MAKALAH
BERLAKU ADIL DAN JUJUR
Mata Kuliah
: Qur’an Hadits
Dosen
: Hadiyan, MA.
Oleh : Fitri Yulianti Muhammad Nurin Azmi Sugiyana
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2016
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Qur’an Hadits.
Adapun
isi
dari
makalah
yaitu
menjelaskan tentang Berlaku Adil dan Jujur. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Jakarta, 22 November 2016 Penyusun
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................... DAFTAR ISI............................................................................................................... LATAR BELAKANG.................................................................................................... PEMBAHASAAN........................................................................................................ A. Pengertian Adil dan Jujur............................................................................. 1.
Pengertian Adil...............................................................................................
2.
Pengertian Jujur.............................................................................................
B. Adil dan Jujur dalam Al-Qur’an.................................................................... C. Adil dan Jujur dalam As-Sunnah.................................................................. KESIMPULAN............................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
3
LATAR BELAKANG Di dalam masyarakat, tentunya memiliki tolak ukur atau standar moral yang harus diterapkan dan dipatuhi oleh setiap orang di dalamnya. Yaitu standar moral yang berhubungan dengan berbagai persoalan apa saja yang dapat menguntungkan atau merugikan manusia ataupun anggota kelompoknya. Agar setiap orang dapat menerapkan semua aturan di dalam masayarakat dengan baik, maka setiap orang perlu menanamkan berbagai sikap yang baik seperti kejujuran dan keadilan, sebab apabila setiap orang telah memiliki sikap jujur dan adil, maka ia akan selalu bersikap dan berkata jujur di dalam kehidupannya sehari-hari terutama dalam menjalankan pekerjaan yang menuntut adanya sikap kejujuran. Sehingga ia akan mudah mendapat percayaan dari orang lain dalam memjalankan tugas tertentu. Bersikap adil pun tak kalah pentingnya karena lebih menyangkut hubungan antara orang yang satu dengan yang lainnya, terutama dalam hal hubungan antara pimpinan dalam mengatur masyarakatnya ataupun bawahannya kala bekerja. Setiap orang dituntut untuk dapat bersikap adil yaitu tidak membeda-bedakan atau berbuat semena-mena terhadap orang lain. Karena apabila kita dapat berbuat jujur dan adil kepada orang lain, maka kita dihormati oleh orang lain.
1
PEMBAHASAAN A. Pengertian Adil dan Jujur 1. Pengertian Adil Adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku. Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa maupun agama. 1 Sebagian ulama mengatakan bahwa: “Orang yang adil itu ialah orang yang jika marah, kemarahannya itu tidak menjerumuskannya kepada kebatilan. Dan apabila ia senang, kesenangannya itu tidak mengeluarkannya dari kebenaran.2 Sedangkan menurut KBBI, Adil adalah (1) sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak. (2) berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran. (3) sepatutnya; tidak sewenang-wenang.3 "Persamaan" yang merupakan makna asal kata "adil" itulah yang menjadikan pelakunya "tidak berpihak", dan pada dasarnya pula seorang yang adil "berpihak kepada yang benar" karena baik yang benar maupun yang salah sama-sama harus memperoleh haknya. Dengan demikian, ia melakukan sesuatu "yang patut" lagi "tidak sewenang-wenang".
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Adil 2 Ibnu Qayyim, “Ar-Risalah At-Tabukiyah”, [pdf], hlm. 36 3 http://kbbi.web.id/adil 2
Keadilan diungkapkan oleh Al-Quran antara lain dengan kata-kata al-'adl, al-qisth, al-mizan, dan dengan menafikan kezaliman, walaupun pengertian keadilan tidak selalu menjadi antonim kezaliman. 'Adl, yang berarti "sama", memberi kesan adanya dua pihak atau lebih; karena jika hanya satu pihak, tidak akan terjadi "persamaan".4
2. Pengertian Jujur Di dalam kamus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa, jujur berarti sikap yang lurus hati; tidak berbohong; tidak curang dalam sebuah permainan. Sedangkan kejujuran sendiri diartikan sebagai sebuah ketulusan hati dari seseorang untuk bersikap atau berkata apa adanya.5 Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu degan sesungguhnya dan apa adanya, tidak di tambahi ataupun tidak dikurangi. Dalam agama Islam sikap seperti ini dinamakan shiddiq. Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Ada pula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta.
B. Adil dan Jujur dalam Al-Qur’an
ن ء نذ ي ال ن ق ن ونإيعتءا ن ى ع إن ل وانل ن ن مقر نبءال ن ع وي عن ن ع ح ع ه ي عأ ق ن الل ل ع ى ع ن ع سءا ن ل ع عد ن ن ه ى قنرب ع ى ع ن ال ن ع ح ع ﴿٩٠﴿ ن شتتءا ن وال نب ع ن ي يع ن م ت عتتذعك لقرو ع م لع ع ف ن عل لك قتت ن عظقك قتت ن وال ن ق ر ع ء ع غتت ن من نك عتت ن ع ع وعل ت عن ن ق و ق ه إن ع ذا ع عءا ع ق ق د الللتت ن هتت ن متتءا ع عتتدع ن بع ن فتتاوا ب ن ع ع ن ضتتاوا انلي ن ع هتتدنت ق ن م ع وأ ن ع و ع متتءا ه ع م كع ن د ع اوك نيتت ن فيلل إ ن ل ه يع ن ج ع قتتدن ع م ع عل عتت ق ن الل لتت ع عل عي نك قتت ن م الل لتت ع عل نت قتت ق هءا ع تع ن كاوقناوا ع وعل ت ع ق ت ع د ق كءال لنتي ن ع ع تع ن ة ق ع او ة عتت ن هءا ن عقلاو ع ن بع ن ف ع ض ن غنزل ع ع متت ن قتت ل ﴿ ع٩١﴿ ن ع ق ع ع أ عن ن ع خ ق ى م دع ع متت ة كءالثءا ت عت ل ن ة ن ن ت عك قتتاو ع مأ ن ذو ع نأ ل خلل ب عي نن عك قتت ن مءان عك ق ن ن أي ن ع ي أنرب عتت ى هتت ع ق متتءا م ال ن ن متت ن ه بن ن م ة ن او ع ول عي قب عي ين عتت ل م ن ة ع قعيءا ع ن ل عك قتت ن م الل ل ق مءا ي عب نقلاوك ق ق ة إ نن ل ع نأ ل م ي عتت ن ه ع خت عل ن ق ﴿٩٢﴿ ن ه تع ن م ن في ن فاو ع ك قن نت ق ن 4 M. Quraish Shihab, “Wawasan Al-Qur’an”, [pdf], hlm. 112 5 http://kbbi.web.id/jujur 3
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (90) “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (91) “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskanNya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.” (92)6 Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk berlaku adil dalam setiap perkataan dan perbuatan. Allah menyuruh mereka untuk selalu berusaha menuju yang lebih baik dalam setiap usaha dan mengutamakan yang terbaik dari lainnya. Allah memerintahkan mereka untuk memberikan apa yang dibutuhkan oleh para kerabat sebagai cara untuk memperkokoh ikatan kasih sayang antar keluarga. Allah melarang mereka berbuat dosa, lebih-lebih dosa yang amat buruk dan segala perbuatan yang tidak dibenarkan oleh syariat dan akal sehat. Allah melarang mereka menyakiti orang lain. Dengan perintah dan larangan itu, Allah bermaksud membimbing kalian menuju kemaslahatan dalam setiap aspek kehidupan, agar kalian selalu ingat karunia-Nya dan menaati firman-firman-Nya.7 Ayat tersebut termasuk salah satu ayat yang paling komprehensif di kitab al-Quran, karena dalam ayat digambarkan hubungan manusia dan sosial kaum Mukmin di dunia yang berlandaskan pada keadilan, kebaikan dan menjauh dari segala kezaliman dan arogansi. Bahkan hal itu disebut sebagai nasehat ilahi yang harus dijaga oleh semua orang. Adil dan keadilan merupakan landasan ajaran Islam dan syariat agama ini. Allah Swt tidak berbuat zalim kepada siapapun dan tidak memperbolehkan seseorang berbuat zalim kepada orang lain dan menginjak hak orang lain. Menjaga keadilan dan menjauh dari segala perilaku ekstrim kanan dan kiri 6 Q.S. An-Nahl ayat 90-92 7 Imam Jalaluddin Al-Mahally dan Imam Jalaluddin As-suyutti, Tafsir Jalalain, hlm. 359 4
menyebabkan keseimbangan diri manusia dalam perilaku individu dan sosial.8 1. 2.
3. 4.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik: Di samping keadilan, ihsan atau kebaikan juga dianjurkan. Sebab, ihsan akan menjaga ketulusan di tengah masyarakat. Ajaran agama selaras dengan akal dan fitrah manusia. Kecenderungan pada keadilan dan ihsan serta jauh dari perbuatan munkar adalah tuntutan-tuntutan semua manusia yang sekaligus perintah Allah Swt. Melanggar janji bukan hanya pekerjaan yang tidak etis, tapi pelanggar janji juga akan mendapat balasan azab ilahi di hari kiamat. Kekuasaan adalah salah satu sarana berbuat zalim kepada orang lain. Untuk itu, kita harus bersikap waspada dan bertanggungjawab di hadapan Allah Swt. Selain itu, kita harus menyadari bahwa kekuasaan itu adalah ujian ilahi.
ع مقناوا ن ق ول ع كاوقناوا ن ع ه ق داء نبءال ن ن ستت ن ن ل نل لتت ن اوا ن هءا ال ل ن ه ع ق ن شتت ع عيءا أي ي ع مي ع ذي ع نآ ع ط ع قتت ل ع او أ ع ن ن ع م ع ب دقلاوا ن ا ن اوم ة ع دقلاوا ن ق عتت ن عتت ن شتتعننآ ق قتتعر ق عل عتتى أل ل ت ع ن يع ن من لك قتت ن ر ع هتت ع قتت ن ج ن وات ل ق نللت ل ن ه ه ع و ع مل قتتاو ع ه إن ل مءا ت ع ن عتتدع الل لتت ق ع ع خنبيةر ب ن ع ن الل ل ع قاوا ن الل ل ع ﴿ ع٨﴿ ن او ى ع ق ع فرةة ع ﴿۹﴿ م م ن جتتةر ع و ع حءا ن ع ن ال ل ن وأ ن صءال ن ع ت لع ق ذي ع عظنيتت ة هم ل نآ ع مقلاوا ن ال ل ع غ ن ع مقناوا ن ع فروا ن وك عذلباوا بنآيءات نعنءا أ قوعلتئ ن ع ع ﴿۱۰﴿ حيم ج ن وال ل ن ب ال ن ع حءا ق ص ع ن ع ق ذي ع كأ ن ن ع ن كع ع ق ع “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk belaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwa kepada Allah, sesuungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(8) “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, ( bahwa ) untuk mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar.” (9) “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat- ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.” (10)9
8 http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/85554-tafsir-al-quran,-surat-annahl-ayat-90-92 9 Q.S. Al-Maidah ayat 8-10 5
Firman Allah SWT yang berbunyi
(كاوناوا قاوامين بءالقسط شهداء
)لله,
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, yakni jadilah kalian orang-orang yang menegakkan kebenaran karena Allah, bukan karena manusia atau karena harga diri. Dan ayat ()شهداء بءالقسط, menjadi saksi dengan adil, maksudnya adalah menegakkan keadilan, bukan kezhaliman.10 Adapun pada ayat al-Ma'idah ini, maka ia dikemukakan setelah mengingatkan perjanjian-perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya, sehingga yang ingin digarisbawahi adalah pentingnya melaksanakan secara sempurna seluruh perjanjian itu, dan itulah yang dikandung oleh kata qawwâmîna lillah. Dan yang perlu lebih dahulu diingatkan adalah keharusan melaksanakan segala sesuatu demi karena Allah, karena hal ini yang akan lebih mendorong untuk meninggalkan permusuhan dan kebencian. Kata ( )أصحءابadalah bentuk jamak dari kata ( )صءاحبshahib, yang menemani (teman). Yang menemani selalu bersama orang yang ditemaninya, sehingga ashhâb an-nâr, adalah orang-orang yang selalu menemani dan ditemani oleh api neraka, tidak pernah terlepas atau dapat melepaskan diri darinya. Itulah yang dimaksud dengan terjemahan penghuni neraka. Ayat ini berkata: "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi Qawwamin, yakni orang-orang yang selalu dan bersungguhsungguh menjadi pelaksana yang sempurna terhadap tugas-tugas kamu, terhadap wanita dan lain-lain dengan menegakkan kebenaran demi karena Allah, serta menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kamu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil, baik terhadap keluarga istri kamu yang Ahl al-Kitab itu, maupun terhadap selain mereka. Berlaku adillah, terhadap siapa pun walau atas dirimu sendiri karena ia, yakni adil itu lebih dekat kepada takwa yang sempurna, dari pada selain adil. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Adil adalah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Jika seseorang memerlukan kasih, maka dengan berlaku adil Anda dapat mencurahkan kasih kepadanya. Jika seseorang melakukan pelanggaran dan wajar mendapat sanksi yang berat, maka ketika itu kasih tidak boleh berperanan karena ia dapat menghambat jatuhnya ketetapan hukum 10 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, juz 3, hlm. 56 6
atasnya. Ketika itu yang dituntut adalah adil, yakni menjatuhkan hukuman setimpal atasnya. Setelah pada ayat 8 Allah memerintah dan melarang, kini melalui kedua ayat 9 dan 10 Allah menggembirakan dan mengancam, dengan menyatakan : Allah telah menjanjikan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang sesuai dengan isi hati mereka dan membuktikannya dengan beramal saleh, bahwa untuk mereka ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan pahala yang besar, baik di dunia lebih-lebih di akhirat sebagai buah dan imbalan amal-amal baik mereka. Adapun orang-orang yang kafir, yang menolak ajakan Rasul dan mendustakan ayat-ayat Kami, yang disampaikan oleh para Rasul maka mereka itu – yang ditunjuk oleh ayat ini – bukan selain mereka yang sangat jauh dalam kekafirannya, serta amat jauh dari rahmat Allah, adalah penghuni-penghuni neraka.11
C. Adil dan Jujur dalam As-Sunnah 1. Adil
م ع قتتءا ع :ل ه ع متتعر ع ن ق ع عل عي نتت ن و ع ستتل ل ع صتتللى اللتت ق ع ع ي ع ه ع ن الن لب نتت ي عتت ن ن ا نب نتت ن عتت ن م ن عل عتتى ر ع ة ع م ال ن ن ن ن ر ن م ن عن ندع الل ن ق ن او ع او ع متت ن ععلى ع قعيءا ع ا عل ن ق ن ن قتت ن ه يع ن سط ق ن او ة معنءاب ن ن .اوا وا ع ن ن ن حك ن ن ع ن ش ال ل ن يع ن او ع في ق ن يع ن ن ال ن ع ذي ن ع و ع ه ن ه ن ول ل ن مءا ع م ع م ع دل ق ن هل ني ن ن م ن عنر ن مي ن ن “Dari Ibnu Umar RA. dari Nabi SAW bersabda: “Orang yang berperilaku adil akan berada di sisi Allah pada hari kiamat. Ia duduk di atas mimbar cahaya yang bersinar di sebelah kanan Arasy, yaitu mereka yang adil dalam menghukum, adil terhadap keluarga, dan terhadap sesuatu yang menjadi tanggungannya “.12 Hadits di atas menjelaskan bahwa para penegak keadilan (mereka yang senantiasa berbuat adil) memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Di hari akhir nanti mereka akan diberi kehormatan di sisi Allah, yaitu diposisikan di atas mimbar yang terbuat dari cahaya dan berada di sebelah kanan Arasy Allah. Ini menunjukan betapa tingginya perilaku adil dalam pandangan Allah. Islam memang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Nilai keadilan ini merupakan salah satu nilai kemanusiaan asasi yang dibawa oleh Islam dan dijadikan sebagai pilar 11 Syaiful, Berlaku Adil dan Jujur, [docx], hlm 5 12 HR. Muslim 7
kehidupan pribadi, rumah tangga, dan masyarakat. Islam memerintahkan kepada seorang muslim untuk berlaku adil terhadap diri sendiri, yaitu dengan menyimbangkan antara haknya dan hak Tuhannya serta hak-hak orang lain. Islam memerintahkan kepada kita untuk selalu berlaku adil kepada semua manusia. Keadilan seorang muslim terhadap orang yang dicintai, dan keadilan seorang muslim terhadap orang yang dibenci. Sehingga perasaan cinta itu tidak bersekongkol dengan kebatilan, dan perasaan benci itu tidak mencegah dia dari berbuat adil dan memberikan kebenaran kepada yang berhak.
2. Jujur
ع، ل ه ع او ق قءا ع قءا ع صتتللى ه ع ع ل اللتت ن اوةد عر ن س ق ل قر ق م ن ع ن عن ن ق ي الل ق ن ع ه ع س ن ع ن ض ع ن اب ن ن د ي الله ع هتت ن ه ن عل عي ن ن وا ن ل ان ل: م ن الب نتتلر ي ع ن صدنقع ي ع ن و ع سل ع ع ن ال ي د ي ا نعلى الب نلر ع ه ع ج ع ، ديقلءا ب ن ه ن عن نتتدع اللتت ن جن ل ن وا ن ل صتت ي حلتى ي عك عت ع ع صدققع ع ن اللر ق ا نعلى ال ع ل ل عي ع ن ع، ة ن ال ق د ي ا نعلى ال ق ، ر ه ن ه ن ن ال نك ع ن وا ن ل وا ن ل ف ق ف ق ذ ع اوعر ي ع ن ب يع ن ج ن ر ع ع د ي ا نل عتتى الن لتتءا ن جاو ن عن ندع الله ك ن ع ج ع .ذالبءا ب ن ل ل عي عك ن ن وا ن ل حلتى ي قك نت ع ع ب ع ذ ع ن اللر ق ع “Dari Ibnu Mas’ud RA. ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda: “Sesungguhnya kejujuran itu menuntut kearah kebaikan dan kebaikan menuntut ke surga dan sesungguhnya seseorang suka berbuat jujur ia dicatat di sisi Allah SWT sebagai siddiqan (orang jujur). Adapun kebohongan itu menuntut kearah keburukan dan keburukan menuntut ke neraka. Sesungguhnya seseorang yang suka berbohong ia dicacat di sisi Allah SWT sebagai kizaban (pembohong)”.13 Dalam hadits tersebut diperbandingkan antara perilaku jujur dan perilaku dusta. Menurut hadits tersebut, kejujuran menuntun pelakunya kearah kebaikan. Adapun kebaikan itu akan berbalas surga. Setelah itu dijelaskan pula bahwa seseorang yang suka berlaku jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai siddiqan. Gelar siddiq ini merupakan kehormatan dari Allah bagi mereka yang menjunjung tnggi kejujuran. Para siddiqan itu kedudukannya berdekatan dengan para nabiyullah. Sementara itu, kebohongan akan membawa pelakunya kearah keburukan, karena setiap kebohongan akan selalu ditutup-tutupi dengan kebohongan. Satu kebohongan akan ditutupi dengan kebohongan lain, dan agar tidak terbongkar maka ditutupi dengan kebohongan lagi. Begitulah terus-menerus sehingga bertumpuklah kebohongan itu. Kebohongan merupakan hal buruk dan seorang pembohong tentunya tidak mau 13 HR. Bukhari 8
keburukannya diketahui oleh orang lain. Dalam kondisi seperti ini, maka kebohonganlah yang akan berperan untuk menutupi keburukan itu. Jika sudah demikian, maka tercatatlah dia di sisi Allah sebagai kizaban. Gelar kizab merupakan salah satu gelar terburuk yang diberikan oleh Allah bagi manusia durhaka terhadap-Nya.
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA Ad-Dimasyqy, Al-Hafidz Ibnu Katsir. 2006. Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim. Beirut: Darul Kutub Ilmiyah. Al-Bukhari, al-Imam al-Hafidz Abi ’Abdillah Ibn Isma’il. 2003. Shahih Al-Bukhari. Beirut: Dar Ibn Hazm. Al-Jauziyyah, Ibnul Qayyim. 2004. Majmu’ Ar-Rasa’il: Ar-Risalah AtTabukiyah. [pdf] Al-Mahally, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-suyutti. 2010. Tafsir Al-Jalalain Al-Muyassar. Kairo: Dar Al-Hadits. Shihab, Muhammad Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat. [pdf] Syaiful. 2011. Berlaku Adil dan Jujur. [docx] http://indonesian.irib.ir/ http://kbbi.web.id/ https://id.wikipedia.org/
10