MAKALAH HIPERSENSITIVITAS DAN AUTOIMUN Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Imunologi
Disusun oleh
DINA SUTRESNA DIRESNA
!"#"!#!$##%$
RHENA RIDHANT& LU'INA !"#"!#!$##($
UNIVERSITAS PAD)AD)ARAN *AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEN'ETAHUAN ALAM PRO'RAM STUDI +IOLO'I SUMEDAN' %#!,
1
+A+ I PENDAHULUAN !-! Lata. +elakang
Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul dan bahan lainnnya terhadap mikroba disebut respon imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Menghadapi serangan benda asing yang dapat menimbulkan infeksi atau kerusakan jaringan, tubuh manusia dibekali sistem pertahanan untuk melindungi dirinya. Sistem pertahanan tubuh yang dikenal sebagai mekanisme imunitas alamiah ini, merupakan tipe pertahanan yang mempunyai spektrum luas, yang artinya tidak hanya ditujukan kepada antigen yang spesifik. Selain itu, di dalam tubuh manusia juga ditemukan mekanisme imunitas yang didapat yang hanya diekspresikan dan dibangkitkan karena paparan antigen yang spesifik. Tipe yang terakhir ini, dapat, dapat dikelompokkan manjadi imunitas yang didapat secara aktif dan didapat secara pasif. Respon imun seseorang terhadap terhadap unsur-unsur patogen sangat bergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. alam pandangan ini, dalam respon imun diperlukan tiga hal, yaitu pertahanan, homeostatis dan penga!asan. "ungsi pertahanan ditujukan untuk perla!anan terhadap infeksi mikroorganisme, fungsi homeostasis berfungsi terhadap eliminasi komponenkomponen tubuh yang sudah tua dan fungsi penga!asan dibutuhkan untuk menghancurkan sel-sel yang bermutasi terutama yang dicurigai akan menjadi ganas. engan perkataan lain, respon imun dapat diartikan sebagai suatu sistem agar tubuh dapat mempertahankan keseimbangan antara lingkungan di luar dan di dalam tubuh.
2
Respon imun, baik nonspesifik maupun spesifik pada umumnya menguntungkan bagi tubuh, berfungsi sebagai protektif terhadap infeksi atau pertumbuhan
kanker,
tetapi
dapat
pula
menimbulkan
hal
yang
tidak
menguntungkan bagi tubuh berupa penyakit yang disebut hipersensiti#itas atau dengan kata lain pada keadaan normal mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun seluler tergantung pada akti#itas sel $ dan sel T. %kti#itas berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme ini, akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang disebut reaksi hipersensiti#itas. &enyakit autoimun adalah penyakit dimana kekebalan yang terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibody. 'adi adanya penyakit autoimun tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam mela!an suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan yang terbentuk.
(.) Rumusan Masalah (. %pa definisi penyakit hipersensiti#itas* ). %pa penyebab hiperensiti#itas* +. %pa definisi autoimun* . %pa penyebab autoimun*
(.+ Tujuan (. Mengetahui definisi penyakit hipersensiti#itas ). Mengetahui penyebab hiperensiti#itas +. Mengetahui definisi autoimun . Mengetahui penyebab autoimun*
3
+A+ II PEM+AHSAN %-! De/inisi hi0e.sensiti1itas
Hipersensitivitas adalah reaksi-reaksi dari sistem kekebalan yang terjadi ketika jaringan tubuh yang normal mengalami cederaterluka. Mekanisme dimana system
kekebalan
melindungi
tubuh
dan
mekanisme
dimana
reaksi
hipersensiti#itas bisa melukai tubuh adalah sama. arena itu reaksi alergi juga melibatkan antibodi, limfosit dan sel-sel lainnya yang merupakan komponen dalam system imun yang berfungsi sebagai pelindung yang normal pada system kekebalan. Reaksi ini terbagi menjadi empat kelas /tipe I 0 I12 berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama !aktu reaksi hipersensitif. Tipe I hipersensiti#itas sebagai reaksi segera atau anafilaksis sering berhubungan dengan alergi. Gejala
dapat
ber#ariasi
dari ketidaknyamanan sampai kematian.
3ipersensiti#itas tipe I ditengahi oleh Ig4 yang dikeluarkan dari sel mast dan basofil. 3ipersensiti#itas tipe II muncul ketika antibodi melilit pada antigen sel pasien,
menandai
mereka
untuk
penghancuran.
3al
ini
juga
disebut
hipersensiti#itas sitotoksik, dan ditengahi oleh antibodi IgG dan IgM. ompleks imun /kesatuan antigen, protein komplemen dan antibodi IgG dan IgM2 ditemukan pada berbagai jaringan yang menjalankan reaksi hipersensiti#itas tipe III. hipersensiti#itas
tipe I1 /juga
diketahui
sebagai
selular2 biasanya
membutuhkan !aktu antara dua dan tiga hari untuk berkembang. Reaksi tipe I1 ikut serta dalam berbagai autoimun dan penyakit infeksi, tetapi juga dalam ikut serta dalam contact dermatitis. Reaksi tersebut ditengahi oleh sel T, monosit dan makrofag(..)..+.. %-% Pen2e3a3 hi0e.sensiti1itas
Istilah reaksi alergi digunakan untuk menunjukkan adanya reaksi yang melibatkan antibodi IgE /immunoglobulin E 2 . Ig 4 terikat pada sel khusus, termasuk basofil yang berada di dalam sirkulasi darah dan juga sel mast yang ditemukan di dalam jaringan. 'ika antibodi Ig4 yang terikat dengan sel-sel tersebut berhadapan dengan antigen /dalam hal ini disebut alergen2, maka sel-sel tersebut didorong untuk melepaskan 5at-5at atau mediator kimia yang dapat
4
merusak atau melukai jaringan di sekitarnya. %lergen bisa berupa partikel debu, serbuk tanaman, obat atau makanan, yang bertindak sebagai antigen yang merangsang terajdinya respon kekebalan. adang istilah penyakit atopic digunakan
untuk
menggambarkan
sekumpulan
penyakit
keturunan
yang
berhubungan dengan Ig4, seperti rhinitis alergika dan asma alergika. &enyakit atopic ditandai dengan kecenderungan untuk menghasilkan antibodi Ig4 terhadap inhalan /benda-benda yang terhirup, seperti serbuk bunga, bulu binatang dan partikel-partikel debu2 yang tidak berbahaya bagi tubuh. Eksim /dermatitis atopik 2 juga merupakan suatu penyakit atopik meskipun sampai saat ini peran Ig4 dalam penyakit ini masih belum diketahui atau tidak begitu jelas. Meskipun demikian, seseorang yang menderita penyakit atopik tidak memiliki resiko membentuk antibodi Ig4 terhadap allergen yang disuntikkan /misalnya obat atau racun serangga2.(.).+..6
%-$ 'ejala hi0e.sensiti1itas
Reaksi alergi bisa bersifat ringan atau berat. ebanyakan reaksi terdiri dari mata berair,mata terasa gatal dan kadang bersin. &ada reaksi yang esktrim bisa terjadi gangguan pernafasan, kelainan fungsi jantung dan tekanan darah yang sangat rendah, yang menyebabkan syok . Reaksi jenis ini disebut anafilaksis, yang bisa terjadi pada orang-orang yang sangat sensitif, misalnya segera setelah makan
5
makanan atau obatobatan tertentu atau setelah disengat lebah, dengan segera menimbulkan gejala. 7.8
%-" Klasi/ikasi hi0e.sensiti1itas Ale.gi ti0e I
%lergi atau hipersensiti#itas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan bahan yang umumnya imunogenik /antigenik2atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. engan kata lain, tubuh manusia berkasi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. $ahan-bahan yang menyebabkan hipersensiti#itas tersebut disebut alergen. Terdapat ) kemungkinan yang terjadi pada mekanisme reaksi alergi tipe I, yaitu 9 •
%lergen langsung melekatterikat pada Ig 4 yang berada dipermukaan sel mast atau basofil, dimana sebelumnya penderita telah terpapar allergen sebelumnya, sehingga Ig 4 telah terbentuk. Ikatan antara allergen dengan Ig 4 akan menyebabkan keluarnya mediatormediator kimia seperti histamine dan leukotrine. /Gambar %2
•
Respons ini dapat terjadi jika tubuh belum pernah terpapar dengan alergen penyebab sebelumnya. %lergen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan sel $, sehingga menyebabkan sel $ berubah menjadi sel plasma dan memproduksi Ig 4. Ig 4 kemudian melekat pada permukaan sel mast dan akan mengikat allergen. Ikatan sel mast, Ig 4 dan alergen akan menyebabkan pecahnya sel mast dan mengeluarkan mediator kimia. 4fek
mediator
kimia
ini
menyebabkan
terjadinya
#asodilatasi,
hipersekresi, oedem, spasme pada otot polos. :leh karena itu gejala klinis yang dapat ditemukan pada alergi tipe iniantara lain 9 rhinitis /bersin bersin, pilek2 ; sesak nafas /hipersekresi sekret2, oedem dan kemerahan /menyebabkan inflamasi2 ; kejang /spasme otot polos yang ditemukan pada anafilaktic shock2. /Gambar $2
6
Ale.gi
ti0e II
4Anti3o526Me5iate5 72toto8i9it2 :Ig ';<
Reaksi alergi tipe II merupakan reaksi yang menyebabkan kerusakan pada sel tubuh oleh karena antibody mela!anmenyerang secara langsung antigen yang berada pada permukaan sel. %ntibodi yang berperan biasanya Ig G.
7
icosis /Gra#es? disease2 Terapi
yang
dapat
diberikan
pada
alegi
tipe
II9
immunosupresant
cortikosteroidsprednisolone2.(.).8.@
Reaksi Ale.gi Ti0e III :Immune 7om0le8 Diso.5e.s;
Merupakan reaksi alegi yang dapat terjadi karena deposit yang berasal dari kompleks antigen antibody berada di jaringan. Gambar berikut ini menunjukkan mekanisme respons alergi tipe III.
).+..6
Secara ringkas penulis merangkum reaksi
alergi tipe III &enyakit 9 = the proto5oans that cause malaria = the !orms that cause schistosomiasis andfilariasis = the #irus that causes hepatitis $, demam berdarah. = Systemic lupus erythematosus /SA42 = B"armer?s AungC /batuk, sesak nafas2
8
asus lain dari
reaksi alergi tipe III
yang perlu diketahui
menyebutkan bah!a
imunisasi#aksinasi
yang
alergi
disebabkan
sering
/imunisasi2
terhadap
menyebabkan serum
ipteri atau tetanus.
Gejalanya isebut denganSyndroma sickness, 8.@ yaitu 9 = fe#er = 3i#esurticaria = arthritis = protein in the urine.
Reaksi Ale.gi Ti0e IV 47ell6Me5iate5 H20e.sensiti1ities <
Reaksi ini dapat disebabkan oleh antigen ekstrinsik dan intrinsicinternal /CselfD2. Reaksi ini melibatkan sel-sel imunokompeten, seperti makrofag dan sel T. 4kstrinsik 9 nikel, bhn kimia Intrinsik9 Insulin-dependent diabetes mellitus /IM or Type I diabetes2, Multiple sclerosis /MS2, Rheumatoid arthritis, T$<.+..6
9
%-(-
Pen2akit
&enyakit
Autoimun
autoimun
adalah
kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat
badan
menyerang
jaringannya
sendiri. Sistem imunitas menjaga tubuh mela!an pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya. $ahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit /seperti cacing2, sel kanker, dan malah pencangkokkan organ dan jaringan. $ahan yang bisa merangsang respon imunitas disebut antigen. %ntigen adalah molekul yang mungkin terdapat dalam sel atau di atas permukaan sel /seperti bakteri, #irus, atau sel kanker2. (E,() "aktor-faktor perkembangan penyakit autoimun 9
((
(. Genetik Faitu haplotype 3A% tertentu meningkat resiko penyakit imun ). elamin Faitu !anita lebih sering dari pada pria +. Infeksi
%-=-
Pen2e3a3 Te.ja5in2a Autoimun
Reaksi autoimun dapat dicetuskan oleh beberapa hal 9 •
Senya!a yang ada di badan yang normalnya dibatasi di area tertentu /disembunyikan dari sistem kekebalan tubuh2 dilepaskan ke dalam aliran darah.Misalnya, pukulan ke mata bisa membuat cairan di bola mata
10
dilepaskan ke dalam aliran darah.
Senya!a normal di tubuh berubah, misalnya, oleh #irus, obat, sinar matahari,
atau
radiasi.
$ahan
senya!a
yang
berubah
mungkin
kelihatannya asing bagi sistem kekebalan tubuh. Misalnya, #irus bisa menulari dan mengubah sel di badan. Sel yang ditulari oleh #irus merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menyerangnya. •
Senya!a asing yang menyerupai senya!a badan alami mungkin memasuki badan. Sistem kekebalan tubuh dengan kurang hati-hati dapat menjadikan senya!a badan mirip seperti bahan asing sebagai sasaran. Misalnya, bakteri penyebab sakit kerongkongan mempunyai beberapa antigen yang mirip dengan sel jantung manusia. 'arang terjadi, sistem kekebalan
tubuh
dapat
menyerang
jantung
orang
sesudah
sakit
kerongkongan /reaksi ini bagian dari deman rumatik2. •
Sel yang mengontrol produksi antibodi misalnya, limfosit $ /salah satu sel darah putih2 mungkin rusak dan menghasilkan antibodi abnormal yang menyerang beberapa sel badan.
%-,-
((
'ejala Autoimun
Gangguan autoimun dapat menyebabkan demam. Tetapi, gejala ber#ariasi bergantung pada gangguan dan bagian badan yang terkena. $eberapa gangguan autoimun mempengaruhi jenis tertentu jaringan di seluruh badan misalnya, pembuluh darah, tulang ra!an, atau kulit. Gangguan autoimun lainnya mempengaruhi organ khusus. Sebenarnya organ yang mana pun, termasuk ginjal, paru-paru, jantung, dan otak, bisa dipengaruhi. 3asil dari peradangan dan kerusakan jaringan bisa menyebabkan rasa sakit, merusak bentuk sendi, kelemahan, penyakit kuning, gatal, kesukaran pernafasan, penumpukan cairan /edema2, demam, bahkan kematian.
(E,()
11
$eberapa Gangguan %utoimun 'aringan yang terkena
onsek!ensi
Sel darah merah
%nemia /berkurangnya jumlah sel darah merah2 terjadi, menyebabkan kepenatan, kelemahan, dan sakit kepala ringan. Aimpa mungkin membesar. %nemia bisa hebat dan bahkan fatal.
$ullous pemphigoid
ulit
Aepuh besar, yang kelilingi oleh area bengkak yang merah, terbentuk di kulit. Gatal biasa. engan pengobatan, prognosis baik.
Sindrom Goodpasture
Gejala, seperti pendeknya nafas, batuk darah, kepenatan, bengkak, dan gatal, &aru-paru dan ginjal mungkin berkembang. &rognosis baik jika pengobatan dilaukan sebelum kerusakan paru-paru atau ginjal hebat terjadi.
Gangguan
%nemia hemolitik autoimun
&enyakit Gra#es elenjar tiroid
elenjar gondok dirangsang dan membesar, menghasilkan kadar tinggi hormon thyroid /hyperthyroidism2. Gejala mungkin termasuk detak jantung cepat, tidak tahan panas, tremor, berat kehilangan, dan kecemasa. engan pengobatan, prognosis baik.
Tiroiditis 3ashimoto
elenjar gondok meradang dan rusak, menghasilkan kadar hormon thyroid rendah /hypothyroidism2. Gejala seperti berat badan bertambah, kulit kasar, tidak tahan ke dingin, dan mengantuk. &engobatan seumur hidup dengan hormon thyroid perlu dan biasanya mengurangi gejala secara sempurna.
elenjar tiroid
dan
Seluruh sel syaraf yang terkena rusak. %kibatnya, sel tidak bisa meneruskan sinyal syaraf seperti biasanya. Gejala mungkin termasuk kelemahan, sensasi spinal abnormal, kegamangan, masalah dengan pandangan, kekejangan otot, dan sukar menahan hajat. Gejala berubah-ubah tentang !aktu dan mungkin datang dan pergi. &rognosis berubah-ubah.
Multiple sclerosis
:tak cord
Myasthenia gra#is
oneksi antara :tot, teristime!a yang dipunyai mata, saraf dan otot melemah dan lelah dengan mudah, tetapi
12
&emphigus
/neuromuscular junction2
kelemahan berbeda dalam hal intensitas. &ola progresi#itas ber#ariasi secara luas. :bat biasanya bisa mengontrol gejala.
ulit
Aepuh besar terbentuk di kulit. Gangguan bisa mengancam hidup. erusakan pada sel sepanjang perut membuat kesulitan menyerap #itamin $(). /1itamin $() perlu untuk produksi sel darah tua dan pemeliharaan sel syaraf2. %nemia adalah, sering akibatnya menyebabkan kepenatan, kelemahan, dan di sakit kepala ringan. Syaraf bisa rusak, menghasilkan kelemahan dan kehilangan sensasi. Tanpa pengobatan, tali tulang belakang mungkin rusak, akhirnya menyebabkan kehilangan sensasi, kelemahan, dan sukar menahan hajat. Risiko kanker perut bertambah. 'uga, dengan pengobatan, prognosis baik.
&ernicious anemia
Sel tertentu sepanjang perut
Rheumatoid arthritis
$anyak gejala mungkin terjadi. termasuk demam, kepenatan, rasa sakit sendi, Sendi atau jaringan kekakuan sendi, merusak bentuk sendi, lain seperti jaringan pendeknya nafas, kehilangan sensasi, paru-paru, saraf, kelemahan, bercak, rasa sakit dada, dan kulit dan jantung bengkak di ba!ah kulit. &rogonosis ber#ariasi
Sendi, !alaupun dikobarkan, tidak menjadi cacat. Gejala anemia, seperti kepenatan, kelemahan, dan ringan-headedness, dan yang dipunyai ginjal, paru-paru, atau Systemic lupus sendi, ginjal, kulit, jantung mengacaukan, seperti kepenatan, erythematosus paru-paru, jantung, pendeknya nafas, gatal, dan rasa sakit dada, /lupus2 otak dan sel darah mungkin terjadi. $ercak mungkin timbul. Ramalan berubah-ubah secara luas, tetapi kebanyakan orang bisa menempuh hidup aktif meskipun ada gejolak kadang-kadang kekacauan. iabetes mellitus tipe
Sel beta dari Gejala mungkin termasuk kehausan pankreas /yang berlebihan, buang air kecil, dan selera memproduksi makan, seperti komplikasi ber#ariasi insulin2 dengan jangka panjang. &engobatan seumur hidup dengan insulin diperlukan, sekalipun perusakan sel pankreas berhenti, karena tidak cukup sel
13
pankreas yang ada untuk memproduks iinsulin yang cukup. &rognosis ber#ariasi sekali dan cenderung menjadi lebih jelek kalau penyakitnya parah dan bertahan hingga !aktu yang lama.
1asculitis
&embuluh darah
1asculitis bisa mempengaruhi pembuluh darah di satu bagian badan /seperti syaraf, kepala, kulit, ginjal, paru-paru, atau usus2 atau beberapa bagian. %da beberapa macam. Gejala /seperti bercak, rasa sakit abdominal, kehilangan berat badan, kesukaran pernafasan, batuk, rasa sakit dada, sakit kepala, kehilangan pandangan, dan gejala kerusakan syaraf atau kegagalan ginjal2 bergantung pada bagian badan mana yang dipengaruhi. &rognosis bergantung pada sebab dan berapa banyak jaringan rusak. $iasanya, prognosis lebih baik dengan pengobatan.
14
+A+ III KESIMPULAN
$erdasarkan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bah!a9 (. 3ipersensiti#itas
adalah reaksi-reaksi dari sistem kekebalan yang terjadi
ketika jaringan tubuh yang normal mengalami cederaterluka. Reaksi alergi disebabkan allergen yang mempunyai manifestasi ber#ariasi dan terbagi menjadi reaksi cepat /tipe I2, tipe II, tipe III dan tipe I1. ). &enyakit autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang jaringannya sendiri.
15
DA*TAR PUSTAKA
(. %bbas %, Aichtman %3, &ober 'S. )EEE. Celluler and Moleculer Immunology. th 4d., &hiladelphia9 H.$. Saunders
Mikrobiologi Kedokteran. 4d. %lih $ahasa9 4di
Jugroho, R." Maulana. 'udul %sli9 Medical Microbiology. 'akarta9 4G<. (@@K. 'ane!ay <%, Tra#ers &, Halport M, . tbook of Rheumatology, 4tiology of %utoimmune iseases. )8(-)@8.e6. (). Morro! '. dan Isenberg .%. )EE(. %utoimmune. Rhheumatic isease. $lack!ell Scientific &ublications, :>ford.
16