BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Intelegensi dan bakat dalam adalah dua hal yang saling keterkaitan. Di mana biasanya manusia yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di atas pekerjaanya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan. Namun perlu ditekankan bahwa intelegensi itu bukanlah IQ di mana kita sering salah tafsirkan. Sebenarnya intelegensi itu menurut ³Claparde dan Stern´ adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang k ita miliki bisa meningkat. Setiap orang pasti berkeinginan supaya dirinya dapat berhasil, baik berhasil di kala sekolah maupun di saat keluar dari sekolah nantinya ia dapat berhasil dalam meniti karier dan kehidupannya. Sama halnya dengan intelegensi, keberhasilan pun memiliki beberapa faktor yang harus dijalani supaya kita dapat meraihnya. Dalam makalah ini kami akan memaparkan hal-hal yang berkaitan erat dengan keberhasilan tersebut, seperti indikator dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mencapai keberhasilan di dalam pendidikan. Semua hal tersebut akan dipaparkan lebih rinci lagi di dalam bab selanjutnya.
1
intelegensi merupakan keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah menguasai lingkungan secara efektif. Pendapat lain dikemukakan oleh Soemanto (1984) bahwa intelegensi adalah kesempurnaan perbuatan kecekatan kegiatan yang efisien. Dengan kata lain intelegensi menunjukkan suatu kualitas perbuatan atau tingkah laku individu. Kualitas dalam hal ini menyatakan kecepatan, kemudahan serta ketepatan dalam melakukan perbuatan atau tindakan. Intelegensi berkaitan dengan kecakapan untuk belajar dan memanfaatkan apa yang dipelajari dalam usaha menyesuaikan diri dengan situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah. Belajar matematika sebagaimana dikemukakan oleh Dienes (dalam Hadejo, 1979) melibatkan struktur hirarki dari konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah dibentuk sebelumnya, dimana suatu konsep matematika tidak mungkin dikuasai dengan sempurna kalau konsep yang melandasinya belum dipahami. Dari beberapa pengertian intelegensi yang telah diuraikan diatas dapat dikatakan bahwa intelegensi merupakan kemampuan dasar seseorang untuk belajar dari pengalaman guna menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi dengan cepat, tepat dan efektif. Seseorang yang memiliki intelegensi yang lebih tinggi akan mampu berbuat lebih banyak dengan usaha yang relatif lebih sedikit daripada orang yang intelegensinya lebih rendah. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar seseorang yang memiliki intelegensi lebih tinggi diharapkan mampu belajar lebih banyak, mampu menyesuaikan tugas-tugas belajarnya lebih cepat daripada orang yang memiliki intelegensi yang lebih rendah. Sedangkan menurut Purwanto (1988) intelegensi yang rendah menghambat usaha seseorang untuk maju dan berkembang, meskipun orang itu ulet dan tekun dalam usahanya.
2
Bakat mengacu pada kemampuan khusus sepeti menyelesaikan perhitungan aritmatika, atau mengingat fakta dari informasi yang telah dibaca. Bakat berasal dari hasil interaksi antara karakteristik individu dengan kesempatan belajar di lingkungan. Bakat ini merepresentasikan informasi dan ketrampilan yang bertahap telah didapatkan. Bakat dapat diukur dan digunakan untuk memprediksi potensi yang dimiliki seseorang untuk meraih prestasi dalam area tertentu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atasa, maka penulis memfokuskan ´ Bagaimana sebenarnya intelegensi dan bakat itu ?´ C. Tujuan
Secara umum tujuan dari makalah ini adalah : 1.
Agar
mahasiswa memahami dan dapat menjelaskan intelegensi dan bakat.
2.
Agar
mahasiswa dapat mengaplikasikan materi tentang intelegensi dan bakat dalam
kehidupan sehari ± hari
3
BAB II INTELEGENSI DAN BAKAT A. Teori Intelegensi Teori
± teori inteligensi dibedakan menjadi empat macam, diantaranya:
a.Teori Faktor Teori
ini dikembangkan oleh Spearman, dia mengembangkan teori dua factor dalam kemampuan
mental manusia. Yakni :
1.Teori factor ³g´ (factor kemampuan umum) kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas ± tugas secara umum (misalnya, kemampuan menyelesaikan soal ± soal matematika) 2.Teori factor ³s´ (factor kemampuan khusus) kemampouan menyelesaikan masalah atau tugas - tugas secara khusus (misalnya, mengerjakan soal ± soal perkalian,atau penambahan dalam matematika)
b.Teori Struktural Intelektual Teori
ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap tiap kemampuan memiliki
jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas mental atau pikiran (operation), isi informasi (content), dan hasil informasi (product).penjelasannya adalah sbb :
1.Operation (aktivitas pikiran atau mental)
4
Cognition yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi. Misalnya mengetahui makna kata ³adil´ atau ³krisis´
2.Content (isi informasi) Visual yaitu informasi ± informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh mata Auditory
yakni informasi ± informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina
oleh system pendengaran (telinga) Simbolic yaitu iem ± item informasi yang tersusun urut bersamaan dengan iem ± iet yang lain. Misalnya sederet angka, huruf abjad dan kombinasinya Sematic biasanya berhubungan dengan makna atau arti tetapi tidak melekat pada symbol ± symbol kata Behavioral yakni item informasi mengenai keadaan mental dan perilaku individuuang dipindahkan melaluyi tindakan dan bahasa tubuh.
3.Product (bentuk informasi yang dihasilkan) Unit yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunuikan didalam kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata. Class yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan obyek yang serupa. Misalkan bilangan genap dan ganjil. Relation yakni hubungan antara dua item. Contoh dua orang yang memiliki huruf depan berurutan, A bi kawin dengan Ani. Sistem yakni tiga item atau lebih berhubungan dalam suatu susunan totalitas. Transformation yaitu setiap perubahan atau pergantian item informasi. Implication yakni item informasi diusulkan oleh item informasi yang sudah ada. Misalkan melihat 4X5 dan berpikir 20.
5
.Teori Kognitif
c
Teori
ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat dianalisis kedalam
beberapa komponen yang dapat membantu seseorang untuk memecahkan masalahnya diantaranya : Metakomponen adalah proses pengendalian yang terletak pada urutan lebih tinggi yang digunakan untuk melaksanakan rencana, memonitor, dan mengevaluasi kinerja dalam suatu tugas Komponen kinerja adalah proses ± proses pada urutan lebih rendah yang digunakan untuk melaksanakan berbagai strategi bagi kinerja dalam tugas Komponen perolehan pengetahuan adalah proses ± proses yang terlibat dalam mempelajari informasi baru dan penyimpanannya dalam ingatan.
d. Teori Multifaktor (L.L Thurstone)
Intelegensià terdiri dari multi faktor yang meliputi 13 faktor. Diantara 13 faktor tersebut ada 7 faktor yang merupakan faktor dasar (primary abilities) . Ketujuh faktor tersebut adalah : 1. Verbal comprehension (V) pengertian yang diucapkan dengan kata-kata. kecakapan 2. Word fluency (W) dan kefasihan menggunakan kata-kata. 3. Number (N) memecahkan masalah matematika (penggunaan angka-angka bilangan) 4. Space (S) kecakapan tilikan ruang, sesuai dengan bentuk hubungan formal, seperti menggambar design from memory. 5. Memory (M) mengingat. kecakapan mengamati dan menafsirkan, mengamati
6
6.
Perceptual (P) persamaan dan perbedaan suatu objek .
kecakapan menemukan 7. Reasoning (R) dan menggunakan prinsip ± prinsip
e. Teori Kecerdasan Majemuk (multiple intelligen ces) Teori
ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan sedikitnya ada
tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami, diantaranya : 1.Inteligensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) yaitu kemampuan memanipulasi kata ± kata didalam bentuk lisan atau tulisan. Misalnya membuat puisi 2.Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical) yaitu kemampuan memanipulasi systemsistemangka dan konsep-konsep menurut logika. Misalkan para ilmuwan bidang fisika, matematika 3.Inteligensi ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk melihat dan memanipulasi pola-pola dan rancangan. Contohnya pelaut, insinyur dan dokter bedah 4.Inteligensi musik (musical intelligence)adalah kemampuan memahami dan memanipulasi konsep-konsep musik. Contohnya intonasi, irama, harmoni 5.Inteligensi gerak-tubuh(bodily-kinesthetic intelligence)yakni kemampuan untuk menggunakan tubuh dan gerak. Misalkan penari, atlet 6.Inteligensi
intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami perasaan ± perasaan sendiri,
refleksi, pengetahuan batin, dan filosofinya,contohnya ahli sufi dan agamawan 7. Intelegensi interpersonal yakni kemampuan u ntuk memahami orang lain dan membina hubungan dengan orang lain.Contohnya psikolog, terapis, dll.
7
8. Initelegensi naturalistik yakni kemampuan untuk mengenali dan memahami lingkungan sekitar, seperti mengenali jenis-jenis hewan,tumbuhan,d ll. Tapi bagi anak kota yang mungkin jarang menemukan hewan dan tumbuhan yang bervariasi,maka lingkungan yang dimaksud bisa seperti mengenali jenis-jenis mtobil,motor,dll. contoh profesi yang menggunakan kecerdasan ini adalah ahli biologi,botanis,dll.
B. Defenisi Intelegensi dan Ciri ± ciri intelegensi
Inteligensi adalah salah satu kemampuan menta l, pikiran, atau intelektual manusia. Inteligensi merupakan merupakan bagian dari proses ± proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi (high cognition). Secara umum inteligensi biasa disebut kecerdasan. Intelegensi pada hakikatnya berawal dari faktor hereditas yang diturunkan oleh kedua orang tua dan berkembang saat anak masih dalam kandungan. Sifat yang dibawa anak sejak lahir merupakan perpaduan kromosom ayah dan kromosom ibu yang diturunkan berupa struktur genetik, maksudnya bukan berupa bentuk-bentuk tingkah lakunya melainkan ciri-ciri fisik yang ditentukan oleh keturunan. Perkembangan faham dalam psikologi selanjutnya menggeser pandangan yang bersifat fisikal seperti itu kearah pandangan yang lebih bersifat mentalis. Hal itu tampak dalam beberapa definisi inteligensi sebagaimana pernah dirumuskan oleg para ahli psiko logi, sebagai berikut :
Inteligensi terdiri dari tiga komponen yaitu : a.kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan b.kemampuan untuk mengubah arah tindakan, dan c.kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.
8
Ciri-ciri intelegensi yaitu : 1. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung). 2. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.[2] Teori
yang cukup banyak dianut adalah bahwa intelegensi terdiri dari suatu faktor G (General
faktor) dengan berbagai faktor-faktor S (Specifik Faktor). Faktor G bukanlah sekedar penjumlahan dari faktor-faktor S. Masing-masing merupakan suatu kesatuan yang memiliki kualitas sendiri.
C. Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :
1. Faktor bawaan atau keturunan Penelitian membuktikan bahwa kore lasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal. 2. Faktor lingkungan Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan
9
sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting. 3. Stabilitas intelegensi dan IQ [5] Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas inyelegensi tergantung perkembangan organik otak. 4.
Pengaruh faktor kematangan Tiap
organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
T iap
organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya. 5. Pengaruh faktor pembentukan Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. 6.
Minat dan pembawaan yang khas Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
7. Kebebasan
10
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.
D. Pengertian Bakat
Bakat mengacu pada kemampuan khusus sepeti menyelesaikan perhitungan aritmatika, atau mengingat fakta dari informasi yang telah dibaca. Bakat berasal dari hasil interaksi antara karakteristik individu dengan kesempatan belajar di lingkungan. Bakat ini merepresentasikan informasi dan ketrampilan yang bertahap telah didapatkan. Bakat dapat diukur dan digunakan untuk memprediksi potensi yang dimiliki seseorang untuk meraih prestasi dalam area tertentu Jika seseorang memiliki bakat dalam bidang tertentu, maka dengan latihan ia akan sukses dalam bidang tersebut. Bakat disebut juga spesial ability / aptitude ·
Branca : Predisposisi bawaan, potensi yang belum dikembangkan, sifat bawaan dari lahir
·
Gray : kapasitas untuk belajar 11
·
Lyman : kapasitas untuk mengembangkan keahlian / ketrampilan dalam bidang studi tertentu yang bersifat bawaan dan pengalman
·
Bingham : kondisi pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkan mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan tertentu
Mengidentifikasi bakat memungkinkan individu mentetahui tip skil yang paling cepat, mudah dan dapat dinikmati ketika dipelajari Individu yang tahu bakatnya akan lebih percaya diri, akan lebih mengoptimalkan waktu dan energinya di bidang yang menawarkan kemungkinan sukses yang paling besar baginya.
E. Jenis ± jenis Bakat
1. Kinetik Fisik (Bodily Kinesthic) Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan mengekspresikan ide serta perasaan. Ciri-cirinya: Menonjolkah ia dalam olahraga tertentu? Apakah ia tidak bisa duduk diam untuk waktu yang lama? Pandaikah ia menirukan gerakan badan atau wajah orang lain? Tangkaskah ia dalam kegiatan yang membutuhkan ketrampilan tangan, seperti origami (melipat kertas gaya jepang), membuat pesawat dari kerta, melukis, bermain dengan tanah liat, atau merajut? Apakah ia dapat menggunakan badannya dengan baik untuk mengekspresikan dirinya?
2. Bahasa (Linguistic) Bakat untuk menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, secara efektif. Beberapa pertanyaan yang bisa membantu menetukan apakah anak berbakat di bidang ini atau tidak. Apakah ia bisa menulis lebih baik dari anak seusianya? Sukakah ia bercerita atau membuat lelucon? Sukakah ia membaca buku? Apakah ia bisa 12
mengeja lebih baik dari anak seusianya? Apakah ia dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan idenya secara baik?
3. Logika dan Matematis (Logical-Mathematical) Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ciri-cirinya: Apakah ia tak hentinya ingin tahu bagaimana alam dan benda-benda bekerja? Apakah ia suka bermain dengan angka? Sukakah ia akan pelajaran matematika di sekolah? Sukakah ia bermain dengan permainan asah otak seperti catur? Sukakah ia mengelompokkan benda-benda?
4. Musikalitas (Musical) Bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara. Dibawah ini adalah beberapa pertanyaan yang membantu untuk menentukan apakah anak menunjukkan bakat musik yang menonjol: Pandaikah ia dalam menghafal lagu dan menyanyikannya? Dapatkah ia bermain alat musik? Sensitifkah ia terhadap suara-suara di sekitarnya? Apakah ia suka bersiul atau menggumam lagu?
5. Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence) Mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk dalam memahami fenomena alam. Ciri-cirinya: Sukakah ia berceloteh mengenai binatang kesayangannya atau tempat-tempat yang disukainya? Sukakah ia bermain di air? Apakah ia suka ke kebun binatang, taman safari atau kebun raya? Apakah ia bermain dengan binatang peliharaannya? Apakah ia suka mengoleksi kumbang, bunga, daun atau benda-benda alam lainnya?
13
BAB III A. Kesimpulan
1. Intelegensi adalah faktor total, berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya seperti ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat dan sebagainya juga berpengaruh terhadapa intelegensi seseorang. Intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru serta perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. 2. Ciri-ciri intelegensi yaitu : merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional, tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang tombul daripadanya. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi: pengaruh faktor bawaan, pengaruh faktor lingkungan, stabilitas intelegensi dan IQ, pengaruh faktor kematangan, pengaruh faktor pembentukan, minat dan pembawaan yang khas, kebebasan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Irwanto dkk, Psikologi Umum (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994) h. 166 Sukardi, Dewa Ketut. 1988, Analisis Tes Psikologi, Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumadi. 1984, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. [1] Drs. Irwanto dkk, Psikologi Umum (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994) h. 166 Dan penulis menncari sumber ± sumber intelegensi dan bakat dari internet..
15