BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jujur
adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya
agama dan dunia. Kehidupan dunia tidak akan baik, dan agama juga tidak bisa tegak diatas kebohongan, penghianatan serta perbuatan curang. Jujur dan mempercayai mempercayai kejujuran, merupakan ikatan yang amat erat dengan para rosul dan orang-orang yang beriman. Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT bahwasannya jujur mempunyai kedudukan yang amat tinggi dimata Allah SWT, juga dalam pandangan islam juga dalam pandangan islam serta dalam pandangan orang-orang beradab dan juga akibatnya yang baik, serta betapa bahayanya berbohong dan mendustakan kebenaran. Untuk melaksanakan suatu cita cita menjadi tindakan yang direalisasikan pada kelompok masyarakat akademik, diperlukan perilaku aktif ak tif berupa integritas akademik. Suatu iklim untuk mempertahankan integritas berkewajiban untuk dikelola dengan ditopang dan dipelihara oleh institusi, dengan memperkuat integritas kebijakan akademik dan prosedur dengan dukungan pengajar dan mahasiswa, yang juga akan berdampak membyat suatu budaya masyarakat yang memiliki integritas. Dalam suatu survei penelitian yang dilakukan oleh Profesor Donald L. Mc.Cabe di Graduate School of Management Rutgers University (1995); Ketidakjujuran akademik meresap dengan melakukan kecurangan pada karya
tulis
(Plagiarisme)
(58%),
dengan
melakukan
pemalsuan
kepustakaan, memalsukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain atau dengan sengaja tidak melakukan catatankaki atau mencatat kutipan dari sumber. Tingginya tingkat kecurangan juga ditemukan oleh kelompok Who’s Who Among American High School Students (2015),yang mendapatkan padasurvei bahwa didapat tingkat kecurangan hampir mencapai 90 persen, dengan pernyataan siswa bahwa kecurangan adalah “umum di sekolah” (76%). Dalam tulisannya, Zelna dan Carrie Lynn (2002) menunjukkan bahwa mahasiswa menggunakan internet
1
untuk memperoleh keuntungan dalam melakukan prilaku kecurangan, dengan menggunakan berbagai fitur; fungsi pencarian, penerjemah bahasa asing, mengirim program dan lainnya. Alasan dominan karena mahasiswa menganggap kecurangan dalam internet sebagai alternatif yang dapat diterima untuk melakukan pekerjaan atau tugas tugas mereka. Guru adalah Pilar Pembangun budaya kejujuran Akademik Untuk Menyelamatkan Bangsa Indonesia Negeri Indonesia sejak jaman nenek moyang kita telah dikenal dengan melimpahnya kekayaan alam dari Sabang sampai Merauke. Apapun bisa hidup di Indonesia, barang tambang, hasil pertanian, hutan yang membentang itu berarti seharusnya penduduk Indonesia kesejahteraannya terjamin. Namun kenyataannya kemiskinan di Indonesia masih begitu besar yaitu 30, 02 juta jiwa (BPS 2011). Disisi lain Korupsi meraja lela, semua lini terkena virus Korupsi. Bermilyar – Bermilyar – milyar milyar rupiah uang rakyat menjadi konsumsi segelintir orang haus harta. Berbicara tentang Korupsi tentunya berkaitan dengan moral dan mental para pemangku kebijakan kita. Karena kesempatan, akhirnya dengan tidak sengaja memakan uang bukan haknya. Dan semua itu berakar pada seberapa kuatnya manusia memegang kejujuran. Oleh karena itu dunia Pendidikan punya peran penting untuk memulihkan kondisi tersebut. Kejujuran non akademik bearti mengatakan sesuatu dengan benar, tidak membohongi orang tua, tidak membohongi tetangga, tidak membohongi teman, tidak membohongi mayarakat, dan tidak membohongi siapa pun “berkaitan dengan kegiatan non-akademik”. non-akademik”. Melakukan Melakukan perbuatan dengan benar tidak menipu orang lain, tidak mengambil hak orang lain, tidak mencurangi orang lain, tidak mengkhianati orang lain, tidak mengingkari janji dan tidak korupsi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku jujur? 2. Apa saja butir-butir kejujuran kejujuran? 3. Apa yang dimaksud jujur dalam kegiatan akademik ? 4. Apa saja contoh prilaku jujur dalam kegiatan akademik ?
2
5. Apa yang dimaksud jujur dalam kegiatan non akademik ? 6. Apa saja contoh prilaku jujur dalam kegiatan non akademik ? 7. Apa saja manfaat dari perilaku jujur?
C. Tujuan
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara kritis kritis kedalam proses berprilaku jujur serta mendapatkan pengalaman pen galaman dan manfaat dalam melaksanakan proses berprilaku jujur penulis diharapkan mampu : 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan jujur dan prilaku jujur. 2. Mengetahui butir-butir kejujuran. 3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan jujur dalam kegiatan akademik dan non-akademik. 4. Mengetahui apa saja contoh prilaku jujur dalam kegiatan akademik dan non-akademik. 5. Mengetahui manfaat berprilaku jujur.
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover, kata pengantar dan daftar isi. Kemudian pada bagian utama penulis pen ulis membagi menjadi tiga bab yaitu : Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari Apa yang dimaksud dengan perilaku jujur, apa saja butir-butir kejujuran, apa yang dimaksud jujur dalam kegiatan akademik, apa saja contoh prilaku jujur dalam kegiatan akademik, apa yang dimaksud jujur dalam kegiatan non akademik, apa saja contoh prilaku jujur dalam kegiatan non akademik, dan apa saja manfaat dari prilaku jujur. Bab ketiga terdiri dari penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah ini dan saran.
3
BAB II PRILAKU JUJUR
A. Prilaku Jujur Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. keben aran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (Mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar atau sesuai dengan kenyataan seperti yang tertera dalam QS. Al-Miadah Al-Miadah ayat 8 “Hai orang-orang orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah “ dan dalam QS. dalam QS. At-Taubah At-Taubah ayat 119 “Dan “Dan hendaklah kamu bersama orangorang yang benar”. Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Jujur
memiliki
arti
kesesuaian
antara
apa
yang
diucapkan
atau diperbuat dengan kenyataan yang ada. Jujur adalah sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya secara benar dan apa adanya, tidak menambah-nambah dan tidak mengurangi, sedangkan prilaku jujur merupakan sifat baik berupa menyampaikan sesuatu dengan benar sesuai kenyataan, dan jika sebaliknya atau tidak disampaikan sesuai kenyataan maka itu dinamakan berbohong atau dusta. Prilaku P rilaku jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan sikap ini merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga dapat menjadi cerminan dari kepribadian seseorang bahkan kepribadian bangsa. Oleh sebab itulah kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia. Kejujuran banyak dicontohkan langsung oleh Rasulullah. Dapat kita ambil keteladanan dari Rasul kita Nabi Muhammad saw. yang memiliki sifat wajib bagi Rasul, salah satunya “AMANAH” yang berarti dapat dapat dipercaya karena kejujuran.
4
a) Contoh Prilaku Jujur 1) Di sekolah Kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugastugas yang diberikan oleh guru/dosen, tidak menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan yang berlaku di sekolah/kampus , berbicara secara benar baik kepada guru, teman ataupun orang- orang yang ada di lingkungan sekolah. 2) Di rumah Kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua, memberitakan hal yang benar. Contohnya saat meminta uang untuk kebutuhan suatu hal, tidak menutup-nutupi suatu masalah pada orang tua, tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang. 3) Di masyarakat Kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang membuat suasana di lingkungan tidak kondusif, tidak membuat gosip. Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh.
B. Butir-Butir Kejujuran 1. Kejujuran dalam ucapan (yaitu kesesuaian ucapan dengan realiti) Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejmasyhur. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu.
5
Ketika hendak pergi berperang, Rasulullah saw. selalu menyembunyikan maksudnya agar tidak terdengar oleh pihak musuh karena dikhawatirkan mereka akan siaga untuk memerangi beliau. Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah 9dikatakan) pendusta orang yang mendamaikan manusia, berkata baik, dan menyampaikan (berita) baik." (HR Bukhari dan Muslim) 2. Kejujuran dalam niat yaitu
kesesuaian
antara
ucapan
dan
perbuatan.
Jujur
dalam
berkeinginan dan dalam meralisaikannya. Keinginan atau tekad yang dimaksudkan adalah seperti perkataan seseorang, "Jika Allah memberiku harta, akau akan menginfakkan semuanya." Keinginan seperti ini ada kalanya benar-benar jujur dan da kalanya pula masih diselimuti kebimbangan. Kejujuran dalam merialisasikan keinginan, seperti apabila seseorang bertekad dengan jujur untuk bersedekah. Tekas tersebut bisa terlaksana bisa juga tidak. Penyebab tidak terealisainya tekad tersebut bisa saja karena dia memiliki kebuntuan yang mendesak, tekadnya hilang, atau lebih mengedepankan kepentingan nafsunya. 3. Kejujuran dalam perbuatan Kejujuran tertinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah. Kejujuran adalah mengatakan kebenaran yaitu Saat berkata jujur peasaan akan merasa jernih. Orang yang percaya diri, jujur dan benar. Kejujuran berarti tidak kontradiksi dalam pikiran, kata, atau tindakan. 4. Kejujuran adalah kesadaran akan apa yang benar dan sesuai dengan perannya, tindakannya, dan hubungannya. Dengan ada kejujuran tidak ada kemunafikan atau kepalsuan yang menciptakan kebingungan dan ketidakpercayaan dalam pikiran dan hidup orang lain. Kejujuran membuat integritas dalam hidup, karena apa yang ada di dalam dan di luar diri adalah cerminan jiwa.
6
C. Jujur Dalam Kegiatan Akademik Kejujuran akademik adalah perilaku benar dalam berkata dan melakukan segala pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Ada tiga kejujuran akademik, yaitu: 1. Aspirasi moral dan agama Agama menjelaskan dan menunjukan nilai-nilai bagi pengalaman manusia yang sangat penting. Melalui agama, kehidupan lebih dapat dipahami dan secara pribadi lebih bermakna. Nilai moral sendiri merujuk kepada nilainilai kemanusiaan, itu tidak serta merta berarti bahwa nilai-nilai moral yang bersumber pada agama itu dinafikan. Justru ketika dialog dilakukan, nilainilai agama yang dianut pasti secara tidak langsung akan melebur di sana. Orang-orang yang terlibat dalam dialog pasti akan membawa aspirasi dan nilai-nilai agama yang diimaninya. Agama dan moralitas itu tidak sama. Namun, nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusiaan itu sebetulnya tetap saling mengandaikan, saling memperkuat, dan mengembangkan satu sama lain. Antara moralitas dan agama itu sama sekali tidak saling menafikan dan meniadakan satu sama lain menurut Yinger (dalam Djamari, 1988). 2. Memelihara sistem kehidupan manusia dan alam semesta. Ketiga landasan ini lah yang menjadi pondasi seseorang untuk berperilaku jujur, khususnya di dalam bidang akademik. Suatu budaya pada lingkup masyarakat akademik penting untuk memiliki integritas pencarian kebenaran dan pengetahuan dengan mengharuskan para intelektual memiliki pribadi yang jujur dalam pelajaran, pengajaran, penelitian dan pelayanan. Integritas akademik memiliki lima nilai dasar yang terdiri dari kejujuran, kepercayaan, kewajaran, respect, dan tanggung jawab. Sedangkan masalah ketidakjujuran akademik adalah masalah kesadaran moral. Oleh karena itu, sanksi utama pelanggaran kejujuran akademik adalah hukuman moral. Namun, akibat pelanggaran kejujuran akademik tersebut telah menyentuh hukum pidana, maka suatu komunitas pendidikan perlu merumuskan suatu indikator pelanggaran kejujuran akademik dan sanksi-sanksinya di dalam
7
sebuah peraturan yang tertulis jelas. membangun kejujuran akademik tidak dapat dilakukan dengan memberikan nasehat saja, melainkan dengan pembiasaan dan latihan-latihan. Contoh kecilnya dengan mengadakan kantin kejujuran dan tempat penampungan barang temuan. Seperti yang kita tau kantin kejujuran menjadi sangat efektif karena di sana disajikan makanan dan kotak untuk membayar dan mengambil uang kembali sendiri. Siswa langsung bisa mengambil makanan tanpa ada yang melayani dan membayar serta mengambil uang kembali sendiri tanpa ada yang menghitungkan. Dari situ petugas bisa mengecek tingkat kejujuran siswa, apakah uang yang ada sudah sesuai dengan baarang yang tersisa atau belum. a) 5 Hal yang merupakan pilar dalam kejujuran akademik adalah : 1) Honesty (Kejujuran) Kegiatan dalam lingkungan akademik yang terdiri dari pengajaran, pembelajaran, penelitian, yang merupakan realisasi dari rasa hormat, dan tanggung jawab. Kebijakan institusi pendidikan diharapkan memiliki aturan yang seragam tentang tindakan berbohong (akademik), penipuan, pencurian, dan lainnya. Dengan melakukan kejujuran, nilai kesejahteraan masyarakat akan distabilkan, dan begitu juga dengan derajat akademis. Kejujuran harus melingkupi mahasiswa, staf pengajar, dan dimulai dari diri sendiri. 2) Trust (Kepercayaan) Ikatan saling percaya akan mendorong terjadinya pencapaian tertinggi potensi orang-orang yang ada di dalamnya karena dapat dilakukan pertukaran ide dengan bebas. Hanya dengan kepercayaan kita dapat percaya atas hasil penelitian orang lain, bekerja sama dengan berbagai individu, dan berbagi informasi. 3) Fairness (Keadilan) Diperlukan evaluasi yang adil dan akurat antara anggota universitas. Bagi mahasiswa komponen yang penting dari keadilan adalah kredibilitas, harapan yang jelas dan konsisten, dan adanya respon dari
8
ketidakjujuran. Anggota fakultas juga memiliki hak untuk mendapat perlakuan yang adil, begitu juga untuk rekan administrasi. 4) Respect (Menghormati) Sebuah komunitas akademik yang memiliki integritas mengakui partisipasi orang lain dalam proses pembelajaran dan menghormati berbagai pendapat serta ide. Mereka juga harus menghormati diri mereka sendiri dan satu sama lain untuk memperluas pengetahuan, menguji keterampilan baru, dan mengembangkan keberhasilan yang telah diraih, serta belajar dari kegagalan. 5) Responsibility (Tanggung Jawab) Tanggung jawab dalam institusi pendidikan selayaknya dipikul bersama, dan mendistribusikan kekuatan untuk mempengaruhi mempen garuhi perubahan, membantu mengatasi sikap apatis, dan merangsang investasi pribadi dalam menegakkan standar integritas akademik. Individu diharapkan bertanggung jawab atas kejujuran mereka sendiri dan harus mencegah dan berusaha untuk mencegah pelanggaran oleh orang lain. b) 8 Pelanggaran yang terjadi di dalam kegiatan akademik Perbuatan-perbuatan akademik Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran akademik antara lain sebagai berikut : 1) Menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan, informasi atau alat bantu studi lainnya pada waktu ujian tanpa izin dari Instruktur atau Dosen yang berkepentingan. 2) Mengganti, mengubah, memalsukan nilai atau transkrip akademik, Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), tugas-tugas dalam rangka perkuliahan, keterangan, laporan, atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik. 3) Menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya hal yang tidak diperbolehkan dalam kegiatan akademik. 4) Menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai kata-kata atau karya sendiri dalam suatu kegiatan akademik.
9
5) Mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara lain dengan cara membujuk, memberi hadiah atau mengancam dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik. 6) Menggantikan
kedudukan
atau
melakukan
tugas/kegiatan
untuk
kepentingan orang lain dalam kegiatan akademik, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri, seperti; ujian, kegiatan atau tugas akademik lainnya. 7) Menyuruh orang lain baik sivitas akademika Ubaya maupun di luar Ubaya untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas-tugas atau kegiatan baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan orang lain dalam kegiatan akademik, seperti ujian, kegiatan atau tugas akademik lainnya. 8) Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma kepatutan dalam kehidupan masyarakat akademik. c) Contoh sikap jujur dalam kegiatan akademik 1) Tidak menyontek. Penyontekan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan sadar (sengaja) atau tidak sadar oleh seorang peserta ujian. ujian. Kegiatan ini dapat mencakup : Mencontoh hasil kerja milik peserta ujian lain, Berkomunikasi selama ujian berlangsung, baik secara langsung atau dengan media lainnya tanpa seizin pengawas ujian, Memberikan hasil jawaban ujian kepada siswa lainnya. Sebenarnya mengerjakan ulangan secara mandiri dan mendapat hasil apa adanya itu jauh lebih baik dari pada hasil memuaskan namun hasil menyontek. Apabila kita sebagai pelajar terus menerus menyontek dampaknya akan menjadikan diri kita sendiri semakin sulit mengevaluasi apa kekurangan dalam hal belajar yang ada di diri kita dan hasilnya akan jauh mengecewakan. Tanamkan keyakinan bahwa dengan jujur akan ada keajaiban yang baik, sehingga semangat belajar untuk mengerjakan sendiri pada saat ujian dapat meningkat.
10
2) Tidak menjiplak atau plagiat. Contoh nya yaitu : a. Mengakui tulisan orang lain sebagai hasil karya sendiri. b. Mengakui gagasan pemikiran orang lain sebagai pemikiran sendiri. c. Mengakui penemuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri. d. Mengakui karya yang dihasilkan kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri. e. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya. f.
Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya.
g. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya. 3) Melaksanakan tugas dengan baik dan tanggung jawab. Orang jujur sekali ia mendapat atau menerima tugas, tugas tersebut pasti di kerjakan secara maksimal dan penuh tanggung jawab. Sebaliknya jika ia merasa tidak sanggup atau tidak bersedia, sebelumnya pasti ia katakan tidak atau belum mau menerima tugas itu Sebab orang jujur, tidak akan berkata “ya” jika dalam hatinya “tidak”.Orang yang jujur, tidak akan bersifat munafik di hadapan orang lain. 4) Tidak memalsukan tanda tangan. Sebagai contoh kasus, sebagaimana pernah diberitakan oleh hukumonline, hukumonline, eks staf Mahkamah Konstitusi (“MK”) Masyhuri Hasan dihukum setahun pidana penjara setelah sebelumnya ia memalsukan tanda tangan seorang panitera MK pada surat dengan menggunakan komputer. Putusan hakim tersebut diambil berdasarkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang mendakwa Hasan dengan Pasal 263 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP .
11
D. Jujur Dalam Kegiatan Non-Akademik Kejujuran non akademik bearti mengatakan sesuatu dengan benar, seperti tidak membohongi orang tua, tidak membohongi tetangga, tidak membohongi teman, tidak membohongi mayarakat,tidak membohongi siapa pun “berkaitan dengan kegiatan non-akademik”. non-akademik”. Melakukan perbuatan dengan benar: tidak menipu orang lain, tidak mengambil hak orang lain, tidak mencurangi orang lain, tidak mengkhianati orang lain, tidak mengingkari janji , tidak korupsi. a) Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran non akademik adalah sebagai berikut : 1)
Mengucapkan dan/atau menuliskan kata-kata kotor dan keji yang ditujukan kepada lembaga, para dosen, karyawan, sesama mahasiswa dan tamu Upaya.
2)
Membawa senjata dalam bentuk apapun di dalam kampus maupun di dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan atau yang menyangkut nama Ubaya, kecuali mendapat izin dari Rektor.
3)
Membawa dan/atau menggunakan segala macam bahan kimia yang berbahaya dalam bentuk apapun terutama napza (Narkotika, Psikotropika & Zat Aditif) di dalam kampus maupun di dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Ubaya atau yang menyangkut nama Upaya, kecuali bahan kimia yang digunakan untuk keperluan kep erluan praktikum.
4)
Membuat keributan atau kegaduhan, pertengkaran atau perkelahian, perusakan sarana dan prasarana kampus serta tindakan-tindakan lain yang dapat menimbulkan terganggunya keamanan dan ketertiban kampus.
5)
Melakukan segala kegiatan dan/atau mengeluarkan ucapan atau tulisan yang menjurus ke arah pertentangan suku, agama, ras dan antar-golongan;
6)
Melakukan perjudian di lingkungan kampus.
7)
Melakukan tindakan dan perbuatan pelecehan dan pelanggaran seksual atau perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan.
12
b) Contoh prilaku jujur dalam kegiatan non-akademik 1) Menepati janji Janji ialah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyangkut kepentingan keduanya. Menepati Janji termasuk Sifat yang Terpuji. Orang yang Suka Menepati Janji berarti dia Mempunyai Akhlak yang Terpuji. Janji itu Mudah Diucapkan, namun Sulit untuk Dilakukan. Barang siapa yang berjanji harus Ditepati. Sebagai seorang Muslim, sebaiknya apabila kita Berjanji, jangan lupa sambil berucap InsyaAllah, artinya Jika Allah Menghendaki, karena kita tidak tau apa yang akan terjadi setelah kita berjanji. Manusia Hanya Sanggup Merencanakan, namun Allahlah yang Menentukan semuanya. Seandainya Janji tidak dapat Ditepati karena “Sesuatu” yang Tidak Disengaja, asal Mengucap Insya Allah, maka Allah SWT akan Mengampuninya. Sekalipun demikian, kita harus “Meminta Maaf” dan Memberi Memberi Penjelasan Sekiranya “Ada Halangan”. 2) Tidak munafik Secara bahasa kata munafik berasal dari nafaqa atau nifaqon yang mengandung arti Mengadakan, mengambil bagian dalam, membicarakan sesuatu yang dalam pandangan keagamaan. Pengakuannya dari satu orang berbeda- beda beda dengan yang lainnya. Adapun dalam pengertian syara’, Munafik adalah orang yang lahirnya beriman padahal hatinya kufur. 3) Menyimpan rahasia orang lain Dalam hidup ini banyak sekali hal yang harus dibicarakan, tetapi ada pula yang tidak boleh dibicarakan kepada orang lain atau lebih jelasnya harus dirahasiakan. Seperti halnya jika kita sedang diberitahu oleh seseorang mengenai sesuatu yang tidak seharusnya diketahui oleh orang lain, maka wajib bagi kita untuk menjaga sesuatu itu dan tidak membicarakannya
kepada
orang lain.
Bila saja kita mengetahui
keburukan seseorang maka hendaknya lebih baik dirahasiakan saja hal tersebut dan jangan dibeberkan atau dibicarakan kepada orang lain. Allah
13
menyukai seorang hamba yang bisa menjaga rahasia dan pandai mengatur omongan supaya keluar ucapan yang baik-baik saja. Seperti pepatah yang sering diucapkan "
Mulutmu
adalah
harimau-mu,
ucapan-mu
menandakan akhlakmu "
4) Amanah atau dapat dipercaya Ketika seseorang menitipkan sesuatu kepada kita, baik itu berupa pesan, uang, barang, atau yang lain untuk disampaikan kepada orang lain yang mana hal ini tidak berhak untuk kita ambil atau mungkin barang itu hanya sekedar sek edar dititipkan sampai pada saatnya diambil kembali. Bila terjadi hal seperti itu, maka solusi tepat agar kita tidak menjadi orang yang buruk adalah harus selalu menjaga dan melaksanakan apa yang disampaikan pemberi amanah. Ketika amanah yang diberikan oleh seseorang dapat terlaksana dengan baik, artinya anda dapat memegang amanah dan menjalankan kepribadian yang jujur sesuai tata perilaku tata perilaku yang baik .
E. Manfaat Dari Berprilaku Jujur 1. Menjadi Orang Yang Dipercaya Manfaat pertama tentu tak asing lagi bagi kita semua. Orang yang mau berusaha menjadi jujur, kelak dirinya akan menjad i orang yang dipercaya oleh banyak orang disekitarnya. Bahkan suatu saat karena kejujuran tersebut, seseorang itu akan memperoleh suatu penghormatan yang tanpa disadari kedatangannya. Seperti halnya diberi suatu kedudukan di suatu daerah tersebut atau lainnya. 2. Disayang Allah dan Orang Sekitar Jika kita sudah merasa memiliki sifat jujur, jangan kawatir tidak mempunyai teman. Teman atau kawan orang yang jujur akan banyak, karena orang yang jujur pasti akan baik dan tidak pernah merugikan jika diajak dalam berbisnis
atau
sebagainya.
Beda
halnya
dengan
orang
yang
suka
berbohong. Kejujuran itu juga termasuk dalam hal yang mulia dan disukai
14
oleh Allah beserta orang-orang sekitar. Faktanya dapat kita lihat sendiri pada kehidupan sehari-hari. 3. Mudah Dalam Mendapatkan Pertolongan dan Pekerjaan Disaat orang yang jujur membutuhkan pekerjaan atau pertolongan (entah apapun itu) tentu akan banyak kawan yang menolongnya. Allah juga akan memudahkan segala sesuatu yang diperlukan oleh orang yang jujur untuk terwujud. Jadi, pertolongan atau apapun kesulitan itu bentuknya akan mudah didapat atau terselesaikan ketika orang tersebut memiliki sifat baik terutama jujur.
15
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Jujur
memiliki
arti
kesesuaian
antara
apa
yang
diucapkan
atau diperbuat dengan kenyataan yang ada. Jujur adalah sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya secara benar dan apa adanya, tidak menambah-nambah dan tidak mengurangi, sedangkan prilaku jujur merupakan sifat baik berupa menyampaikan sesuatu dengan benar sesuai kenyataan, dan jika sebaliknya atau tidak disampaikan sesuai kenyataan maka itu dinamakan berbohong atau dusta. Prilaku P rilaku jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan sikap ini merupakan prinsip dasar dari ce rminan akhlak seseorang. Untuk melaksanakan suatu cita cita menjadi tindakan yang direalisasikan pada kelompok masyarakat akademik, diperlukan perilaku aktif berupa integritas akademik. Suatu iklim untuk mempertahankan integritas berkewajiban untuk dikelola dengan ditopang dan dipelihara oleh institusi, dengan memperkuat integritas kebijakan akademik dan prosedur dengan dukungan pengajar dan mahasiswa, yang juga akan berdampak membyat suatu budaya masyarakat yang memiliki integritas. Budaya menulis, atau berkarya, terutama dalam pendidikan tinggi harus dibangun diatas dasar integritas akademik yang kokoh. Integritas akademik memiliki lima nilai dasar yang terdiri dari kejujuran, kepercayaan, kewajaran, respect , dan tanggung jawab. B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami kesulitan memperoleh buku di perpustakaan kampus. Dari pembahasan yang kita buat himbauan kepada seluruh mahasiswa umumnya masyarakat banyak, jangan merasa cepat puas terhadap materi yang kami sajikan karena di takutkan banyak kekurangan dari materi tentang prilaku jujur baik dalam kegiatan akademik maupun kegiatan nonakademik.
16
DAFTAR PUSTAKA http://www.mishba7.com/2015/03/pentingnya-kejujuran-bagi-kita.html
(Diakses pada
tanggal 02 Maret, pukul 14.25 WIB) http://www.kompasiana.com/sugengriadin/kejujuranakademik_552e582d6ea834bb4e 8b4580 (Diakses pada tanggal 03 Maret, pukul 13.40 WIB) Sulistyo H. Kerangka Konseptual. Dalam Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta. Kanisius IKAPI. 2011. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 Utorodewo, Felicia. Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI; 2007. Yahya I, Plagiarisme dan Karya Kita. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 1 Desember 2011 Koesoema A, Doni (2007), Pendidikan Karakter Menuju Strategi mendidik anak di zaman Global, PT Grasindo, Jakarta.
17