BAB I PENDAHULUAN
1. Lata Latarr Be Bela laka kang ng
Kalium adalah penting penting untuk untuk fungsi fungsi normal normal dari otot, jantung, jantung, dan saraf. Hal ini memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos (seperti (se perti otot yang ditemukan di saluran pencernaan) dan otot rangka (otot(otot-oto otott ekstre ekstremit mitas as dan dada), dada), serta serta otot-o otot-otot tot jantun jantung. g. Hal ini juga juga penting untuk transmisi normal sinyal listrik seluruh sistem saraf dalam tubuh.Kadar normal kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung normal listrik. Kedua kadar kalium darah rendah ( hipokalemia ) dan kadar kalium kalium darah darah tinggi tinggi (hiper (hiperkal kalemia emia)) dapat dapat menyeb menyebabk abkan an ritme ritme jantun jantung g abnormal . Hyperkalemia Hyperkalemia adalah umum, umum, hal itu didiagnosi didiagnosiss pada sampai dengan dengan 8 dari pasien ra!at inap di "# $ntungnya, $ntungnya, kebanyakan kebanyakan pasien memiliki memiliki hiperk hiperkalem alemia ia ringan ringan (yang (yang biasany biasanyaa ditoler ditolerans ansii dengan dengan baik). baik). %amun, %amun, kondisi yang menyebabkan hiperkalemia ringan bahkan harus diobati untuk mencegah perkembangan ke hiperkalemia yang lebih parah. &ingkat yang sang angat
tinggi
kalium
dalam
dara arah
(hiperka rkalem lemia
berat) at)
dapat
menyebabkanserangan jantung dan kematian.'ila tidak dikenali dan diobati dengan benar, hasil hiperkalemia berat dalam tingkat kematian sekitar .
2. Tujuan a. Tujuan juan umum mum
*ahasis *ahasis!a !a mampu mampu memaham memahamii secara secara keselu keseluruh ruhan an konsep konsep hiperkalemia dan asuhan kepera!atan hiperkalemia. b. Tujuan Tujuan khusus kh usus + i keta ketahu huin inya ya def defen enis isii hiper hiperka kale lemi mia. a. ike iketah tahui uiny nyaa etiolo etiologi gi hiper hiperka kalem lemia. ia. ike iketah tahui uiny nyaa mani manife festa stasi si hiperk hiperkal alem emia. ia. / iketah iketahuin uinya ya patofi patofisio siolog logii hiperka hiperkalem lemia. ia. 0 iketah iketahuin uinya ya asuhan asuhan kepera kepera!ata !atan n hipe hiperkal rkalemi emia. a.
1
BAB II
2
LANDASAN TEORI
1. De!n!s! h!"erkalem!a Hiperkalemia (kadar kalium serum 1 0,2 m3456) terjadi karena
peningkatan masukan kalium, penurunan ekskresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium keluar dari sel sel. 7erubahan pada kadar kalium serum menunjukkan perubahan pada kalium 3#, tidak selalu perubahan pada kadar tubuh total. 7ada ketoasidosis diabetik, sebagai contoh, kalium dalam jumlah besar dapat hilang pada urine karena diuresis osmotic akibat glukosa. *eskipun terdapat penurunan bermakna pada kadar kalium total tubuh, pasien pada a!alnya tampak normal atau kalium meningkat (Horne, *irna *, 222). 'ila konsentrasi kalium plasma lebih dari 0,2 m3456 maka muncul hiperkalemia. 'iasanya disertai dengan gagal ginjal bila ginjal tidak mampu mensekresi kalium. #elain itu, hiperkalemia dapat terjadi pada trauma atau luka bakar luas, pada kondisi ini sel-sel yang rusak mengeluarkan simpanan kalium intraselnya. Kasus hiperkalemia telah dilaporkan pada pemberian intravena larutan kalium yang sangat pekat yang tidak disengaja atau pemberian intravena kalium pada pasien yang pengeluaran urinenya rendah (cor!in, eli9abeth :, 22;). Hiperkalemia mengacu pada konsentrasi kalium serum yang lebih tinggi dari normal. Hal ini jarang terjadi pada pasien dengan fungsi ginjal normal. #eperti hipokalemia, hal ini sering terjadi karena penyebab iatrogenik (dirangsang oleh pengobatan). *eskipun lebih jarang terjadi dibandingkan hipokalemia, hiperkalemia lebih berbahaya karena henti jantung lebih sering dihubungkan dengan kadar kalium serum yang tinggi (smelt9er, su9anne , 22+). #ecara teknis, hiperkalemia berarti tingkat potassium dalam darah yang naiknya secara abnormal. &ingkat potassium dalam darah yang normal adalah .0- 0.2 millie4uivalents per liter (m3456). &ingkat-tingkat potassium
antara
0.+
m3456
3
sampai
.2
m3456 mencerminkan
hiperkalemia yang ringan. &ingkat potassium dari .+ m3456 sampai .2 m3456 adalah hiperkalemia yang sedang, dan tingkat-tingkat potassium diatas m3456 adalah hiperkalemia yang berat5parah. (a!odu, # 22/) 2. Et!#l#g! h!"erkalem!a 7enyebab hiperkalemia adalah penggunaan turniket yang terlalu
kencang di sekitar ekstremitas ketika mengambil sampel darah dan hemolisis sampel sebelum analisis. 7enyebab lain termasuk leukositosis atau trombositosis dan pengambilan darah tepat di atas tempat infus kalium. Kegagalan untuk menyadari penyebab palsu hiperkalemia dapat berakibat pengobatan agresif hiperkalemia yang sebenarnya tidak terjadi, yang mengakibatkan penurunan kadar kalium serum yang serius. Karena itu, pengukuran dari kadar yang terlalu meningkat harus dipastikan kembali. 7enyebab utama dari hiperkalemia adalah penurunan ekskresi kalium ginjal. Karena itu, hiperkalemia yang bermakna umumnya terjadi pada pasien gagal ginjal yang tidak diobati, terutama jika kalium dilepaskan dari sel-sel selama proses infeksi atau adanya sumber kalium eksogen yang berlebihan, seperti dalam diet atau dalam pengobatan. efisiensi kortikosteroid adrenal menyebabkan kehilangan natrium dan retensi kalium.
Karena
itu,
hipoaldosteronisme
dan
penyakit
addison
menimbulkan predisposisi terhadap hiperkalemia (smelt9er, su9anne , 22+). 7enyebab-penyebab utama dari hyperkalemia adalah disfungsi ginjal, penyakit-penyakit dari kelenjar adrenal, penyaringan potassium yang keluar dari sel-sel kedalam sirkulasi darah, dan obat-obat. (a!odu #, 22/) $. %an!estas! kl!n!s Hiperkalemia menyebabkan kelemahan otot skeletal dan bahkan paralisis, yang berhubungan dengan blok depolarisasi pada otot. #ama halnya, konduksi ventrikuler melambat. *ual, kolik intestinal intermiten, dan diare juga terjadi pada pasien hiperkalemia(smelt9er, su9anne , 22+).
4
&anda dan gejala dari hiperkalemia adalah mual, lelah, kelemahan otot, atau kesemutan.
&. Path'a( h!"erkalem!a
5
). Asuhan ke"era'atan h!"erkalem!a a. Pengkaj!an +. &anda dan gejala = peka rangsang, ansietas, kram abdomen, diare,
kelemahan (khususnya ekskremitas ba!ah), parestesia. . 7engkajian fisik = nadi tidak teratur, standstill jantung terjadi pada kadar 1 8,0 m3456. . >i!ayat dan faktor resiko = a. *asukan tinggi kalium tidak tepat = biasanya pemberian kalium intravena.
6
b. 7enurunan ekresi kalium = sebagai contoh, pada penyakit ginjal, penggunaan diuretik pengikat kalium, atau insufisiensi adrenal (penyakit addison?s). c.
dan ion bikarbonat @
−¿ ¿ HCO3
A) karena hiperkalemia sering
terjadi pada asidosis. c. 3< diagnostik = perubahan progresif termasuk gelombang & tinggi dan kecil, interval 7> panjang, depresi #&, B># melebar, kehilangan gelombang 7. "khirnya B># menjadi makin lebar dan terjadi henti jantung. 0. 7enatalaksanaan a. Kation yang mengubah resin (mis, kay9alate) deberikan baik secara oral, nasogastrik, atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium di usus. 6arutan biasanya dikombinasi dengan sorbital untuk mencegah konstipasi dari kayeCalate
dan
karena
diare,
sehingga
meningkatkan
kehilangan kalium di usus. b. 7enurunan masukan kalium = diet menghindari makanan yang mengandung kalium tinggi. Dntravena khusus atau formula enteral dapat diatur untuk pasien dengan gagal ginjal c. Dntravena kalsium glukonat = untuk meniadakan
efek
neuromuskular dan jantung terhadap hiperkalemia. Kadar
7
kalium serum akan tetap tinggi. Kalsium klorida juga dapat digunakan. d. Dntravena glukosa dan insulin = untuk memindahkan kalium ke sel-sel. 7enurunan kalium serum ini sementara (kira-kira jam). 'iasanya glukosa hipertonik (ampul 02E atau 22-022 ml +2E) diberikan dengan insulin reguler. e. 'ikarbonat natrium = untuk memindahkan kalium kedalam selsel. 7enurunan kalium serum sementara (selama kira-kira +- jam). f. ialisis = untuk membuang kalium dari tubuh. ialisis paling efektif untuk membuang kelebihan kalium. *. D!agn#sa ke"era'atan 7enurunan curah jantung yang berhubungan dengan faktor listrik
(resiko disritmia ventrikel) sekunder terhadap hiperkalemia berat atau koreksi hiperkalemia terlalu cepat dengan akibat hipokalemia. +. Inter,ens! +. 7antau masukan dan haluaran. Easpadakan dokter terhadap
haluaran urine F 2 ml5jam. Gliguria meningkatkan resiko terhdap terjadinya hiperkalemia. . 7antau terhadap indikator hiperkalemia (mis, peka rangsang, ansietas, kram abdomen, diare, kelemahan ekstremitas ba!ah, parestesia, nadi tidak teratur). :uga !aspada terhadap indikator hipokalemia (mis, kelelahan, kelemahan otot, kram kaki, mual, muntah, penurunan bising usus, parestesia, nadi lemah dan tidak teratur) setelah pengobatan. Kaji terhadap sumber kalium = obatobatan (mis, kalium penicillin <), darah dari bank (darah lama, jumlah kalium lebih besar karena pelepasan kalium saat #* mati dan rusak), pengganti garam, perdarahan
8
/. Dndikator fisik kadar kalium abnormal sulit untuk mengidentifikasi (depresi segmen #&, gelombang & datar, adanya gelombang $, distrimia ventrikel), yang dapat terjadi sekunder terhadap terapi, atau hiperkalemia lanjut ( gelombang & tinggi dan kecil, interval 7> memanjang, depresi #&, B># lebar, kehilangan gelombang 7). 'eritahu dokter stat bila perubahan 3K< terjadi. 7erubahan 3K< pada kadar kalium tertentu akan kurang dramatis pada pasien ginjal kronis yang mengalami hiperkalemia lebih lambat. 0. 'erikan kalium glukosa sesuai program, berikan
dengan
ke!aspadaan pada pasien yang menerima digitalis karena toksisitas digitalis dapat terjadi. . 'ila pemberian kation penukar resin dengan enema, anjurkan pasien untuk menahan larutan selama sedikitnya 2-2 menit untuk menjadin efek teraupetik.
BAB III -ASUS 1. -asus
#eorang laki laki berusia 00 tahun masuk ke D< salah satu rumah sakit dengan sakit kepala, keram perut yang disertai mual dan muntah serta tangan dan kaki kebas, pasien dengan ri!ayat gagal ginjal. &&I= & = ;25 00 mmHg, >> + C5 menit, nadi ++0 C5 menit, suhu Jc. Hasil pemeriksaan nyeri menggunakan skala nurmerik ( 5 nyeri sedang ) hasil
9
pemeriksaan elektrolit serum = k L ,2 m34 5 6 produksi urine menurun 2cc 5 jam hasil elektrocardiograf ( 3K< ) diperoleh adanya gangguan irama jantung. 2. Pengkaj!an a. Ddentitas diri %ama = &uan M $sia = 00 tahun b. Keluhan utama #akit kepala, keram perut disertai mual dan muntah serta tangan
dan kaki kebas. c. 7emeriksaan fisik %eurosensori *usculloskeletal
= sakit kepala = tangan dan kaki kebas. = mual dan muntah = kram perut = & = ;2 5 00 mmH<, >> = + C 5 menit,
%adi ++0 C 5 menit, #uhu Jc d. 7emeriksaan penunjang 3lectrolitserum = K m34 5 l 7roduksi urin menurun 2 cc5jam 3K< diperoleh adanya gangguan irama jantung $. Anal!s!s Data ata pasien
*asalah Kepera!atan Kelebihan volume cairan
G = - & = ;2 5 00 mmHg ->> = + C 5 menit - %adi = ++0 C 5 menit - pemeriksaan elektolit serum = k = ,2 m34 5 6 - produksi urine menurun = 2 cc 5 jam
# = keram perut disertai mual dan muntah, tangan dan kaki kebas G =
7enurunan curah jantung 10
- & = ;2 5 00 mmHg ->> = + C 5 menit - %adi = ++0 C 5 menit 3K< = adanya gangguan irama jantung
# = #akit kepala, keram perut disertai mual dan muntah, tangan dan kaki kebas G = - & = ;2 5 00 mmHg ->> = + C 5 menit - %adi = ++0 C 5 menit - #uhu Jc
>esiko gangguan nutrisi
# = mual dan muntah G= - & = ;2 5 00 mmHg ->> = + C 5 menit - %adi = ++0 C 5 menit
- pemeriksaan elektolit serum = k = ,2 m34 5 6 - produksi urine menurun = 2 cc 5 jam #= sakit kepala
&. D!agn#sa ke"era'atan +. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan hiperkalemia . 7enurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan irama
jantung . Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah /.
11
iagnosa
&ujuan %G
Dnterverensi %D
Kepera!atan C = kelebihan
&ujuan = #etelah
3lectrolyte
volume cairan
melakukan tindakan
*anagement
b.d hiperkalemia
kepera!atan / C /
Hypercalemia *onitor tanda •
jam volume ciaran
dan gejala dari
kembali normal %G = perubahan ekg menjadi 0
•
hiperkalemia *engelola eletrolit mengikat dan buang air jika
•
diperlukan *engelola ketentuan
•
dioretik *enginstruksika n pasien tentang penggunan
•
terapi dieuretik *engintruksika n pasien atau keluarga untuk mengobati hipperkalemia pada institusi 7antau masukan
C = 7enurunan
&ujuan = alam C/
curah jantung
jam irama jantung
dan haluaran
b.d perubahan
kembali normal %G = irama respirasi
urin 7antau terhadap
irama jantung
•
•
menjadi 0
indikator •
12
hiperkalemia 7antau kadar
•
kalium serum Dndikator fisik kadar kalium
•
abnormal 'erikan kalsium glukosa sesuai
C = Ketidak
&ujuan = dalam C /
seimbangan
jam mual muntah
nutrisi kurang
teratasi %G = 7rekuensi mual
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
program +. *anajemen nutrisi = *emonitor tren • pada kehilangan •
menjadi 0 Dntensitas mual menjadi 0 Nrekuensi muntah / menjadi 0 Dntensitas muntah /
berat badan *emonitor turgor kulit dan
•
mobilitas *emonitor mual
•
dan muntah *engidentifikas i ketidak
menjadi 0
normalaan pada •
kulit *enentukan pola makan ( makanan yang disuka atau tidak, kelebihan konsumsi makanan cepat saji, salah
makan) . *anajemen *ual *endapatka • n ri!ayat pera!atan
13
•
lengkap *engurangi faktor yang memicu faktor yang meningkatk
•
an mual *eng evaluasi
•
rasa mual Ddentivikasi faktor penyebab ( obat) mungkin dapat menyebabk an rasa
C =
&ujuan = #etelah melakukan
mual 7ain *anagement = 6akukan •
tindakan kepera!atan
pera!atan
C / jam nyeri pasien
komfrensif
berkurang %G = #kala nyeri menjadi
untuk nyeri
0
karakteristik
meliputi lokasi
durasi frekuensi kualitas intensitas atau •
keparahan nyeri Kaji tanda non verbal terhadap ketidaknyamana
14
•
n ari tau faktor yang memperparah
•
nyeri ontrol faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi respon pasien ketidaknyamana
•
n "jarkan pasien teknik non parmakologi ( relaksasi nafas dalam, hipnotis, distaksi
BAB I PE%BAHASAN
#etelah membaca dan memahami tinjauan teori pada bab DD mengenai hiperkalemia, dapat kita simpulkan bah!a pasien dalam kasus diatas mengalami hiperkalemia yang disebabkan oleh gagal ginjal yang diderita oleh pasien. Hal ini
15
dibuktikan dengan pengkajian yang telah dilakukan dan diperoleh sebagai mana tertera pada bab DDD. ari pemeriksaan labor pasien menunjukkan kadar kalium yang lebih dari angka normal, yaitu elektrolit serum = k L ,2 m34 5 6, sedangkan kadar normalnya hanya berkisar ,0 0,2 m34 5 6. Kemudian pemeriksaan fisik pasien juga menunjukkan tanda tanda lain dari hiperkalemia yaitu, pasien mengeluhkan sakit kepala, keram perut disertai mual dan muntah serta tangan dan kaki kebas, tekanan darah = ;2 5 00 mmH<, >> = + C 5 menit, dan nadi ++0 C 5 menit, 7emeriksaaan penunjang yang dilakukan juga menunjukkan gejala dari hiperkalemia yaitu, 3K< diperoleh adanya gangguan irama jantung. sehingga dapat kita simpulkan bah!a gejala gejala yang dialami pasien tersebut sesuai dengan teori yang ada dan merupakan gejala gejala dari hiperkalemia yang sudah sama sama kita ketahui dari tinjauan teori diatas, !alaupun tidak semua gejala pada teori muncul pada pasien dalam kasus. ari segi diagnosa kepera!atan, kami mengangkat diagnose yang berbeda dengan diagnose pada askep teori. ari diagnosa teori, kita ketahui bah!a diagnose yang diangkat adalah penurunan curah jantung yang berhubungan dengan faktor listrik (resiko disritmia ventrikel) sekunder terhadap hiperkalemia berat atau koreksi hiperkalemia terlalu cepat dengan akibat hipokalemia. #edangkan pada askep kasus kami mengangkat diagnosa utama yaitu kelebihan volume cairan berhubungan dengan hiperkalemia. #etelah kami melakukan diskusi kelompok, kami berpendapat bah!a diagnose pada askep teori yaitu penurunan curah jantung juga terjadi pada pasien didalam kasus, sesuai dengan G dan # pada analisa data. #ehingga kami juga memasukkan diagnose penurunan curah jantung pada diagnose yang kedua setelah diagnose kelebihan volume cairan. Hal ini kami lakukan berdasarkan gejala gejala yang di alami pasien pada kasus dan setelah melakukan analisa data, kami sepakat masalah utama yang dialami pasien adalah kelebihan volume cairan berhubungan dengan hiperkalemia. *enurut kelompok kami juga, apabila masalah hiperkalemia yang dialami pasien dapat diatasi, maka masalah penurunan curah jantung pasien juga akan ikut membaik dan dapat diatasi.
16
Karena mengangkat diagnose utama yang berbeda, intervensi yang direncanakan pada askep teori dan askep kasus pun berbeda. &etapi intervensi yang kami rencanakan pada askep kasus untuk diagnose penurunan curah jantung tidak memiliki perbedaan yang berarti dengan intervensi pada askep teori untuk diagnose yang sama. Kemudian, pada askep kasus kami juga menambahkan intervensi terkait dengan diagnose yang ketiga dan keempat yaitu ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah dan gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan sakit kepala. #edangkatkan pada askep teori hanya ada intervensi untuk satu diagnose saja.
BAB PENUTUP 1. -es!m"ulan
17
Hiperkalemia (kadar kalium serum 1 0,2 m3456) terjadi karena peningkatan masukan kalium, penurunan ekskresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium keluar dari sel sel. 7erubahan pada kadar kalium serum menunjukkan perubahan pada kalium 3#, tidak selalu perubahan pada kadar tubuh total. 7ada ketoasidosis diabetik, sebagai contoh, kalium dalam jumlah besar dapat hilang pada urine karena diuresis osmotic akibat glukosa. *eskipun terdapat penurunan bermakna pada kadar kalium total tubuh, pasien pada a!alnya tampak normal atau kalium meningkat (Horne, *irna *, 222). 7enyebab hiperkalemia adalah penggunaan turniket yang terlalu kencang di sekitar ekstremitas ketika mengambil sampel darah dan hemolisis sampel sebelum analisis. 7enyebab lain termasuk leukositosis atau trombositosis dan pengambilan darah tepat di atas tempat infus kalium. Hiperkalemia menyebabkan kelemahan otot skeletal dan bahkan paralisis, yang berhubungan dengan blok depolarisasi pada otot. #ama halnya, konduksi ventrikuler melambat. *ual, kolik intestinal intermiten, dan diare juga terjadi pada pasien hiperkalemia(smelt9er, su9anne , 22+). &anda dan gejala dari hiperkalemia adalah mual, lelah, kelemahan otot, atau kesemutan.
DA/TAR PUSTA-A
Horne, *.*., O s!earingen, 7. 6. (22+). Keseimbangan cairan, electrolit & asam basa (ed. 2). :akarta = 3<. #melt9er, su9anne . (22+). Buku ajar keperawatan medikal bedah. :akarta = 3<.
18
%"%" Dnternation, inc. (2+/). Nursing diagnosa definision and clasification 2!"#2!$ . $K = !iley 'lacck!ell. %ursing intervention calssification (%D). (2+). Nursing outcome classification (N%) . #t. 6ouis *issouri = 3lsavier *osby %ursing outcome classification (%G). (2+). Nursing outcome classification (N%) . #t. 6ouis *issouri = 3lsavier *osby
19