KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah swt, atas segala limpahan rahmat dan karu karunia nia-Ny -Nyaa kepa kepada da penu penuli liss sehin sehingg ggaa dapa dapatt meny menyel elesa esaik ikan an maka makalah lah yang yang berju berjudu dul: l: “Hipersensitivitas Tipe 4 !enuli !enuliss menyad menyadar ar ibahwa ibahwa didalam didalam pembua pembuatan tan makalah makalah ini berkat berkat bantua bantuan n dan tuntunan bapak d"sen dan tidak lepas dari bantuan teman-teman dan pihak lain, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa h"rmat dan terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini# !enuli !enuliss menyada menyadari ri bahwa bahwa dalam dalam pr"ses pr"ses penuli penulisan san makalah makalah ini masih masih jauh dari sempurna sempurna baik materi maupun maupun $ara penulisanny penulisannya# a# Namun demikian, demikian, penulis penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik "leh karenanya, penulis dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini# Akhir kata penulis berharap sem"ga makalah makalah ini dapat berman%aat bagi seluruh pemba$a#
&ireb"n, '( "kt"ber ()'4
!enulis
i
DAFTAR ISI
*+D+ ATA !.N/ANTA0########################################################################################################## DA1TA0 232######################################################################################################################## A 2 !.NDAH++AN '#'########################################################################################################## atar elakang '#(##################################################################################################### 0umusan 5asalah '#6####################################################################################################################### Tujuan '#4###################################################################################################### 5et"de !enulisan '#7############################################################################################### 3istematika !enulisan A 22 !.5AHA3AN (#'# De%inisi Hipersensitivitas######################################################################################## (#(# Tipe 28 : 0eaksi tipe lambat#################################################################################### (#6# !at"%isi"l"gi############################################################################################################# (#4# 2n%lamasi /ranul"mat"sa######################################################################################### (#7# 3it"t"ksisitas 9ang Diperantarai 3el T#################################################################### (## 5ani%estasi linis#################################################################################################### (#;# lasi%ikasi################################################################################################################ A 222 !.N+T+! 6#'# esimpulan############################################################################################################## 6#(# 3aran######################################################################################################################## DA1TA0 !+3TAA
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
5ekanisme reaksi alergi adalah berdasar pada reaksi hipersensitivitas, yaitu timbulnya resp"n 2g. yang berlebihan terhadap bahan yang dianggap sebagai alergen, sehingga terjadi pelepasan berbagai mediat"r penyebab reaksi alergi, walaupun pada "rang n"rmal reaksi ini tidak terjadi# Apabila reaksi alergi ini berlangsung sangat berlebihan, dapat timbul sy"k ana%ilaktik# Histamin yang dilepaskan menimbulkan berbagai e%ek# 8as"dilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler yang terjadi menyebabkan pindahnya plasma dan sel-sel leuk"sit ke jaringan, sehingga menimbulkan bintul-bintul berwarna merah di permukaan kulit# 3ementara rasa gatal timbul akibat penekanan ujung-ujung serabut sara% bebas "leh histamin# emudian kerusakan jaringan yang terjadi akibat pr"ses in%lamasi menyebabkan sekresi pr"tease, sehingga menimbulkan rasa nyeri akibat perubahan %ungsi# .%ek lain histamin, yaitu k"ntraksi "t"t p"l"s dan perangsangan sekresi asam lambung, menyebabkan timbulnya k"lik abd"men dan diare# 3elain itu, sekresi en
'
1.2. • • • • • • •
1.". • • • • • • •
1.$.
Rumusan asala! Apa yang dimaksud dengan Hipersensitivitas = agaimana Hipersensitivitas Tipe 4 yang terg"l"ng tipe lambat = agaimana !at"%isi"l"ginya = agaimana 2n%lamasi /ranul"mat"sanya = 3eperti apa 3it"t"ksisitas 9ang Diperantarai 3el T = gaimana 5ani%estasi linisnya = agaimana lasi%ikasinya =
Tu#uan Agar mengerti apa yang di maksud dengan Hipersensitivitas# Agar 5engerti !embahasan Hipersensitivitas Tipe 4 ini# Agar 5engetahui !at"%isi"l"ginya# Agar 5engetahui 2n%lamasi /ranul"mat"sanya# Agar mengerti 3it"t"ksisitas 9ang Diperantarai 3el T# Agar mengetahui 5ani%estasi linisnya# Agar mengetahui lasi%ikasinya#
et%&e Penul'san
5et"de penulisan yang !enulis gunakan untuk menyusun 5akalah ini yaitu: '# 3tudi !ustaka atau met"de iteratur, yaitu mempelajari buku-buku a$uan yang mendapat in%"rmasi te"ritis dan relavan serta men$ari dengan berbagai sumber# (# Dunia 5aya atau 2nternet, yaitu men$ari in%"rmasi melalui Tekn"l"gi 2n%"rmasi dan "munikasi#
(
1.(.S'stemat'ka Penul'san 3istematika penulisan makalah ini terdiri dari 6 bab, yaitu: A 2 !.NDAH++AN '#'# atar elakang '#(# 5aksud dan Tujuan '#6# 5an%aat !enulisan '#4# 5et"de !enulisan '#7# 3istematika !enulisan A 22 T2N*A+AN T.>02T23 (#'# De%inisi 3tr"ke (#(# lasi%ikasi 3tr"ke (#6# .ti"l"gi (#4# !at"%isi"l"gi (#7# 5ani%estasi linis (## 1akt"r 0esik" (#;# !enyembuhan 3tr"ke (#?# Asuhan eperawatan 3tr"ke A 222 !.N+T+! 6#'# esimpulan 6#(# 3aran
6
BAB II PEBAHASAN
2.1. De)'n's' H'*ersens't'+'tas Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh sese"rang menjadi hipersensiti% dalam bereaksi se$ara imun"l"gi terhadap bahan-bahan yang umumnya n"n-imun"genik# Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang "leh tubuh dianggap asing atau berbahaya# ahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut allergen# Hipersensitivitas adalah keadaan perubahan reaktivitas, tubuh bereaksi dengan resp"n imun berlebihan atau tidak tepat terhadap suatu benda asing# 0eaksi hipersensitivitas biasanya disubklasi%ikasikan menjadi tipe 2-28# Hipersensitivitas @ataure aksi hipersensitivitas adalah reaksi berlebihan,tidak di inginkan karena terlalu senisiti%nya resp"n imun @merusak, menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadang berakibat %atal yang dihasilkan "leh sistem kekebalan n"rmal# Hipersensitivitas adalah reaksi yang terjadi akibat terpajan antigen yang berulang yang menyebabkan memi$u reaksi pat"l"gi# Ada beberapa $iri-$iri yang umum pada hipersensitivitas yaitu antigen dari eks"gen atau end"gen dapat memi$u reaksi hipersensitivitas, penyakit hipersensitivitas biasanya berhubungan dengan gen yang dimiliki setiap "rang, reaksi hipersensitivitas men$erminkan tidak k"mpaknya antara mekanisme a%ekt"r dari resp"n imun dan mekanisme k"ntr"lnya# Hipersensitivitas dapat diklasi%ikasikan atas dasar mekanisme imun"l"gis yang memediasi penyakitnya# lasi%ikasi ini juga membedakan antara resp"n imun yang menyebabkan luka jaringan atau penyakit, pat"l"ginya, dan juga mani%estasi klinisnya#
4
2.2. T'*e I, - Reaks' t'*e lamat !ada reaksi hipersensitivitas tipe 2, 22 dan 222 yang berperan adalah antib"di @imunitas hum"ral, sedangkan pada tipe 28 yang berperan adalah lim%"sit T atau dikenal sebagai imunitas seluler# 2munitas selular merupakan mekanisme utama resp"ns terhadap berbagai ma$am mikr"ba, termasuk pat"gen intrasel seperti 5y$"ba$terium tuber$ul"sis dan virus, serta agen ekstrasel seperti pr"t"<"a, %ungi, dan parasit# Namun, pr"ses ini juga dapat mengakibatkan kematian sel dan jejas jaringan, baik akibat pembersihan in%eksi yang n"rmal ataupun sebagai resp"ns terhadap antigen sendiri @pada penyakit aut"imun# Hipersensitivitas tipe 28 diperantarai "leh sel T tersensitisasi se$ara khusus bukan antib"di dan dibagi lebih lanjut menjadi dua tipe dasar: @'# Hipersensitivitas tipe lambat, diinisiasi "leh sel T &D4B @(# 3it"t"ksisitas sel langsung, diperantarai "lehsel T &D?B# !ada hipersensitivitas tipe lambat, sel T &D4B tipe TH' menyekresi sit"kin sehingga menyebabkan adanya perekrutan sel lain, terutama makr"%ag, yang merupakan sel e%ekt"r utama# !ada sit"t"ksisitas seluler, sel T &D?B sit"ksik menjalankan %ungsi e%ekt"r# a# Hipersensitivitas tipe lambat @DTH-Delayed-Tipe Hypersensitivity &"nt"h klasik DTH adalah reaksi tuberkulin# Delapan hingga '( jam setelah injeksi tuberkulin intrakutan, mun$ul suatu area eritema dan indurasi setempat, dan men$apai pun$aknya @biasanya berdiameter ' hingga ( $m dalam waktu (4 hingga ;( jam @sehingga digunakan kata si%at delayed Clambat tertundaE dan setelah itu akan mereda se$ara perlahan#se$ara hist"l"gis , reaksi DTH ditandai dengan penumpukan sel helper-T &D4B perivaskular @“seperti manset dan makr"%ag dalam jumlah yang lebih sedikit# 3ekresi l"kal sit"kin "leh sel radang m"n"nuklear ini disertai dengan peningkatan permeabilitas mikr"vaskular, sehingga menimbulkan edema dermis dan pengendapan %ibrinF penyebab utama indurasi jaringan dalam resp"ns ini adalah dep"sisi %ibrin# 0esp"ns tuberkulin digunakan untuk menyaring individu dalam p"pulasi yang pernah terpejan tuberkul"sis sehingga mempunyai sel T mem"ri dalam sirkulasi# ebih khusus lagi, imun"supresi atau menghilangnya sel T &D4B @misalnya, akibat H28 dapat menimbulkan resp"ns tuberkulin yang negati%, bahkan bila terdapat suatu in%eksi yang berat#
7
2.". Pat%)'s'%l%g'
im%"sit &D4B mengenali antigen peptida dari basil tuberkel dan juga antigen kelas 22 pada permukaan m"n"sit atau sel dendrit yang telah mempr"ses antigen mik"bakterium tersebut# !r"ses ini membentuk sel &D4B tipe TH' tersensitisasi yang tetap berada di dalam sirkulasi selama bertahun-tahun# 5asih belum jelas mengapa antigen tersebut mempunyai ke$endurungan untuk menginduksi resp"ns TH', meskipun lingkungan sit"kin yang mengaktivasi sel T naG% tersebut tampaknya sesuai# 3aat dilakukan injeksi kutan tuberkulin berikutnya pada "rang tersebut, sel mem"ri memberikan resp"ns kepada antigen yang telah dipr"ses pada A!& dan akan diaktivasi @mengalami trans%"rmasi dan pr"li%erasi yang luar biasa, disertai dengan sekresi sit"kin TH'# 3it"kin TH' inilah yang akhirnya bertanggungjawab untuk mengendalikan perkembangan resp"ns DHT# 3e$ara keseluruhan, sit"kin yang paling bersesuaian dalam pr"ses tersebut adalah sebagai berikut:
2-'( merupakan suatu sit"kin yang dihasilkan "leh makr"%ag setelah interaksi awal
dengan basil tuberkel# 2-'( sangat penting untuk induksi DTH karena merupakan sit"kin utama yang mengarahkan di%erensiasi sel TH'F selanjutnya, sel TH' merupakan sumber sit"kin lain yang ter$antum di bawah# 2-'( juga merupakan penginduksi sekresi 21N- "leh sel T dan sel N yang p"ten# 21N- mempunyai berbagai ma$am e%ek dan merupakan mediat"r DTH yang paling
penting# 21N- merupakan aktivat"r makr"%ag yang sangat p"ten, yang meningkatkan pr"duksi makr"%ag 2-'(# 5akr"%ag teraktivasi mengeluarkan lebih banyak m"lekul kelas 22 pada permukaannya sehingga meningkatkan kemampuan penyajian antigen# 5akr"%ag ini juga mempunyai aktivitas %ag"sitik dan mikr"bisida yang meningkat, demikian pula dengan kemampuannya membunuh sel tum"r# 5akr"%ag teraktivasi menyekresi beberapa %akt"r pertumbuhan p"lipeptida, termasuk %akt"r pertumbuhan yang berasal dari tr"mb"sit @!D/1 dan T/1-I, yang merangsang pr"li%erasi %ibr"blas dan meningkatkan sintesis k"lagen# 3e$ara ringkas, aktivitas 21N- meningkatkan kemampuan makr"%ag untuk membasmi agen penyeranganF jika aktivasi makr"%ag terus berlangsung, akan terjadi %ibr"sis#
2-( menyebabkan pr"li%erasi sel T yang telah terakumulasi pada tempat DTH# 9ang
termasuk dalam in%iltrat ini adalah kira-kira ')J sel &D4B yang antigen-spesi%ik, meskipun sebagian besar adalah sel T “pen"nt"n yang tidak spesi%ik untuk agen penyerang asal# TN1dan lim%"t"ksin adalah sit"kin yang menggunakan e%ek pentingnya pada sel
end"tel: meningkatnya sekresi nitrit "ksida dan pr"stasiklin, yang membantu peningkatan
aliran darah melalui vas"dilatasi l"$al meningkatnya pengeluaran selektin-., yaitu suatu m"lekul adhesi yang meningkatkan
perlekatan sel m"n"nu$lear induksi dan sekresi %akt"r kem"taksis seperti 2-?# !erubahan ini se$ara bersama memudahkan keluarnya lim%"sit dan m"n"sit pada l"kasi terjadinya resp"n DHT#
2.$. In)lamas' Granul%mat%sa /ranul"mat"sa adalah bentuk khusus DHT yang terjadi pada saat antigen bersi%at persisten dan atau tidak dapat didegradasi# 2n%iltrate awal sel T &D4B perivaskular se$ara pr"gresi% digantikan "leh makr"%ag dalam waktu ( hingga 6 mingguF makr"%ag yang terakumulasi ini se$ara khusus menunjukkan bukti m"r%"l"gis adanya aktivitas, yaitu semakin membesar , memipih, dan e"sin"%ilik @disebut sebagai sel epitel"id# 3el epitel"id kadang-kadang bergabung di bawah pengaruh sit"kin tertentu @misalnya, 21N- untuk membentuk suatusel raksasa@giant $ells berinti banyak# 3uatu agregat mikr"sk"pis sel epitel"id se$ara khusus dikelilingi "leh lingkaran lim%"sit, yang disebutgranul"ma, dan p"lanya disebut sebagai in%lamasi granul"mat"sa# !ada dasarnya, pr"ses tersebur sama dengan pr"ses yang digambarkan untuk resp"ns DHT lainnya# /ranul"ma yang lebih dahulu terbentuk membentuk suatu sabuk rapat %ibr"blast dan jaringan ikat# !engenalan terhadap suatu granul"ma mempunyai kepentingan diagn"stik karena hanya ada sejumlah ke$il k"ndisi yang dapat menyebabkannya# DHT merupakan suatu mekanisme pertahanan utama yang melawan berbagai pat"gen intrasel, yang meliputi mik"bakterium, %ungus, dan parasit tertentu, dan dapat pula terlibat dalam pen"lakan serta imunitas tum"r# !eran utama sel T &D4B dalam hipersensitivitas tipe lambat tampak jelas pada penderita A2D3# arena kehilangan sel &D4B, resp"ns penjamu terhadap pat"gen ekstrasel, seperti 5y$"ba$terium tuber$ul"sis, akan sangat terganggu# akteri akan dimangsa "leh makr"%ag, tetapi tidak dibunuh, dan sebagai pengganti pembentukan granul"ma, terjadi akumulasi makr"%ag yang tidak teraktivasi yang sulit untuk mengatasi mikr"ba yang menginvasi# ;
3elain berman%aat karena peran pr"tekti%nya, DHT dapat pula menyebabkan suatu penyakit# Dermatitis k"ntak adalah salah satu $"nt"h jejas jaringan yang diakibatkan "leh hipersensitivitas lambat# !enyakit ini dibangkitkan melalui k"ntak dengan pentadesilkatek"l @juga dikenal sebagai urushi"l, k"mp"nen akti% p"is"n ivy ata" p"isin "ak pada penjamu yang tersensitisasi dan mun$ul sebagai suatu dermatitis vesikularis# 5ekanisme dasarnya sama dengan mekanisme pada sensitivitas tuber$ulin# !ajanan ulang terhadap tanaman tersebut, sel &D4B TH' tersensitisasi akan berakumulasi dalam dermis dan bermigrasi menuju antigen yag berada di dalam epidermis# Di tempat ini sel tersebut melepaskan sit"kin yang merusak keratin"sit, menyebabkan terpisahnya sel ini dan terjadi pembentukan suatu vesikel intradermal#
2.(. S't%t%ks's'tas /ang D'*erantara' Sel T !ada pembentukan hipersensitivitas tipe 28 ini, sel T &D?B tersensitisasi membunuh sel target yang membawa antigen# 3eperti yang telah dibahas sebelumnya, m"lekul 5H& tipe 2 berikatan dengan peptida virus intrasel dan menyajikannya pada lim%"sit T &D?B# 3el e%ekt"r &D?B, yang disebut lim%"sit T sit"t"ksik @&T, $yt"t"Ki$ T-lymph"$ytes, yang berperan penting dalam resistensi terhadap in%eksi virus# !elisisan sel terin%eksi sebelumnya terjadi replikasi virus yang lengkap pada akhirnya menyebabkan penghilangan in%eksi# Diyakini bahwa banyak peptida yang berhubungan dengan tum"r mun$ul pula pada permukaan sel tum"r sehingga &T dapat pula terlibat dalam imunitas tum"r# Telah terlihat adanya dua mekanisme p"k"k pembunuhan "leh sel &T: @' pembunuhan yang bergantung pada per%"rin-gran
2.0. an')estas' Kl'n's
5ani%estasi klinis hipersensitivitas tipe 28, dapat berupa reaksi paru akut seperti demam, sesak, batuk dan e%usi pleura# >bat yang tersering menyebabkan reaksi ini yaitu nitr"%urat"nin, ne%ritis intestisial, ensa%al"mielitis# hepatitis juga dapat merupakan mani%estasi reaksi "bat#
2.. Klas')'kas' Ada 4 jenis reaksi hipersensitivitas tipe 28, yaitu: '# Hipersensitivitas *"nes 5"le @0eaksi *5 0eaksi *5 ditandai "leh adanya in%iltrasi bas"%il di bawah epidermis# Hal tersebut biasanya ditimbulkan "leh antigen yang larut dan disebabkan "leh lim%"sit yang peka terhadap sikl"%"s%amid# 0eaksi *5 atau &utane"us as"phil Hypersensitivity @&H merupakan bentuk &52 yang tidak biasa dan telah ditemukan pada manusia sesudah suntikan antigen intradermal yang berulang-ulang# 0eaksi biasanya terjadi sesudah (4 jam tetapi hanya berupa eritem tanpa indurasi yang merupakan $iri dari &52# .ritem itu terdiri atas in%iltrasi sel bas"%il# 5ekanisme sebenarnya masih belum diketahui# elin$i yang digigit tungau menunjukkan reaksi &H yang berat di tempat tungau menempel# as"%il kemudian melepas mediat"r yang %armak"l"gik akti% dari granulanya yang dapat mematikan dan melepaskan tungau tersebut# as"%il telah ditemukan pula pada dermatitis k"ntak yang disebabkan allergen seperti p"is"n ivy pen"lakan ginjal dan beberapa bentuk k"njungtivitis# Hal-hal tersebut di atas menunjukkan bahwa bas"%il mempunyai peranan dalam penyakit hipersensitivitas# 0eaksi *5 ditandai "leh adanya in%iltrasi bas"%il di bawah epidermis# Hal tersebut biasanya ditimbulkan "leh antigen yang larut dan dise babkan "leh lim%"sit yang peka terhadap sikl"%"s%amid# 0eaksi *5 atau &utane"us as"phil Hypersensitivity @&H merupakan bentuk &52 yang tidak biasa dan telah ditemukan pada manusia sesudah suntikan antigen intradermal yang berulang-ulang# 0eaksi biasanya terjadi sesudah (4 jam tetapi hanya berupa eritem tanpa indurasi yang merupakan $iri dari &52# .ritem itu terdiri atas in%iltrasi sel bas"%il# 5ekanisme sebenarnya masih belum diketahui#
L
(# Hipersensitivitas "ntak dan dermatitis k"ntak Dermatitis k"ntak dikenal dalam klinik sebagai dermatitis yang timbul pada titik tempat k"ntak dengan alergen# 0eaksi maksimal terjadi setelah 4? jam dan merupakan reaksi epidermal# 3el angerhans sebagai Antigen !resenting &ell @A!& memegang peranan pada reaksi ini# 2nn"kulasi @penyuntikkan melalui kulit, $enderung untuk merangsang perkembangan reaksi sel-T dan reaksi-reaksi tipe lambat yang sering kali disebabkan "leh benda-benda asing yang dapat mengadakan ikatan dengan unsur-unsur tubuh untuk membentuk antigen-antigen baru# >leh karena itu, hipersensitivitas k"ntak dapat terjadi pada "rang-"rang yang menjadi peka karena pekerjaan yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia seperti prikil kl"rida dan kr"mat# "ntak dengan antigen mengakibatkan ekspansi kl"n sel-T yang mampu mengenal antigen tersebut dan k"ntak ulang menimbulkan resp"n seperti yang terjadi pada &52# elainan lain yang terjadi ialah pelepasan sel epitel @sp"ngi"sis menimbulkan in%iltrasi sel e%ekt"r# Hal ini menimbulkan dikeluarkannya $airan dan terbentuknya gelembung 6# 0eaksi Tuberkulin 0eaksi tuber$ulin adalah reaksi dermal yang berbeda dengan reaksi dermatitis k"ntak dan terjadi () jam setelah terpajan dengan antigen# 0eaksi terdiri atas in%iltrasi sel m"n"nuklier @7)J lim%"sit dan sisanya m"n"sit# 3etelah 4? jam timbul in%iltrasi lim%"sit dalam jumlah besar di sekitar pembuluh darah yang merusak hubungan serat-serat k"lagen kulit# Dalam beberapa hal antigen dimusnahkan dengan $epat sehinga menimbulkan kerusakan# Dilain hal terjadi hal-hal seperti yang terlihat sebagai k"nsekuensi &52# elainan kulit yang khas pada penyakit $a$ar, $ampak, dan herpes ditimbulkan "leh karena &52 terhadap virus ditambah dengan kerusakan sel yang diin%ekti% virus "leh sel-T$# 4# 0eaksi /ranul"ma 5enyusul resp"n akut terjadi in%luks m"n"sit, neutr"%il dan lim%"sit ke jaringan# ila keadaan menjadi terk"ntr"l, neutr"%il tidak dikerahkan lagi berdegenerasi# 3elanjutnya dikerahkan sel m"n"nuklier# !ada stadium ini, dikerahkan m"n"sit, makr"%ak, lim%"sit dan sel plasma yang memberikan gambaran pat"l"gik dari in%lamasi kr"nik# 5enyusul resp"n akut terjadi in%luks m"n"sit, neutr"%il dan lim%"sit ke jaringan# ila keadaan menjadi terk"ntr"l, neutr"%il tidak dikerahkan lagi berdegenerasi# 3elanjutnya dikerahkan sel m"n"nuklier# !ada stadium ini, dikerahkan m"n"sit, makr"%ak, lim%"sit dan sel plasma yang memberikan gambaran pat"l"gik dari in%lamasi kr"nik#
')
Dalam in%lamasi kr"nik ini, m"n"sit dan makr"%ak mempunyai 6 peranan penting sebagai berikut:
5enelan dan men$erna mikr"ba, debris seluler dan neutr"%il yang berdegenerasi# 5"dulasi resp"n imun dan %ungsi sel-T melalui presentasi antigen dan sekresi sit"kin# 5emperbaiki kerusakan jaringan dan %ungsi sel in%lamasi melalui sekresi sit"kin#
/ambaran m"r%"l"gis dari resp"n tersebut dapat berupa pembentukan granul"ma @agregat %ag"sit m"n"nuklier yang dikelilingi lim%"sit dan sel plasma# 1ag"sit terdiri atas m"n"sit yang baru dikerahkan serta sedikit dari makr"%ag yang sudah ada dalam jaringan# 0eaksi granul"mata merupakan reaksi tipe 28 yang paling penting karena menimbulkan banyak e%ek pat"l"gis# Hal tersebut terjadi karena adanya antigen yang persisten di dalam makr"%ag yang biasanya berupa mikr""rganisme yang tidak dapat dihan$urkan atau k"mpleks imun yang menetap, misalnya pada alve"litis alergik# 0eaksi granul"ma terjadi sebagai usaha badan untuk membatasi antigen yang persisten dalam tubuh, sedangkan reaksi tuberk"lin merupakan resp"n imun seluler yang terbatas# edua reaksi tersebut dapat terjadi akibat sensitasi "leh antigen mikr""rganisme yang sama, misalnya 5# Tuber$ul"sis dan 5# eprae# /ranul"ma juga terjadi pada hipersensitivitas terhadap
''
BAB III
PENUTUP
".1. Kes'm*ulan 0eaksi hipersensitivitas menurut /ell dan &""mbs ada 4, yaitu reaksihipersensitivitas
tipe ' @ana%ilaktik, reaksi hipersensitivitas tipe ( @sit"t"ksik, reaksi hipersensitivitas tipe 6 @k"mpleks imun, dan reaksi hipersensitivitas tipe 4 @tipe lambat# +ntuk menentukan diagn"sis suatu penyakit hipersensitivitas, perludiketahui mediat"r apa yang terlibat dalam reaksi hipersensitivitasnya# !ada kasus pertama, terjadi reaksi hipersensitivitas tipe ' dimana mediat"r yang berperan adalah 2g. dan sel mast# !ada kasus kedua didapatkan gl"merul"ne%ritis akut pas$a in%eksistrept"k"kus yang mana bisa dig"l"ngkan kedalam reaksi hipersensitivitas ( maupun reaksi hipersensitivitas# Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagn"sis danmenentukan jenis terapi yang tepat#
".2. Saran +ntuk menegakkan diagn"sis, diperlukan anamnesis, pemeriksaan %isik, pemeriksaan
lab"rat"rium dan pemeriksaan penunjang yang lengkap untuk se tiap penyakit dengan hipersensitivitas# D"kter harus bisa memilih jenis pemeriksaan yang tepat terkait dengan penegakkan diagn"sis agar dapat menentukan tipe hipersensitivitas yangnantinya akan sangat membantu dalam usaha pemberian terapi# 2n%"rmasi yang lengkap dan akurat sangat dibutuhkan tentang suatu penyakit mulai dari mani%estasi klinis, di%erensial diagn"sis hingga penatalaksanaannya untuk menjadi d"kter yang pr"%esi"nal#
'(
DAFTAR PUSTAKA
http:www#s$ribd#$"md"$(((?'6?)Hipersensitivitas-5akalah http:www#s$ribd#$"md"$47L67?4A3.!-H2!.03.N32T282TA3-ayu http:www#s$ribd#$"md"$76)'?L45-'-Hipersensitivitas-A3T2AN http:agathariyadi#w"rdpress#$"mtaghipersensitivitas http:d$6L;#4shared#$"md"$e0M
'6