KEPERAWATAN DEWASA III ASUHAN KEPERAWATAN ABLASIO RETINA
KELOMPOK 9:
SISKA YULANDARI
(0810322015)
MELDA YULINDA
(0810322026)
ANDINA ARIESTA PUTRI
(0810322030)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2010
ABLASIO RETINA
PENDAHULUAN
Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Retina manusia merupakan suatu struktur yang sangat terorganisasi, yang terdiri dari lapisan badan sel dan prosessus sinaptik. Walaupun ukurannya kompak dan tampak sederhana, apabila dibandingk dibandingkan an dengan dengan struktur struktur saraf misalnya misalnya korteks korteks serebrum, serebrum, retina memiliki memiliki daya pengo pengolah lahan an yang yang sangat sangat canggi canggih. h. Pengol Pengolaha ahan n visual visual retina retina diurai diuraikan kan oleh oleh otak, otak, dan persepsi warna, kontras, kedalaman dan bentuk berlangsung dikorteks. Retina merupakan jaringan neurosensoris yang terletak pada bagian dalam dinding mata. Seperti film pada kamera, retina mengubah cahaya menjadi penglihatan dimata. Fungsi Fungsi retina retina pada pada dasarn dasarnya ya ialah ialah meneri menerima ma bayang bayangan an visual visual yang yang dikirim dikirim ke otak. otak. Bagian sentral retina atau daerah makula mengandung lebih banyak fotoreseptor kerucut daripada bagian perifer retina yang memiliki banyak sel batang.
ANATOMI
Retina adalah selembaran tipis jaringan saraf yang semi transparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus ciliar, dan berakhir ditepi ora serrata. Pada orang dewasa, ora serrata berkisar 6,5 mm dibelakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm dibelakang garis pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan dengan lapisan lapisan epitel berpigmen berpigmen retina sehingga sehingga juga bertumbuk bertumbuk dengan dengan membrane membrane Brunch, khoroid dan sklera. Di sebagian besar tempat retina dan epitelium pigmen retina mudah terpisah hingga membentuk suatu ruangan subretina, seperti yang terjadi pada ablasi ablasio o retina retina.. Tetapi Tetapi pada pada discus discus optiku optikuss dan ora serrat serrata, a, retina retina dengan dengan epithe epitheliu lium m pigmen retina saling melekat kuat, sehinggga membatasi perluasan cairan subretina pada
ablasi ablasio o retina. retina. Hal ini berlaw berlawana anan n dengan dengan ruang ruang subkho subkhoroi roid d yang yang terbent terbentuk uk antara antara khoroid dan sclera, yang meluas ketaji sclera. Dengan demikian ablasi khoroid meluas mele melewat watii ora ora serr serrata ata,, diba dibawa wah h pars pars plan planaa dan dan pars pars plik plikat ata. a. Lapi Lapisa sann-lap lapis isan an epit epitel el permukaan dalam korpus ciliaris dan permukaan posterior iris merupakan perluasan ke anterior retina dan epithelium pigmen retina. Permukaan dalam retina menghadap ke vitreus. Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai berikut: •
Membran limitans interna, yang merupakan membrane hialin antara retina dan badan kaca.
•
Lapisan sel saraf, yang merupakan lapisan akson sel ganglion menuju kearah saraf optik.. Didalam lapisan ± lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina
•
Lapisan sel ganglion, yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua
•
Lapisan Lapisan pleksiformi pleksiformiss dalam, dalam, merupakan merupakan lapisan aseluler aseluler yang merupakan tempat sinaps sel bipolar, sel amakrim dengan sel ganglion.
•
Lapisan Lapisan inti dalam merupakan merupakan tubuh sel bipolar bipolar dan sel Muller, lapis ini mendapat mendapat metabolisme dari arteri retina sentral
•
Lapisan pleksiformis luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinaps sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
•
Lapisan inti luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang
•
Membran limitans eksterna, yang merupakan membran ilusi
•
Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut yang merupakan sel fotosensitif.
•
Epithelium pigmen retina
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,23 mm pada katub posterior. Di tengah-tengah retina terdapat macula. Secara klinis makula dapat didefinisikan sebagai daerah daerah pigmen pigmentas tasii kekuun kekuungan gan yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh pigmen pigmen luteal luteal (xanto (xantofil) fil),, yang yang berdiameter 1,5mm. Ditengah makula, sekitar 3,5 mm disebelah lateral discus optikus terda terdapa patt fove fovea, a, yang yang seca secara ra klin klinis is jela jelas-j s-jel elas as meru merupa paka kan n suat suatu u ceku cekung ngan an yang yang memberikan pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskopi. Retina menerima darah dari dua sumber yaitu khoriokapilaria yang berada tepat diluar
membran Brunch, yang mendarahi sepertiga luar retina, termasuk pleksiformis luar dan lapisan lapisan inti luar, fotoresepto fotoreseptorr dan lapisan epitel pigmen pigmen retina; retina; serta cabang-cabang cabang-cabang dari arteri sentralis retina, yang mendarahi dua pertiga sebelah dalam.
DEFINISI ABLASIO RETINA
Ablasi Ablasio o retina retina terjadi terjadi bila bila ada pemisa pemisahan han retina retina neuros neurosens ensori ori dari dari lapisa lapisan n epitel epitel berpigmen retina dibawahnya karena retina neurosensori, bagian retina yang mengandung bat batan ang g dan dan keru kerucu cut, t, terk terkel elup upas as dari dari epite epitell berp berpig igme men n pemb pember erii nutr nutris isi, i, maka maka sel sel fotosensitif ini tak mampu melakukan aktivitas fungsi visualnya dan berakibat hilangnya penglihatan (C. Smelzer, Suzanne, 2002). Ablasi Ablasi retina adalah suatu keadaan terpisahnya terpisahnya sel kerucut kerucut dan batang retina dengan dari sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membrane Bruch. Sesungguhnya antara sel kerucut dan sel batang retina tidak terda terdapa patt suat suatu u perl perlek ekat atan an stru struct ctur ural al deng dengan an koro koroid id atau atau pigm pigmen en epit epitel el,, sehi sehing ngga ga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis. Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap.
A. KL KLAS ASIF IFIK IKAS ASII
Dikenal 3 bentuk Ablasio Retina: 1. Ablas Ablasii Retina Retina Regma Regmato toge gene nesa sa Ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi pendorongan retina oleh badan kaca cair ( fluid fluid vitreous ) yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid.
Ablas Ablasio io Regm Regmat atog ogen en (akib (akibat at robe robeka kan) n) meru merupa paka kan n ablas ablasio io yang yang pali paling ng seri sering ng,, terutama pada kelompok usia 40-70 tahun. Terdapat kecendrungan pada pria yang dipe diperk rkir irak akan an akib akibat at trau trauma ma.. Abla Ablasi si terja terjadi di pada pada mata mata yang yang memp mempun unya yaii facto factor r predi predispo sposis sisii untuk untuk terjad terjadii ablasi ablasi retina. retina. Kondis Kondisii yang yang merupa merupakan kan predis predispos posisi isi meliputi: myopia (pandangan dekat) tinggi (lebih dari 8 dioptri), degenerasi latis, afakia (pengangkatan bedah sebagian atau keseluruhan lensa kristalina), dan trauma.
2. Ablas Ablasii Reti Retina na Eks Eksud udat atif if Ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstra vasasi). vasasi). Hal ini disebabkan disebabkan penyakit penyakit koroid kelainan ini dapat terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea, idiopati, toksemia gravidarum. Cairan dibawah retina tidak dipengaruhi oleh posisi kepala. Permukaan retina yang terangkat terlihat cincin. Penglihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat. Ablasi ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya berkurang atau hilang.
3. Ablasi Ablasi Retina Retina Traksi Traksi (Tarik (Tarikan) an) Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan menurun tanpa rasa sakit. Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan diabetes mellitus proliferative, trauma, dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi. Pengobatan ablasi akibat tarikan di dalam kaca dilakukan dengan melepaskan tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam badan kaca dengan tindakan yang disebut sebagai vitrektomi.
ETIOLOGI
1. Malfo Malform rmas asii kong kongen enit ital al 2. Kela Kelain inan an meta metabo bolis lisme me 3. Peny Penyak akit it vas vasku kule ler r 4. Infl Inflam amas asii intra intraok okul uler er 5. Neoplasma 6. Trauma
7. Peruba Perubahan han degen degenera eratif tif dalam dalam vitreus vitreus atau atau retina retina (C. Smelzer, Suzanne, 2002).
PATOFISIOLOGI
Ruangan potensial antara neuroretina dan epitel pigmennya sesuai dengan rongga vesikel optik optik embrio embriogen genik. ik. Kedua Kedua jaring jaringan an ini meleka melekatt longga longgar, r, pada pada mata mata yang yang matur matur dapat dapat berpisah : 1. Jika Jika terjad terjadii robeka robekan n pada pada retina, retina, sehingg sehinggaa vitreu vitreuss yang yang mengal mengalami ami likuifik likuifikasi asi dapat mema memasu suki ki
ruan ruanga gan n
subr subret etin inaa
dan dan
meny menyeb ebab abka kan n
abla ablasi sio o
prog progre resi siff
(abl (ablas asio io
regmatogenosa). 2. Jika Jika retina retina tertarik tertarik oleh serabut serabut jaringan jaringan kontrak kontraktil til pada permukaa permukaan n retina retina,, misaln misalnya ya seperti pada retinopati proliferatif pada diabetes mellitus (ablasio retina traksional). 3. Walaup Walaupun un jarang terjadi, terjadi, bila cairan cairan berakumul berakumulasi asi dalam ruangan ruangan subre subretin tinaa akibat akibat proses eksudasi, yang dapat terjadi selama toksemia pada kehamilan (ablasio retina eksudatif)
Ablasio retina idiopatik (regmatogen) terjadinya selalu karena adanya robekan retina atau lubang retina. Sering terjadi pada miopia, pada usia lanjut, dan pada mata afakia. Perubahan yang merupakan faktor prediposisi adalah degenerasi retina perifer (degenerasi kisi-kisi/lattice degeration pencairan an sebagi sebagian an badan badan kaca kaca yang yang tetap tetap meleka melekatt pada pada degeration ), pencair daerah retina tertentu, cedera, dan sebagainya. Peruba Perubahan han degene degenerati ratiff retina retina pada pada miopia miopia dan usia usia lanjut lanjut juga juga terjadi terjadi di koroid koroid.. Sklerosis dan sumbatan pembuluh darah koroid senil akan menyebabkan berkurangnya perdarahan ke retina. Hal semacam ini juga bisa terjadi pada miopia karena teregangnya dan menipisnya pembuluh darah retina. Perubahan ini terutama terjadi di daerah ekuator, yaitu yaitu tempat tempat terjad terjadiny inyaa 90% robeka robekan n retina retina.. Terjad Terjadiny inyaa degene degeneras rasii retina retina pada pada mata mata miopia 10 sampai 15 tahun lebih awal daripada mata emetropia. Ablasi retina delapan kali lebih sering terjadi pada mata miopia daripada mata emetropia atau hiperopia. Ablasi retina terjadi sampai 4% dari semua mata afakia, yang berarti 100 kali lebih sering daripada mata fakia. Terjadinya sineresis dan pencairan badan kaca pada mata miopia satu dasawarsa lebih awal daripada mata normal. Depolimerisasi menyebabkan penurunan daya ikat air dari asam hialur hialuron on sehing sehingga ga kerang kerangka ka badan badan kaca kaca mengal mengalami ami disint disintegr egrasi asi.. Akan Akan terjadi terjadi pen penca cair iran an seba sebagi gian an dan dan abla ablasi si bada badan n kaca kaca post posteri erior or.. Oleh Oleh kare karena nany nyaa bada badan n kaca kaca
kehilangan konsistensi dan struktur yang mirip agar-agar, sehingga badan kaca tidak menekan retina pada epitel pigmen lagi. Dengan gerakan mata yang cepat, badan kaca menarik perlekatan vireoretina. Perlekatan badan kaca yang kuat biasanya terdapat di daerah sekeliling sekeliling radang radang atau daerah sklerosis sklerosis degeneratif. degeneratif. Sesudah ekstraksi ekstraksi katarak katarak intrakapsular, gerakan badan kaca pada gerakan mata bahkan akan lebih kuat lagi. Sekali terjadi robekan retina, cairan akan menyusup menyusup di bawah retina sehingga neuroepitel neuroepitel akan terlepas dari epitel pigmen dan koroid.
MANIFESTASI KLINIS
1. Riwayat Riwayat melihat benda mengapung mengapung atau pendaran pendaran cahaya cahaya atau keduanya. keduanya. 2. Floater Floater dipersepsikan dipersepsikan sebagai titik-titik titik-titik hitam kecil/rumah kecil/rumah laba-laba. laba-laba. Partikel floater ini ters tersus usun un atas atas sel-s sel-sel el reti retina na dan dan dara darah h yang yang terle terlepa pass keti ketika ka terja terjadi di robe robeka kan n dan dan memberi bayangan pada retina ketika mereka bergerak. 3. Pasien Pasien akan akan meliha melihatt bayang bayangan an berkem berkemban bang g atau tirai berger bergerak ak dilapa dilapang ng pandan pandang, g, mengakibatkan pandangan kabur dan kehilangan lapang pandang ketika retina benar benar terlepas dari epitel berpigmen. 4. Penurunan Penurunan tajam pandangan pandangan sentral aau hilangnya hilangnya pandangan pandangan sentral menunjjukkan menunjjukkan bahwa adanya keterlibatan macula.
PENATALAKSANAAN
1. Tirah Tirah barin baring g dan dan aktiv aktivita itass dibatas dibatasii 2. Bila kedua kedua mata mata dibalut, dibalut, perlu perlu bantuan bantuan orangla oranglain in untuk untuk mencegah mencegah cidera 3. Jika Jika terd terdap apat at gelo gelomb mban ang g udar udaraa di dala dalam m mata mata,, posi posisi si yang yang dian dianju jurk rkan an haru haruss dipert dipertaha ahannk nnkan an sehing sehingga ga gas mampu mampu member memberika ikan n tampon tamponade ade yang yang efektif efektif pada pada robekan retina 4. Pasien Pasien tidak tidak bole boleh h terbar terbaring ing terl terlent entang ang 5. Dilatasi Dilatasi pupil harus harus dipertahan dipertahankan kan untuk untuk mempermuda mempermudah h pemeriksaan pemeriksaan paska paska operasi operasi 6. Cara Cara Peng Pengob obat atan anny nya: a: a. Pro Prosedu sedurr las laser
Untuk menangani ablasio retina eksudatif/serosa sehubungan dengan proses yang berhubung berhubungan an dengan dengan tumor atau inflamasi inflamasi yang menimbulk menimbulkan an cairansubre cairansubretina tina yang tanpa robekan retina.
Tujuannya untuk membentuk jaringan parut pada retina sehingga melekatkannya ke epitel berpigmen. b. Pemb Pembed edah aha an
Retinopati diabetika /trauma dengan perdarahan vitreus memerlukan pembedahan vitreus untuk mengurangi gaya tarik pada retina yang ditimbulkan. Pelipatan Pelipatan (buckling) (buckling) sklera merupakan merupakan prosedur bedah primer primer untuk untuk melekatkan melekatkan kembali retina. Jenis pembedahan ablasio retina: 1) Pneumoretinopeksi : operas operasii singka singkatt untuk untuk meleka melekatka tkan n kembal kembalii retina retina yang yang lepas (ablasio retina). 2) Scleral Buckling : Operasi untuk melekatkan kembali retina yang lepas. 3) Vitrektomi : Operasi ini memerlukan alat khusus, ahli bedah akan melakukan operasi didalam rongga bola mata untuk membersihkan vitreus yang keruh, melekatkan kembali vitreus yang mengalami ablasio, mengupas jaringan ikat dari permukaan retina, dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan c. Kr Krio iote tera rapi pi tra trans nskl kler eral al
Dilakukan pada sekitar tiap robekan retina menghasilkan adhesi korioretina yang melipa melipatt robeka robekan n sehing sehingga ga cairan cairan vitreu vitreuss tak mampu mampu lagi lagi memasu memasuki ki rongga rongga subretina. Sebuah/ beberapa silikon (pengunci) dijahitkan dan dilipatkan ke dalam skler, secara fisik akan mengindensi/melipat sklera, koroid, danlapisan fotosensitif ke epitel berpigmen, menahan robekan ketika retina dapat melekat kembali ke jaring jaringan an penduk pendukung ung dibawah dibawahnya nya,, maka maka fungsi fungsi fisiol fisiologi ogisny snyaa ormaln ormalnya ya dapat dapat dikembalikan. (C. Smelzer, Suzanne, 2002).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN PENUNJANG
1. Anamnesis Gejala yang sering dikeluhkan pasien, adalah: a. Floaters (terlihat benda melayang-layang), yang terjadi karena adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina yang lepas atau degenerasi vitreus itu sendiri. b. Fotopsia/ light flashes (kilatan (kilatan cahaya) cahaya) tanpa adanya cahaya di sekitarnya, sekitarnya, yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan dalam keremangan cahaya atau dalam keadaan gelap.
Penurunan tajam tajam penglihat penglihatan an. Pasien c. Penurunan Pasien mengel mengeluh uh pengli penglihat hatann annya ya sebagi sebagian an
seperti tertutup tirai yang semakin lama semakin luas. Pada keadaan yang telah lanjut dapat terjadi penurunan tajam penglihatan yang lebih berat.
2. Pemeriksaan Oftalmologi a. Pemeriksaan visus, dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya makula makula lutea ataupun terjadi kekeruhan kekeruhan media penglihata penglihatan n atau badan kaca yang menghambat menghambat sinar masuk. masuk. Tajam penglihatan penglihatan akan sangat sangat menurun menurun bila makula lutea ikut terangkat. b. Pemeriksaan lapangan pandang , akan terjadi lapangan pandang seperti tertutup tabir dan dapat terlihat skotoma relatif sesuai dengan kedudukan ablasio retina, pada pada lapang lapangan an pandan pandang g akan akan terliha terlihatt pijaran pijaran api sepert sepertii halili halilinta ntarr kecil kecil dan fotopsia. c. Pemeriksaan funduskopi, yaitu yaitu salah salah satu satu cara terbai terbaik k untuk untuk mendia mendiagno gnosis sis abla ablasi sio o reti retina na deng dengan an meng menggu guna naka kan n bino binoku kule lerr indi indire rek k ofta oftalm lmos osko kopi pi.. Pada Pada pemer pemeriks iksaan aan ini ablasi ablasio o retina retina dikena dikenali li dengan dengan hilang hilangnya nya refleks refleks fundus fundus dan penga pengangk ngkata atan n retina retina.. Retina Retina tampak tampak keabukeabu-abu abuan an yang yang menutu menutupi pi gambar gambaran an vaskuler koroid. Jika terdapat akumulasi cairan bermakna pada ruang subretina, didapatkan pergerakkan undulasi retina ketika mata bergerak. Suatu robekan pada retina terlihat agak merah muda karena terdapat pembuluh koroid dibawahnya. Mungkin didapatkan debris terkait pada vitreus yang terdiri dari darah dan pigmen atau ruang retina dapat ditemukan mengambang bebas.
3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan aan laborator laboratorium ium dilaku a. Pemeriks dilakukan kan untuk untuk menget mengetahu ahuii adanya adanya penyak penyakit it
penyerta antara lain glaukoma, diabetes mellitus, maupun kelainan darah. b. Pemeriksaan ultrasonografi ultrasonografi, yaitu ocular B-Scan ultrasonografi juga digunakan untuk mendiagnosis ablasio retina dan keadaan patologis lain yang menyertainya sepe sepert rtii prol proliv iver erat ativ ivee vitr vitreo eore retin tinop opat ati, i, bend bendaa asin asing g intra intraok okul uler. er. Selai Selain n itu itu ultrasonog ultrasonografi rafi juga digunakan digunakan untuk untuk mengetahui mengetahui kelainan kelainan yang menyebabka menyebabkan n ablasio retina eksudatif misalnya tumor dan posterior skleritis. c. Pemeriksaan angiografi fluoresin akan terlihat: 1) Kebo Keboco cora ran n dida didaer erah ah para parapa papi pila larr dan dan daer daerah ah yang yang berd berdek ekat atan an deng dengan an tempatnya ruptur, juga dapat terlihat
2) Gangguan Gangguan permeabiltas permeabiltas koriokap koriokapiler iler akibat rangsang rangsangan an langsung langsung badan badan kaca pada koroid. 3) Dapat dibedakan dibedakan antara ablasi primer dan sekunder sekunder 4) Adanya Adanya tumor tumor atau peradangan peradangan yang menyebabka menyebabkan n ablasi ablasi KOMPLIKASI
1. Kompli Komplikas kasii awal awal setela setelah h pembed pembedaha ahan: n: a.
Peningkatan TIO
b.
Glaukoma
c.
Infeksi
d.
Ablasio koroid
e.
Kegagalan pelekatan retina
f.
Ablasio retina berulang
2. Komp Kompli lika kasi si lan lanju jutt a.
Infeksi
b. b.
Lepa Lepasn snya ya baha bahan n buc buckl klin ing g mela melalu luii kon konju jung ngti tiva va ata atau u ero erosi si mela melalu luii bol bolaa mat mataa
c.
Vitr Vitreo eo retin retinpa pati ti prol proliv iver erati atiff (jar (jarin inga gan n paru parutt yang yang meng mengen enai ai retin retina) a)
d.
Diplopia
e.
Kesalahan refraksi
f.
Astigmatisme
B. RENCAN RENCANA A ASUHAN ASUHAN KEPE KEPERAW RAWATA ATAN N 1. 11 Pend Pendeka ekatan tan Fungsi Fungsiona onall Gordo Gordon n
a. Data Kl Klinis •
Data Biografi Berupa nama pasien, usia, TB, BB, Tanggal masuk, TD, RR, Nadi dan Suhu .
•
Keluhan Utama Pasien biasanya melaporkan: -
Riwaya Riwayatt melihat melihat benda benda meng mengapu apung ng atau atau pendar pendaran an cahaya cahaya atau atau keduan keduanya. ya.
-
Pasi Pasien en akan melih melihat at bayang bayangan an berkem berkemba bang ng atau tirai tirai berger bergerak ak dilapa dilapang ng pan panda dang ng,, meng mengak akib ibat atka kan n pand pandan anga gan n kabu kaburr dan dan kehi kehila lang ngan an lapa lapang ng pandang.
-
Penu Penuru runa nan n tajam tajam pandan pandanga gan n sent sentral ral atau hilan hilangn gnya ya pand pandan anga gan n sent sentral ral menunjukkan bahwa adanya keterlibatan macula.
•
Riwayat perjalanan penyakit -
Tany Tanyak akan an seja sejak k kapa kapan n pasi pasien en mera merasa sa meli meliha hatt bend bendaa meng mengap apun ung g atau atau pendaran cahaya atau keduanya.
-
Tany Tanyak akan an sejak sejak kapa kapan n pasi pasien en meliha melihatt baya bayang ngan an berke berkemb mban ang g atau atau tirai tirai bergerak dilapang pandang, yang mengakibatkan pandangan kabur.
-
Tany Tanyak akan an seja sejak k kapa kapan n pasi pasien en meng mengal alam amii penu penuru runa nan n taja tajam m pand pandan anga gan n sentral atau hilangnya pandangan sentral.
•
•
Riwayat kesehatan masa lalu -
Apakah Apakah klien klien ada ada riwa riwayat yat penyak penyakit it diab diabetes etes mellit mellitus. us.
-
Apak Apakah ah pern pernah ah men menga gala lami mi trau trauma ma pad padaa mata mata..
Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada keluarga yang menderita penyakit ini sebelumnya.
b. Perseps Persepsii dan dan Penan Penangan ganan an Keseh Kesehatan atan •
Tanyakan kepada klien tentang gambaran kesehatannya secara umum saat ini.
•
Tanyakan alasan kunjungan klien dan harapan klien terhadap penyakitnya.
•
Tanyakan gambaran terhadap sakit yang dirasakan klien, penyebabnya, dan penanganan yang dilakukan.
•
Tanyakan apa dan bagaimana tindakan yang dilakukan klien dalam menjaga kesehatannya.
•
Tanyakan kepada klien apakah klien pernah menggunakan obat resep dokter dan warung.
•
Tany Tanyak akan an kepa kepada da klien klien apak apakah ah klie klien n seor seoran ang g pero peroko kok, k, alko alkoho holi lik, k, atau atau mengonsumsi tembakau.
•
Tanyakan kepada klien tentang riwayat kesehatan keluarganya. Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama.
c. Nutr Nutris isii-Me Meta tabo boli lik k •
Tanyakan pada klien tentang gambaran yang biasa dimakan dan frekuensi makannya.
•
Tanyakan apakah klien mempunyai riwayat alergi.
•
Tanyakan bagaiamana proses penyembuhan luka pada klien (cepat-lambat).
d. Eliminasi •
Tanyakan kepada klien bagaimana kebiasaan defekasi dan eliminasinya.
•
Tanyakan apakah ada gangguan pada proses eliminasi dan defekasinya.
e. Akti Aktivi vita tass-La Lati tiha han n •
Tanyakan bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari, seperti: mandi, berpakaian, eliminasi, mobilisasi ditempat tidur, merapikan rumah, ambulasi, dan makan, apakah mandiri atau dibantu orang lain.
f. Tid Tidur-I ur-Ist stir irah ahat at •
Tanyakan waktu, frekuensi dan kualitas tidur klien.
g. Kogn Kognit itif if-P -Per erse seps psii •
Kaji status mental dan bicara klien.
•
Tanyakan apakah ada kesulitan dalam mendengar dan melihat.
h. Pera Perann-Hu Hubu bung ngan an
i.
j. j.
•
Tanyakan bagaimana status pekerjaan klien.
•
Tanyakan bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan orang disekitarnya.
•
Tanyakan bagaimana status pernikahan klien.
Seks Seksua uali lita tass-Re Repr prod oduk uksi si •
Tanyakan bagaimana hubungan seksualitas klien.
•
Kaji apakah klien telah menopause.
Kopi Koping ng-T -Tol oler eran ansi si Stre Stress ss •
Tanyakan apakah klien pernah mengalami perubahan besar dimasa lalunya dan bagaimana cara klien menghadapinya.
k. Nila Nilaii-Ke Kepe perc rcay ayaa aan n •
Tanyakan agama klien dan bagaimana pengaruh agama pada kehidupan klien sehari-hari.
2. Diagnosa Diagnosa NANDA, NANDA, Kriteria Kriteria Hasil Hasil NOC, NOC, dan dan Interve Intervensi nsi NIC NIC NANDA Resiko cedera Faktor yang berhubungan: Eksternal Kimia, misalnya: racun, polutan, obat-obatan, alcohol. Nutrisi (vitamin, jenis makanan) Internal •
•
•
•
NOC NIC Perilaku keamanan: Manajemen keamanan lingkungan fisik rumah Aktifitas : Indikator : Ciptakan lingkungan yang Perlengkapan pencahayaan nyaman bagi klien Penggunaan system alarm Identifikasi kebutuhan pribadi keamanan klien Kelengkapan alat bantuan Pindahkan benda-benda pada lokasi yang mudah berbahaya dari sekitar klien dicapai Pindahkan benda-benda Penyusunan perabotan berisiko dari lingkungan •
• •
•
•
•
•
•
•
untuk mengurangi resiko
Usia perkembangan
•
Pengetahuan: keamanan pribadi Indikator : Gambaran untuk mencegah jatuh Gambaran resiko keamanan khusus berdasarkan usia Gambaran perilaku individu yang berisiko tinggi Gambaran resiko keamanan bekerja •
•
•
•
•
•
klien Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih Posisikan tempat tidur agar mudah terjangkau Kurangi stimulus lingkungan
Pencegahan jatuh Aktifitas : Identifikasi deficit fisik yang berpotensi untuk jatuh Identifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan potensi jatuh (seperti lantai yang licin) Berikan peralatan yang menunjang untuk mengokohkan jalan Ajarkan klien bagaimana berpindah untuk meminimalisir trauma Hindari barang-barang berserakan di lantai Ajarkan keluarga tentang faktor resiko yang berkontribusi pada jatuh dan bagaimana mengurangi resiko jatuh Kaji keluarga dalam mengidentifikasi bahaya di rumah dan bagaimana memodifikasikannya •
•
•
•
•
•
•
Kontrol Kecemasan: Peningkatan Komunikasi: Indicator: Defisit Penglihatan Memantau intensitas Kenali diri sendiri ketika Batasan karakteristik: kecemasan memasuki ruang pasien Berubahnya ketajaman Menghilangkan pencetus Menerima reaksi pasien pancaindera kecemasan terhadap rusaknya Berubahnya respon yang penglihatan Menurunkan rangsang umum terhadap lingkungan ketika cema Catat reaksi pasien terhadap rangsangan rusaknya penglihatan (misal, Mencari informasi untuk Gagal penyesuaian depresi, menarik diri, dan mengurangi kecemasan menolak kenyataan) Distorsi pancaindera Merencanakan strategi Andalkan penglihatan pasien koping terhadap situasi yang tersisa sebagaimana yang menekan mestinya Menggunakan strategi Gambarkan lingkungan koping yang efektif kepada pasien Menggunakan teknik Gangguan persepsi sensori: penglihatan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
• •
•
•
•
•
•
• •
•
relaksasi untuk mengurangi rasa cemas Menjaga hubungan sosial Melaporkan ketidakhadiran penyimpangan persepsi pada pancaindera Melaporkan ketidakhadiran manifestasi fisik akan kecemasan
•
•
•
•
Jangan memindahkan benda benda di kamar pasien tanpa memberitahu pasien Identifikasi makanan yang ada dalam baki dalam kaitannya dengan angkaangka pada jam Sediakan kaca pembesar atau kacamata prisma sewajarnya untuk membaca Rujuk pasien dengan masalah penglihatan ke agen yang sesuai
Kompensasi Tingkahlaku Penglihatan: Indicator: Manajemen Lingkungan Pantau gejala dari Ciptakan lingkungan yang semakin buruknya aman untuk pasien penglihatan Hilangkan bahaya Posisikan diri untuk lingkungan (misal, menguntungkan permadani yang bisa penglihatan dilepas-lepas dan kecil, Ingatkan yang lain untuk mebel yang dapat dipindahmenggunakan teknik pindahkan) yang menguntungkan Hilangkan objek-objek yang penglihatan membahayakan dari Gunakan pencahayaan lingkungan yang cukup untuk Lindungi dengan sisi rel/ aktivitas yang sedang lapisan antar rel, dilakukan sebagaimana mestinya Memakai kacamata Kawal pasien selama dengan benar kegiatan-kegiatan di bangsal Merawat kacamata sebagaimana mestinya dengan benar Sediakan tempat tidur Menggunakan alat bantu tinggi-rendah yang sesuai penglihatan yang lemah Sediakan alat-alat yang adaptif (misal, bangku untuk melangkah atau pegangan tangan) yang sesuai Susun perabotan di dalam kamar dalam tatakan yang sesuai yang bagus dalam mengakomodasi ketidakmampuan pasien ataupun keluarga Tempatkan benda-benda yang sering digunakan dekat dengan jangkauan Manipulasi pencahayaan untuk kebaikan terapeutik •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Batasi pengunjung
Pengawasan: Keamanan Pantau perubahan fungsi fisik atau kognitif pasien yang menyebabkan perilaku yang membahayakan Pantau lingkungan yang berpotensi membahayakan keamanan Tentukan derajat pengawasan yang dibutuhkan pasien, berdasarkan tingkat, fungsi dan kehadiran bahaya dalam lingkungan Sediakan tingkat pengawasan yang sesuai untuk memantau pasien dan memberikan tindakan terapeutik, jika dibutuhkan Tempatkan pasien pada lingkungan yang paling terbatas yang menyedikan level yang dibutuhkan untuk observasi Mulai dan pertahankan status pencegahan pada resiko tinggi dari bahaya yang dikhususkan untuk pengaturan perawatan Komunikasikan informasi tentang resiko pasien pada perawat lainnya •
•
•
•
•
•
•
Penurunan kecemasan Ansietas Kontrol cemas Batasan karakteristik: Aktivitas: Indikator : Scaning dan Tenangkan klien Pantau intensitas kecemasan kewaspadaan Jelaskan seluruh posedur Menyingkirkan tanda Kontak mata yang buruk kecemasan tindakan kepada klien dan perasaan yang mungkin Ketidakberdayaan Mencari informasi untuk muncul pada saat melakukan meningkat menurunkan cemas tindakan Kerusakan perhatian Mempertahankan Berikan informasi diagnosa, konsentrasi prognosis, dan tindakan Laporankan durasi dari Berusaha memahami keadaan episode cemas klien Koping Kaji tingkat kecemasan dan Indikator: reaksi fisik pada tingkat Memanajemen masalah •
•
•
•
•
•
• •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Melibatkan anggota keluarga kecemasan dalam membuat keputusan Gunakan pendekatan dan sentuhan, untuk meyakinkan Mengekspresikan perasaan pasien tidak sendiri. dan kebebasan emosional Sediakan aktivitas untuk Menunjukkan strategi menurunkan ketegangan penurunan stres Menggunakan support sosial Bantu pasien untuk identifikasi situasi yang mencipkatakan cemas Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
•
•
•
•
•
•
•
Peningkatan koping Aktivitas: Hargai pemahamnan pasien tentang pemahaman penyakit Gunakan pendekatan yang tenang dan berikan jaminan Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan, dan prognosis Sediakan pilihan yang realisis tentang aspek perawatan saat ini Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau perubahan peran •
•
•
•
•
•
PATHWAYS
Inflamasi intraokuler/tumor
Perub degeneratif dlm viterus
Konsentrasi as. Hidlorunat ber(-) Peningkatan cairan eksudattif/sserosa Vitreus mjd makin cair
Vitreus kolaps dan bengkak ke depan
Tarikan retina
Robekan retina
Resti Infeksi
Sel-sel retina dan darah terlepas
Retina terlepas dari epitel berpigmen
Penurunan tajam pandang sentral Ditandai dengan: -
floa floater ter dipe dipers rsep epsi sika kan n sbg sbg titi titik-t k-tit itik ik hit hitam amke kecil cil/ru /ruma mah h laba laba-la -laba ba
-
Baya Bayang ngan an ber berke kemb mban ang/ g/ti tira raii berg berger erak ak dil dilap apan ang g pand pandan ang g
Gangguan persepsi : penglihatan
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2008. “Ablasio Retina”. Http://infoibnusina.wordpress.com/2008/06/04/ablasioretina///. Diakses tanggal 20 Oktober 2010. Anonym Anonym.. “Ablas “Ablasio io Retina Retina”. ”. Http://www.scribd.com/doc/37924316/Ablasio-Retina///. Diakses tanggal 20 Oktober 2010. Brooker, Christine. 2001. “ Buku Saku Keperawatan Edisi 31 ”. Jakarta: EGC. Hazil,
Maryadi.
2009.
“Askep
Ablasio
Http://wwwdagul88.blogspot.com/2009/12/askep-ablasio-retina.html///.. Http://wwwdagul88.blogspot.com/2009/12/askep-ablasio-retina.html///
Retina”. Diakses
tanggal 20 Oktober 2010. Ilyas, Sidarta. 2009. “ Ilmu Penyakit Mata”. Jakarta: FKUI. Johnson, Marion, dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) . USA McCl McClos oske key, y,
Joan Joanne ne
C
and and
Glor Gloria ia
M.Bu M.Bule lech chec eck. k.19 1996 96.. Nursing Nursing
Interven Interventio tions ns
Classification (NIC) . USA Smeltz Smeltzer, er, Suzann Suzannee C. 2002. 2002. “Buku “Buku Ajar Keperawa Keperawatan tan Medikal-B Medikal-Bedah edah Brunner Brunner dan
Suddarth Edisi 8”. Jakarta: EGC. Wiley and Blackwell. 2009. Nursing Diagnosis Defenitions and Classification Classification 2009-
2011. USA.