BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Di dalam kehidupan kita sehari – hari banyak sekali kejadian yang sebenarnya belum diketahui berapa besar bahayanya pada p ada kehidupan kita. k ita. Apalagi kasus – kasus yang ada pada kehidupan sekitar, terutama pada kecelakaan. Contohnya saja dalam kasus kasus tingkat tingkat penget pengetahu ahuan an serta serta perawatan perawatan terhadap terhadap cedera cedera kepala atau
trauma trauma
kepala. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kelompok kami mengambil sub judul dari keperawatan dewasa II ini yaitu Askep yaitu Askep Cedera Cedera Kepala. Banyak Banyak hal yang yang melata melatarr belakan belakangi gi pembuat pembuatan an makala makalah h ini, ini, dianta diantarany ranyaa karena tugas dari mata perkuliahan keperawatan dewasa II, selain itu karena untuk menambah pengetahuan kita dalam asuhan keperawatan cedera kepala atau trauma kepala. 1.2
Tujuan
a. Memenuh Memenuhii tugas tugas Keperaw Keperawata atan n Dewas Dewasaa II b. Memberi informasi untuk para pembaca c. Menamb Menambah ah pengetah pengetahuan uan mengena mengenaii perawata perawatan n cedera cedera kepala. kepala. d. Para pembaca pembaca mampu mampu atau atau dapat mengetahui mengetahui bagaimana bagaimana asuhan keperawatan keperawatan pada pasien cedera kepala. 1.3
Metode
Dalam penyusunan makalah ini, kelompok kami menggunakan metode yang cukup sederhana, yaitu dengan studi kasus dan metode pustaka yaitu menggunakan fasilitas perpustakaan yang ada dengan mencari sumber – sumber buku yang kami anggap bias membantu dalam penyusunan makalah ini. Selain itu kami menggunakan fasilitas internet. 1.4
Sistematika
Asuhan Keperawatan Cedera Kepala |
1
Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1 .1
Latar Belakang
1 .2
Tujuan Makalah
1 .3
Metode Makalah
1 .4
Sistematika Ma Makalah
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi 2.2 Etiologi 2.3 Klasifikasi 2.4 Manifestasi Klinik 2.5 Pengkajian 2.6 Pemeriksaan Diagnostik 2.7 Patofisiologi 2.8 Diagnosa Keperawatan 2.9 Rencana Keperawatan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
2
3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Cedera kepala adalah trauma pada otak yang disebabkan adanya kekuatan fisik dari luar yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran. Akibatnya dapat menyebabkan gangguan kognitif, gangguan tingkah laku, atau fungsi emosional. Gangguan ini dapat bersifat sementara atau permanen, menimbulkan kecacatan baik partial atau total dan juga gangguan psikososial. (Donna, 1999). Cedera kepala adalah suatu keadaan traumatik yang mengenai otak dan menyebabkan perubahan-perubahan fisik, intelektual, emosional, social, dan vokasional (Joyce, MB, 1997). Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstisial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak.
2.2 Etiologi
•
Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan
mobil.
•
Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan.
•
Cedera akibat kekerasan.
2.3 Klasifikasi
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
3
a. Berdasarkan mekanisme : • Cedera tembus (benda tajam)
Misalnya: pisau, peluru atau berasal dari serpihan atau pecahan dari fraktur tengkorak. Trauma benda tajam yang masuk kedalam tubuh merupakan trauma yang dapat menyebabkan cedera setempat atau kerusakan terjadi terbatas dimana benda tersebut merobek otak. • Cedera difus (cedera tumpul)
Misalnya : terkena pukulan atau benturan. Trauma oleh benda tumpul dapat menimbulkan kerusakan menyeluruh (difuse) karena kekuatan benturan. Terjadi penyerapan kekuatan oleh lapisan pelindung spt : rambut, kulit, kepala, tengkorak. Pada trauma berat sisa energi diteruskan ke otak dan menyebabkan kerusakan dan gangguan sepanjang perjalanan pada jaringan otak sehingga dipandang lebih berat. b. Berdasarkan berat – ringannya cedera : • Cedera kepala ringan
GCS : 13-15, hilang kesadaran < 30 menit tapi ada yang menyebut < 2 jam, tidak ada penyerta seperti fraktur tengkorak, kontusio atau hematoma. Frekuensi 55%. • Cedera kepala sedang
GCS : 9-12, hilang kesadaran atau amnesia antara 30 menit- 24 jam ada juga yang menyebut antara 2-5 jam, dapat mengalami fraktur tengkorak, disorentasi ringan (bingung). Frekuensinya 24%. • Cedera kepala berat
GCS : 3-8, hilang kesadaran > 24 jam, juga meliputi kontusio cerebral, laserasi, atau hematoma intrakranial. Frekuensi 21%. c. Tabel 2. Skala Koma Glasgow (Blak, 1997) 1. Membuka Mata
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
4
Spontan
4
Terhadap rangsang suara
3
Terhadap nyeri
2
Tidak ada 2. Respon Verbal
1
Orientasi baik
5
orientasi terganggu
4
Kata-kata tidak jelas
3
Suara Tidak jelas
2
Tidak ada respon
1
3. Respon Motorik
Mampu bergerak
6
Melokalisasi nyeri
5
Fleksi menarik
4
Fleksi abnormal
3
Ekstensi
2
Tidak ada respon
1
Total
3
– 15
2.4 Manifestasi Klinik
• Epidural hematom: Terdapat pengumpulan darah diantara tulang tengkorak dan duramater akibat pecahnya pembuluh darah/cabang-cabang arteri meningeal media yang terdapat
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
5
di duramater, pembuluh darah ini tidak dapat menutup sendiri karena itu sangat berbahaya. Dapat terjadi dalam beberapa jam sampai 1 – 2 hari. Lokasi yang paling sering yaitu dilobus temporalis dan parietalis. Tanda dan gejala: penurunan tingkat kesadaran, nyeri kepala, muntah, hemiparesa. Dilatasi pupil ipsilateral, pernapasan dalam dan cepat kemudian dangkal, irreguler, penurunan nadi, peningkatan suhu.
• Subdural hematoma Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan kronik. Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah vena/jembatan vena yang biasanya terdapat diantara duramater, perdarahan lambat dan sedikit. Periode akut terjadi dalam 48 jam – 2 hari atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi dalam 2 minggu atau beberapa bulan. Tanda dan gejala: nyeri kepala, bingung, mengantuk, menarik diri, berfikir lambat, kejang dan edema pupil.
• Perdarahan intraserebral Perdarahan di jaringan otak karena pecahnya pembuluh darah arteri, kapiler, vena. Tanda dan gejala: nyeri
kepala,
penurunan
kesadaran,
komplikasi
pernapasan,
hemiplegi
kontralateral, dilatasi pupil, perubahan
tanda-tanda
vital.
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
6
•
Perdarahan subarachnoid: Perdarahan didalam rongga subarachnoid akibat robeknya pembuluh darah dan permukaan otak, hampir selalu ada pada cedera kepala yang hebat. Tanda dan gejala: nyeri kepala, penurunan kesadaran, hemiparese, dilatasi pupil ipsilateral dan kaku kuduk.
Tanda Dan Gejala menurut besar kecilnya cedera. • Cedera kepala ringan-sedang
• Disorientasi ringan • Amnesia post partum • Hilang memori sesaat • Sakit kepala • Mual dan Muntah • Vertigo dan perubahan posisi • Gangguan pendengaran Tanda yang potensial berkembang :
• Penurunan kesadaran • Perubahan pupil • Mual makin hebat • Sakit kepala semakin hebat • Gangguan pada beberapa saraf cranial • Tanda-tanda meningitis • Apasia • Kelemahan motorik • Cedera kepala sedang-berat
• Tidak sadar dalam waktu lama
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
7
• Fleksi dan ekstensi abnormal • Edema otak • Tanda herniasi • Hemiparese • Gangguan akibat saraf cranial • Kejang 2.5 Pengkajian
PENGKAJIAN PRIMER A.
AirWay
- Look, listen and feel B.
Breathing
- Look, listen and feel Circulation
C.
- Tanda-tanda vital, perfusi perife D.
Disability
- Tingkat kesadaran, GCS, AVPU E.
Expossure
- Jejas, luka, trauma, fraktur PENGKAJIAN SEKUNDER
• Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, suku bangsa, agama, penghasilan, pendidikan, alamat
• Identitas penanggungjawab : nama, usia, hubungan dg klien, penghasilan, alamat
• Riwayat kesehatan saat ini • Riwayat kesehatan dahulu • Riwayat penyakit keluarga • Riwayat psikososial • Riwayat spiritual
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
8
• Pengkajian fisik : penampilan umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, sistem
respirasi,
kardiovaskuler,
eliminasi,
pencernaan,
neurologis,
musculoskeletal
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
CT-Scan (dengan atau tanpa kontras) : mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk mengetahui adanya infark / iskemia jangan dilekukan pada 24 72 jam setelah injuri. MRI : Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif. Cerebral Angiography: Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti : perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma. Serial EEG: Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis X-Ray: Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis(perdarahan/edema), fragmen tulang. BAER: Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil PET: Mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme otak CSF, Lumbal Punksi :Dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subarachnoid. ABGs: Mendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah
pernapasan
(oksigenisasi) jika terjadi peningkatan tekanan intrakranial Kadar Elektrolit : Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan intrkranial Screen
Toxicologi:
Untuk
mendeteksi
pengaruh
obat
sehingga
menyebabkan penurunan kesadaran.
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
9
2.7 Patofisiologi
Cedera kepala
TIK - oedem - hematom Respon biologi
Hypoxemia
Kelainan metabolisme Cidera otak primer
Cedera otak sekunder
Kontusio Laserasi
Kerusakan Sel otak ↑
Gangguan autoregulasi
↑ rangsangan simpatis
Stress
Aliran darah keotak ↓
↑ tahanan vaskuler
↑ katekolamin
O2 ↓◊ ggn metabolisme
Sistemik & TD ↑
↑ sekresi asam lambung
↓ tek. Pemb.darah
Mual, muntah
Pulmonal
Asam laktat ↑
↑ tek. Hidrostatik
Asidosis Respiratorik
Kebocoran cairan kapiler
Kegagalan pompa natrium
Oedema paru ◊ cardiac out put ↓
Cairan shift interstisial ke sel Difusi O2 terhambat
Oedem otak
Asupan nutrisi kurang
Ggn perfusi jaringan
Gangguan pola napas◊ hipoksemia, hiperkapnea
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
10
Volume cairan meningkat
TTIK, menekan jar.otak & pembuluh darah
Ggn perfusi jaringan otak
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
11
2.8 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang biasanya muncul adalah: 1. Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan depresi pada pusat napas di otak. 2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum. 3. Gangguan perfusi jaringan otak sehubungan dengan edema otak, peningkatan TTIK 4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah 5. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan ketidakmampuan ADL & penurunan motorik 6. Resiko tinggi gangguan integritas kulit sehubungan dengan immobilisasi, tidak adekuatnya sirkulasi perifer.
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
12
2.9 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No.
1
Diagnosa Keperawatan
Tidak
efektifnya
pola Setelah
Tujuan dilakukan
napas berhubungan dengan keperawatan, depresi pada pusat napas oksigenasi di otak.
tindakan gangguan
(tidak
efektifnya
pola napas) klien tidak terjadi dengan kriteria:
napas
interkostal
sternokleidomastoideus (-) 4.Tidak ada napas cuping
Rasional Pernapasan yang
cepat
dari
pasien dapat menimbulkan alkalosis respiratori dan pernapasan lambat
3. Observasi ratio inspirasi
meningkatkan tekanan Pa CO2 dan menyebabkan asidosis respiratorik
kelembaban
dan suhu pasien 5.Cek
&
1.
2. Cek pemasangan tube
4. Perhatikan
bersih/vesikuler 3.Retraksi
dalam satu menit.
dan ekspirasi
1. RR 16-24 x/m 2. Suara
Perencanaan Intervensi 1. Hitung pernapasan pasien
selang
Memberikan
adekuat ventilator
setiap waktu (15 menit) 6.Siapkan ambu bag tetap
berada di dekat pasien
hidung
2.
dalam
ventilasi
yang
pemberian
tidal
volume. 3.
Pada fase ekspirasi biasanya 2 x
lebih panjang dari inspirasi, tapi dapat
lebih
panjang
sebagai
kompensasi terperangkapnya udara
5.Nilai AGD dalam batas
terhadap gangguan pertukaran gas
normal
4.
Keadaan
dehidrasi
dapat
mengeringkan sekresi / cairan paru
Asuhan Keperawatan Cedera Kepala |
13
sehingga
menjadi
kental
dan
meningkatkan resiko infeksi. 5.
Ad anya
menimbulkan pengaliran menimbulkan
obstru ksi tidak
dapat
adekuatnya
volume penyebaran
dan udara
yang tidak adekuat. 6.
Membantu membarikan ventilasi
yang adekuat bila ada gangguan pada ventilator.
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 14
2
Bersih an j alan n apas t idak Setelah
dilakukan
efektif
berhubungan keperawatan,
dengan
penumpukan oksigenasi
sputum.
tindakan gangguan
(bersihan
jalan
napas) klien dapat berkurang dengan kriteria:
napas
interkostal
frekuensi,
dilihat dari hasil pengkajian serta
kedalaman,
irama, dan bunyi napas
berguna dalam menunjukkan adanya
2. Atur posisi semi fowler
&
4. Tidak ada napas cuping hidung 5. Nilai AGD dalam batas
Trakeal
Tube
komplikasi dan luasnya bagian otak yang terkena 2.
Posisi
semi
fowler
akan
mengurangi tahana paruakibat gaya
4. Lakukan
sternokleidomastoideus (-)
normal
1. Perubahan yang terjadi dapat
3. Jaga kepatenan
bersih/vesikuler 3. Retraksi
kecepatan,
(head up 30 – 45derajat)
1. RR 16-24 x/m 2. Suara
1. Observasi
lender
penghisapan dengan
hati-hati
gravitasi sehingga
mempermudah
ekspansi paru
selama 10-15 detik. catat
3. Trakeal Tube (TC) digunakan
sifat,
untuk
warna,
dan
bau
secret. 5. Berikan
O2
sesuai
6. Lakukan fisioterapi dada setiap 2 jam 7. Monitor nilai AGD secara
jalan
udara, masuknya O2 dari dan
ke
paru-paru 4. Suction dilakukan agar jalan nafas
tetap
bersih.
Penghisapan
dilakukan hati-hati untuk mencegah peningkatan TIK 5.
Perubahan
nerangsang
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 15
obstruksi
nafas dan mempermudah ventilasi
program
periodik
mencegah
posisi
mobilisasi
dapat secret
di
3
Gangguan perfusi jaringan Perfusi jaringan otak adekuat,
1. Kaji
otak sehubungan dengan dengan kriteria:
peningkatan
edema otak, peningkatan
1. kesadaran CM
peningkatan
TTIK
tanda-tanda
1. Dengan mengetahui kemampuan
TIK,
berpikir
nadi
mempermudah dalam menentukan
2. pupil isokor & dilatasi
lambat, pernafasan dalam
rencana latihan yang berhubungan
3. TTV
dan
dengan stimulus.
normal
dalam
batas
TD,
lambat,
hipertermi,
klien.
Maka
dapat
pupil dilatasi anisokor, RC
2. Perubahan
-/-, skesadaran bertambah
merupakan indikator penambahan
buruk (GCS <15)
TIK
2. Observasi TTV tiap
3. Posisi ini akan meningkatkan
jam
aliran balik dari kepala sehingga
3. Tinggikan
cerebrum
45 dalam posisi netral
edema dan mencegah
terjadinya
4. Monitor Intake-output
peningkatan TIK
tiap 8 jam sekali
4.
Lakukan
kompres
mengurangi
vital
kongesti
5.
kepala15-
tanda-tanda
Tindakan
kelebihan
ini
cairan
mencegah yang
dapat
dingin bila suhu tinggi
menambah dema sehingga terjadi
(Hiperemi)
peningkatan TIK
dan
batasi
penggunaan selimut
5. Tindakan ini mengurangi suhu
6. Berikan terapi sesuai
tubuh
program
evaporasi
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 16
dengan
cara
radiasi
dan
4
Gangguan nutrisi kebutuhan
pemenuhan Setelah kurang
dilakukan
tindakan
dari keperawatan, kebutuhan nutrisi
berhubungan terpenuhi, dengan kriteria :
dengan mual dan muntah
1. BB dipertahankan 2. albumin dalam
batas
normal 3. protein
1.
Auskultasi
bisung
1. Fungsi saluran pencernaan biasanya
adanya
tetap baik pada kasus cedera kepala,
penurunan / hilangnya BU
BU membantu dalam menentukan
2.
kepala
respon
selama
berkembangnya komplikasi seperti
usus,
catat
Tinggikan
temp at
tidur
pemberian makan melalui total
batas normal
dalam
untuk
3. Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam
dalam
paralitik ileus 2. Menurunkan
NGT
makan
resiko regurgitasi
/
aspirasi 3. Meningkatkan
proses
pencernaan
waktu yang sering dan
dan intoleransi pasien thd nutrisi
teratur
yang
4.
Kaji
feses,
cairan
lambung, muntah darah, dsb
diberikan
dan
dapat
meningkatkan kerjasama pasien saat makan 4. Perdarahan
subakut/
akut
dapat
5. Konsultasikan dengan
terjadi (ulkus cushing) & perlu
ahli gizi
intervensi & perlu metode alternative pemberian makan 5. Merupakan
sumber yang
efektif
untuk mengidentifikasi kebutuhan
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 17
kalori/nutrisi tergantung usia, BB, ukuran tubuh
5
Gangguan
pemenuhan
Kebutuhan dasar pasien
1.
Berikan
penjelas an
1. Penjelasan
kali
melakukan
kecemasan dan meningkatkan kerja
ADL berhubungan dengan dapat terpenuhi secara adekuat.
tiap
ketidakmampuan ADL &
tindakan pada pasien
penurunan motorik
Kriteria hasil : Kebersihan
2. terjaga,
Beri
bantuan
dapat
mengurangi
sama yang dilakukan pada pasien untuk
dengan
kesadaran
penuh
atau
memenuhi kebersihan diri.
menurun.
kebersihan lingkungan terjaga,
Berikan
2.
nutrisi terpenuhi sesuai dengan
memenuhi
kebutuhan, oksigen adekuat.
nutrisi dan cairan Jelaskan
membersihkan
pada
keluarga
tindakan
mulut, telinga, merupakan kebutuhan
yang
dapat
dilakukan
dasar akan kenyamanan yang harus
Rencana Tindakan :
bantuan
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 18
untuk
kebutuhan
Kebersihan
eliminasi,
perorangan,
berpakaian, mata
dan
mandi, kuku,
.
.
untuk menjaga lingkungan
dijaga
yang aman dan bersih.
meningkatkan
3.
mencegah infeksi dan keindahan.
Berikan
untuk
bantuan memenuhi
3.
oleh
perawat rasa
Makanan
nyaman,
dan kebutuhan
untuk
minuman
kebersihan dan keamanan
merupakan
lingkungan.
yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan
sehari-hari
perolehan
energi.
Diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien baik jumlah, kalori, dan waktu. 4.
Keikutsertaan
keluarga
diperlukan untuk menjaga hubungan klien - keluarga. Penjelasan perlu agar
keluarga
dapat
memahami
peraturan yang ada di ruangan. 5. Lingkungan yang bersih dapat
mencegah infeksi dan kecelakaan. 6
Resiko
tinggi
gangguan
Setelah
dilakukan
tindakan
1. Inspeksi seluruh area kulit,
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 19
1. Kulit biasanya cenderung rusak
integritas kulit sehubungan keperawatan, dengan immobilisasi, tidak gangguan adekuatnya perifer.
tidak integritas
terjadi kulit
sirkulasi dengan kriteria :
kerusakan
pengisian
kapiler
adanya kemerahan
atau
pembengkakan
Tidak ada tanda-tanda lesi, kemerahan,
lihat
kulit
terutama di bagian-bagian yang sering mengalami penekanan
2. Lakukan
pada
& kulit
dengan lotion 3. Ganti
Ketidakmampuan untuk merasakan tekanan
masase
lub rikasi
karena perubahan sirkulasi perifer.
gangguan
pengaturan suhu 2.
Menin gkatkan
melindungi
posisi
imobilisasi,
kulit
sirkulasi
&
mengurangi
miring
terjadinya ulserasi
kanan/miring kiri setiap 2
3. Meningkatkan
jam 1x
kulit dengan mengurangi tekanan
4. Bersihkan dan keringkan
sirkulasi
pada
pada daerah tulang yang menonjol
kulit bila kulit lembab
4. Kulit yang bersih dan kering
seperti di perineum
tidak akan cenderung mengalami
5. Jagalah alat tenun tetap kering lipatan
dan dan
kotoran
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 20
bebas
dari
kotoran-
kerusakan 5. Mencegah adanya iritasi kulit
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pembahsan yang sudah dijelaskan, bias disimpulakan bahwa Cedera kepala adalah trauma pada otak yang disebabkan adanya kekuatan fisik dari luar yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran. Akibatnya dapat menyebabkan gangguan kognitif, gangguan tingkah laku, atau fungsi emosional. Gangguan ini dapat bersifat sementara atau permanen, menimbulkan kecacatan baik partial atau total dan juga gangguan psikososial. (Donna, 1999). Menurut etiologi cedera kepala adalah Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil, kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan, cedera akibat kekerasan.
3.2
Saran
Dalam penyusunan makalah ini kelompok kami akui bahwa makalah ini masih dari sempurna, maka dari itu untuk para pembaca apabila akan mengangkat atau membahas masalah yang sama atau hal yang lainnya, diharapkan bias lebih detail dan sumber – sumbernya diperbanyak dan lebih update lagi yang baru.
Asuhan Keperawatan Cedera Kepala |
21
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
22