METODE PENGUKURAN INTELEGENSI SEJARAH INTELEGENSI
Sejarah Tes Intelegensi Abad ke 19
Kebingungan/sulit membedakan antara idiots dan lunatics, pada saat itu keduanya diperlakukan seperti Pelaku kejahatan => mental ability.
Jean
Esquirol (1838) => Dokter Perancis : yg pertama kali membedakan antara mental incapacity & mental illness. Idiot tidak akan berkembang kapasitas kecerdasannya, gangguan jiwa kehilangan kemampuan Mencoba mengembangkan metode yang berbeda untuk membedakan cacat mental. Esquirol pada awalnya mendeskripsikan karakteristik verbal ke dalam tingkatan yang berbeda mengenai idiot namun dirasa masih agak kasar, namun lebih efektif dengan tes mental.
Sejarah Tes Intelegensi Abad ke 19
Ketertarikan
dalam diakhir abad ke 19.
Metode
tes
intelegensi
dikembangkan
Psikofisikal dikembangkan oleh E.H. Webber (1795-1878) & G.T Fechner (1801-1887) dan Sir Francis Galton (1822-1911) => yang memasukan unsur statistik dalam pengukurannya.
Abad Ke 19 : Perkembangan di Inggris Sir
Francis Galton (1822-1911) : “The Father of the testing movement” => Mencetuskan 2 Gagasan Penting : Statistik regresi dan Korelasi : Psikometri (melihat hubungan antara intelegensi skor tes orang tua dan anak).
Karl
Person (1857 – 1986) : Ia aktif dalam melakukan penelitian bidang antropologi dan psikologi mengembangkan mengenai formula product – moment corelation, untuk korelasi linier, multiple corelation coefficient, the partial correlation coefficient, the phi coefficient, dan the chi square test for determining.
Abad 19 : Perkembangan di Amerika
James McKeen Cattel (1860-1944) : menggunakan istilah “tes mental” => digunakan pertama kali dalam artikel psikologi “mind”. Ia mendeskripsikan 50 pengukuran yang berbeda-beda, paling banyak terkait penilaian sensory dan kemampuan motorik
Memiliki kontribusi untuk psikologi dengan melakukan asesmen mental ability dan menunjukan bahwa mental ability dapat dipelajari secara eksperimen dan praktis
Abad 19 : Perkembangan di Amerika
James McKeen Cattel (1860-1944) : menggunakan istilah “tes mental” => digunakan pertama kali dalam artikel psikologi “mind”. Ia mendeskripsikan 50 pengukuran yang berbeda-beda, paling banyak terkait penilaian sensory dan kemampuan motorik
Memiliki kontribusi untuk psikologi dengan melakukan asesmen mental ability dan menunjukan bahwa mental ability dapat dipelajari secara eksperimen dan praktis
1839 : Tes Psikologi dipublikasikan dalam Chicago world Fair => Hugo Münsterberg & Joseph Jastrow
1890 : Franz Boas dari Clark University & J. Gilbert dari Yale University => Mempelajari respon anak dalam berbagai tipe pengetesan.
Abad 19 : Perkembangan di Amerika
1898 : Stella Sharp => Melaporkan tes yang serupa dengan Binet dan Henry, mengukur beragam fungsi dan memberikan hasil yang unreliabel
1901 : Clark Wissler => Menghubungkan tes dengan fungsi kognisi.(beberapa tes terkait proses kognitif, beberapa tesnya juga mengukur fungsi sensori. Menggunakan tes galton dan pearson untuk meneliti subjek usia sekolah hasilnya ada hubungan yang rendah antar skor tes dan juga antara skor tes dan tingkat sekolah.
Abad 19 : Perkembangan di Jerman
Emil Kraeplin (1855-1926) : Psikiatris yang memperkenalkan tes yang lebih kompleks meliputi pengukuran fungsi mental, tes persepsi, memori, fungsi motorik, dan atensi. Kraepelin mengembangkan tes intelegensi yang berkaitan dengan tes penalaran aritmatik dan kalkulasi sederhana.
H. Munsterberg (1863-1916) : mengembangkan berbagai tipe dari perseptual, memori, membaca, dan tes informasi untuk anak-anak.
Abad 19 : Perkembangan di Jerman
H. Ebbinghaus (1850-1909) => Tes-tes memori, komputasi, dan melengkapi kalimat. Ia mengembangkan prosedur mengenai administrasi pengetesan klasikal dalam tes intelegensi, yang dalam penyelesaian pengerjaan tes, administrasi menggunakan prosedur waktu.
Carl Wernicke (1848-1905) => penelitiannya mengenai Brain Localization, didapatkan rancangan set pertanyaan untuk mendeteksi retardasi mental. (what is the difference between a ladder and a staircase? terkait konsepual thinking)
T. Ziehen (1908) => mempublikasikan tes baterai meliputi pernyataan mengenai generalisasi. (what have an eagle, a duck, a goose and a stork in common?)
Abad 19 : Perkembangan di Prancis Akhir perkembangan Intelegensi di Abad 19. Tokoh : Alfred Binet (1857-1911), Victor Henri (1872-1940), dan Theodore Simon ( 1873-1961). Mengembakangkan metode yang bervariasi mengenai fungsi mental. Meyakini kunci utama dalam pengukuran intelegensi lebih difokuskan pada proses mental yang tinggi terhadap fungsi sensori. Munculnya skala Binet Simon (1905). - Aitem diurutkan dari berdasarkan tingkat kesulitan dilengkapi dengan instruksi pada administrasi tes - Skala merefleksikan berdasarkan usia perkembangan kognitif - Dapat mendiagnosa tingkatan reterdasi mental
Rangkuman Sejarah abad 19 Inggris analisis statistik Amerika implementasi ide Binet untuk mengembangkan sebuah skala dan metode statistik untuk mengolah data tes German study psychopatology dan fungsi mental yang kompleks Prancis fokus pada eksperimental klinis
Perkembangan Pada Abad ke 20 Pengenalan Skala Binet – Simon di Amerika. 1916 : Skala Standford – Binet Kontribusi Yerke’s : Format skala usia dirasa memiliki perbedaan yang radikal dengan skala poin. - Dalam skala usia, item tes telah terstandarisasi pada kelompok anak dari beragam tingkat usia. aitem-aitem yang terpenuhi oleh anak di usia tertentu akan masuk ke level tersebut - Dalam format skala poin. Poin ditentukan berdasarkan ketepatan dan kualitas respon anak, ex, kecepatan. Skor mentah disetiap subtes akan dikonversikan ke skor standar - Pada Tes skala usia asusmsi bahwa bentuk penting dari perilaku muncul di beberapa poin perkembangan, tes skala poin digunakan unuk mengukur fungsi-fungsi spesifik 1937 : Skala Standford-Binet 1916 direvisi di tahun 1960 oleh Lewis Terman dan Maud Merrill.
Perkembangan Pada Abad ke 20 1986 : Format poin skala S-B skala intelegensi edisi ke – 4 diperkenalkan oleh Robert Thorndike, Elizhabetg Hagen dan Jorome M Sattler. Munculnya Skala Wechler => David Wechsler (18961981) tertarik dengan poin skala Memperlajari tes yang tersandarisasi, ia memilih 11 subtes yang berbeda. Skala ini, kemudian di adaptasikan ke dalam beberapa pengukuran tes Wechler :, WISC (Wechler Intellegence scale for Children), WISC-R, WPPSI (Wechler Preschool and Primary Scale of Intellegence), WAIS-R (Wechler Adult Intellegence Scale-Revised)
Definisi Intelegensi Menurut Tokoh # Lewis Madison Terman (1916 ) Intelegensi sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir secara abstrak. # Alfred Binet & Theodore Simon Intelegensi sebagai terdiri atas tiga komponen, yaitu a.Kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan. b.Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan. c.Keamampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autocriticism.
Definisi Intelegensi Menurut Tokoh # H.H. Goddard (1946) Intelegensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang. # V.A.C Henmon Intelegensi terdiri atas dua macam faktor, yaitu : (a) kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, dan (b) pengetahuan yang telah diperoleh.
Definisi Intelegensi Menurut Tokoh # Baldwin (1901) Intelegensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami. # Clark Wissler Terdapat 1 sifat umum yg mendasari tes lainnya, sifat umum tersebut yg dimaksudkan sebagai intelegensi # Edward Lee Thorndike (1913) Intelegensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
Definisi Intelegensi Menurut Tokoh # David Wechsler Intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi lingkuangannya dengan efektif. # Walters dan Gardner (1986) Intelegensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah, atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.
Definisi Intelegensi Menurut Tokoh # Flynn (1987) Intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman. # Robert J. Sternberg : Intelegensi mencakup 3 faktor kemampuan utama, : (a) Kemampuan memecahkan masalahmasalah praktis yg berciri utama adanya kemampuan berfikir logis, (b) Kemampuan verbal (lisan) yang berciri utama adanya kecakapan berbicara dengan jelas dan lancar, dan (c) Kompetensi sosial yang berciri utama adanya kemampuan untuk menerima