Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul "PROBLEMATIKA PERADABAN GLOBAL PADA KEHIDUPAN MANUSIA". Makalah ini telah kami susun dengan baik dan maksimal serta kami menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta manfaat bagi para pembaca.
Surabaya, 11 Maret 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan manusia muncul sejak beberapa ratus ribu tahun terakhir. Secara tidak sadar kita telah mengalami peradaban manusia. Peradaban manusia dalam perkembangan evolusi budaya dan adaptasi biologis dimulai setelah ditemukannya api sebagai alat untuk memenuhi berbagai keperluan dan keinginan.
Dalam sejarah kehidupan manusia, terdapat peradaban – peradaban besar yang membuktikan bahwa kehidupan manusia mengalami kejayaan dan kemajuan di suatu daerah pada masanya. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno yang kala itu kehidupan masyarakatnya mencapai kejayaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai macam peninggalan sejarah telah dihasilkan, seperti bangunan piramida.
Perkembangan zaman menuntut manusia untuk menyesuaikan diri terhadapnya. Begitu pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Mereka dituntut untuk mengubah pola pikirnya menjadi lebih rasional di zaman yang modern ini. Hal tersebut akan membantu mereka dalam menghadapi tantangan zaman.
Rumusan Masalah
Bagaimana problematika peradaban dalam kehidupan manusia?
Bagaimana solusi untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan manusia?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui problematika peradaban dalam kehidupan manusia.
Untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan manusia.
BAB II
LANDASAN TEORI
Hakikat Peradaban
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat – alat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Koentjaraningrat (1990) berusaha memberikan penjelasan sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization. Yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsure dari kebudayaan yang harus maju dan indah. Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi bangsa itu dianggap lebih maju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Kehidupan di lembah sungai Nil masa itu kita sebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah Sungai Nil sebab mereka telah memiliki organisasi social, kebudayaan, dan cara berkehidupan yang sudah maju bila dibanding dengan bangsa lain.
Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagain manusia beradab.
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya dianggap paling cocok bagi setiap orang tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan keharmonisan. Namun demikian keinginan manusia untuk mewujudkan keinginannya atau haknya sebagai salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan manusia lain. Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai suatu anggota masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan adanya keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan berkeseimbangan yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu atau kewaktu. Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarak (masa manusia telah mengenal tulisan). Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu :
1. Penemuan roda untuk transportasi
Pada mulanya, roda hanya digunakan untuk mengangkat barang berat diatas batang pohon.2. Bahasa
Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain.
Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejah, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (palaeolitikum), zaman batu tengah/ madya (mesolitikum), dan zaman batu baru. 2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas: a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut ( tradisi Epipaleolitik). b. Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan megalitik. c. Masa kemahiran teknik atau perundingan, meliputi tradisi semi tuang perunggu dan tradisi semi tuang besi.
Pendapat lain membagi periode pra peradaban manusia kedalam empat bagian, yaitu pra palaeolitik, palaeolitik, neolitik dan era perunggu. Manusia tidak lagi sekedar homo yang hanya menginginkan makanan. Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakan. Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di indonesia, R.Soekmono (1973), membagi menjadi empat masa yaitu :1. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 Masehi. 2. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi. 3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh islam menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengan akhir abad ke-19. 4. Zaman baru / Modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat ( Eropa) dan teknik Moderkira-kiratahun 1900 sampai sekarang. Perdaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan kerakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengatahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.
Dinamika Peradaban Global
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap.Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu.
Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang sestelah datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yang ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.
Problematika Peradaban Pada Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk keseluruh belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk didalamnya bangsa Indonesia. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang dan waktu menjadi sangat relative dan tidak relavan. Dinding pembatas antar bangsa menjadi semakin terbuka bahkan mulai hanyut oleh arus perubahan. Oleh karena itu, Indonesia menghadapi kewajiban ganda, yaitu melestarikan warisan budaya bangsa dan membangun kebudayaan nasional yang modern. Tujuan akhir dari kedua kewajiban ini adalah masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh menghadapi tantangan kemerosotan kehidupan akibat arus ilmu teknologi modern maupun mampu menghadapi tren global yang membawa daya tarik kuat kearus pola hidup yang bertentangan dengan nilai – nilai luhur bangsa.
BAB III
PEMBAHASAN
Problematika peradaban global dalam kehidupan manusia.
Sejarah Peradaban di Indonesia
Peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami "mati suri". Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib, sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks hubungan kemasyarakatan. Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih suka bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah "terkontaminasi" oleh pengaruh globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
Penyebaran Peradaban
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur – unsur kebudayaan dari suatu kelompok kekelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat disuatu wilayah bisa menyebar kemasyarakat wilayah lain. Misalnya , kebudayaan dari masyarakat Barat (Negara – Negara Eropa) masuk dan memengaruhi kebudayaan Timur (bangsa Asia dan Afrika). Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas. Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut:
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual. Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada abad ke-19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia Timur tidak mengambil budaya Barat secara keseluruhan,tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah di serap. Industrialisasi di Negara –negara Timur merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat.
Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya. Makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis dalam dari budaya. Religi orang barat (Kristen) sulit diterima oleh orang Timur dibanding teknologinya. Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapisan luar dari budaya.
Ketiga, jika satu unsur masuk maka akan menarik unsur budaya lainnya. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang-orang asing yang berkerja di industri teknologi tersebut.
Keempat, aspek atau unsur budaya yang di tanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat yang didatangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi social budaya dan menjadi sebab tumbuhnya Negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah system kenegaraan di dunia Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur Tengah.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima akan kehilangan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan individualistik. Akibatnya nilai budaya bangsa, seperti kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia. Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antar kebudayaan. Selain difusi bentuk kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi merupakan kontak antar kebudayaan namun masing-masing masih menunjukkan unsur kebudayaannya. Asimilasi berarti peleburan antarkebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi karena proses yang berlangsung lama dan intensif antara mereka yang berlainan latar be;akang, ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada umumnya asimilasi menghasilkan budaya baru.
Problematika Peradaban pada kehidupan masyarakat
1. Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia
Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
2. Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia
1) Dampak Positif
Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
Tingkat kehidupan yang lebih baik dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2) Dampak Negatif
Pola Hidup Konsumtif, Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakatmelimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
Sikap Individualistik, masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial
Gaya Hidup Kebarat-baratan, tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
Kesenjangan Sosial, apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Solusi untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan masyarakat yang terjadi di Indonesia.
1. Prioritas pada masalah
Penyimpangan seperti sudah benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai, asumsi, keyakinan atau pengalaman hidup kita. Karena penyimpangan itu pasti banyak kalau dicari apalagi dicari-cari, maka sebaiknya kita perlu membuat prioritas penyelesaian penyimpangan. Manfaatnya adalah untuk menghindari keinginan-keinginan yang ditunggangi dorongan keinginan atau mood sesaat. Terkadang, kita menginginkan situasi atau kondisi yang langsung baik dan sempurna dari seluruh segi yang sama persis seperti firman kitab suci, sama persis seperti saran konsultan, atau sama persis seperti khutbah para pakar manajemen di buku-buku. Padahal, secara resource, kita belum mampu ke sana. Kesempurnaan itu adalah upaya untuk selalu menyempurnakan kekurangan / penyimpangan.
Selain itu, memutuskan perbaikan yang dasarnya masalah, akan membuat keputusan kita lebih membumi, lebih memfokus, lebih riil sasarannya. Para motivator sering mengatakan pikiran ini akan bekerja lebih bagus kalau diberi sasaran yang lebih jelas, lebih spesifik, atau lebih terukur. Sebaliknya, ia akan "bingung" kalau disuruh memikirkan sasaran yang tidak jelas, terlalu normatif, atau terlalu abstrak.
2. Konseptualisasi
Agar kemauan kita itu menjadi pemahaman bersama, kita perlu mengkonsepkannya, menyatakannya dalam bentuk pedoman yang bisa dipahami orang lain. Beberapa organisasi memang telah memiliki rumusan tertulis dari nilai-nilai yang diinginkan untuk terwujud dalam praktek. Tetapi ini masih banyak juga yang belum memiliki. Selain bisa menjadi instrumen pemahaman bersama, rumusan tertulis juga akan menjadi pedoman perlakuan. Ini supaya jangan sampai kita tidak care terhadap penyimpangan dan tidak care pula terhadap prestasi atau performansi kerja sebagian orang. Jangan sampai karyawan memendam kesimpulan: jika kita menginginkan budaya yang positif dan lingkungan kerja yang mendukung, kita pun perlu mendukung (memberi reward) orang-orang yang sudah menunjukkan dukungannya. Dan pada saat yang sama, kita pun perlu memberikan punishment kepada orang yang terbukti menunjukkan penyimpangannya. Kelemahan kita, terkadang, kita menginginkan kebaikan, tetapi kurang appreciate pada orang yang baik dan lemah atau ignorance tidak peduli (acuh tak acuh) menghadapi orang yang tidak baik.
3. Membuka fasilitas dan peluang pembelajaran
Pengalaman kita bersama menunjukkan bahwa untuk membuat orang melakukan sesuatu, ini membutuhkan effort yang jauh lebih banyak dibanding dengan membuat orang yang tidak tahu menjadi tahu. Yang terakhir ini cukup dengan diberi tahu melalui mulut atau tulisan. Adapun untuk yang pertama, apalagi jika yang kita inginkan menjadi budaya, pasti tidak cukup dengan identikasi masalah prioritas dan konseptualisasi keinginan.
Budaya menyimpang, perlu diluruskan melalui proses belajar yang benar agar hasilnya benar. Esensi mendasar dari prinsip pembelajaran ini adalah memperbaiki keadaan (mengubah ke arah yang lebih baik) dengan cara melakukan sesuatu (proses) berdasarkan masalah yang muncul dengan berbagai cara yang mungkin. Intinya, kita tidak melihat penyimpangan budaya yang terjadi sebagai sebuah kesimpulan akhir, melainkan sebagai sebuah proses untuk diperbaiki. Kita tidak melihat penyimpangan sebagai penyimpangan tetapi sebagai isyarat untuk melakukan perubahan dan pengembangan..
Adapun bentuk fasilitas itu bisa kita sesuaikan berdasarkan keadaan, kemampuan dan keinginan. Pokoknya, apapun fasilitas yang bisa menyentuh orang untuk terdorong memperbaiki keadaan (dirinya, orang lain, dan lingkungan), itu perlu kita buka, dari mulai yang paling mahal sampai yang paling gratis menurut ukuran kita. Ini misalnya saja, training, konseling, coaching, teaching, dialog, pertemuan rutin, pengawasan langsung, pengarahan, dan lain-lain.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari bahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kedimpulan, sebagai berikut:
Problematika peradaban global dalam hal penyebaran budaya bisa memuunculkan masalah, diantaranya masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk yakni kemajuan IPTEK.
Solusi untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan masyarakat yang terjadi di Indonesia Dalam mengatasi problematika kebudayaan, hendaknya diperlukan hal-hal seperti prioritas pada masalah, konseptualisasi, membuka fasilitas dan peluang pembelajaran.
Saran
Dengan memahami, mendalami, dan mengetahui Problematika Peradaban Global Dalam Kehidupan Manusia diharapkan dapat menerima informasi yang diberikan dengan mudah serta dapat memberikan wawasan mengenai gambaran Problematika Peradaban Global Dalam Kehidupan Manusia beserta solusinya. mohon untuk kritik dan sarannya karena makalah ini masih banyak kekuranganya sehingga kami dapat memperbaikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, M. Elly dkk. 2006. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Hidayat Nur dan Muwardi. 2000. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar. Bandung: CV. Pustaka Setia Bandung
Tasmuji dkk. 2016. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press