MAKALAH
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
OLEH: KELOMPOK II (KELAS B) ANGGOTA:
Nugroho Alfarizi Nurlena Sari Diah Arum Pratiwi
( A231 17 062) 062) ( A231 17 055) 055) ( A231 17 045)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat dan hidayah- Nyalah makalah tentang “Manusia dan Kebudayaan” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Manusia dan Kebudayaan” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan bapak dosen, orang tua dan teman-teman, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Tadulako. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis memohon bantuan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki makalah ini.
Palu, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Budaya 2.2 Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan 2.3 Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah o
Jhds
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan bagian dari kebudayaan yang bersifat abstrak yang terdiri atas gagasan, konsep dan keyakinan atau biasa lebih dikenal dengan istilah adat istiadat. Salah satu fungsi dari sistem budaya adalah sebagai sistem norma yang mana dapat menata dan menetapkan tindakan dan tingkah laku manusia. Dalam sistem budaya terbentuk unsur-unsur yang saling berkaitan, sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan. Unsur pokok kebudayaan ( Bronislaw Malinowski, 1884-1942) sebagai berikut: 1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya. 2. Organisasi ekonomi. 3. Alat-alat lembaga pendidikan 4. Organisasi kekuatan Melville J. Herkovits (1895-1963) menyebutkanunsur pokok kebudayaan
adalah: 1. Alat-alat teknologi 2. Sistem ekonomi 3. Keluarga 4. Kekuasaan politik
Sistem kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang berbeda pula. Jenis kebudayaan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kebudayaan material Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa yang berwujud bend, barang, alat pengolahan alam, seperti gedung, pabrik, jalan, dan rumah. 2. Kebudayaan nonmaterial Kebudayaan nonmaterial merupakan hasil cipta dan karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Kebudayaan nonmateriel sebagai berikut:
volkways (norma kezaliman); mores (norma kesusilaan); norma hukum; dan mode (fashion).
Kebudayaan dapat dilihat dari dimensi wujudnya sebagai berikut: 1) Sistem budaya Kumpulan dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, peraturan, dan sebagainya. 2) Sistem sosial Merupakan kumpulan dari aktivitas serta berpola dari manusia dalam organisasi dan masyarakat. 3) Sistem kebendaan Merupakan wujud kebudayaan fisik atau alat-alat yang diciptakan manusia untuk kemudahan hidupnya . 2.2 Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan yang disebutkan oleh Supartono dalam Rafael Ra ga Maran, ( 1999:36 ) sebagai daya manusia. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, inteligensia, dan intuisi; perasaan dan emosi; kemauan; fantasi; dan perilaku. Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, maka nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun
manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena ada manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendukungnya. Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter L.Berger (1929), yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini terdiri atas tiga tahap: 1. Tahap eksternalisasi Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental 2. Tahap objektivasi Tahap objektivitas adalah tahap aktivitas manusia yang menghasilkan suatu realita objektif, yang berada di luar diri manusia. 3. Tahap internalisasi Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali. Jadi ada hubungan berkelanjutan antara realitas internal dengan realitas eksternal (Yusdi Achmad, Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial dalam Makalah Lokakarya Dosen ISBD, 2006:5). Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, dan melalui akal budinya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Selain itu, manusia juga hidup dengan bergantung pada hasil kebudayaan yang telah diciptakannya. Kebudayaan juga memberikan pedoman, ugeran, norma dan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi yang telah diciptakannya. Oleh sebab itu, maka kebudayaan memiliki peran sebagai:
Suatu pedoman hubungan antar manusia atau kelompoknya.
Wadah untuk menyalurkan perasaan dan kemampuan seseorang.
Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
Pembeda manusia dan binatang.
Petunjuk dan pengatur tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan. Sebagai modal dasar pembangunan.
Sementara itu, terkait dengan wujud kebudayaan, beberapa ilmuwan menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem, di mana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Demikian pila JJ Honigmann dalam bukunya The World of Man(1959) membagi budaya
dengan tiga wujud, yaitu: ideas, activities, and artifact . Sejalan dengan pemikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu: 1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan-peraturan. Maksudnya, budaya ideal merupakan perwujudan dan kebudayaan yang bersifat abstrak. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Maksudnya, sistem sosial merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk perilaku dan bahasa. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Maksudnya, kebudayaan fisik merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret dalam bentuk materi atau art efak. Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan lain yang tidak selalu baiknya. Kecuali itu, manusia memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya manusia telah menciptakan teknologi yang berguna untuk melindungi manusia di alam. Pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya. Keadaan yang berbeda pada masyarakat yang telah kompleks, di mana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai alam. 2.3 Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berkaitan dengan lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Kebudayaan memberikan ciri khas kepada masyarakat yang bisa diliat secara fisik. Dengan menganalisis pengaruh budaya terhadap suatu lingkungan, kita dapat mengetahui perbedaan antar lingkungan sehingga kita dapat menciptakan kebudayaan yang berbeda pula. Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah dengan lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung banyak variabel yang saling berhubungan dalam keseluruhan sistem terbuka. Pendekatan yang saling berhubungan dengan psikologi lingkungan adalah pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistematik antara beberapa
subsistem yang ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan budaya yang ada. Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan sebagai berikut: 1) Physical Environment , menunjuk pada lingkungan natural, seperti temperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna. 2) Cultural Social Environtment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi seperti: norma-norma, adat istiadat, dan nilai-nilai. 3) Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya. 4) Environmental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial. 5) Out Carries Product , meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan iklim.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan berkembang di dalam lingkungan tertentu berkaitan dengan pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aryandini S, Woro. 2000. Manusia dalam Tinjauan Ilmu Budaya Dasar . Jakarta: Universitas Indonesia. Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Setiadi, Elly M, Kama Abdul Hakam, Ridwan Effendi. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar . Edisi ketiga. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Soelaeman, M. Munandar. 1995. Ilmu Sosial Dasar . Edisi Kedelepan. Bandung: Eresco.