MAKALAH KENDALI MUTU LABORATORIUM KESEHATAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kendali Mutu Laboratorium Kesehatan
Oleh : Anisah Risma Fauziah P27834117076 D4 Alih Jenjang Dosen Pengampu : Dra. Wieke Sriwulan, ST, M.Kes
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AJARAN 2017-2018
5Q FRAMEWORK FOR MANAGING QUALITY DI LABORATORIUM KLINIK RS PRIMA MEDIKA
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 411/MENKES/PER/III/2010 Tentang Laboratorium klinik yang dimaksud dengan Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Dari peraturan tersebut dapat diketahui bahwa tujuan adanya pemeriksaan di laboratorium adalah : 1. Memastikan atau menunjang diagnosa penyakit 2. Memantau perjalanan penyakit 3. Memantau efektivitas pengobatan 4. Melakukan uji saring dan pencegahan Karena tujuan-tujuan tersebut, maka sebuah laboratorium klinik yang didirikan harus memiliki beberapa persyaratan sebagai standar mutu dan kualitas laboratorium tersebut. Cara pengelolaan mutu laboratorium adalah dengan menerapkan 5Q Framework For Managing Quality. 5Q tersebut adalah : 1. QLP (Quality Laboratorium Process) Merupakan penjabaran kebijakan, pedoman mutu, SOP, instr uksi kerja dan pedoman lainnya. 2. QC (Quality Control) Merupakan prosedur manajerial untuk mengarahkan berbagai variasi dalam proses analitik di Laboratorium pada suatu standar yang ditetapkan.
3. QA (Quality Assesment) Merupakan pemantauan sistematik terhadap produk QC sepanjang lifecycle produk dan pelayanan yang diberikan, QA dapat juga disebut juga sebagai pemantauan kerja. 4. QI (Quality Improvement) Merupakan teknik pemecahan masalah terstruktur dengan tujuan mencegah timbulnya lagi masalah yang sama. 5. QP (Quality Planning) Perencanaan yang dibuat dengan tujuan mencegah timbulnya masalah dan berfokus pada keinginan pelanggan. Pengendalian mutu 5Q framework for managing Quality diterapkan pada tiga tahapan yaitu : 1. Pra analitik : pengendalian yang dilakukan sebelum sampel diperiksa. 2. Analitik : pengendalian selama proses pemeriksaan. 3. Pasca Analitik : pengendalian sebelum hasil pemeriksaan dis erahkan pada pasien. Seluruh 5Q framework for managing Quality harus diterapkan pada ketiga tahapan tersebut secara seimbang, agar dapat mencapai standar mutu yang terbaik guna mendukung pemeriksaan di laboratorium tersebut. Berikut adalah contoh penerapannya dalam salah satu kasus atau masalah yang terjadi di Laboratorium Klinik RS Prima Medika. Pada Tanggal 2 Oktober 2017 terjadi kasus pada pemeriksaan Faal Hemostasis yaitu pemeriksaan PPT dan APTT . Pasien mengalami patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas dan akan dilakukan operasi. Sampel darah diambil oleh perawat IGD . Hasil pemeriksaan : Hasil pemeriksaan
PPT
KPPT
Control
14,2”
34,5”
Pasien
9,0”
26,5”
NN
±2” dari Control
±7” dari Control
Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa hasil PPT dan KPPT memendek. Setelah konfirmasi keadaan pasien pada dokter yang menangani, dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat tidak sesuai. Maka dilakukan upaya mencari sumber kesalahan yang terjadi terhadap
pemeriksaan tersebut apakah kesalahan berasal dari proses Pra analitik, Analitik atau Pasca Analitik. Untuk langkah penyelesaian masalah, laboratorium klinik RS Prima Medika menerapkan 5Q framework for managing Quality. Berikut langkah-langkah penyelesaian kasus tersebut dengan penerapan 5Q framework for managing Quality : 1. QLP (Quality Laboratorium Practice) Penerapan SOP telah dilakukan dalam setiap proses pemeriksaan baik pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pra analitik meliputi : a. Pengambilan sampel darah untukpemeriksaan Faal Hemostasis harus dilakukan dengan lancar, tidak boleh tersendat sendat karena akan mempengaruhi hasil. b. Setelah darah diambuil kemudian diletakkan pada tabung vakum yang berisi Na sitrat sebagai antikoagulan dan dikocok perlahan. c. Volume sampel yang dibutuhkan harus sesuai. Biasanya pada tabung vakum telah tertulis volume sampel yang dibutuhkan disertai dengan adanya tanda batas s ampel. Analitik : a. Alat, Reagen dan kontrol yang digunakan harus distabilkan terlebih dahulu dalam suhu ruangan. Karena prinsip dari pemeriksaan Faal Hemostasis membutuhkan suhu yang stabil b. Proses pemipetan sampel dan regaen harus tepat, karena akan mempengaruhi hasil c. Alat Faal Hemostasis harus selalu dikalibrasi secara berkala. Perhatikan juga suhu pada sumurannya secara berkala. Pasca analitik : Dalam menulis hasil pemeriksaan harus dikoreksi terlebih dahulu sebelum diceta k. 2. QC (Quality Control) a. Presisi dan Akurasi Pengambilan sampel darah b. Presisi dan Akurasi Pengerjaan sampel dan Alat FH c. Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan
3. QA (Quality Assesment) Pengiriman sampel pasien pada beberapa laboratorium pusat untuk dilakukan pemeriksaan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hasil pemeriksaan dan untuk membandingkan dengan hasil pemeriksaan di Laboratorium klinik RS Prima Media. Hasil pemeriksaan di laboratorium lain adalah : Hasil pemeriksaan
PPT
KPPT
Control
14,0”
33,5”
Pasien
13,2”
32,5”
NN
±2” dari Control
±7” dari Control
a. Dari hasil pemeriksaan di laboratorium lain diketahui bahwa hasil pemeriksaan Faal Hemostasis menunjukkan hasil yang normal yang sesuai dengan kondisi pasien. Dapat diketahui bahwa memang ada kesalahan pada Laboratorium kami. b. Di Laboratorium rujukan, hasil pemeriksaan ditulis oleh petugas administrasi laboratorium kemudian diberikan pada dokter SpPK untuk ditindaklanjuti dan ditandatangani. Sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dalam penulisan hasil pemeriksaan.
4. QI (Quality Improvement) Dari seluruh pengamatan yang dilakukan baik dari segi QLP, QC, QA maka disimpulkan penyebab masalah pada kasus tersebut, sehingga dapat segera dilakukan langkah perbaikan yang dapat mencegah masalah tersebut terulang kembali. Pra Analitik a. Pengambilan darah yang tersendat atau tidak lancar b. Pengocokan sampel darah yang terlalu keras c. Volume sampel yang melebihi garis batas pada tabung
Analitik a. Proses Pemipetan yang tidak tepat, dikarenakan pipet tidak dikalibrasi b. Kalibrasi alat tidak berkala c. Kestabilan suhu reagen yang kurang, tidak didiamkan dulu pada suhu ruang sebelum digunakan atau kesalahan penyimpanan reagen d. Suhu Sumuran pada alat FH yang mulai tidak stabil
Pasca Analitik Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan 5. QP (Quality Planning) Perencanaan yang dibuat dengan tujuan mencegah timbulnya masalah dan berfokus pada keinginan pelanggan. Pra Analitik a. Pengambilan sampel darah harus lancar dan tidak tersendat- sendat b. Harus diperhatikan volume darah yang dibutuhkan. Perhatikan tulisan pada tabung FH dengan seksama. Hindari volume darah yang tidak pas c. Sampel darah dikocok perlahan agar tercampur dengan antikoagulan Dibuat SPO (Standar Operasional Prosedur) mengenai pengambilan sampel untuk pemeriksaan Faal Hemostasis dan harus diterapkan sehingga darah yang masuk ke dalam spuit lancar, tidak hemolisis, volume darah yang dimasukkan tabung tepat dan pengocokan tabung dengan benar. Analitik a. Kalibrasi Pipet secara berkala , harus ada stiker dari BPFK atau minimal perusahaan kalibrasi lain yang telah terakreditasi b. Kestabilan suhu alat , suhu alat dapat dimonitor oleh vendor alat secara berkala c. Penyimpanan reagen yang baik dan benar sesuai petunjuk pada reagen. d. Monitoring suhu ruangan dengan adanya grafik suhu dan kelembapan di ruang laboratorium yang harus diisi setiap hari Pasca Analitik a. Dikarenakan dokter SpPK tidak dapat berada di laboratorium setiap hari, maka hasil pemeriksaan dikirim melalui email untuk kemudian diverifikasi oleh dokter. b. Karena tidak ada pegawai administrasi khusus di Laboratorium maka setiap analis harus bertanggung jawab pada hasil yang ditulis dengan cara meneliti terlebih dahulu hasil yang akan dikeluarkan kemudian diserahkan pada kepala laboratorium untuk diteliti kembali c. SPO (Standar Prosedur Operasional) pengeluaran hasil pemeriksaan laboratorium
5Q framework for managing Quality hendaknya diterapkan pada setiap laboratorium, mengutamakan kepuasan pasien dan menjunjung tinggi kejujuran dan keakuratan pemeriksaan merupakan pedoman yang harus selalu diterapkan dalam setiap kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium. Kualitas suatu laboratorium dapat diketahui dari seberapa jauhkah laboratorium tersebut menerapakan konsep 5Q framework for managing Quality .
DAFTAR PUSTAKA Santoso, witono dkk.2008. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar(Good Laboratory Practice). Jakarta. Departemen Kesehatan