KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Alah SWT, yang senantiasa memberikan rahmad dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelaesaikan makalah makalah
“SUNAH
dan BID’AH” .
Penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya yaitu sebagai bahan bacaan yang memberikan ppencerahan dan wawasan kepada kita. Penulis menyadarai makalah yang disusun ini masih banyak kekurangan atau kesalahan baik dari segi susunan maupun isi, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari dosen maupun pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang selanjutnya. selanjutnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..............................................................................................i KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDHULUAN...........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2 A. Pengaertian Sunah...........................................................................2 B. Pengertian Bid’ah.............................................................................3 BAB III KESIMPULAN...........................................................................................6 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................7
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sunah merupakan hukum islam yang ke dua setelah Al-Qur’an. Mengkaji dan mempelajari sunnah itu sangat penting karena merupakan pelengkap dari pada Al Qur’an. Memahami sunah intinya agar dapat antara sunah atau bid’ah. Bid’ah berarti mengada-adakan, maka dari itu intinya memahami dan mengkaji tentang bid’ah agar bisa membedakan bid’ah khasanah dan dholalah
1
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sunnah
Secara etimologis kata sunnah berarti jalan atau tata cara yang telah mentradisi. Sunnah juga berarti raktek yang diikuti arah, model prilaku, atau tindakan, ketentuan dan raturan. Disisi lain, sunnah juga diartikan sebagai penengah diantara berbagai ekstrimitas atau middle way . Dalam Al-Qur’an kata sunnah disebut enam belas kali termasuk sunnah. K ata sunnah dalam Al-Qur’an digunakan untuk beberapa konteks, yang secara garis besar yakni Sunnah al-awwalin dan Sunnahtullah. Selanjutnya, kata sunnah juga banyak dijumpai dalam sabda Nabi Muhammad seperti: “Barang siapa yang tidah suka dengan sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku”(H.R. Ahmad). Sunnah daalam haadis ini berarti tata cara, yakni bahwa seseorang yang tidak mengambil tata cara Nabi dan mengambil tata cara yang lain maka ia bukan 1)
golongan Nabi.
Di samping itu, kata sunah juga digunakan sebagai istilah teknis dalam berbagai disiplin ilmu keislaman. Ulama muhaddisin memberikan termonologis sunnah sebagai : “segala sesuatu yang berasal dari nabi muhammad berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, karakteristik etik, dan fisik atau sejarah baik sesudah kenabian seperti menyendiri digua hiro, maupun sesudahnya. Di sisi lain, para ulama ushuliyin mendefinisikan sunnah sebagai : “Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi selain Al-Qur’an berupa perkataan, perbuatan, atau ketetapan yang menghasilkan dalil hukum syari’at”. Sedangkan ulama fiqih memberikan definisi sunnah sebagai : “Segala sesuatu yang ditetapkan dari Nabi Muhammad SAW, yang tidak termasuk kategori fardhu dan tidak wajib. 1)
Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-Asqalany, t. th.: 105
2
Perbedaan definisi dikalangan ulama mengenai sunnah tersebut muncul karena perbedaan suduk pandang mereka dalam memahami kedudukan rosulullah. Ulama muhaddisin melihat pengertian sunah dalam perspektif bahwa rosulullah adalah sosok pemimpin dan pemberi tauladan yang baik, sehingga mereka mengambil apa saja yang berkaitan dengan Nabi, baik berupa sejarah, budi prilaku, berita-berita, sabda-sabda maupun tindakannya, baik yang mengandung ketentuan hukum. Sedangkan ulama usuliyyin semata-mata meninjau sunah dalam p erspektif bahwa rosulullah adalah legislator syari’ah yang menetapkan dasar ho kum bagi para mujtahid dan menjelaskan kaidah hidup bagi manusia. Dalam pengertian khusus term sunnah ditujukan kepada perkataan, perbuatan, dan taqrir rosulullah. Kadang-kadang ditujukan kepada realitas praktis dalam menerapan syariat pada masa kenabian. Artinya kondisi yangdipraktekan oleh umat islam pada periode awal. B. Pengertian Bid’ah
Menurut ulama bid’ah adalah segala sesuatu yang diada-adakan dalam bentuk yang belum ada contohnya dari Nabi Muhammad SAW, sahabat, dan generasi sesudahnya. Artinya segala perbuatan yang sdiadakan dalam ajarana agama tanpa ada landasan syari’atnya. Imam Syafi’i : bid’ah adalah segala hal baru yang terdapat pada masa Rosulullah SAW dan Khulafa Al-Rasyidun. Ibnu Rajab Al-Hanbali mendefinisikan bid’ah sebagai sesuatu yang baru yang tidak ada dasar syari’atnya. Sedangkan Al Syatibi mengatakan bahwa bid’ah adalah thariqah atau metode yang diciptakan menyerupai syari’at dalam ajaran agama untuk dikerjakan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dari aspek kajian ushul fiqh, bid’ah diklasifikasikan menjadi dua bagian : 1. Bid’ah meliputi segala sesuatu yang diada-adakan dalam bidang ibadah saja. 2. Bid’ah meliputi segala urusan yang sengaja diada-adakan dalam agama, baik yang berkaitan dengan urusan ibadah maupun urusan adat. Para ulama mengklasifikasikan bidah menurut bahasa menjadi dua bagian : bid’ah hasanah dan bid’ah sayyi’ah.
3
Bid’ah hasanah diklasifikasikan lagi menjadi : 1. Bid’ah wajib adalah segala perbuatan yang masuk dalam kategori kaidahkaidah wajib dan masuk dalam kategori dalil agama. 2. Bid’ah mandubah adalah segala perbuatan yang masuk dalam kategori nadb. 3. Bid’ah muharam adalah segala perbuatan yang termasuk kedalam kategori perbuatan yang diperbolehkan. Bid’ah sayyi’ah diklasifikasikan menjadi : 1. Bid’ah makruhah adalah segala perbuatan yang termasuk ke dalam kategori yang dibenci. 2. Bid’ah muharram adalah segala perbuatan yang masuk dalam kategori yang diharamkan. Sementara para ulama yang memandang bid’ah dari aspek syari’at membagi bid’ah kedalam dua jenis yakni bid’ah adiyah dan bid’ah ta’abudiyah. Bid’ah al-adiyah adalah adat kebiasaan duniawi yang telah diserahkan oleh rosulullah kepada umatnya untuk dilaksanakan atau ditinggalkan. Sebagaimana dalam sabdanya : “ kamu lebih tahu dengan urusan duniamu” (H.R Muslim). Jadi kelompok ini memandang bahwa pengertian bid’ah wajibah dan bid’ah mandubah, sebagaimana dikemukakan oleh para ulama dalam aspek kebahasaan dianggap sebagai al-maslahah al-mursalah. Menurut Al-syatibi bid’ah dapat dikategorikan atas dua macam: 1. Bid’ah haqiqiyah (bid’ah hakiki) adalah segala sesuatu yang tidak ada dasar dan rujukanya dalam syariat baik dalam al- qur’an , sunah, ijmak, maupun dalil-dalil lain yang bisa digunakan sebagai pedoman ulama dalam menetapkan hukum. 2. Bid’ah idafiyah (bid’ah karena hal lain) adalah sesuatu yang dianggak bid’ah berdasarkan salah satu sisinya.
4
Menurut Izzat Ali Id Atiyah bid’ah diklasifikasikan menjadi tiga: 1. Bid’ah I’tiqadiyah (bid’ah dalam keyakinan) adalah bid’ah karena menganut suatu keyakinan yang tidak sesuai dengan keyakinan yang dibawa oleh rosulullah. 2. Bid’ah qouliyah (bid’ah ucapan) yaitu suatu bid’ah yang mengubah ucapan nabi Muhammad SAW. 3. Bid’ah amaliyah (bid’ah dalam perbuatan) yaitu bid’ah karena menentang perbuatan rosulullah SAW dalam hadis-hadisnya.
5
BAB III KESIMPULAN
Secara etimologis berarti jalan atau tata cara yang telah mentradisi. Dalam Al-Qur’an sunah digunakan untuk beberapa konteks yang secara garis besar digolongkan kedalam dua hal yaitu: b. Sunnah al-awwalin adalah sunah yang menimpa orang-orang terdahulu a. Sunnatullah yang mengandung arti ketentuan Allah SWT ( cara atau aturan yang berlaku bagi makhluknya) Ussuliyin mendefinisikan sunnah sebagai berikut: -
Sesuatu yang disandarkan kepada nabiSWT selain al- qur’an berupa perbuatan, perkatan, atau ketetapan yang menghasilkan dalil-dalil bagi hukum syariat.
Ulama fiqh mendefinisikan sunah sebagai sesuatu yang ditetapkan Nabi Muhammad SAW, yang tidak termasuk kategori wajib atau tidak wajib. Menurut para ulama bid’ah adalah segala sesuatu yang di ada-adakan dalam ajaran agama tanpa ada landasan syari’atnya. Bid’ah menurut bahasa diklasifikasikan menurut bahasa menjadi dua, yakni bid’ah hasanah (inovasi yang baik) dan bid’ah sayyi’ah (inovasi yang jelek).
6
DAFTAR PUSTAKA
ISLAM Ahlusunnah Waljama’ah di Indonesia, Aceng Abdul Azis, Pustaka Ma’arif NU, Jakarta
2007.
7