6
MAKALAH AUDIT MANAJEMEN
TEKNIK DAN PENDEKATAN MANAGEMENT AUDIT
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Audit Manajemen
Dosen Pengampu : Dennyca H N. S.E., M.Si., Akt.
Disusun oleh:
Sri Roikhati 201112166
Moch. Andy Chaerony 201212118
Karina Kusuma Wardhany 201212155
Ulva Rizky Mulyani 201212166
Riska Febriyanti 201212168
Dewi Lusiana 201212173
Akuntansi VIII C
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "TEKNIK DAN PENDEKATAN MANAGEMENT AUDIT".
Makalah ini disusun untuk menambah wawasan serta referensi bagi pembaca tentang "TEKNIK DAN PENDEKATAN MANAGEMENT AUDIT" dalam mata kuliah audit manajemen. Makalah ini disusun dengan merujuk pada berbagai referensi seperti buku dan jurnal-jurnal ilmiah akuntansi.
Dalam menyusun makalah ini kami menemui banyak hambatan, baik yang datang dari penyusun maupun hambatan dari luar. Namun dengan usaha, kerja keras dan bantuan dari Allah SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu, kami sangat mengharapkan masukan-masukan baik berupa kritikan maupun saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Kudus, 3 Maret 2016
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 PENGENALAN INDUSTRI AUDIT 3
2.2 MANAJEMEN AUDIT DENGAN PENDEKATAN ARUS SUMBER DAYA 3
2.3 AUDIT MANAJEMEN BERDASARKAN FUNGSI 4
2.3.1 Audit Pemasaran 4
2.3.2 Audit Sumber Daya Manusia (Human Resources Audit 11
2.3.3 Audit Mutu 16
2.4 PENUGASAN KHUSUS DALAM MANAJEMEN AUDIT 18
2.5 TEKNIK-TEKNIK DALAM MANAGEMENT AUDIT 18
BAB III PENUTUP 20
3.1 Kesimpulan 20
3.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Audit manajemen merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat di audit. Audit manajemen merupakan bentuk pemeriksaan untuk menilai, menganalisis, meninjau ulang hasil perusahaan, apakah telah berjalan secara efektif dan efisien serta mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dan kemudian melaksanakan pengujian dan penelaan atas ketidakhematan, ketidakefisienan maupun ketidakefektifan untuk selanjutnya memberikan rekomendasi rekomendasi perbaikan demi tercapainya tujuan perusahaan.
Tujuan audit manajemen adalah membantu semua anggota manajemen melaksanakan tanggungjawab mereka secara efektif. Audit manajemen menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi, nasihat dan informasimengenai kegiatan yang diperiksanya. Pada akhirnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan setiap masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi perusahaan.
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti dan menilai apakah pelaksanaan pengawasan dibidang akuntansi keuangan dan operasi telah cukup memenuhi syarat. Kemudian melakukan penilaian apakah kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan betul-betul ditaati, apakah aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan. Kemudian menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi perusahaan. Lalu pada akhirnya menilai mutu atas pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan pada masing-masing manajemen.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Pengenalan Industri Auditee?
Bagaimana Management Audit dengan Pendekatan Arus Sumber Daya?
Apa Saja Management Audit Berdasarkan Fungsi?
Bagaimana Penugasan Khusus dalam Management Audit?
1.3 Tujuan
Diharapkan mampu untuk mengetahui, menjelaskan,mengkalsifikasi, mengidentifikasi :
Pengenalan Industri Auditee
Management Audit dengan Pendekatan Arus Sumber Daya
Management Audit Berdasarkan Fungsi
Penugasan Khusus dalam Management Audit
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGENALAN INDUSTRI AUDIT
Beberapa tahap yang penting dalam menyusun rencana audit adalah mengenal usaha perusahaan dan memiliki gambaranperbandingan perusahaan tersebut dengan perusahaan lain yang sejenis serta posisinya di luar bidang usaha sejenis. Hal ini sesuai dengan norma audit akuntan yaitu norma pelaksanaan audit yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yakni disebutkan bahwa audit harus direncanakan sebaik-baiknya agar akuntan pemeriksa dapat mencapai hasil audit yang tepat. Dengan kata lain dalam melakukan suatu kegiatan audit, seorang auditor harus terlebih dahulu mengumpulkan informasi umum yang penting dari perusahaan yang akan diperiksa. Informasi umum tersebut terbagi atas dua jenis informasi yang perlu dikumpulkan dalam proses pengenalan usaha perusahaan, diantaranya :
Informasi mengenai aspek-aspek di dalam perusahaan.
Diantaranya seperti struktrur organisasi, rencana kebijakan manajemen, sistem akuntansi dan lain-lain yang berhubungan dengan perusahaan.
Informasi mengenai aspek-aspek lingkungan di luar perusahaan.
Meliputi latar belakang industri, seperti pengaruh barang substitusi, posisi industri tersebut dalam perekonomian, dan anggota perusahaan yang bergerak dalam industri yang bersangkutan.
2.2 MANAJEMEN AUDIT DENGAN PENDEKATAN ARUS SUMBER DAYA
Management audit dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, yaitu:
Bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen, seperti produksi, pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, akuntansi, dan lain-lain.
Bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen perusahaan yaitu perencanaan, pelekasanaan, dan pengendalian atau pengawasan.
Bertitik tolak dari arus sumber daya manusia seperti manajemen, mesin (teknologi), material, uang, manusia, dan lain-lain.
2.3 AUDIT MANAJEMEN BERDASARKAN FUNGSI
2.3.1 Audit Pemasaran
A. Definisi Audit Pemasaran
Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran. Menurut Shuchman: suatu penelaahan yang sistematis, teoritikal, dan tidak memihak dari operasi pemasaran total. Menurut Kotler: suatu pengujian yang komprehensif, sistematis dan independen dan periodik dari suatu perusahaan, unit usaha, lingkungan pemasaran, strategi dan aktivitas dengan maksud untuk menentukan area masalah dan peluang serta merekomendasikan suatu rencaan tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Suatu alat utama untuk melakukan pengendalian strategik adalah Audit Pemasaran. Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran. Audit pemasaran mencakup seluruh bidang sasaran utama dari suatu bisnis, bukan terbatas pada beberapa masalah yang muncul. Biasanya audit pemasaran dilakukan oleh pihak lain yang obyektif, berpengalaman dan independen terhadap departemen pemasaran. Pada tabel dibawah akan disajikan bentuk pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh auditor pemasaran. Hasil temuannya mungkin mengherankan dan kadang-kadang mengejutkan manajemen. Manajemen kemudian memutuskan tindakan-tindakan apa yang masuk akal dan bagaimana serta kapan melaksanakannya.
Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran
Tujuan Audit Pemasaran :
a. Untuk mendeteksi ancaman – ancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan
b. Merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi ancaman tersebut.
Manfaat Audit Pemasaran:
a. Analisis mengenai lingkungan eksternal dan situasi internal.
b. Penilaian kinerja masa lalu dan aktivitas sekarang
c. Identifikasi peluang dan ancaman masa yang akan datang.
Audit pemasaran penting karena ketika hal-hal mulai berjalan tidak mulus dalam suatu perusahaan, seperti penjualan menurun, margin yang menurun, kehilangan pangsa pasar, kepastian produksi yang kurang dimanfaatkan, dan sebagainya.
Bentuk Audit
Audit Eksternal
Berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, dimulai dari pengujian informasi ekonomi umum menuju pertumbuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan
Audit Internal
Berkaitan dengan variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang bertujuan untuk menilai sumber daya organisasi sebagaimana berhadapan dengan sumber daya pesaing.
Area yang harus diselidiki sebagai bagian audit pemasaran:
Audit Eksternal
Lingkungan usaha dan ekonomi
Pasar
Kompetisi
Audit Internal
Variabel operasional pemasaran
Operasi dan sumber daya
Tujuan pemasaran,
Strategi pemasaran
Struktur
Sistem informasi
Sistem perencanaan
Sistem pengendalian
Efisiensi fungsional
Efisiensi antar fungsional
Analisis kemampuan laba
Analisisi efektivitas biaya
B. Frekuensi Audit Pemasaran
Frekuensi audit yang seharusnya dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang terpenting adalah :
1. Sifat dari usaha
2. Tingkat perubahan lingkungan, dan
3. Siklus perencanaan ( setahun, dua tahun).
Boker (1985) mengusulkan bahwa penyelidikan yang rinci dalam topik khusus, mis kebijakan penetapan harga, dapat dengan baik diterima untuk beberapa bentuk putaran, agar semua area tercakup dalam durasi dalam siklus perencanaan. Apabila perusahaan secara normal beroperasi dalam suatu siklus tahunan, maka baik sekali memonitor indikator kunci, seperti penjualan, harga, pangsa pasar, dan sebagainnya, dengan dasar bulanan, dan unsur campuran pada putaran 2 bulanan.
Misal :
Bulan ke 2 : penetapan harga
Bulan ke 4 : pengemasan
Bulan ke 6 : promosi
Bulan ke 8 : distribusi
Bulan ke 10 : penjualan
Bulan ke 12 : riset pasar
Suatu pandangan yang berbeda dari frekuensi audit telah dikemukakan oleh berau (1981), yang mengusulkan bahwa setiap 5 tahun sekali secara fisiologi merupakan rentang waktu minimum antar audit. Semakin banyak audit tidak hanya menghilangkan semangat personil pemasaran, akan tetapi menunjukan bahwa kebijakan rekrutmen organisasi memerlukan penelaahan yang sungguh-sungguh.
Dibawah ini adalah suatu checklist dari area yang seharusnya diselidiki sebagai bagian dari audit pemasaran :
A. Lingkungan Usaha dan Ekonomi
Ekonomi
Politik/fiskal/hukum
Sosial/budaya
Teknologi
Antar perusahaan
Pasar
Pasar total, ukuran, pertumbuhan, dan kecenderungan (Nilai/volume)
Karakteristik pasar, pengembangan, dan kecenderungan :
Produk
Harga
Distribusi fisik
Saluran distribusi
Pelanggan/konsumen
Komunikasi
Praktik Industri
C. Kompetisi
Pesaing Utama
Ukuran
Pangsa pasar/cakupan
Reputasi pasar (market standing/reputation)
Kapabilitas produk
Kebijakan distribusi
Metode Pemasaran
Luas Diversifikasi
Masalah Personil
Kaitan internasional
Kemampulabaan
Kekuatan dan kelemahan penting
II.Audit Internal
A. Variabel Operasional Perusahaan
Perusahaan Sendiri
Penjualan (total, lokasi, geografis, menurut tipe industrial, menurut pelanggan, menurut produk)
Pangsa pasar
Margin laba/biaya
Prosedur pemasaran
Organisasi pemasaran
Informasi/riset pemasaran
ariabel bauran pemasaran sebagai berikut ;
Manajemen produk
Harga
Distribusi
Promosi
C. Tipe Audit Pemasaran
Didalam Audit pemasaran terdapat dua tipe audit pemasaran, yaitu:
1. audit fungsional (vertikal) merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian -bagian yang diaudit tersebut,
2. audit menyeluruh (horizontal), yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan.
Namun dalam penentuan tipe audit yang digunakan tergantung dari perusahaan itu sendiri akan seberapa penting audit pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan dan seberapa besar pula dana yang sanggup dikeluarkan perusahaan tersebut untuk melakukan audit pemasaran, karena untuk melakukan audit menyeluruh diperlukan dana yang cukup besar.
Audit pemasaran tidak hanya memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan yang sedang dirundung persoalan. Dalam situasi dan kondisi perusahaan yang berjalan normal, berbagai industri yang dapat melaksanakan audit pemasaran dan menindaklanjuti hasilnya dengan baik sehingga mampu untuk memperkecil kesenjangan negatif antara lingkungan bisnis dengan strategi, taktik dan kapasitas internal perusahaan akan memiliki tingkat return of investment (ROI) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memperhatikan audit pemasaran sebagaimana mestinya.
D. Komponen Audit Pemasaran
Dalam kerangka kerja umum dari audit eksternal dan internal, Kotler ( 1989 ) mengusulkan 6 dimensi khusus yang merupakan kepentingan langsung bagi auditor pemasaran, yaitu :
Audit lingkungan pemasaran ( the marketing environment audit ).
Yang mencangkup analisis kekuatan ekonomi makro yang utama dan kecenderungan dalam lingkungan tugas organisasi. Ini termasuk pasar, pelanggan, pesaing, distributor, dealer, dan pemasok
Audit strategi pemasaran ( the markerting strategy audit ).
Yaitu memfokuskan pada penelaahan dari tujuan dan strategi pemasaran organisasi, dengan penelaahan untuk menentukan bagaimana kecocokan tujuan dan strategi tersebut terhadap lingkungan pasar sekarang yang diramalkan.
Audit organisasi pemasaran ( the marketing organization audit ).
Aspek audit ini mengikuti dari yang kedua dan memberikan perhatian secra khusus pada penilaian kemampuan struktur organisasi dan kesesuaian untuk menerapkan strategi yang diperlukan untuk mengembangkan lingkungan.
Audit sistem pemasaran ( the marketing systems audit )
Yang mencangkup mutu dari system organisasi untuk analisis, perencanaan dan pengendalian.
Audit produktifitas pemasaran ( the marketing productivity audit ).
Yang menguji kemungkinan aspek-aspek yang berbeda dari program pemasaran dan efektivitas biaya dari berbagai tingkat pengeluaran pemasaran.
Audit fungsi pemasaran ( the marketing functions audit ).
Yang mencangkup penilaian rincian dari setiap unsure bauran pemasaran.
E. Auditor Pemasaran
Dalam sistem pemasaran perusahaan, sistem intelijen pemasaran menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan memadai mengenai perkembangan pasar yang berkaitan dengan pelanggan, calon pelanggan, pesaing dan masyarakat. Perusahaan, departemen, atau divisi memanfaatkan riset pemasaran untuk perencanaan sebagaimana halnya pemecahan masalah, seperti pengambilan keputusan pemasaran didasarkan pada hasil riset pemasaran yang memadai. Perusahaan juga memberikan cukup dorongan pada riset pemasaran. Perusahaan memiliki prosedur pengendalian untuk memastikan bahwa rencana tahunan tercapai yaitu yang tercatat pada Annual Bussiness Plan dan Management Review dan perusahaan terorganisasi dengan baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide-ide tentang produk baru melalui Rapat Triwulan dan Review Proyek.
Sistem informasi perusahaan adalah orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan pengambil keputusan pemasaran secara akurat dan tepat waktu. Sistem informasi pemasaran dirancang untuk menghubungkan kebutuhan manajemen terhadap informasi berbagai aktivitas pemasaran yang telah dilakukan dan memenuhi kebutuhan informasi tersebut dalam menjalankan fungsi manajerialnya. Suatu informasi pemasaran yang bermanfaat memiliki karakteristik sebagai berikut:
Relevan, informasi ini dapat mempengaruhi keputusan manajemen (memiliki dmpak yang berbeda pada pengambilan keputusan bisnis)
Cukup, informasi ini tersedia dalam jumlah yang cukup dan teruji keakuratannya.
Kompeten, diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya dan dari proses pengolahan (analisis) data yang tepat.
Efisien, informasi harus diperoleh secara efisien. Pertimbangan biaya dan manfaat harus dijadikan dasar untuk menilai suatu informasi.
2.3.2 Audit Sumber Daya Manusia (Human Resources Audit)
A. Pengertian Audit Sumber Daya Manusia
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program SDM. Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada departemen SDM, tetapi tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada departemen ini. Audit termasuk studi terhadap fungsi manajemen SDM pada organisasi secara keseluruhan termasuk yang dilaksanakan oleh manajer dan para supervisor. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut. Audit bisa dilakukan terhadap satu divisi atau departemen, atau mungkin juga dilakukan terhadap keseluruhan organisasi. Dari hasil audit akan diketahui apakah kebutuhan potensial SDM perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan berbagai hal aktivitas SDM yang masih bisa ditingkatkan kinerjanya.
Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan SDM dengan cara:
Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi bisnis dan tujuan perusahaan.
Menilai kualitas praktik, kebijakan dan pengelolaan SDM.
Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan.
Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.
Menilai hubungan SDM dengan menajemen lini dan cara-cara meningkatkannya.
Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.
Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan rekomendasi khusus.
Menurut Drs.H. Malayu S.P Hasibuan (2013), audit SDM merupakan tindak lanjut dari realisasi perencanaan-perencanaan yang telah dilakukan. Audit SDM penting dan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui apakah para karyawan bekerja dengan baik dan berperilaku sesuai rencana. Pelaksanaan audit SDM ini sangat penting bagi perusahaan maupun bagi karyawan yang bersangkutan.
Menurut Henry Simamora (2006), audit merupakan control kualitas keseluruhan yang mencek aktivitas SDM di dalam sebuah departemen, devisi, atau seluruh organisasi. Audit sumber daya manusia ( Human resource audit ) mengevaluasi aktivitas-aktivitas sumber daya manusia didalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk membenahi aktivitas tersebut. Audit dapat meliputi satu divisi atau seluruh organisasi. Audit ini memberikan umpan balik mengenai fungsi sumber daya manusia kepada manajer operasi dan spesialis sumber daya manusia. Audit sumber daya manusia juga menyediakan umpan balik perihal seberapa baik manajer mengemban tanggung jawab sumber daya manusia mereka.
Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pertanyaan-pertanyaan tingkat kesesuaian antara pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.Menurut Hani Handoko (1995), audit sdm adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan sumber daya manusia yang dilakukan dalam suatu organisasi. Audit tersebut mungkin mencakup satu departemen atau perusahaan keseluruhan. Hasilnya memeberikan umpan balik tentanng fungsi sumber daya manusia bagi para manajer operasional dan departemen sumber daya manusia. Ini juga mengemukakan seberapa baik para manajer mengelolah tugas-tugas sumber daya manusia.
Menurut IBK Bayangkara (2008), audit sdm merupakan penilaian dan analisis yang komperhensif terhadap program-program sdm. Audit sdm menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai aktifitas sdm yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada aktifitas sdm yang di audit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut.dan audit bisa dilakukan terhadap satu devisi atau departemen, atau mungkin juga dilakukan terhadap keseluruhan organisasi.
Menurut Arens (1997) Audit merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut Rivai (2004) Audit SDM adalah pemeriksaan kualitas kegiatan SDM secara menyeluruh dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan SDM dalam suatu perusahaan dengan menitikberatkan pada peningkatan atau perbaikan.Menurut Gomez- Mejia (2001), audit sumber daya manusia merupakan tinjauan berkala yang dilakukan oleh departemen sumber daya manusia untuk mengukur efektifitas penggunaan sumber daya manusia yang terdapat di dalam suatu perusahaan. Selain itu, audit memberikan suatu perspektif yang komprehensif terhadap praktik yang berlaku sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen mengenai pengelolaan SDM serta menemukan peluang dan strategi untuk mengarahkan ulang peluang dan strategi tersebut. Intinya, melalui audit dapat menemukan permasalahan dan memastikan kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundangan-undangan dan rencana-rencana strategis perusahaan.
Menurut Rosari (2008) Audit SDM merupakan suatu metode evaluasi untuk menjamin bahwa potensi SDM dikembangkan secara optimal Secara lebih terinci, audit SDM juga memberi feedback dan kesempatan untuk:
Mengevaluasi keefektifan berbagai fungsi SDM yang meliputi rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan penilaian kinerja.
Menganalisis kontribusi fungsi SDM pada operasi bisnis perusahaan.
Melakukan benchmarking kegiatan SDM untuk mendorong perbaikan secara berkelanjutan.
Mengidentifikasi berbagai masalah strategi dan administratif implementasi fungsi SDM.
Menganalisis kepuasan para pengguna pelayanan departemen SDM
Mengevaluasi ketaatan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan, kebijakan dan regulasi pemerintah.
Meningkatkan keterlibatan fungsi lini dalam implementasi fungsi SDM.
Mengukur dan menganalisis biaya dan manfaat setiap program dan kegiatan SDM
Memperbaiki kualitas staf SDM.
Memfokuskan staf SDM pada berbagai isu penting dan mempromosikan perubahan serta kreatifitas.
Dari berbagai pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa audit MSDM merupakan tindak lanjut untuk mengevaluasi kinerja sumber daya manusia dalam suatu organisasi secara sistematik sesuai aturan yang ditetapkan suatu organisasi atau perusahaan.
B. Manfaat Audit Sumber Daya Manusia
Menurut William B Wertther, Jr dan Keith Davis menyebutkan beberapa manfaat dari audit SDM antara lain :
Mengidentifikasi konstribusi departemen sumber daya manusia bagi organisasi
Meningkatkan citra professional departemen sumber daya manusia
Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih besar diantara anggota-anggota departemen sumber daya manusia
Menjelaskan tugas dan tanggung jawab departemen sumber daya manusia
Merangsang keseragaman berbagai kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Menemukan masalah sumber daya manusia yang kritis
Memastikan ketaatan yang tepat waktu terhadap berbagai ketentuan hukum
Mengurangi biaya sumber daya manusia melalui prosedur personalia yang efektif
Menciptakan peningkatan penerimaan terhadap perubahan yang dibutuhkan didalam departemen sumber daya manusia
Mewajibkan suatu telaah yang cermat atas system informasi departemen.
C. Ruang Lingkup Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM adalah bagian dari manajemen umum yang memfokuskan perhatianya pada unsur kegiatan manusia, terutama berkepentingan dengan input SDM yang dimiliki suatu perusahaan.
Manajemen umum
Manajemen umum
Manajemen SDMManajemen keuanganmanajemen operasionalManajemen perusahaan
Manajemen SDM
Manajemen keuangan
manajemen operasional
Manajemen perusahaan
Dalam mempelajari manajemen SDM yang memfokusan pembhasannya pada unsur SDM, dapat dilihat dari 3 aspek utama dari manajemen SDM yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi manjerial MSDM
2. Funsi operasional MSDM
3. Pernanan MSDM dalam mencapai tujuan perusahaan secara terpadu
Ruang lingkup audit SDM, cara, system, metode penilaian, dan penilai harus diinformasikan secara jelas kepada karyawan supaya mereka mengetahuinya. Ruang lingkup audit SDM, yaitu what, why, where, when, who, and how disingkat 5W+1H.
– What (Apa) yang dinilai, yaitu prestasi kerja, perilaku, kesetiaan, kejujuran, kerjasama, kepemimpinan, loyalitas saat sekarang, potensi akan datang, sifat, dan hasil kerjanya.
– Why (Kenapa) dinilai, untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, kepentingan, pengembangan, dan lain-lain.
– Where (Dimana) dinilai, didalam atau diluar pekerjaan.
– When (Kapan) dinilai, yaitu secara periodic (formal) dan secara terus menerus (informal).
– Who (Siapa) yang menilai, yaitu atasan langsung, atasan dari atasan langsungya, dan atau suatu tim yang dibentuk diperusahaan.
– How (Bagaimana) penilaiannya, yaitu dengan metode tradisional atau metode modern. Metode tradisional seperti rating scale, employer comparation, alternative rangking, paired comparation, dan lain-lain. Metode Modern seperti assessment centre dan ManagementBy Objective atau manajemen berdasarkan sasaran ( MBS=MBO).
C. Audit Fungsi Sumber Daya Manusia
Fungsi SDM dalam mempersiapkan dan mengeloleh SDM memegang perang yang sangat penting dalam pecapaian dalam bersaing perusahaan. Dukungan SDM yang berkualitas tinnggi memiliki korelasi positif dengan penciptaan nilai tambah dan tingkat kualitas keputusan yang diambil didalam perusahaan. Penciptaan nilai tambah bagi perusahaan terjadi jika operasi berjalan sebagai besar (bahkan semuanya) melibatkan aktivitas-aktivitas yang menambah nilai (value added activity) baik bagi perusahaan maupun pelannggan. Hal ini hanya terjadi jika seluruh SDM di dalam perusahaan menyadari bahwa segala aktivitasnya harus memberi kontribusi kepada keunnggulan bersaing perusahaan.
Untuk meningkatkan tanggu jawab seluruh lapisan karyawan pada penciptaan nilai tambah ini, pengelolah SDM harus memjadiakan pemberdayaan karyawan (employee empowerment) sebagai dasar perumusan program dalam bidang SDM dan pelaksanaannya. Dalam hal ini fungsi SDM memegang peranan dan tanggu jawab penting dalam memasok SDM yang memenuhi kualifikasi (kompotensi, loyalitas, dan etos kerja yang tinggi) sesuai dengan kebutuhan keunggulan bersaing perusahaan.
2.3.3 Audit Mutu
A. Definisi Audit Mutu
Audit mutu berarti mempelajari mutu suatu produk tertentu dengan mengambil contoh sekali-sekali di dalam perusahaan atau di pasar. Atau audit mutu memeriksa mutu produk untuk mengetahui apakah tuntutan konsumen dipenuhi. Atau audit mutu memperbaiki cacat jika ada yang ditemukan dan meningkatkan mutu produk (nilai jual) yang menarik perhatian. Dengan kata lain Audit mutu merupakan suatu audit siklus PDCA (plan, do, Check, action), tidak hanya mendorong mutu lebih baik, tapi juga terhadap "perangkat keras".
Tujuan audit Mutu adalah menentukan apakah sistem manajemen mutu bekerja. Sedangkan Tujuan pemeriksaan mutu adalah untuk menentukan apakah kegiatan suatu perusahaan telah sesuai dengan program mutu atau apakah perlu membuat perubahan pada praktek bisnisnya.
B.Definisi Kualitas
Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai bagaimana dan apa kualitas audit yang baik itu. Tidak mudah untuk menggambarkan dan mengukur kualitas jasa secara objektif dengan beberapa indikator. Hal ini dikarenakan, kualitas jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat dan kualitasnya (Parasuraman, et al. dalam Nurchasanah dan Rahmanti (2003)). Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang menggunakan dimensi kualitas jasa dengan cara yang berbeda-beda. Walaupun demikian, Cheney (1993) dalam Nurchasanah dan Rahmanti (2003) menyatakan bahwa penelitian terhadap kualitas jasa tetap penting mengingat meningkatkan tuntutan konsumen terhadap kualitas jasa yang mereka beli.
Kualitas hasil pekerjaan auditor bisa juga dilihat dari kualitas keputusan-keputusan yang diambil. Menurut Edwards, et al. dalam Bedard dan Michelene (1993) ada dua pendekatan yang digunakan untuk yaitu outcome oriented dan process oriented. Pendekatan outcome oriented digunakan jika solusi dari sebuah masalah atau hasil dari sebuah pekerjaan sudah dapat dipastikan. Untuk menilai kualitas keputusan yang akan diambil dilakukan dengan cara membandingkan solusi atau hasil yang dicapai dengan standar hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pendekatan process oriented digunakan jika solusi sebuah permasalahan atau hasil dari sebuah pekerjaan sangat sulit dipastikan. Maka untuk menilai kualitas keputusan yang akan diambil auditor dilihat dari kualitas tahapan/proses yang telah ditempuh auditor selama menyelesaikan pekerjaan dari awal hingga menghasilkan sebuah keputusan.
Pengukuran hasil lebih banyak digunakan karena pengukuran proses tidak dapat diobservasi secara langsung sedangkan pengukuran hasil biasanya menggunakan ukuran besarnya audit. Hal tersebut senada dengan Moizer (1997) yang menyatakan bahwa pengukuran kualitas proses audit terpusat pada kinerja yang dilakukan auditor dan kepatuhan pada standar yang telah digariskan.
C. Definisi Biaya Kualitas
Biaya Kualitas (Biaya Mutu) atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Quality Cost adalah Biaya-biaya yang timbul dalam penanganan masalah Kualitas (Mutu), baik dalam rangka meningkatkan Kualitas maupun biaya yang timbul akibat Kualitas yang buruk (Cost of Poor Quality). Dengan kata lain, Biaya Kualitas (Quality Cost) adalah semua biaya yang timbul dalam Manajemen Kualitas (Quality Management).
Feigenbaum (1961) dalam bukunya yang berjudul "Total Quality Control" menyebutkan bahwa Biaya Kualitas terdiri dari 3 kategori utama, yaitu Biaya Pencegahan (Preventive Cost), Biaya Penilaian (Appraisal Cost) Biaya Kegagalan (Failure Cost). Biaya Kegagalan kemudian dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) dan Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost).
2.4 PENUGASAN KHUSUS DALAM MANAJEMEN AUDIT
Salah satu penugasan khusus dalam manajemen audit yaitu audit operasi internasional. Audit operasi internasional harus memperhatikan langkah-langkah audit diantaranya familiarisasi, verifikasi, evaluasi, dan rekomendasi, laporan lisan dan tertulis, dan tindak lanjut ( follow up). Langkah-langkah ini lebih sulit karena auditor harus beradaptasi dengan keadaan (lingkungan) internasional, maka auditor harus memperhatikan faktor-faktor atau ciri-ciri khusus seperti bahasa dan kebudayaan yang ada.
2.5 TEKNIK-TEKNIK DALAM MANAGEMENT AUDIT
Survei pendahuluan
Tahap ini auditor melakukan pengamatan serta tanya jawab kepada masing-masing personil. Tahap ini bertujun untuk memperoleh gambaran umum mengenai siklus informasi dan pembagian tugas.
Program audit
Program ini berguna untuk mempermudah langkah-langkah audit yang harus dijalankan untuk memperoleh bukti audit yang dapat diandalkan dan kompeten. Program audit minimal berisikan tentang prosedur audit, waktu pelaksanaan audit dan besarnya sampel yang akan diambil. Tahap ini auditor wajib untuk menentukan besaran risiko yang ada pada masing-masing departemen yang akan diaudit. Risiko dalam audit seperti Control Risk yaitu risiko pengendalian yang berada pada masing-masing departemen dan Inherent Risk yaitu risiko yang melekat pada departemen tersebut yang tidak dapat dihilangkan.
Pekerjaan lapangan
Merupakan teknik audit untuk menguji program audit yang telah disusun untuk memperoleh data atau bukti di lapangan dengan menjalankan program audit.
Temuan audit
Temuan ini berguna untuk meyakinkan bahwa pekerjaan audit telah dilaksanakan. Temuan sangat berguna bagi manajemen untuk memperbaik kekurangannya dimasa mendatang.
Kertas kerja
Kertas kerja merupakan acuan yang digunakan auditor untuk menuangkan program audit serta temuan yang ditemukan selama menjalankan audit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Audit manajemen adalah suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat diaudit untuk mencapai efisiensi yang lebih besar, efektifitas, dan ekonomisasi dalam usaha dan organisasi yang lain.
Management audit dapatdilakukandenganberbagaipendekatan, yaitu:
Bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen, seperti produksi, pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, akuntansi, dan lain-lain.
Bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen perusahaan yaitu perencanaan, pelekasanaan, dan pengendalian atau pengawasan.
Bertitik tolak dari arus sumber daya manusia seperti manajemen, mesin (teknologi), material, uang, manusia, dan lain-lain.
Management audit memiliki beberapa teknik diantaranya yaitu survei pendahuluan, program audit, pekerjaan lapangan, temuan audit, dan kertas kerja.
3.2 Saran
Bagi perusahaan yang ingin mengetahui seberapa efektif, efisien, dan ekonomis proses yang telah dilakukan maka suatu perusahaan harus menggunakan audit manajemen.
Untuk perusahaan yang memiliki tingkat organisasi yang lebih banyak maka sebaiknya perusahan tersebut mengklasifikasikan audit manajemen ke dalam ruang-ruang lingkup berdasarkan pembagian manjemen didalam perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I Komang dkk. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Bayangkara,IBK. 2008. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta:Salemba Empat.
http://dokumen.tips/documents/audit-manajemen-55c611fab7490.html
https://prezi.com/uhadf2-gdpee/teknik-pendekatan-audit-manajemen/
http://goimtotosik.blogspot.co.id/2014/02/makalah-audit-manajemen.html
http://www.kajianpustaka.com/2013/03/audit-manajemen.html
http://yuliakurnia.blogspot.co.id/2011/12/audit-manajemen-pemasaran.html
http://yuniastiamaharani.blogspot.co.id/2009/10/audit-pemasaran.html
https://lizenhs.wordpress.com/2014/07/28/audit-mutu-dan-audit-kendali-mutu/
http://zetzu.blogspot.co.id/2011/11/kualitas-audit.html
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-biaya-kualitas-quality-cost-dalam-produksi/