyebab ISK uncomplicated &simple* c. 'nterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, danlainlain. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
#. +. 5. 6. 9.
kandung kemih yang kurang efektif obilitas menurun 8utrisi yang sering kurang baik Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral 2danya hambatan pada aliran urin
1.
2.&
Tan#a #an 'ejala 2dapun tanda dan gejala yang dapat muncul menurut !arsudi &1)))* adalah
sebgai berikut. a. 0anda dan gejala ISK pada bagian baah adalah sebagai berikut% 1. nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih (. spasame pada area kandung kemih dan suprapubis #. hematuria +. nyeri punggung dapat terjadi. b. 0anda dan gejala ISK bagian atas adalah sebagai berikut. 1. demam (. menggigil #. nyeri panggul dan pinggang +. nyeri ketika berkemih 5. malaise 6. pusing 9. mual dan muntah. Sedangkan mneurut /orley, et all &($$6* adalah sebagai berikut%
5
a.
ISK bagian atas 1. =emam, menggigil (. 8yeri pinggang #. alaise +. 2noreksia 5. 8yeri tekanan pada sudut kostovertebrata dan abdomen ISK bagian baah 1. =isuria (. >rekuensi dan urgensi #. 8yeri suprapubik +. hematuria
b.
2.(
Pat%f!%l%g
asuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui + cara yaitu% 1. (. #. +.
!enyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat &ascending*.
>aktorfaktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu % 1.
/endungan aliran urine a. b. c.
2natomi konginetal /atu saluran kemih @klusi ureter & sebagian atau total *
(.
:efluksi vesi keureter
#.
3rine sisa dalam bulibuli karean % a. b. c.
8eurogenik bladder Striktur uretra
+.
Aangguan metabilik
5.
Instrumentasi
6.
kehamilan Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada feses
yang naik dari perinium keuretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. 2gar infeksi terjadi bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari
6
pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahanan penjamu dan cetusan inflamansi. Inflamasi, abrasi mukosa uretral pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabilisme &diabetes, kehamilan dan gout* dan imunosupresi
meningkatkan
resiko
infeksi
saluran
kemih
dengan
cara
mengganggu mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis. !ielonefritis aut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asenden. !ielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. !ielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau revluks vesikoureter. Sistisis &inflamansi kandung kemih* yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra.
atas*
merupakan
infeksi
bakteri
piala
ginjal,
tobulus
dan
jaringanintertisial dari salah satu atau kedua ginjal. /akteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik keginjal meskipun ginjal ($" sampai (5" curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah, kasus penyebaran secara hematogen kurang dari #". acammacam ISK &infeksi saluran kemih* 1. uretritis &uretra* (. sistisis &kandung kemih* #. pielonefritis &ginjal*. 2.) K%$"lka! #an Pr%gn%!! (.6.1 Komplikasi 1. :eaksi alergi merupakan resiko terapi antibiotik. (. 2nak dengan pielonefritis akut dapat berkembang menjadi inflamasi lobus
ginjal atau abses ginjal.
9
#. +.
Inflamasi parenkim ginjal dapat mengaali pembentukan jaringan parut. Komplikasi jangka panjang dari pielonefritis akut adalah hipertensi, fungsi ginjal terganggu, 'S:= dan komplikasi terhadap kehamilan &cth. ISK, hipertensi pada kehamilan, //?:* &:ani, dkk. ($$6*.
(.6.(
!rognosis Kerusakan ginjal pada komplikasi jangka panjang sebagai konsekuensi dari
ISK kadangkadang ditemukan di aal abad ke($, ketika pielonefritis akut menjadi sebab sering hipertensi dan 'S:= pada perempuan muda.
!asien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasan urin alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai. /iasanya ditujukan untuk bakteri Aramnegatif dan obat tersebut harus tinggi konsentrasinya dalam urin. Canita dengan bakteriuria asimtomatik atau gelaja ISK bagian baah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan urin porsi tengah seminggu kemudian, jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. !ada pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan pemeriksaan lebih lanjut. 0erdapat ( jenis ISK rekuren. Dang paling sering adalah kuman baru pada setiap serangan, biasanya pada anita dengan gejala sistitis akut rekuren atau pasien dengan kelainan anatomi.
!asien diminta banyak minum agar sering berkemih dan dianjurkan untuk minum antibiotik segera setelah berhubungan intim. !ada kasus sulit dapat diberikan profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam, misalnya nitro furantoin, trimetroprim dan sulfametoksa-ol, biasanya #6 bulan. !emakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. !enggunaan medikasi yang umum mencakup% sulfisoEa-ole &gastrisin*, trimethoprimFsulfamethoEa-ole &0!FSG, bactrim, septra*, kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi '. oli telah resisten terhadap bakteri ini. !yridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi &2gus, dkk. ($$1*. !emakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya% a. b. c. d.
Aangguan absorbsi dalam alat pencernaan. Interansi obat. 'fek samping obat. Aangguan akumulasi obat terutama obatobat yang ekskresinya melalui ginjal.
:esiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal% 1. 'fek nefrotosik obat. (. 'fek toksisitas obat.
)
1$
2., Pat-a/!
>lora usus
unculnya tipe uropatogenik
Kolonisasi di perineal dan uretra anterior
/arier pertahanan mukosa normal
Sistitis BI:3?'8SI /2K0':I
>2K0@: !'8423 1. (. #. +. 5.
emperkuat perlekatan ke sel uroepitel :efluks vesiko ureter :efluks intrarenal 0ersumbatnya saluran kemih /enda asing &kateter urin*
!ielonefritis akut
!arut ginjal
3rosepsis
11
BAB 3. INTE0ENSI AN' DIPILIH
3.1
P%t 4ra$e 5%rk
Infeksi saluran kemih& ISK * adalah salah satu infeksi bakteri yang paling umum yang mempengaruhi manusia sepanjang rentang kehidupan mereka. /erdasarkan beberapa laporan lebih dari juta kunjungan ke kantor dokter 1,5 juta kunjungan ruang gaat darurat , dan #$$.$$$ penerimaan rumah sakit di 2merika Serikat setiap tahunnya. ISK adalah infeksi yang paling umum kedua dari setiap sistem organ dan yang paling umum penyakit urologi di 2merika Serikat, infeksi ini lebih sering terjadi pada anita dibanding pria. Insiden pada anita di usia ($+$ tahun berkisar antara (5 sampai #$" sedangkan di anita yang lebih tua di atas usia 6$ tahun itu berkisar ++# ". >aktor predisposisi infeksi saluran kemih adalah cacat anatomi, refluks kandung kemih, obstruksi, bedah, penyakit metabolik seperti diabetes mellitus dan terjadi imunosupresi terutama pada pasien transplantasi organ sistem perkemihan. !emasangan kateter merupakan salah satu penyebab tersering penderita infeksi saluran kemih. 2alnya terjadi kerusakanFinflamasi mukosa saluran uretra dan memungkinkan bakteri berkoloni didaerah yang mengalami inflamasi. @rganisme yang paling umum menginvasi pemasamgan kateter terkait infeksi saluran kemih adalah Escherichia coli, Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus faecalis. !enggunaan kateter dapat menyebabkan komplikasi, komplikasi paling sering
yaitu infeksi saluran kemih. =urasi
pemasangan kateter yang lama merupakan faktor risiko utama. Infeksi ini dapat mengakibatkan sepsis, hospitalisasi yang berkepanjangan, biaya rumah sakit tambahan, dan kematian. 4umlah infeksi saluran kemih #( " dari semua infeksi terkait peraatan kesehatan dan merupakan infeksi nosokomial yang paling umum di I3. Kateter urin digunakan secara rutin di I3 , biasanya untuk pemantauan sering dan akurat output urin. Infeksi saluran kencing pada pasien sakit kritis yang dikaitkan dengan peningkatan lama tinggal dan kematian. Strategi untuk mencegah infeksi saluran kemih telah difokuskan pada bahan
1(
kateter, sistem drainase, teknik penyisipan, dan penggunaan agen anti infeksi. =i antara semua metode intervensi yang paling penting adalah membatasi penggunaan kateter dan menghapus penggunaan kateter. /erdasarkan penelitian :ush 3niversity edical enter, hicago, Illinois, berpartisipasi dalam Kesehatan 8asional Keselamatan 4aringan & 8
1#
ditingkatkan untuk mencapai peraatan yang optimal. !enelitian di Clinic for Internal Medicine, Regionalspital Emmental, Burgdorf, Sit!erland dan Institute for Infectious "iseases, #ni$ersit% of Bern, Sit!erland juga menjelaskan penerapan intervensi terbaru untuk mengurangi angka kejadian infeksi saluran kemih. Intervensi terdiri dari pelaksanaan pedoman, pembentukan standar untuk manajemen pemasangan kateter, pengenalan order terbatas dan pengingat kateter yang ada, serta ceramah dan pembelajaran berbasis internet yang berfokus pada asimtomatik bacteriuria. 4urnal menyelidiki efektivitas dari intervensi multifaset dalam mengurangi penggunaan pemasangan kateter dan tidak perlu resep antibiotik untuk Infeksi Saluran Kemih bakteriuria di rumah sakit atau klinik.
keyakinan
)5"
$.##$.6#*.
Intervensi
multifaset
efektif dalam
mengurangi ISK dengan pemasangan kateter per hari dan penggunaan antibiotik tidak pantas untuk asimtomatik bacteriuria. !enelitian ini menunjukkan baha intervensi multifaset dengan meningkatkan pengetahuan tentang ISK dan pengelolaan ISK, serta meningkatnya kesadaran berlebihan kateter dan ISK dengan bakteriumia dapat secara efektif mengurangi ISK.
3.2
Su$+er Lteratur
Sumber literatur diperoleh dengan cara aal yaitu searching di Internet melalui ebsite .google.com kemudian kami mencari jurnal utama dengan Hkey ord yaitu #rinar% tract infections caused b% Pseudomonas aeruginosa& ' minire$ie.pdf. Kemudian kami mencari beberapa jurnal pendukung untuk ( intervensi dalam analisis kelompok kami yaitu% a.
Reducing use o Indelling urinar% Catheters and 'ssociated urinar% (ract infection. pdf )
1+
b.
*igh proportion of healthcare+associated urinar% tract infection in the
c.
absence of prior eposure to urinar% catheter& a cross+sectional stud%. pdf ) -urse+directed inter$entions to reduce catheter+associated urinar% tract
d.
infections. pdf ) Reduction of urinar% catheter use and prescription of antibiotics for
e.
as%mptomatic bacteriuria in hospitalised patients in internal medicine. pdf ) #sing E$idence+Based Practice to Reduce Catheter+'ssociated #rinar% (ract Infections..pdf Kemudian kelompok
kami
memilih
(
intervensi
terbaru
dalam
penatalaksanaan pada pasien Infeksi Saluran Kemih akibat penggunaan kateter dengan menetapkan ( intervensi dari jurnal Reducing use o Indelling urinar% Catheters and 'ssociated urinar% (ract infection. pdf dan Reduction of urinar% catheter use and prescription of antibiotics for as%mptomatic bacteriuria in hospitalised patients in internal medicine. pdf dengan dikuatkan # jurnal lainnya. 3.3
Te%r #an K%n!e" Inter6en!
0elah dibahas pada penjelasan sebelumnya, jurnal yang kami bahas pada makalah ini membahas dua intervensi dalam mengurangi angka kejadian Infeksi Saluran Kemih. Intervensi yang dibandingkan adalah membatasi penggunaan kateter urin dengan melakukan evaluasi harian dengan merekomendasikan penghapusan kateter bila indikasi tidak tepat dan intervensi yang terdiri dari pelaksanaan pedoman, pembentukan standar untuk manajemen pemasangan kateter, pengenalan order terbatas dan pengingat kateter yang ada, serta ceramah dan pembelajaran berbasis internet yang berfokus pada asimtomatik bakteriuria. #.#.1 =efinisi Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri tetapi jamur dan virus juga bisa menjadi penyebab contohnya Eschericia coli&orin, ($$)*. Infeksi saluran kemih adalah infeksi disaluran kemih maupun ginjal yang disebabkan proliferasi mikroorganisme, penyebab tersering adalah Eschericia coli&Cantiyah, ($1#*. 4adi dapat disimpulkan baha infeksi saluran kenih adalah
15
penyakit saluran perkemihan hingga ginjal yang disebabkan oleh proleferasi mikroorganisme, yang tersering adalah Eschericia coli. !emasangan kateter urin merupakan tindakan keperaatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. 0indakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji haluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil&!otter dan !erry, ($$5*. Kateterisasi urin membantu pasien dalam proses eliminasinya. !emasangan kateter menggantikan kebiasaan normal dari pasien untuk berkemih. !enggunaan kateter intermiten dalam aktu yang lama dapat menyebabkan pasien mengalami ketergantungan dalam berkemih. !emasangan kateter dapat bersifat sementara atau menetap disesuaikan dengan kebutuhan. !emasangan kateter sementara dilakukan dengan cara kateter lurus yang sekali pakai dimasukkan sampai mencapai kandung kemih yang bertujuan untuk mengeluarkan urin. 0indakan ini dapat dilakukan selama 5 sampai 1$ menit. !ada saat kandung kemih kosong maka kateter kemudian ditarik keluar, pemasangan kateter intermitten dapat dilakukan berulang jika tindakan ini diperlukan, tetapi penggunaan yang berulang meningkatkan resiko infeksi&!otter dan !erry, ($$5*. Sedangkan kateter menetap digunakan untuk periode aktu yang lebih lama. Kateter menetap ditempatkan dalam kandung kemih untuk beberapa minggu pemakaian sebelum dilakukan pergantian kateter. !emasangan kateter ini dilakukan sampai klien mampu berkemih dengan tuntas dan spontan atau selama pengukuran urin akurat dibutuhkan&!otter dan !erry, ($$5*. !emasangan kateter menetap dilakukan dengan sistem kontinu ataupun penutupan berkala&clamping *.
#.#.( ekanisme !elaksanaan Intervensi
16
!emasangan kateter urin merupakan tindakan keperaatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan&2limul, ($$+*. !ersiapan alat yang diperlukan% 1. Kateter urin (. 3rin bag #. Sarung tangan steril +. Set bengkok dan pinset steril 5. Kapas dan cairan sublimate 6. 4elly 9. !lester . !erban ). Spuit dan Steril ater aJuadest 1$. /engkok tidak steril 11. 2lasF !erlak kecil 1(.
!rosedur pelaksanaan pemasangan kateter adalah% 1. (. #.
Identifikasi pasien 4elaskan prosedur kepada pasien 0arik tirai tempat tidur dan atur posisi a. !asien anakFpasien sadar butuh bantuan b. !asien deasaFanita % posisi dorsal recumbent dengan lutut fleksi c. !asien deasaF lakilaki% !osisi supine dan kaki abduksi +. !asang urin bag 5. !asang perlak atau alas pada klien 6. 0uangkan cairan antiseptik 9. Sediakan spuit isi aJuadest . uci tangan ). !asang sarung tangan 1$. ?akukan vulvaFperineum hygiene 11. /uka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter 1(. asukkan kateter sampai urin mengalir
19
1#.
Ketika urin mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominant dari labia atau
1+.
dari penis ke kateter 4ika menggunakan indelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter L (,5
15. 16. 19.
cm >iksasi kateter /antu pasien pada posisi yang nyaman Kumpulkan dan buang alatalat yang sekali pakai, bersihkan alatalat yang
bukan sekali pakai 1. uci tangan. #.#.# Indikasi dan Kontraindikasi Intervensi Kateterisasi sementara digunakan pada penatalaksanaan jangka panjang klien yang mengalami cidera medulla spinalis, degenerasi neuromuskular, atau kandung kemih yang tidak kompeten, pengambilan spesimen urin steril, pengkajian residu urin setelah pengosongan kandung kemih dan meredakan rasa tidak nyaman akibat distensi kandung kemih &!erry dan !otter, ($$5*. Kateterisasi sementara diindikasikan pada klien yang tidak mampu berkemih 1( jam setelah operasi, retensi akut setelah trauma uretra, tidak mampu berkemih akibat obat sedative atau analgesik, cidera pada tulang belakang, degerasi neuromuscular secara progresif dan pengeluaran urin residual. Kateterisasi menetap &foley kateter* digunakan pada klien paskaoperasi uretra dan struktur di sekitarnya &03:!*, obstruksi aliaran urin, obstruksi uretra, pada pasien inkontinensia dan disorientasi berat.
#.#.+ 'fek Samping Intervensi 'fek samping dari penggunaan kateter berupa pembengkakan pada uretra, yang terjadi saat memasukkan kateter dan dapat menimbulkan infeksi, adanya distensi kandung kemih, resiko trauma uretra akibat keluar masuk kateter dan kehilangan potensi sensasi miksi serta terjadinya atrofi tonus otot kandung kemih.
#.#.5 'fektivitas dan Keamanan !enggunaan
1
'fktivitas dan keamanan penggunaan dapat diperoleh apabila pemasangan kateter disesuaikan dengan indikasi pasien dan berpatokan prinsip steril. !emasangan kateter memiliki efektivitas dan keuntungan yaitu% 1.
encegah terjadinya tekanan intravesikal yang tinggiFoverdistensi yang mengakibatkan aliran darah ke mukosa kandung kencing dipertahankan
(.
seoptimal mungkin Kandung kencing dapat terisi dan dikosongkan secara berkala seakanakan
#.
berfungsi normal /ila dilakukan secara dini pada penderita cedera medula spinalis, maka penderita dapat meleati masa syok spinal secara fisiologis sehingga
+.
fedback ke medula spinalis tetap terpelihara 0eknik yang mudah dan klien tidak terganggu kegiatan sehari harinya.
3.&
I$"lka! #an 0ek%$en#a! Inter6en!
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat pasien setelah #E(+ jam setelah dilakukan peraatan di rumah sakit. Salah satu jenis infeksi nosokomial yang sering terjadi adalah infeksi saluran kemih. Infeksi nosokomial saluran kemih paling sering disebabkan oleh pemasangan doer kateter yaitu sekitar +$". =alam beberapa studi prospek, telah dilaporkan baha tingkat ISK yang berhubungan dengan pemasangan doer kateter berkisar antara )" (#". enurut literatur lain didapatkan pemasangan doer kateter mempunyai dampak terhadap $" terjadinya infeksi saluran kemih&/ullecheck, 1)))*. =i 8egaranegara berkembang termasuk Indonesia, kejadian infeksi nosokomial jauh lebih tinggi. enurut penelitian yang dilakukan di dua kota besar Indonesia didapatkan angka kejadian infeksi nosokomial sekitar #)"6$". =i 8egaranegara
berkembang
terjadinya
infeksi
nosokomial
tinggi
karena
kurangnya pengaasan, praktek pencegahan yang buruk, pemakaian sumber terbatas yang tidak tepat dan rumah sakit yang penuh sesak oleh pasien. =ata survei yang dilakukan oleh kelompok peneliti 2:I8 & 'nti Microbal Resistance In Indonesia *, di :S3! =r. Kariadi Semarangtahun ($$(, angka kejadian infeksi luka operari profunda & "eep Incisional * sebesar #", infeksi aliran darah primer &plebitis* sebesar 6" dan infeksi saluran kemih merupakan angka kejadian yang
1)
paling tinggi yaitu sebesar 11". Infeksi nosokomial saluran kemih dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor hospes&penerima*, agent infeksi &kuman F mikroorganisme*, faktor durasi atau lama pemasangan doer kateter dan faktor prosedur &pemasangan dan peraatan*. Salah satu upaya untuk menekan angka kejadian infeksi nosokomial saluran kemih adalah dengan melakukan peraatan doer kateter dengan kualitas yang baik sesuai dengan standar operasinal peraatan kateter dan prosedur pencegahan infeksi. /erdasarkan data insidensi ISK di Indonesia perlu adanya peningkatan kualitas medis dan keperaatan dalam mengurangi tingkat insidensi ISK di Indonesia. aka berdasarkan pertimbangan jurnal yang telah kelompok kami bahas, kami menyarankan rekomendasi intervensi yang bisa diterapakan di Indonesia. :ekomendasi intervensi yang
kami sarankan adalah adanya
peningkatan kualitas pelayanan peraatan yang terdiri dari pelaksanaan pedoman, pembentukan standar untuk manajemen pemasangan kateter, pengenalan order terbatas dan pengingat kateter yang ada, serta ceramah dan pembelajaran berbasis internet yang berfokus pada penurunan angka ISK di Indonesia. Semua intervensi diatas secara umum mengenai peningkatan manajemen peraatan pasien dengan pemasangan kateter. Intervensi diatas sangat mungkin diterapkan di Indonesia mengingat tingginya angka kejadian ISK dan kualitas pelayanan keperaatan yang perlu ditingkatkan.
BAB &. PENUTUP
&.1
Ke!$"ulan
&.2
Saran
($
DA4TA0 PUSTAKA
2gus, 0essy, dkk. ($$1. Buku 'ar Ilmu Pen%akit "alam& Infeksi Saluran Kemih, Edisi& /. 4akarta% >K3I. 2-i-, 2limul
(1
/ullecheck, A..1))). -ursing Inter$entions, Effecti$e -ursing (reatments #rinar% Catheteri!ation % Intermittent. C./.Saunders ompany. orin, '.4. ($$). Buku Saku Patofisiologi. 4akarta% 'A. 'nggram, /arbara. 1)). Rencana 'suhan Keperaatan. 4akarta% 'A. 'gland, 2nn A. ($$6. Pediatrics, #rinar% (ract Infection 'nd P%elonephritis. =epartment of @perational and 'mergency edicine, Calter :eed 2rmy edical enter. http%FF.emedicine.comF'':AFtopic96).htm !arsudi, Imam 2. 1))). 0eriatri 1Ilmu Kesehatan #sia 2anut3. 4akarta% >K3I. !otter, !erry. ($$5. Buku 'ar 4undamental Keperaatan& Konsep, Proses, dan Praktik . 4akarta% 'A. :ani, dkk. ($$6. Panduan Pela%anan Medik Perhimpunan "okter Spesialis Pen%akit "alam Indonesia, Edisi 5667. 4akarta% !usat !enerbitan I!= >K3I. Silvi, =i 2nanda, ($11. Proporsi (inggi (erkait Kesehatan + Infeksi Saluran Kemih (anpa 'dan%a Paparan Kateter #rin Sebelumn%a& Studi Cross+ Sectional .http%FFrepository.usu.ac.idFbitstreamF1(#+569)F(95)9F+Fhapt er"($II.pdf.