BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sejak dari kecil kita selalu diajarkan sikap sopan santun, jujur,adil dan berbagai aturan-aturan yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat atau sosial. Pembelajaran tersebut bertujuan agar sejak dini kita dapat menanamkan dan menerapkan nilai-nilai atau norma-norma dalam diri kita yang sendirinya akan sangat mempengaruhi bagaimana kita bersikap di dalam lingkungan masyarakat kita. Apabila aturan-aturan yang berlaku dilanggar maka orang yang melanggarnya akan dikenakan hukuman yang berlaku di dalam masyarakatnya contohnya bila kita meludah sembarangan atau berbicara kotor kepada orang lain terutama orang yang lebih tua, maka kita telah melanggar norma kesopanan dan hukumannya adalah berupa teguran atau kita akan menjadi bahan omongan yang buruk dikalangan masyarakat kita. Didalam kelompok masyarakat memiliki tolok ukur atau standar moral yang harus diterapkan dan dipatuhi oleh setiap orang di dalam masyarakatnya. Yaitu standar moral yang berhubungan dengan berbagai persoalan apa saja yang dapat menguntungkan atau merugikan manusia ataupun anggota kelompoknya. Dan penentuan standar moral merupakan bagian dari Etika. Agar setiap orang dapat menerapkan semua aturan di dalam masyarakat dengan baik,maka setiap orang perlu menanamkan berbagai sikap yang baik seperti kejujuran dan keadilan, sebab apabila setiap orang telah memiliki sikap jujur dan adil, maka ia akan selalu bersikap dan berkata jujur di dalam kehidupannya sehari-hari terutama dalam menjalankan pekerjaan yang menuntut adanya sikap kejujuran. Sehingga ia akan mudah mendapat percayaan dari orang lain dalam menjalankan tugas tertentu. Bersikap adil pun tak kalah pentingnya karena lebih menyangkut hubungan antara orang yang satu dengan yang lainnya, terutama dalam hal hubungan antara pimpinan dalam mengatur masyarakatnya ataupun bawahannya dalam bekerja. Setiap orang dituntut untuk dapat bersikap
1
adil yaitu tidak membeda-bedakan atau berbuat semena-mena terhadap orang lain. Karena apabila kita dapat berbuat jujur dan adil kepada orang lainnya maka kita dihormati oleh orang lain. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan prilaku adil? 2. Bagaimana hikmah orang yang berprilaku adil? 3. Apa yang dimaksud dengan prilaku jujur? 4. Bagaimana bentuk-bentuk kejujuran? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian prilaku adil. 2. Untuk mengetahui hikmah orang yang berprilaku adil. 3. Untuk mengetahui prilaku jujur. 4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kejujuran.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Adil Menurut bahasa, adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya dan tidak berat sebelah. Secara umum, adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan baik sosial, budaya, ekonomi, suku, ras, golongan di dalam lingkup keluarga maupun masyarakat secara seimbang, tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun.
شششننآَنن نياِ أنيينهاِ اَلنرذينن آنمننوماَ نكوننوماَ قننواَرميِنن رللر ن سرط نولن ينمجررنمنننكمم ن شنهنداَء رباِملقر م ان إرنن ل ب رللِتنمقنوىَ نواَتننقوماَ ل ِان نخربيِرر برنمششا قنمومم نعنلِىَ أنلن تنمعردنلوماَ اَمعردنلوماَ نهنو أنمقنر ن ﴾ نونعند ل٨﴿ تنمعنمنلِونن ت لننهششم نممغفرششنرةر نوأنمجششرر ان اَلنرذينن آنمننوماَ نونعرمنلِوماَ اَل ن صاِلرنحاِ ر ﴾۱۰﴿ ب اَملنجرحيِم ﴾ نواَلنرذينن نكفننروماَ نونكنذنبواَ ربآَنياِترنناِ أنمونلشئرنك أن م۹﴿ نعرظيِرم صنحاِ ن Artinya : “ (8) Hai orang- orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan ( kebenaran ) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk belaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwa kepada Allah, sesuungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (9) Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, ( bahwa ) untuk mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar. (10) Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat- ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka “. ( Q. S. AlMa’idah : 8-10 ). Ayat di atas mengandung makna bahwa setiap muslim hendaknya menjunjung tinggi keadilan, menegakkan kebenaran dan membelanya sampai titik darah penghabisan. Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat di atas, sebagai berikut : a. Selalu bersikap perilaku adil kepada siapapun.
3
b. c. d. e. f.
Menghindari perilaku aniaya. Selalu menyatukan iman dan amal shaleh. Bertindak bijaksana dalam memutuskan antara orang orang yang berselisih. Tidak mengurangi timbangan dan takaran. Belajar secara maksimal dan sungguh-sungguh agar semua potensi yang telah diciptakan oleh Allah dalam diri kita dapat berkembang dengan baik, dan
patuh pada perintah Allah dan melaksanakannya serta menjauhi larangan-Nya. g. Tolong-menolong dan bekerjasama dalam kebaikan. h. Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah, sopan dan santun. i. Menjadi teladan dan menciptakan suasana yang kondusif, tenteram serta rukun. j. Tidak sombong atau angkuh bila bergaul dengan masyarakat berbagai lapisan. k. Berpikiran positif ( positive thinking ), yaitu berprasangka baik terhadap orang-orang yang ada disekitarnya. l. Selalu menggunakan akal dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. m. Tidak membuat kerusakan, permusuhan dan kedengkian. n. Tidak mendahulukan emosi didalam menghadapi masalah, kumpulkan informasi selengkap mungkin dengan adil dan gunakan rujukan sesuai kehendak Allah SWT. Hadits Nabi SAW :
سطنمونن رعمنششند ارشش صنلِىَ ان نعلِنميِره نو ن نعرن اَرمبرن نعنمنر نعرن اَلننبريي ن اَنملنممق ر: سلِننم نقاِنل ش اَلنششرذمينن ينمعششردلنمونن فرششي ينمونم اَملقرنيِاِنمرة نعنلِىَ نمنناِبررر رممن ننمومر نعلِنششىَ ينرمميِششرن اَملنعششمر ر نحمكرمرهششمم نواَنمهلِرميِرهششمم نونمششاِ نولنششمواَ )رواَه اَبششن اَبششي شششيِبة ومسششلِم واَلنسششاِئي ) واَلبيِهقي Artinya : “ Dari Ibnu Umar R. A. dari Nabi SAW bersabda : “ Orang yang berperilaku adil akan berada di sisi Allah pada hari kiamat. Ia duduk di atas mimbar cahaya yang bersinar di sebelah kanan Arasy, yaitu mereka yang adil dalam menghukum, adil terhadap keluarga, dan terhadap sesuatu yang menjadi tanggungannya “. ( H.R. Ibnu Abi Syabah, Muslim, Nasa’I, dan Baihaqi ). Hadits di atas menjelaskan bahwa para penegak keadilan ( mereka yang senantiasa berbuat adil ) memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Di hari akhir nanti mereka akan diberi kehormatan di sisi Allah, yaitu diposisikan di atas
4
mimbar yang terbuat dari cahaya dan berada di sebelah kanan Arasy Allah. Ini menunjukan betapa tingginya perilaku adil dalam pandangan Allah. Islam memang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Nilai keadilan ini merupakan salah satu nilai kemanusiaan asasi yang dibawa oleh Islam dan dijadikan sebagai pilar kehidupan pribadi, rumah tangga, dan masyarakat. Islam memerintahkan kepada seorang muslim untuk berlaku adil terhadap diri sendiri, yaitu dengan menyimbangkan antara haknya dan hak Tuhannya serta hak-hak orang lain. Islam memerintahkan kepada kita untuk selalu berlaku adil kepada semua manusia. Keadilan seorang muslim terhadap orang yang dicintai, dan keadilan seorang muslim terhadap orang yang dibenci. Sehingga perasaan cinta itu tidak bersekongkol dengan kebatilan, dan perasaan benci itu tidak mencegah dia dari berbuat adil ( insaf ) dan memberikan kebenaran kepada yang berhak. B. Macam-macam Perilaku Adil 1. Berlaku adil kepada Allah SWT., yaitu menjadikan Allah sebagai satusatunya Tuhan yang memiliki kesempurnaan. Kita sebagai MakhlukNya harus senantiasa tunduk dan patuh kepada perintahNya dam menjauhi laranganNya. 2. Berlaku adil pada diri sendiri, contohnya dengan bersikap seimbang antara menjalakan ibadah kepada Allah SWT dengan kegiatan duniawi. 3. Berlaku adil untuk keluarga, contohnya tidak pilih kasih dalam menyayangi, menghormati, atau menunjukan kepedulian kepada sesame anggota keluarga. Kepada orang yang terdekat dengan diri kita, yaitu anggota keluarga juga harus bersikap adil. Hal ini sebagaimana Hadits yang disampaikan Rasulullah yang memerintahkan seorang ayah agar bertindak adil kepada anak-anaknya. Salah satu Hadits tersebut berbunyi sebagai berikur. Rasulullah bersabda,” Bertaqwalah kamu kepada Allah dan bersikap adillah terhadap anak-anakmu,” (H.R Muttafaq’Alaih) 4. Adil untuk masyarakat luas, perilaku adil merupakan salah satu sendi agama yang penting. Dalam masyarakat luas, perilaku adil dapat menjaga keselarasan dan kebersamaan di antara mereka. Misalnya, dengan tidak
5
bersikap serakah dan selalu mengharga hak-hak orang lain. Islam memerintahkan kepada kita agar berlaku adil kepada semua manusia. Perilaku adil baik perlu dilakukan, baik sesama muslim atau kepada orang kafir yang paling dibenci sekalipun. Dalam menjunjung keadilan kepada orang lain, hendaknya tidak boleh luntur meskipun terhadap orang yang kita cintai. Demikian juga terhadap orang yang kita benci, tidak berarti kita tidak perlu berbuat adil. Dengan demikian, kebenaran akan tetap tersampaikan kepada yang berhak. 5. Adil dalam hidup bernegara, ditunjukan dengan menetapkan kebijakankebijakan yang memihak kepada seluruh rakyat. Suatu kebijakan tidak boleh menguntungkan masyarakat tertentu, tetapi merugikan kelompok yang lain. Menjunjung keadilan hidup bernegara menjadi kewajiban semua rakyat. Sebagai rakyat Indonesia kita harus menjunjung keadilan. Misalnya dengan turut serta mendorong pemerintah untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang melindungi segenap bangsa Indonesia agar mendukung kemajuan bersama. Demikian halnya dengan lembagalembaga yang memegang kekuasaan harus memperhatikan aspirasi masyarakat. C. Hikmah Orang Yang Adil 1. Orang yang adil akan mendapatkan keamanan di dunia dan akhirat. 2. Apabila orang yang adil berkuasa, maka keadilannya akan memelihara kekuasaannya. 3. Keridhaan dari Allah Ta’ala terhadap orang yang adil. 4. Orang yang adil tidak akan mengganggu dan menyakiti orang lain ataupun makhluk lainnya. 5. Pemilik sifat adil berhak untuk mendapatkan kekuasaan, kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. 6. Keadilan akan membawa pemiliknya untuk berpegang teguh dengan kebenaran dan meninggalkan kebatilan tanpa ada basa-basi. 7. Keadilan dalam Islam mencakup segala sisi kehidupan.
6
8. Keadilan merupakan jalan menuju surga. D. Pengertian Jujur Jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau mencocokan antara Informasi dengan fenomena. Dalam agama Islam sikap seperti ini dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu bernilai tak terhingga. Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Ada pula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta. Kejujuran
dapat
mengantarkan
kepada
kebaikan,
dan
kebaikan
mengantarkan kepada surga. Sedangkan dusta mengantarkan kepada perilaku menyimpang ( dzalim ) dan perilaku menyimpang mengantarkan kepada neraka. Sesungguhnya orang yang biasa berlaku dusta, maka ia akan mendapat gelas pendusta. Oleh karena itu, jujur memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Kejujuran merupakan kunci sukses dalam segala hal termasuk dalam bekerja. Orang yang jujur akan mendapatkan amanah baik berupa harta, hak-hak dan juga rahasia-rahasia. Kalau kemudian melakukan kesalahan atau kekeliruan, kejujurannya dengan izin Allah akan dapat menyelamatkannya. Sementara pendusta, sebiji sawipun tidak akan dipercaya. Jikapun terkadang diharapkan kejujurannya itupun tidak mendatangkan ketenangan dan kepercayaan. Q. S. An-Nahl ayat 91-92 :
ضواَ اَملنمينماِنن بنمعند تنموركيِردنهاِ نوقنششمد نجنعملِتنششنم نواَنمونفواَ برنعمهرد ار اَرنذاَ نعاِنهندتيمم نونلتنمنقن ن ضششمت ﴾ نونل تننكوننششواَ نكششاِلنرتي ننقن ن۹۱﴿ ان نعلِنميِنكمم نكفرميِلل اَرنن ان ينمعلِننم نماِ تنمفنعلِنششمونن نغمزلننهاِ رملن بنمعرد قننومة اَنمننكاِلثاِ تنتنرخنذمونن اَنمينماِنننكمم ندنخ ل لل بنميِنننكمم اَنمن تننكونن اَننمششة رهششني
7
اَنمرنبىَ رممن اَننممة قلِىَ اَرنننماِ ينمبلِنمونكمم ان برره نولنيِنبنيِينننن لننكمم ينمونم اَملقريِننمرة نماِ نكمنتنمم فرميِششره ﴾۹۲﴿ تنمختنلِرفنمونن Artinya : “ (91) Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah ( mu ) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu ( terhadap sumpah-sumpahmu itu ). Sesungguhnya Allahh mengetahui apa yang kamu perbuat. (92) Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah ( perjanjian ) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu “. ( Q. S. An-Nahl : 91-92 ). Hadits Nabi SAW :
سلِننم نعمن اَمبرن نم م َ نقاِنل نر ن،ضني ان نعمنهن نقاِنل صنلِىَ ا نعلِنميِره نو ن سمونل ار ن سنعمومد نر ر َ نواَرنن اَلنرنجششنل،ق ينمهششرديِ اَرلنششىَ اَلبرششنر نواَرنن اَلبرششنر ينمهششرديِ اَرلنششىَ اَلنجننششرة صمد ن اَرنن اَل ي: ب ينمهششرديِ اَرلنششىَ اَلفننجششورر نواَرنن صند ن لنيِن م َ نواَرنن اَملنكرذ ن،ِصيديقلا ق نحنتىَ يننكتن ن ب رعمنند ار ر ِب رعمنند ا ركنذاَلبا ب نحنتىَ ينمكتن ن َ نواَرنن اَلنرنجنل لنيِنمكرذ ن،اَلفننجمونر ينمهرديِ اَرنلىَ اَلنناِرر Artinya : “ Dari Ibnu Mas’ud R. A. ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda : “ Sesungguhnya kejujuran itu menuntut kearah kebaikan dan kebaikan menuntut ke surga dan sesungguhnya seseorang suka berbuat jujur ia dicatat di sisi Allah SWT sebagai siddiqan ( orang jujur ). Adapun kebohongan itu menuntut kearah keburukan dan keburukan menuntut ke neraka. Sesungguhnya seseorang yang suka berbohong ia dicacat di sisi Allah SWT sebagai kizaban ( pembohong ) ”. ( H.R. Mutafaqqun ‘Alaih ). Islam memerintahkan kepada umatnya agar selalu berlaku jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Dalam hadits tersebut diperbandingkan antara perilaku jujur dan perilaku dusta ( bohong ). Menurut hadits tersebut, kejujuran
8
menuntun pelakunya kearah kebaikan. Adapun kebaikan itu akan berbalas surga. Setelah itu dijelaskan pula bahwa seseorang yang suka berlaku jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai siddiqan. Gelar siddiq ini merupakan kehormatan dari Allah bagi mereka yang menjunjung tnggi kejujuran. Para siddiqan itu kedudukannya berdekatan dengan para nabiyullah. Sementara itu, kebohongan akan membawa pelakunya kearah keburukan. Mengapa demikian? Sederhana saja, karena setiap kebohongan akan selalu ditutup-tutupi dengan kebohongan. Satu kebohongan akan ditutupi dengan kebohongan lain, dan agar tidak terbongkar maka ditutupi dengan kebohongan lagi.
Begitulah
terus-menerus
sehingga
bertumpuklah
kebohongan
itu.
Kebohongan merupakan hal buruk dan seorang pembohong tentunya tidak mau keburukannya diketahui oleh orang lain. Dalam kondisi seperti ini, maka kebohonganlah yang akan berperan untuk menutupi keburukan itu. Jika sudah demikian, maka tercatatlah dia di sisi Allah sebagai kizaban. Gelar kizab merupakan salah satu gelar terburuk yang diberikan oleh Allah bagi manusia durhaka terhadap-Nya. Oleh karena itu merupakan perlaku buruk dan akan selalu menuntun kearah keburukan, maka balasan dari Allah bagi seorang pembohong adalah keburukan juga, yaitu neraka. E. Bentuk-Bentuk Kejujuran 1. Kejujuran lisan ( Shidqu Al-Lisan ) : Kejujuran lisan yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realita yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa atau menyenangkan istri, dan semisalnya. 2. Kejujuran niat dan kemauan ( Shidqu An-Niyyah Wa Al-Iradah ) : Kejujuran niat dan kemauan adalah motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam semua kondisi adalah dalam rangka menunaikan hukum Allah Ta’ala dan ingin mencapai ridha-Nya. 3. Kejujuran tekad dan amal Perbuatan : Jujur dalam tekad dan amal berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diridhai oleh Allah SWT. F. Keutamaan-keutamaan Sifat Jujur
9
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Menentramkan hati. Membawa berkah. Meraih kedudukan yang syahid. Mendapat keselamatan. Dipercaya orang. Tidak akan banyak mendapat masalah. Mudah untuk mendapatkan kepercayaan lagi dari berbagai kalangan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan baik sosial, budaya, ekonomi, suku, ras, golongan di dalam lingkup keluarga maupun masyarakat secara seimbang, tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun. Islam memerintahkan kepada seorang muslim untuk berlaku adil terhadap diri sendiri, yaitu dengan menyimbangkan antara haknya dan hak Tuhannya serta hak-hak orang lain. Islam memerintahkan kepada kita untuk selalu berlaku adil kepada semua manusia. Keadilan seorang muslim terhadap orang yang dicintai, dan keadilan seorang muslim terhadap orang yang
10
dibenci. Sehingga perasaan cinta itu tidak bersekongkol dengan kebatilan, dan perasaan benci itu tidak mencegah dia dari berbuat adil ( insaf ) dan memberikan kebenaran kepada yang berhak. Sedangkan jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Ada pula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta. Kejujuran dapat mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan kepada surga. Sedangkan dusta mengantarkan kepada perilaku menyimpang ( dzalim ) dan perilaku menyimpang mengantarkan kepada neraka. Sesungguhnya orang yang biasa berlaku dusta, maka ia akan mendapat gelas pendusta. Oleh karena itu, jujur memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Kejujuran merupakan kunci sukses dalam segala hal termasuk dalam bekerja.
B. Saran Demikian makalah yang telah kami sampaikan. Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Di akhir makalah ini, kami mengharapkan sekali kritik dan saran dari para pembaca agar dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Kami selaku penulis mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat perkataan yang kurang berkenan di hati para pembaca, dan kami juga mengucapkan terima kasih banyak atas kritik dan saran yang telah diberikan kepada kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin Yaa Rabbal A’lamiin.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://maniiiiiiiiiis.blogspot.co.id/2015/10/makalah-materi-pendidikan-quranhadits.html http://liabriana.blogspot.co.id/2010/11/pentingnya-bersikap-jujur-dan-adil-di.html http://kmplnmakalah.blogspot.co.id/2012/12/makalah-keadilan.html http://aditiya4tyone.blogspot.co.id/2013/03/tafsir-tarbawy-kewajiban-berlakuadil.html http://arinisite.blogspot.co.id/2013/12/ringkasan-materi-al-quran-dan-hadist.html http://wahyuchaem.mywapblog.com/makalah-adil-kejujuran-lengkap.xhtml
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah Qur’an Hadist yang berjudul “Kewajiban Berlaku Adil dan Jujur” tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
13
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin
Labuan, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR .............................................................................
i
DAFTAR ISI ..........................................................................................
ii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................
2
C. Tujuan Penulisan ............................................................
2
PEMBAHASAN
14
BAB III
A. Pengertian Adil ..............................................................
3
B. Macam-Macam Perilaku Adil .......................................
5
C. Hikmah Orang Yang Adil ..............................................
6
D. Pengertian Jujur .............................................................
7
E. Bentuk-Bentuk Kejujuran .............................................
9
F. Keutamaan-Keutamaan Sifat Jujur ...............................
10
PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................
11
B. Saran ..............................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
13
MAKALAH ii
KEWAJIBAN BERLAKU ADIL DAN JUJUR Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Qur’an Hadist
15
Disusun Oleh : 1. Ahmad Ahim 2. Siti Arfah Kelas : XII – IPS 2
MA MASYARIQUL ANWAR CARINGIN TAHUN AJARAN 2015/2016
16