BAB I PENDAHULUAN A. Latar Latar Belakang Belakang
Ablasio retina terjadi bila ada pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel berpigmen berpigmen retina dibawahny dibawahnyaa karena retina neurosensori, neurosensori, bagian bagian retina yang mengandung mengandung batang dan kerucut, terkelupas terkelupas dari epitel epitel berpigmen berpigmen pemberi nutrisi, maka sel fotosensitif ini tak mampu melakukan aktivitas fungsi visualnya dan berakibat hilangnya penglihatan (C. Smelzer, Suzanne, !!". #epasnya retina dapat menyerang satu dari $!.!!! orang setiap tahun di Amerika Serikat. %ejadian ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, berapapun, walaupun walaupun biasanya biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua. %ejadian ini lebih besar kemungkinannya kemungkinannya terjadi pada orang yang menderita rabun jauh (miopia" atau berkacamata minus dan pada orang& oran orang g yang yang angg anggot otaa kelu keluar arga gany nyaa ada ada yang yang pern pernah ah meng mengala alami mi lepa lepass reti retina na.. #epasnya retina dapat pula terjadi akibat pukulan yang keras. Selain itu, walaupun agak jarang, kondisi ini dapat merupakan penyakit keturunan yang bahkan dapat terjadi pada bayi dan anak&anak. 'ila tidak segera dilakukan tindakan, lepasnya retina akan mengakibatkan cacat penglihatan atau kebutaan. B. Rumusan Rumusan Masala Masalah h
$.
Apa Apa pen penge gerti rtian an ablas ablasio io eti etina na))
.
Apa Apa etio etiolo logi gi ablas ablasio io eti etina na))
*.
Apa Apa man manif ifest estasi asi abla ablasi sio o et etin ina) a)
+.
'aga 'agaim iman anaa pat patof ofisi isiol olog ogii et etin ina) a)
.
'agaim 'agaimana ana peme pemerik riksaan saan penunj penunjang ang ablasi ablasio o etin etina) a)
-.
'agaim 'agaimana ana penata penatalak laksana sanaan an ablasio ablasio etina etina))
.
'aga 'agaim iman anaa ask askep ep abla ablasi sio o et etin ina) a)
$
C. Tujuan
$.
/ntuk /ntuk mengeta mengetahui hui penger pengertia tian n abla ablasio sio etina etina))
.
/ntuk /ntuk mengeta mengetahui hui etiolo etiologi gi ablasi ablasio o eti etina) na)
*.
/ntuk /ntuk mengeta mengetahui hui manifes manifestasi tasi ablasio ablasio etina etina))
+.
/ntuk /ntuk mengeta mengetahui hui patofi patofisio siolog logii etina etina))
.
/ntuk /ntuk meng mengetah etahui ui pemerik pemeriksaan saan penun penunjan jang g ablasio ablasio eti etina) na)
-.
/ntuk /ntuk mengeta mengetahui hui penatal penatalaks aksana anaan an ablasi ablasio o etin etina) a)
.
/ntu /ntuk k meng mengeta etahu huii askep askep abla ablasio sio eti etina na))
BAB II TINJAUAN PUSTAA A. De!"n"s" Ablasio retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang
retina dengan dari sel epitel pigmen retina. 0ada keadaan ini sel epitel pigmen retina masih melekat erat dengan membran 'runch. Sesungguhnya antara sel kerucut dan sel batang retina tidak terdapat suatu perlekatan struktur dengan koroid atau pigmen epitel, sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis. Ablasio
etina
adalah
pelepasan
retina
dari
lapisan
epitelium
neurosensoris retina dan lapisan epitelia pigmen retina (1onna 1. 2gnativicius" Ablatio etina juga diartikan sebagai terpisahnya khoroid di daerah posterior mata yang disebabkan oleh lubang pada retina, sehingga mengakibatkan kebocoran cairan, sehingga antara koroid dan retina kekurangan cairan ('arbara #. Christensen". Ablasio retina terjadi apabila retina terlepas dari tempat perlekatannya. %ejadian ini serupa dengan wallpaper yang terkelupas dari dinding. 3al ini diawali oleh robeknya retina yang diikuti menyusupnya cairan pada robekan tersebut. Cairan tersebut akan menyusup terus di antara retina dan dinding bola mata yang berakibat terlepasnya retina. etina yang terlepas ini dapat menyebabkan
hilangnya
penglihatan
secara
permanen.
(www.
%linikmatanusantara.com" Ablasio retina adalah terlepasnya retina dari perlekatan dengan lapisan dibawahnya, sebagian atau seluruhnya, sehingga mengakibatkan terputusnya proses penglihatan. %eadaan ini dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan. (www.bandungeyecenter.com" Ablasio retina adalah lepasnya retina dari tempatnya. %ejadian ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada berbagai usia. %ejadian ini lebih besar kemungkinannya pada penderita yang memakai kacamata minus
(miopia" tinggi. 4uga
dapat tejadi
(www.indo.net.id"
*
akibat pukulan yang
keras.
Ablasio retina adalah terpisahnya5terlepasnya retina dari jaringan penyokong di bawahnya.(www.medicastore.com" Ablasio retina terjadi bila ada pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel berpigmen retina dibawahnya karena retina neurosensori, bagian retina yang mengandung batang dan kerucut, terkelupas dari epitel berpigmen pemberi nutrisi, maka sel fotosensitif ini tak mampu melakukan aktivitas fungsi visualnya dan berakibat hilangnya penglihatan (C. Smelzer, Suzanne, !!".
B. Anat#m" Dan $"s"#l#g" %. Anat#m"
6ata adalah suatu organ komplek yang berkembang sangat fotosensitif yang memungkinkan analisa dengan tepat bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan dari obyek (#oise 4un7uend, 61 dan 4 ose #arneiro, $88 9$8". 2ndera penglihatan terdiri atas * bagian, yaitu 9 $. . *.
'ola mata (bulbus okuli" dengan saraf optik (nervus optikus" Alat penunjang (adne:a" ongga orbita (cavum orbitae"
a&
B#la mata' ter("r" (ar" ) la*"san +
($"
Sklera. 6erupakan lapisan fibrous yang elastis yang merupakan bagian dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih mata. 'agian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva (Syaifuddin, $88 9$+".
("
%horoid. Suatu membran berpigmen yang berada dibawah sklera yang membantu perpendaran cahaya. ;epat dibawah kornea, khoroid berubah menjadi iris (
(*"
etina. etina mencakup duapertiga bagian dalam dinding belakang bola mata. etina merupakan lembaran jaringan neural berlapis banyak yang melekat erat pada satu lapis sel epitel berpigmen yang kemudian menempel pada membran 'runch. 'agian anterior retina melekat erat pada epitel pigmen.
+
1i bagian belakang, saraf optik melekatkan retina ke dinding bola mata. 1i lain tempat retina mudah dipisahkan dari epitel pigmen. 0ada orang dewasa, ora serata di bagian temporal bola mata letaknya kurang lebih -, mm dibelakang garis Schwalbe, sedangkan di bagian nasalnya kurang lebih , mm di belakang garis yang sama. 1i ora serata tebal retina !,$ mm, sedangkan di polus posterior !,* mm. =ang paling tipis adalah fovea sentral yaitu bagian tengah makula. etina normal bersifat bening dan sebagian cahaya di pantulkan di batas vitreoretina. 0ada pemeriksaan oftalmoskopis direk, permukaan fovea yang cekung menghasilkan bayangan lampu terbalik dan nyata. >ovea sentral yang terletak kira&kira *, mm di sebelah lateral papil optik khusus untuk membedakan penglihatan yang halus. 1i fovea, semua reseptor adalah sel kerucut, lapisan nuklear luar tipis, lapisan parenkim lainnya bergeser sentrifulgar, dan membran limitans dalam tipis. 3ampir di seluruh retina akson sel&sel reseptor melintas langsung ke bagian dalam lapisan pleksiform luar berhubungan dengan dendrit sel&sel lapisan horisontal dan sel&sel bipolar yang menuju keluar dari lapisan nuklear dalam, tetapi di makula akson sel&sel reseptor miring arahnya dan dinamakan lapisan serabut 3enle. Akson sel&sel bipolar berhubungan dengan sel amakrin dan sel ganglion di lapisan pleksiform dalam yang teranyam dengan rapat. Akson panjang sel& sel ganglion berjalan melalui lapisan serabut saraf menuju saraf optik. etina di pasok darah dari sumber. #apisan koriokapiler adalah lapisan tunggal yang terdiri atas kapiler&kapiler dengan rongga&rongga yang tersusun rapat dan melekat erat pada permukaan luar membran 'runch. %oriokapiler memasok darah pada sepertiga bagian luar retina, termasuk lapisan&lapisan pleksiform luar dan nuklear luar, fotoreseptor dan epitel pigmen. 1uapertiga bagian dalam retina menerima cabang&cabang arteri retina sentral. %arena koriokapiler adalah satu&satunya pemasok darah ke fovea sentral, sedangkan fovea sentral adalah bagian terpenting dari retina, maka apabila retina di daerah ini terlepas dari dasarnya, maka akan terjadi
kerusakan fovea untuk selama&lamanya (1aniel ?aughan dan ;ailor Asbury, $88 9 $8$". ,&
Alat Penunjang -A(nea&
($"
%elopak mata (palpebra" 6erupakan lipatan jaringan yang mudah digerakkan dan berfungsi melindungi mata. 6erupakan kulit tubuh tertipis, longgar dan lentur, sehingga mudah mengalami pembengkakan hebat dan kemudian bisa normal kembali ke ukuran semula (1aniel ?aughan dan ;aylor Asbury, $88 9 -8".
("
%elenjar air mata (Aparatus lakrimalis" Aparatus lakrimalis menghasilkan airmata yang terdiri atas 9 kelenjar lakrimalis, duktus lakrimalis atas dan bawah, kantung lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis (4ohn @ibson, 61, $88 9 !".
(*"
tot&otot penggerak rongga mata (6uskulus okuli" 6erupakan otot ekstrinsik mata yang terdiri dari buah otot, - buah otot diantaranya melekat dengan os kavum orbitalis, $ buah mengangkat kelopak mata ke atas. 6uskulus rektus okuli berorigo pada anulus tendineus komunis, yang merupakan sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus (Syaifuddin, $88 9 $+-".
/&
R#ngga 0r,"ta
Secara skematik rongga orbita digambarkan sebagai piramid dengan + dinding yang puncaknya di belakang. 1inding lateral dan dinding medial orbita membentuk sudut + derajat, sehingga terbentuk sudut tegak lurus antara kedua dinding lateral tersebut. 'entuk orbita seperti buah pear, dengan saraf optik sebagai batangnya (1aniel ?aughan dan ;aylor Asbury, $88 9 -".
C. Et"#l#g"
#epasnya retina dapat menyerang satu dari $!.!!! orang setiap tahun di Amerika Serikat. %ejadian ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua. %ejadian ini lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang menderita rabun jauh (miopia" atau berkacamata minus dan pada orang&
-
orang yang anggota keluarganya ada yang pernah mengalami lepas retina. #epasnya retina dapat pula terjadi akibat pukulan yang keras. Selain itu, walaupun agak jarang, kondisi ini dapat merupakan penyakit keturunan yang bahkan dapat terjadi pada bayi dan anak&anak. 'ila tidak segera dilakukan tindakan, lepasnya retina akan mengakibatkan cacat penglihatan atau kebutaan. 0enyebab lain ablasio retina seperti trauma mata, abalisio retina pada mata yang lain, pernah mengalami operasi mata, ada daerah retina yang tipis5lemah yang dilihat oleh dokter mata, robekan retina, komplikasi, diabetus melitus paradangan, pada usia lanjut (perubahan degeneratif dalam vitreus atau retina", malformasi kongenital, kelainan metabolisme, penyakit vaskuler, dan inflanmasi intraokuler neoplasma.
D. las"!"kas"
hegmatogenous etina 1etachmen5ablasi retina regmatogenosa. ;erjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga corpus vitreous yang mengalami pencairan akan masuk ke belakang antara sel pigmen dengan retina. ;erjadi pendorongan retina oleh badan kaca cair (fluid vitreous" yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga sub retina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapisan epitel pigmen koroid. Bentuk r#,ekan ret"na+
$. . *. +.
obekan bentuk / obekan bentuk / tidak sempurna obekan bentuk bulat akibat operculum semua terlepas. 1ialisis
Ser"ng terja(" *a(a *as"en+
$. 6iopia degenerative . 1egenerasi retina . Bon hegmatogenous etina 1etachmen (;idak ada robekan" a. ;ractional5 traksi 0ada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan $" " *" b.
kaca. Sering terjadi pada pasien terdapatnya jaringan fibrosis disebabkan oleh9 16 proliferatif ;rauma 0erdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi <:udative 5 eksudatif
Ablasi retina eksudatif adalah ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan mengangkat retina. 0enimbunan cairan sub retina sebagai akibat $" "
keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid. Sering terjadi pada9 0eradangan pada bagian mata. 6isal 9 Skleritis, koroiditis ;umor retrobulbar.
Gambaran diagnosis dari tiga tipe ablasio retina.
Regmat#genus Traks" Eksu(at"! iwayat 0enyakit Afaksia, myopia, trauma 1iabetes, prematur, trauma >aktor&faktor sistemik
tumpul,
photopsia,
floaters,
tembus, penyakit sel seperti
gangguan sabit, oklusi vena.
maligna,
lapang pandang yang progresif,
eklampsia,
gagal ginjal.
dengan
keadaan umum baik. %erusakan retina ;erjadi pada 8!&8 %erusakan kasus. 0erluasan ablasi 6eluas dari diskus,
hipertensi
oral batas
primer
ada. ke ;idak meluas,
tidak ;idak ada. dapat ;ergantung
dan sentral atau perifer.
gravitasi,
volume
dan
perluasan
permukaan cembung
menuju oral bervariasi,
tergantung gravitasi.
dapat
0ergerakan retina'ergelombang
sentral
atau
perifer. atau etina tegang, batas dan Smoothly elevated bullae,
terlipat.
permukaa
cekung, biasanya tanpa lipatan.
meningkat pada titik 'ukti kronis.
tarikan. ;erdapat garis pembatas, garis pembatas. makrosis retinal,
0igmen
;idak ada
intra atropik
retina. pada ;erlihat pada ! kasus. ;erlihat
pada
kasus ;idak ada.
vitreous. trauma. 0erubahan vitreous. Sineretik, 0?1, tarikan 0enarikan vitreoretina. pada robek. Cairan Sub etinal. jernih
lapisan
yang
;idak
ada, kecuali
pada
uveitis
4ernih
D
atau
tidak
ada 1apat keruh dan berpindah
perpindahan.
secara cepat tergantung pada perubahan posisi
6assa koroid ;ekanan
;idak ada endah
intraokular ;ransluminasi Bormal
;idak ada Bormal
kepala. 'isa ada. 'ervariasi
Bormal
;ransluminasi
terblok
apabila ditemukan lesi %eadaan
yang obeknya retina
etinopati
menyebabkan
proliferase,
ablasio.
traumatis traction.
pigmen koroid. diabetikum /veitis, metastasis tumor, post melanoma
maligna,
vitreus retinoblastoma, hemangioma makulopati
koroid, eksudatif
senilis, ablasi eksudatif post cryotherapy atau dyathermi. E. Man"!estas" l"n"s @ejala pertama penderita ini melihat kilatan & kilatan bintik hitam
mengapung dan cahaya. 0ada beberapa penderita lepasnya retina mungkin terjadi tanpa didahului oleh terlihatnya bintik bintik hitam (floaters" ataupun kilatan cahaya yang nyata. 1alam hal ini penderita mungkin menyadari penglihatannya seolah & olah pinggir. 0erkembangan lepasnya retina yang lebih lanjut akan mengaburkan penglihatan sentral dan menimbulkan kemunduran penglihatan. 0englihatan seperti ada lapisan hitam yang menutupi sebagian atau seluruh pandangan seperti terhalang tirai5bergelombang. $. Pat#!"s"#l#g" etina adalah jaringan tipis dan transparan yang peka terhadap cahaya, yang
terdiri dari sel&sel dan serabut saraf. etina melapisi dinding mata bagian dalam seperti kertas dinding melapisi dinding rumah. etina berfungsi seperti lapisan film pada kamera foto, cahaya yang melalui llensa akan difokuskan ke retina. Sel& sel retina yang peka terhadap cahaya inilah yang menagkap EgambarF dan
8
menyalurkannya ke otak melalui saraf optik. Sebab dan gejala lepasnya retina sebagian besar akibat adanya satu atau atau lebih robekan kecil atau lubang& lubang di retina. %adang&kadang proses penuaan yang normal pun dapat menyebabkan retina menjadi tipis dan kurang sehat, tetapi yang lebih sering menyebabkan kerusakan dan robekan pada retina adalah menyusutnya korpus viterum, bahan jernih seperti agar&agar yang mengisi bagian tengah mata. %orpus viterum erat melekat ke retina pada beberapa lokasi di sekeliling dinding mata bagian belakang. 'ila korpus vitrerum menyusut, ia dapat menarik sebagian retina bersamanya, sehingga menimbulkan robekan atau lubang pada retina. 6eskipun beberapa jenis penyusutan korpus viterum merupakan hal yang normal terjadi pada peningkatan usia dan biasanya tidak menimbulkan kerusakan pada retina, korpus viterum dapat pula menyusut pada bola mata yang tumbuh menjadi besar sekali (kadang&kadang ini akibat dari rabun jauh", oleh peradangan, atau karena trauma. 0ada sebagian besar kasus retina baru lepas setelah terjadi perubahan besar struktur korpus viterum. 'ila sudah ada robekan&robekan retina, cairan encer seperti air dapat masuk dari korpus viterum ke lubang retina dan dapat mengalir di antara retina dan dinding mata bagian belakang. Cairan ini akan memisahkan retina dari dinding mata bagian belakang dan mengakibatkan retina lepas. 'agian retina yang terlepas tidak akan berfungsi dengan baik dan akan menyebabkan penglihatan kabur. 0erlu diketahui bahwa ada beberapa jenis lepasnya retina yang disebabkan oleh penyakit mata lain seperti tumor, peradangan hebat atau sebagai komplikasi dari diabetes. 1alam hal ini tidak ditemukan robekan ataupun lubang&lubang diretina, dan retina hanya bisa kembali ke posisinya yang normal dengan mengobati penyakit yang menyebabkan lepasnya retina. 3al tersebut dapat diuraikan sebagai berikut9 & 4ika terjadi robekan pada retina, sehingga viterus yang mengalami likuifikasi dapat memasuki ruangan subretina dan menyebabkan ablasio progresif &
(ablasio regmatogenosa" 4ika retina tertarik oleh serabut jaringan kontraktil pada permukaan retina, misalnya seperti pada retinopati proliferatif pada diabetes mellitus (ablasio retina traksional"
$!
&
'ila cairan berakumulasi dalam ruangan subretina akibat proses eksudasi yang dapat terjadi selama toksemia pada kehamilan (ablasio retina eksudatif"
$$
1. Path2a3
miopia /kuran anteroposteri or mata membesar
trauma
Afakia (tidak adanya lensa" 0ergerakan viterus ke depan
0rosesus peradangan
degenerasi
;umor okuler
Akumulasi cairan di subretina
@lukosa dalam darah meningkat ?iskositas darah meningkat
1esakan pada retina5subretina
Aliran darah menuju mata berkurang
operasi 0re operasi
1efisit pengetahuan
0enyakit sistemik
#epasnya retina (ablasio retina"
0ost operasi
0embatasan aktivitas
Sel&sel retina lepas
'ayang an titik&titik hitam
'ola mata terutama retina tidak mendapat nutrisi
@angguan penerimaan rangsangan visual
nyeri
esiko infeksi
%onservasi rangsangan ke bentuk yang tidak dapat diinterpretasikan otak
3ilangnya penglihatan cemas
0erubahan sensori perseptual (visual"
1efisit perawatan diri $
isiko cidera
H. Pemer"ksaan D"agn#st"k
$.
Anamnesis
.
@ejala yang sering dikeluhkan pasien, adalah9
*.
a. >loaters (terlihat benda melayang&layang", yang terjadi karena adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina yang lepas atau degenerasi vitreus itu sendiri.
+.
b. >otopsia5 light flashes (kilatan cahaya" tanpa adanya cahaya di sekitarnya, yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan dalam keremangan cahaya atau dalam keadaan gelap.
.
c. 0enurunan tajam penglihatan. 0asien mengeluh penglihatannya sebagian seperti tertutup tirai yang semakin lama semakin luas. 0ada keadaan yang telah lanjut dapat terjadi penurunan tajam penglihatan yang lebih berat.
-.
0emeriksaan ftalmologi
.
0emeriksaan visus, dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya makula lutea ataupun terjadi kekeruhan media penglihatan atau badan kaca yang menghambat sinar masuk. ;ajam penglihatan akan sangat menurun bila makula lutea ikut terangkat.
D.
0emeriksaan lapangan pandang, akan terjadi lapangan pandang seperti tertutup tabir dan dapat terlihat skotoma relatif sesuai dengan kedudukan ablasio retina, pada lapangan pandang akan terlihat pijaran api seperti halilintar kecil dan fotopsia.
8.
0emeriksaan funduskopi, yaitu salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis ablasio retina dengan menggunakan binokuler indirek oftalmoskopi. 0ada pemeriksaan ini ablasio retina dikenali dengan hilangnya refleks fundus dan pengangkatan retina. etina tampak keabu&abuan yang menutupi gambaran vaskuler koroid. 4ika terdapat akumulasi cairan bermakna pada ruang subretina, didapatkan pergerakkan undulasi retina ketika mata bergerak. Suatu robekan pada retina terlihat agak merah muda karena terdapat pembuluh koroid dibawahnya. 6ungkin didapatkan debris terkait pada vitreus yang terdiri dari darah dan pigmen atau ruang retina dapat ditemukan mengambang bebas.
$*
$!. 0emeriksaan 0enunjang $$. a. 0emeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit penyerta antara lain glaukoma, diabetes mellitus, maupun kelainan darah. $. b. 0emeriksaan ultrasonografi, yaitu ocular '&Scan ultrasonografi juga digunakan untuk mendiagnosis ablasio retina dan keadaan patologis lain yang menyertainya seperti proliverative vitreoretinopati, benda asing intraokuler. Selain itu ultrasonografi juga digunakan untuk mengetahui kelainan yang menyebabkan ablasio retina eksudatif misalnya tumor dan posterior skleritis. $*. c. 0emeriksaan angiografi fluoresin akan terlihat9 $" %ebocoran didaerah parapapilar dan daerah yang berdekatan dengan tempatnya ruptur, juga dapat terlihat " @angguan permeabiltas koriokapiler akibat rangsangan langsung badan kaca pada koroid. *" 1apat dibedakan antara ablasi primer dan sekunder +" Adanya tumor atau peradangan yang menyebabkan ablasi I. Penatalaksanaan %.
;irah baring dan aktivitas dibatasi
4.
'ila kedua mata dibalut, perlu bantuan orang lain untuk mencegah cidera
).
4ika terdapat gelombang udara di dalam mata, posisi yang dianjurkan harus dipertahannkan sehingga kaas mampu memberikan tamponade yang efektif pada robekan retina
5.
0asien tidak boleh terbaring terlentang
6.
1ilatasi pupil harus dipertahankan untuk mempermudah pemeriksaan paska operasi.
$+
BAB III ASUHAN EPERA7ATAN
$. Pengkaj"an a. 1ata Subyektif G 0asien mengeluh tiba&tiba melihat kilatan cahaya terang dan bintik&bintik hitam yang beterbangan di ruang pandang. G 0asien mengeluh melihat tirai yang menutupi lapang pandang. G 0asien menyatkan takut dan cemas karena kehilangan fungsi penglihatan secara tiba&tiba. b. 1ata byektif G 1engan pemeriksaan ophtalmoskop indirek terlihat gambaran gelembung abu&abu atau lipatan&lipatan pada retina yang bergetar dan bergerak G Aktifitas pasien terbatas G 6ata pasien tertutup dengan gaas G 0asien mendapat obat tetes mata midryatil G Hajah pasien tampak tegang dan cemas G 0ada pemeriksaan visus 9 1 $5+ s 5-! . D"agn#sa (an Inter8ens" e*era2atan 1iagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan ablasio retina adalah9 D"agn#sa *era2atan Pre9#*eras" 3ang mungk"n terja("+ a. Perubahan persepsi sensori melihat berhubungan dengan efek dari lepasnya
& &
saraf sensori dari retina. ;ujuan 9 ;idak terjadi kehilangan penglihatan yang berlanjut. %riteria hasil 9 %lien memahami pentingnya parawatan yang intensif5bedrest total. %lien mampu menjelaskan resiko yang akan terjadi sehubungan dengan
penyakitnya. 2ntervensi 9 $" Anjurkan klien untuk bedrest total asional 9 agar lapisan saraf yang terlepas tidak bertambah parah " 'erikan penjelasan tujuan bedrest total asional 9 Agar klien mematuhi dan mengerti maksud pemberian 5perlakuan bedrest total.
$
*"
3indari pergerakan yang mendadak, menghentak kepala, menyisir, batuk,
bersin, muntah. asional 9 mencegah bertambah parahnya lapisan saraf retina yang lepas. +" 4aga kebersihan mata asional 9 6encegah terjadinya infeksi,agar mem permudah pemeriksaan dan tindakan operasi. " 'erikan obat tetes mata midriatik&sikloplegik dan obat oral sesuai anjuran dokter. asional 9 1iharapkan dengan pembnerian obat&obat kondisi penglihatan dapat dipertahankan5dicegah agar tidak menjadi parah ,. Ansietas yang berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan ;ujuan 9 %ecemasan berkurang atau hilang. %riteria hasil 9 & %lien mampu menggambarkan ansietas dan pola kopingnya. & %lien mengerti tentang tujuan perawatan yang diberikan5dilakukan. & %lien memahami tujuan operasi, pelaksanaan operasi, pasca operasi, prognosisnya (bila dilakukan operasi". 2ntervensi 9 $" %aji tingkat ansietas 9 ringan,sedang,berat,panic asional 9 /ntuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kecemasan klien sehingga memu&dahkan penanganan5pemberian askep se&lanjutnya. " 'erikan kenyaman dan ketentraman hati. asional 9 Agar klien tidak terlalu memikirkan penyakitnya *" 'erikan penjelasan mengenai prosedur perawatan,perjalanan penyakit I progno&sisnya. asional 9 Agar klien mengetahui5memahami bahwa ia benar sakit dan perlu dirawat. +" 'erikan5tempatkan alat pemanggil yang mudah dijangkau oleh klien asional 9 Agar klien merasa aman dan terlindungi saat memerlukan bantuan. " @ali intervensi yang dapat menurunkan ansietas. asional 9 /ntuk mengetahui cara mana yang efektif untuk menurunkan5mengurangi ansietas. -" 'erikan aktivitas yang dapat menurunkan kecemasan5ketegangan. asional 9 Agar klien dengan senang hati melakukan aktivitas karena sesuai dengan keinginan&nya dan tidak bertentangan dengan program perawatan c. Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program teapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang aktivitas yang diperbolehkan dan yang dibatasi, obat-obatan,komplikasi dan perawatan tindak lanjut.
$-
;ujuan
9 %lien
mampu
berintegrasi
dengan
program
terapeutik
yang
direncanakan5dilakukan untuk pengobatan, akibat dari penyakit dan penurunan
&
situasi berisiko (tidak aman, polusi". %riteria hasil 9 %lien mengungkapkan ansietas berkurang tentang ketakutan karena ketidak
&
tahuan, kehilangan kontrol atau kesaahan persepsi. 6enggambarkan proses penyakit, penyebab dan faktor penunjang pada gejala
&
dan aturan untuk penyakit atau kontrol gejala. 6engungkapkan maksud5tujuan untuk melakukan perilaku kesehatan yang diperlukan dan keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan kekambuhan atau komplikasi.
2ntervensi 9 $"
2dentifikasi faktor&faktor penyebab yang menghalangi penata laksanaan program terapeutik yg efektif. asional 9 Agar diketahui penyebab yg mengha&langi sehingga dpt segera diatasi
sesuai prioritas. " 'angun rasa percaya diri. asional 9 Agar klien mampu melakukan aktifitas sendiri5dengan bantuan orang lain tanpa mengganggu program perawatan. *" ;ingkatkan rasa percaya diri dan kemampuan diri klien yang positif. asional 9 Agar klien mampu dan mau melakukan5 melaksanakan program perawatan yang dianjurkan tanpa mengurangi peran ser&tanya dalam pengobatan5 perawatan diri&nya. +" 4elaskan dan bicarakan9 proses penyakit, aturan pengobatan5perawatan,efek samping prognosis penyakitnya. asional 9 %lien mengerti dan menyadari bahwa penyakitnya memerlukan suatu tindakan I perlakuan yang tidak menyenangkan. D"agn#sa ke*era2atan *#st #*eras" 3ang mungk"n terja("+ a) angguan rasa nyaman !nyeri) sehubungan dengan luka post operasi ablasio retina. ;ujuan9 asa nyeri pasien hilang atau berkurang sehingga dapat
& &
meningkatkan
rasa kenyamanan pasien. %riteria 3asil9 Secara verbal pasien mengatakan rasa nyaman terpenuhi. Secara verbal pasien mengatakan rasa nyeri hilang atau berkurang. 2ntervensi 9
$
$"
%olaborasi dengan individu untuk menjelaskan metode apa yang digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri (relaksasi,distraksi dengan terapi musik" asional 9 /ntuk mengetahui keinginan pasien akan jenis tehnik penurun nyeri
yang diinginkan pasien. " %olaborasi dengan tim dokter untuk memberikan analgesik padapenurunan rasa nyeri yang optimal. asional 9 tim dokter dapat menentukan jenis analgetik yang diperlukan pasien. *" 0antau tekanan darah setiap + jam. asional 9asa nyeri dapat menaikkan tekanan darah pasien. b) Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan adanya luka operasi. ;ujuan 9;idak terjadi infeksi pada luka post operasi ablasio retina. %riteria 3asil9 & 0asien mampu melaporkan adanya tanda&tanda infeksi, seperti rasa nyeri, bengkak, panas. & ;idak didapatkan adanya tanda&tanda infeksi. 2ntervensi 9 $" 0antau adanya tanda&tanda infeksi seperti, kemerahan, bengkak, nyeri, panas. asional 9 2nfeksi yang lebih dini diketahui akan lebih mudah penanganannya. "
%aji status nutrisi pasien. asional 9 0emberian asupan kalori dan protein yang sesuai dengan kebutuhan
dapat menunjang proses penyembuhan pasien. *" 2nstruksikan pada pasien pada pasien dan keluarga pasien untuk melakukan tindakan aseptik yang sesuai. asional 9 /ntuk mencegah kontaminasi. +" @unakan tehnik aseptik selama mengganti balutan. asional 9 ;ehnik aseptik dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. " %olaborasi dengan tim dokter dalam pemberian antibiotik. asional 9 ;im dokter dapat menentukan jenis antibiotik yang sesuai dengan kondisi pasien. -" awat luka setiap hari. asional 9 awat luka setiap hari dapat mencegah masuknya kuman. " %aji lingkungan pasien yang dapat menimbulkan infeksi. asional9 %ondisi lingkungan pasien yang jelek dapat menimbulkan infeksi nosokomial. c) angguan aktifitas pemenuhan kebutuhan diri sehubungan dengan bedrest
&
total. ;ujuan 9 0asien dapat memenuhi kebutuhan dirinya sesuai dengan kondisinya. %riteria 3asil 9 Secara verbal, pasien mengatakan dapat memenuhi kebutuhan diri yang sesuai
dengan kondisinya
$D
2ntervensi 9 $" #atih pasien untuk dapat melakukan latihan yang sesuai dengan kondisinya. asional 9 1engan latihan yang baik, pasien akan mampu memaksimalkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhannya yang sesuai dengan kondisinya. " rientasikan lingkungan sekitar kepada pasien. asional 9 0engenalan pada lingkungan akan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan dirinya. d) "emas berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan. ;ujuan9 Cemas berkurang atau hilang. %riteria 3asil 9 & 0asien mampu menggunakan koping yang efektif. & 0asien tidak tampak murung. & 0asien dapat tidur dengan tenang. 2ntervensi 9 $" 6onitor tingkat kecemasan pasien melalui observasi respon fisiologis. asional 9 1engan monitor tingkat kecemasan dapat diketahui berapa besar stressor yang dihadapi pasien. " 'eri informasi yang jelas sesuai dengan tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit yang dideritanya. asional 9 0emberian informasi dapat mengurangi kecemasan pasien. e) angguan citra diri sehubungan dengan kerusakan penglihatan. ;ujuan 90asien dapat mencapai kembali citra diri yang optimal. %riteria 3asil 9 & 0asien mampu mengekspresikan tentang perubahan
dan
perkembangan kearah penerimaan. & 0asien mampu menunjukkan rerspon yang adaptif terhadap perubahan citra diri. 2ntervensi9 $" Sediakan waktu bagi pasien untuk mengungkapkan perasaannya. asional 9 3al ini dapat menumbuhkan perasaan pada pasien bahwa masih ada orang yang menaruh perhatian pada pasien. " ;ingkatkan hubungan dan dorongan dari orang terdekat. asional 9 rang terdekat mampu mengangkat kepercaayaan diri pasien *" 'antu pasien dalam diskusi dan penerimaan perubahan ketajaman penglihatan. asional 9 1ari diskusi yang dilakukan diharapkan pasien dapat mengungkapkan perasaannya dan dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi. +" 1orong kemandirian yang ditoleransi. asional 9 /ntuk menumbuhkan kepercayaan diri pasien. f) Potensial terjadi injuri sehubungan dengan penurunan tajam penglihatan. ;ujuan9 ;idak terjadi kecelakaan atau cedera pada pasien. %riteria 3asil 9
$8
& &
0asien dapat mengetahui faktor yang dapat menyebabkan perlukaan. ;idak terjadi perlukaan pada pasien. 2ntervensi 9 $" 0eriksa adanya perlukaan asional 9 1engan mengkaji perlukaan dapat mencegah terjadinya perlukaan yang lebih parah. " rientasikan pada pasien lingkungan sekitarnya. asional 9 1iharapakan pasien dapat dapat mengenal lingkungannya sehingga akan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan. *" 3indari ketegangan pada pasien. asional 9 %etegangan dapat menyebabkan kecelakaan.
!
BAB I: PENUTUP
A. es"m*ulan Ablasio
etina
adalah
pelepasan
retina
dari
lapisan
epitelium
neurosensoris retina dan lapisan epitelia pigmen retina. Ablatio etina juga diartikan sebagai terpisahnya khoroid di daerah posterior mata yang disebabkan oleh lubang pada retina, sehingga mengakibatkan kebocoran cairan, sehingga antara koroid dan retina kekurangan cairan. %ejadian ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua. @ejala pertama penderita ini melihat kilatan & kilatan bintik hitam mengapung dan cahaya. 0ada beberapa penderita lepasnya retina mungkin terjadi tanpa didahului oleh terlihatnya bintik bintik hitam (floaters" ataupun kilatan cahaya yang nyata. B. Saran %. Bag" Mahas"s2a 1iharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam konsep
asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem persepsi sensori. 4. Bag" Inst"tus" Pen("("kan 1iharapkan bisa dipelajari atau dipahami dan sebagai acuan refrensi untuk membuat konsep asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem persepsi sensori. ). Bag" Penul"s /ntuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang konsep asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem persepsi sensori.
DA$TAR PUSTAA
'are, '.@ I Smeltzer, S.C. !!. %eperawatan 6edikal 'edah. 4arkarta9 <@C. Corwin,
$
1oenges. !!!. encana Asuhan %eperawatan %/2. 0rice dan Hilson. $88$. 0atofisiologi %onsep %linik 0roses&0roses 0enyakit