MEMORY
A. Pengertian Ingatan
Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi
yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari
lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli
memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau.
Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah
dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan
disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam
kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan
(learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah
dialami (remembering).
Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi
(encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).
B. Fungsi Memasukkan (Encoding)
Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara
mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu
yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding
merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang
sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi
lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.
Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1. Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh
inderanya dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya.
Contoh konkritnya dapat kita lihat pada anak-anak yang umumnya
menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan
mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil
berguling-guling.
2. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan
pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita
sebagai mahasiswa, dimana dengan sengaja kita memasukkan segala hal
yang dipelajarinya di perguruan tinggi.
C. Fungsi Menyimpan (Storage)
Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (penyimpanan
terhadap apa yang telah diproses dalam encoding, apa yang dipelajari atau
apa yang dipersepsi). Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan
dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak
tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan
namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa
sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut
dengan kelupaan. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu
hal yang penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu
antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
Masalah intercal dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval:
1. Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan
bahan (act of remembering). Lama interval berkaitan dengan kekuatan
retensi. Makin lama intervalnya, makin kurang kuat retensinya, atau
dengan kata lain kekuatan retensinya menurun.
2. Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang
terdapat atau mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi
interval akan merusak atau mengganggu memory traces, sehingga
kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.
Atas dasar lama interval dan isi interval, hal tersebut merupakan
sumber atau dasar berpijak dari teori-teori mengenai kelupaan.
D. Fungsi Menimbulkan Kembali (Retrival)
Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-
hal yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu
proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk
digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali
sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari.
Seseorang dikatakan "Belajar dari Pengalaman" karena ia mampu menggunakan
berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan
cara:
1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang
dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada
organisme. Conyohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang
yang dimaksud.
2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah
dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang
yang bersangkutan.
3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan
berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup
kompleks. Proses mengingat reintegrative terjadi bila seseorang
ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka
akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut
telah menontonnya berkali-kali.
E. Kelupaan
Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang
ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan.
Hali itu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori-teori
tentang kelupaan.
Ada lima teori lupa, yaitu:
1. Decay Theory (Atropi), teori ini beranggapan bahwa memori menjadi
semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang
kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan
meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila dalam jangka
waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan
rusak atau menghilang.
2. Teori Interferensi, teori ini menitikberatkan pada isi
interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan
dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak
mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling
bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa
informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat yang lama,
tetapi juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit
mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka
terjadilah interferensi retroaktif. Sedangkan, bila informasi yang
kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan
yang sama, maka terjadi proses interferensi proaktif.
3. Teori Retrieval Failure, teori ini sebenarnya sepakat dengan
teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam
memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat
kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai.
Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk
yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan
diingat kembali.
4. Teori Motivated Forgetting, menurut teori ini, seseorang akan
cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-
hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung
ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Jadi,
teori ini beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih
selalu ada.
5. Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti sepakat
bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai
perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram.
Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang
mengakibatkan amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai
informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang
bersangkutan disebut menderia amnesia retrograd. Bila yang
dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, maka orang
tersebut menderita amnesia anterograd.
F. Beberapa Eksperimen Mengenai Ingatan
Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time
method)
Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat sejauh mana
waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat menguasai materi yang
dipelajari dengan baik, seperti dapat mengingat kembali materi tersebut
tanpa kesalahan.
Misalnya seseorang yang disuruh mempelajari suatu syair lagu dan orang
tersebut harus menimbulkan kembali syair tanpa ada kesalahan. Bila kriteria
ini telah terpenuhi, maka diukur waktu yang diperlukan hingga mencapai
kriteria tersebut. Individu yang satu lebih cepat daripada individu yang
lain, tetapi ada pula yang lambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu
atau usaha yang dibutuhkan oleh seseorang berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
2. Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana suatu individu disuruh
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu kriteria
tertentu. Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua
kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan
pertemuan pertama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin singkat
waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi yang
dapat diingat dengan baik, dan makin sedikit materi yang dilupakan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa proses relearning ada waktu yang dihemat untuk
disimpan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan metode saving
method.
3. Metode rekonstruksi
Metode ini menugaskan individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang
telah diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui
waktu yang digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada
kriteria tertentu. Contohnya seperti bermain puzzle.
4. Metode mengenali kembali (recognition)
Dalam metode ini penelitian dalam memori ditekankan pada recognition
(mengenal kembali). Jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian
materi tadi disajikan ulang dengan penyertaan materi lain. Adanya materi
lain untuk mentes subjek apakah ia mampu mengenal kembali materi yang telah
dipelajari sebelumnya diantara materi-materi lain yang disajikan.
5. Metode mengingat kembali
Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall (mengingat kembali)
terhadap apa yangtelah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang
berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk
mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.
6. Metode asosiasi berpasangan
Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara
berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengingat apa
yang telah dipelajarinya, maka dalam evaluasi, salah satu pasangan
digunakan sebagai stimulus, dan subjek disuruh menampilkan kembali (baik
recall maupun recognition).
Sensory Memory
Iconic Memory : Bentuk memori sensoris yang secara otomatis menyimpan
informasi visual selama sekitar seperempat detik atau lebih, informasi
segera hilang setelah perhatian dialihkan.
Echoic Memory : Bentuk memori sensorik yang memegang informasi pendengaran
selama 1 atau 2 detik.
Psikolog George Sperling (1960) mendemonstrasikan eksistensi dari memori
sensori dalam serangkaian penelitian yang cemerlang.
Sperling melakukan sebuah eksperimen di mana sebuah suara
tinggi,sedang,ataupun rendah diperdengarkan tepat setelah seseorang melihat
pola penuh dari huruf tersebut. Kemudian, mereka diminta untuk menyebutkan
kembali huruf-huruf di baris teratas jika suara yang keras
dibunyikan. Karena suara tersebut diperdengarkan setelah penampakan huruf,
maka seseorang harus bergantung pada ingatan mereka untuk menyebutkan baris
yang benar.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa seseorang telah
menyimpan pola yang lengkap di dalam ingatan. Mereka secara akurat
mengingat huruf-huruf pada baris yang telah diindikasikan oleh suara
tersebut terlepas dari apakah huruf tersebut terletak pada bagian atas,
tengah atau bawah. Terlepas dari cepatnya informasi tersebut menghilang,
informasi dalam ingatan sensori merupakan representasi akurat dari apa yang
telah dilihat oleh seseorang.
Dengan secara bertahap memperpanjang waktu antara presentasi pola
visual dan nada, Sperling dapat menentukan dengan tingkat akurasi tertentu
panjangnya waktu di mana informasi tersimpan di dalam ingatan sensori.
Kemampuan untuk mengingat pola dari baris tertentu ketika diperdengarkan
suatu nada menurun secara cepat ketika periode antara pemunculan visual dan
pembunyian nada meningkat. Penurunan ini berlanjut hingga periode tersebut
mencapai sekitar 1 detik dalam durasi, pada titik di mana baris tidak dapat
diingat secara akurat sama sekali. Sperling menyimpulkan bahwa keseluruhan
gambaran visual disimpan dalam ingatan sensori selama kurang dari satu
detik.
Secara keseluruhan, ingatan sensori bekerja seperti kamera yang
menyimpan informasi berupa informasi visual, auditori atau jenis sensori
lain untuk waktu yang sangat singkat. Namun sebagaimana hasil tangkapan
kamera, segera setelah diambil akan rusak dan digantikan dengan hal yang
baru. Kecuali informasi dalam kamera tersebut ditransfer ke beberapa tipe
memori yang lain, maka informasi tersebut akan hilang.
Short-Term Memory
Short-term memory mempunyai dua karakteristik:
1. Durasi terbatas
Maintenance rehearsal : mengacu pada perlakuan sengaja mengulangi atau
berlatih sehingga informasi bertahan lebih lama dalam ingatan dengan
menggunakan latihan.
2. Kapasitas terbatas
George Miller (1956), orang pertama yang menemukan bahwa memori jangka
pendek dapat menyimpan hanya sekitar tujuh item atau bit, plus atau
minus dua. Sangat mudah untuk mengkonfirmasitemuan Miller dengan tes
rentang memori, yang mengukur jumlah angka yang kita dapat ulang
kembali dalam urutan yang benar setelah sidang tunggal.
Salah satu alasan utama informasi hilang dari memori jangka pendek
adalah gangguan (Estevez & Calvo, 2000). Hasil gangguan ketika informasi
baru memasuki memori jangka pendek dan menimpa atau mendorong keluar
informasi yang sudah ada.
Meskipun memori jangka pendek memiliki kapasitas dan durasi terbatas,
adalah mungkin untuk meningkatkannya dengan baik. misalnya, saya
menggunakan demonstrasi kelas di mana saya menjamin bahwa setiap siswa
dapat belajar untuk menghafal daftar 23 digit, dalam urutan yang tepat,
hanya dalam 25 detik. Ini demonstrasi ingatan yang mengesankan, yang selalu
bekerja, dilakukan dengan mengetahui bagaimana menggunakan sesuatu yang
disebut chunking.
Chunking
Chunking menggabungkan item yang terpisah dari informasi ke unit
besar, atau potongan, dan kemudian mengingat potongan informasi dari item
individu. Seperti pertama kali diusulkan oleh George Miller (1956),
chunking adalah alat mengingat yang kuat yang sangat meningkatkan jumlah
informasi yang dapat diandalkan dalam memori jangka pendek.
Fungsi Ingatan Jangka Pendek
Ada tiga hal penting untuk diingat tentang ingatan jangka pendek:
1. Informasi ditransfer ke ingatan jangka pendek,
2. Setelah waktu yang singkat, suatu informasi akan hilang kecuali
berlatih, dan
3. Beberapa informasi pada akhirnya akan ditransfer dari ingatan jangka
pendek ke penyimpanan permanen.
Attending Salah satu fungsi ingatan jangka pendek adalah bahwa hal itu
memungkinkan kita untuk selektif memperhatikan informasi yang relevan dan
mengabaikan segala sesuatu yang lain.
Rehearsing (Berlatih) Fungsi lain dari ingatan jangka pendek adalah
bahwa hal itu memungkinkan Anda untuk menyimpan informasi dalam waktu
singkat sampai Anda memutuskan apa yang harus dilakukan dengan itu. Jika
Anda berlatih informasi dalam memori jangka pendek, Anda meningkatkan
kemungkinan menyimpannya.
Ingatan jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah; putaran
fonologi (phonological loop), gambaran penglihatan-ruang (visuo-spatial
sketchpad), dan pelaksana pusat (central executive).
Putaran fonologi menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat
itu sedang dipikirkan. Baddeley (1975) dalam penelitiannya, meminta
partisipan mengingat kembali beberapa daftar pendek berisi kata-kata secara
berurutan. Ia menemukan bahwa partisipan mampu mengingat kata-kata yang
mereka sebutkan dalam dua detik. Kesimpulannya, putaran fonologi dapat
menyimpan kata dengan baik dalam dua detik.
Gambaran penglihatan-ruang adalah ketika kita membentuk citra/gambaran
mental tentang sesuatu. Gambaran penglihatan-ruang juga berperan dalam
tugas-tugas spasial, misalnya mencari jalan memutar dan menentukan jarak.
Ingatan jangka pendek bukan hanya sebuah tempat penyimpanan ingatan
sementara, tetapi juga lokasi berpikir secara aktif, tempat menyaring,
memilah, dan menggabungkan informasi lama dengan informasi yang baru, lalu
mengambil keputusan. Proses ini disebut penemuan mental. Penemuan mental
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam ingatan jangka pendek.
Misalnya, bayangkan sebuah segitiga, lingkaran, dan empat persegi panjang.
Gabungkan ketiganya, gambarlah objek yang anda ciptakan tersebut. Kini,
secara mental anda telah menciptakan objek baru yang meungkin menyerupai
atau tidak menyerupai objek yang anda kenal. Proses kreatif ini merupakan
versi sederhana seorang seniman atau musisi dalam menciptakan karyanya.
INTELEGENSI MANUSIA
Yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah "budaya". Budaya
dihasilkan dari hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Cipta rasa dan karsa
berkembang berkat kemampuan intelligence manusia. Tetapi, tingkat
intelegensi setiap individu sangat berbeda. Dibawah ini akan dijelaskan
secara mendetail.
PENGERTIAN INTELEGENSI
Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan
untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai
dengan pemahaman atau pengertian.
David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula
sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk
mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan
bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir
secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern
berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan
turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada
intelegensi seseorang.
Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa:
* Intelegensi itu ialah faktor total berbagai macam daya jiwa erat
bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian,
minat dan sebagainya juga mempengaruhi intelegensi seseorang).
* Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau
perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya dapat kita ketahui dengan
cara tidak langsung melalui "kelakuan intelegensinya".
* Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemapuan yang dibawa
sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan dan pendidikan
pun memegang peranan.
* Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan
tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara
untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
TIGA KONTROVERSI TENTANG INTELEGENSI
1. Apakah intelegensi merupakan kemampuan beradaptasi disemua lingkungan
budaya atau hanya di budaya tertentu dimana seseorang berada
2. Apakah intelegensi merupakan suatu kemampuan secara menyeluruh atau
beberapa kemampuan yang spesifik
3. Dengan neuroscience modern dapatkah kita mengukur intelegensi dari
kecepatan otak memproses informasi
TEORI – TEORI INTELEGENSI
Teori – Teori mengenai intelegensi ada beberapa macam, diantaranya:
* Teori Two- Faktor
Inteligensi terdiri dari faktor G (general factor) kecerdasan umum yang
berfungsi dalam setiap aktivitas mental & faktor S (specific
factors)kemampuan khusus seseorang: verbal, numerikal, mekanikal,
perhatian, imajinasi, dll.(Charles Spearman)
* Teori Primary Mental Abilities
Inteligensi terdiri sekelompok faktor (primary Mental Abilities): verbal
comprehension, numerical, spasial visualization, perseptual ability,
memory, reasoning & word fluency. (L.L Thurstone).
* Teori Triarchis
Menggambarkan proses berpikir sebagai komponen yang diklasifikasikan
menurut fungsi & sifat:
* Meta component: mengidentifikasi masalah, merencanakan, menunjukan
perhatian dan memantau sejauh mana strategi yang dipilih tersebut
bekerja.
* Performance component: melaksanakan strategi yang telah dipilih.
* Knowledge acquisition component : menyangkut perolehan pengetahuan
(Sternberg).
* Teori Struktural Intelektual
Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap tiap
kemampuan memiliki jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas mental atau
pikiran (operation), isi informasi (content), dan hasil informasi
(product).penjelasannya adalah sbb :
* Operation (aktivitas pikiran atau mental)
* Cognition yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan
memahami informasi. Misalnya mengetahui makna kata "adil" atau
"krisis"
* Memory yakni menyimpan informasi dalam pikiran dan
mempertahankannya
* Divergent production yakni proses menghasikan sejumlah alternative
informasi dari gudang ingatan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya
mengusulkan sejumlah judul sebuah cerita
* Convergent production yaitu penggalian informasi khusus secara
penuh dari gudang ingatan. Misalkan menemukan kata – kata yang
cocok untuk jawaban TTS
* Evaluation yakni memutuskan yang paling baik dan yang cocok dengan
tuntunan berpikir logis
Content (isi informasi)
* Visual yaitu informasi – informasi yang muncul secara langsung dari
stimulasi yang diterina oleh mata
* Auditory yakni informasi – informasi yang muncul secara langsung
dari stimulasi yang diterina oleh system pendengaran (telinga)
* Simbolic yaitu iem – item informasi yang tersusun urut bersamaan
dengan iem – iet yang lain.
* Misalnya sederet angka, huruf abjad dan kombinasinya
* Sematic biasanya berhubungan dengan makna atau arti tetapi tidak
melekat pada symbol – symbol kata
* Behavioral yakni item informasi mengenai keadaan mental dan
perilaku individuuang dipindahkan melalui tindakan dan bahasa
tubuh.
* Product (bentuk informasi yang dihasilkan)
* Unit yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunuikan didalam
kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata
* Class yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan obyek yang serupa.
Misalkan bilangan genap dan ganjil
* Relation yakni hubungan antara dua item. Contoh dua orang yang
memiliki huruf depan berurutan, Abi kawin dengan Ani
* Sistem yakni tiga item atau lebih berhubungan dalam suatu susunan
totalitas. Misalkan tiga orang berinteraksi didalam sebuah acara
dialog di TV
* Transformation yaitu setiap perubahan atau pergantian item
informasi
* Implication yakni item informasi diusulkan oleh item informasi yang
sudah ada. Misalkan melihat 4X5 dan berpikir 20.
* Teori Kognitif
Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat
dianalisis kedalam beberapa komponen yang dapat membantu seseorang untuk
memecahkan masalahnya diantaranya :
* Metakomponen adalah proses pengendalian yang terletak pada urutan
lebih tinggi yang digunakan untuk melaksanakan rencana, memonitor,
dan mengevaluasi kinerja dalam suatu tugas
* Komponen kinerja adalah proses – proses pada urutan lebih rendah
yang digunakan untuk melaksanakan berbagai strategi bagi kinerja
dalam tugas
* Komponen perolehan pengetahuan adalah proses – proses yang terlibat
dalam mempelajari informasi baru dan penyimpanannya dalam ingatan
* Teori Inteligensi Majemuk (multiple intelligences)
Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan
sedikitnya ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami,
diantaranya :
* Inteligensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) yaitu
kemampuan memanipulasi kata – kata didalam bentuk lisan atau
tulisan. Misalnya membuat puisi
* Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical) yaitu
kemampuan memanipulasi system-sistemangka dan konsep-konsep menurut
logika. Misalkan para ilmuwan bidang fisika, matematika
* Inteligensi ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk
melihat dan memanipulasi pola-pola dan rancangan. Contohnya pelaut,
insinyur dan dokter bedah
* Inteligensi musik (musical intelligence)adalah kemampuan memahami
dan memanipulasi konsep-konsep musik. Contohnya intonasi, irama,
harmoni
* Inteligensi gerak-tubuh(bodily-kinesthetic intelligence)yakni
kemampuan untuk menggunakan tubuh dan gerak. Misalkan penari, atlet
* Inteligensi intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami perasaan –
perasaan sendiri, refleksi, pengetahuan batin, dan
filosofinya,contohnya ahli sufi dan agamawan
* Inteligensi interpersonal yaitu kemmampuan memahami orang lain,
pikiran maupun perasaan – perasaannya, misalnya politis, petugas
klinik, psikiater
ASAL – USUL PENGUKURAN INTELEGENSI
1. FRANCIS GALTON
a. Trait manusia di turunkan secara genetis
b. Mengukur intelegensi berdasarkan ukuran kepala
c. Kekuatan intelektual berdasarkan pada waktu reaksi (EL),
ketepatan sensoris (system limbic) kekuatan otot, proporsi tubuh
2. Alfred Binnet
a. Umur kalender seorang individu berhubungan dengan tingkat
kemampuan tertentu
i. Mental Age = Chronological Age ( Normal
ii. Mental Age < Chronological Age ( Butuh
iii. Mental Age > Chronological Age ( Pandai
b. Bakat mental ( Kapasitas umum yang tampil dalam berbagai cara
c. Mencari jawaban pada pengaruh lingkungan
3. Lewis Terman
a. Mengevaluasi alat ukur Binnet
4. Stern
a. IQ ( (Mental Age : Chronological Age) x 100
b. Digunakan hanya untuk anak-anak
c. Ditemukan bahwa hasil test berbeda pada ras yang berbeda
d. Hanya untuk akademis
BAKAT & KREATIVITAS
Intelegensi dan Bakat
a) Intelegensi merupakan konsep mengenai kemampuan umum individu dalam
mengatasi masalah. Namun didalam kemampuan umum tersebut juga terdapat
kemampuan yang amat spesifik.
b) Bakat adalah kemampuan spesifik yang memberikan individu kondisi
yang memadai dalam mencapai pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan
melallui suatu latihan.
c) Alat yang digunakan adalah aptitude test yag dirancang untuk
mengungkap bakat.
d) Tes bakat untuk prestasi belajar yang digunakan adalah scholastic
aptitude test dan untuk pekerjaan menggunakan vocational aptitude test &
interest inventory
e) Contoh scholastic adalah TPA atau grade record Examination (UAN)
f) Contoh vocational adalah Differential aptitude test atau kuder
occupational interest survey
Intelegensi dan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu perilaku intelegensi yang juga merupakan
manifestasi kogntif. Sedangkan menurut J.P.Guilford, kreativitas bersifat
divergen, yaitu mempunyai kebebasan alternative jawaban berdasar informasi
yang ada. S.C.U. Munandar kreatifitas menggambarkan kemampuan menggambarkan
kelancaran, keluwesan, originalitas, dan mengolah apa yang ada.
Intelegensi dengan kreativitas belum mempunyai hasil yang sama dengan
penelitian-penelitian sebelumnya sehingga masih menimbulkan perdebatan.
Skor IQ rendah selalu diikuti dengan kreativitas yang rendah, namun pada IQ
yang tinggi tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula,
bahkan dengan level IQ yang lebih tinggi lagi, tidak adanya korelasi antara
IQ dan kreativitas.
Pendapat para ahli:
a) J.P Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah proses yang
divergen, sedangkan tes IQ hanya memberikan gambaran atas proses konvergen
dimana hanya ada satu solusi, jika selain itu maka dinyatakan salah.
b) Para ahli berpendapat bahwa tidak ada batasan yang jelas tentang
kreativitas. Contohnya S.C.U Munandar.
Kuadran Pembelajaran
Ada tiga cara belajar pada manusia, yaitu:
- Visual : cara belajar yang menggunakan indra penglihatan lebih dominan.
Cara belajar ini lebih ke mengarah pada membaca tulisan, melihat gambar dan
lain sebagainya. Contohnya : membuat mind-map saat belajar.
- Auditory : cara belajar yang menggunakan indra pendengaran lebih dominan.
Cara belajar ini lebih mengarah pada mendengarkan. Contohnya : mendengarkan
musik sambil belajar, mendengarkan orang yang sedang menjelaskan, dan lain
sebagainya.
- Kinestetik : cara belajar yang harus disertai dengan gerakan tubuh.
Seperti belajar sambil berjalan, atau belajar sambil mengayunkan kaki, dan
lain sebagainya.
The Four Selves
Pada kiri atas, lebih kepada pengumpulan fakta, analisis, argumen, teori,
terperinci dan statistik. Pada kiri bawah, lebih melihat segala sesuatu
secara mengalir atau urutan, agak pelit, perencanaan, dan organisasi. Pada
Kanan bawah, lebih dapat memahami, dapat membangun antusiasme, lebih pada
hal-hal bersifat emosi dan perasaan. Pada kanan atas, lebih pada
keteraturan, membaca petunjuk, dan lebih intituitif.
Brain Dominance Communication
Komunikasi yang baik tergantung pada dominasi otak setiap individu. Hal
tersebut dapat terjadi, karena kuadran-kuadran tersebut dimiliki setiap
orang. Dan setiap orang memiliki kuadran berbeda-beda.
Otak, dikaitkan dengan kemampuan komunikasi dengan orang lain. secara
teoritis, otak dapat dibagi-bagi dalam beberapa kuadran. Sebenarnya,
terdapat otak emosi, dimana otak emosi dapat mempengaruhi persepsi.
Bagaimana kita mempersepikan sesuatu dan bertindak dipengaruhi oleh otak
emosi. Namun, otak emosi jarang sekali digunakan. Ketiadaan otak emosi
menyebabkan ingatan akan orang-orang yang ada disekitar kita menjadi tidak
ada.
PENGUKURAN INTELEGENSI
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal
Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk
mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak
yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini
kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan
banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan
indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan)
antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes
Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh
seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal
dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak
digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah
bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles
Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu
faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-
faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory
of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini
adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan
WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan
tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat
tes tersebut dibuat.
Validitas dan Reliabilitas
Test intelegensi kebanyakan menggunakan prestasi sekolah sebagai
promotor atau kriteria utamanya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tes
intelegensi memang mempunyai korelasi yang amat tinggi dengan prestasi
sekolah. Jadi dalam hal ini tes tersebut valid. Pertanyaan validitas, dan
khususnya reliabilitas tes intelegensi menyangkut pada pengaruh budaya.
Bila tes dapat dibuat sama sekali tidak dipengaruhi oleh budaya (Culture
Fair atau Culture Free) maka tes tersebut dapat diharapkan reliabel (dapat
dipakai di mana saja).
Jenis-Jenis Tes Intelegensi
Berdasarkan penataannya ada beberapa jenis tes intelegensi, yaitu :
1) Tes Intelegensi individual, beberapa di antaranya:
a. Stanford – Binet Intelegence Scale.
b. Wechster – Bellevue Intelegence Scale (WBIS)
c. Wechster – Intelegence Scale For Children (WISC)
d. Wechster – Adult Intelegence Scale (WAIS)
e. Wechster Preschool and Prymary Scale of Intelegence (WPPSI)
2) Tes Intelegensi kelompok, beberapa di antaranya:
a. Pintner Cunningham Prymary Test
b. The California Test of Mental Makurity
c. The Henmon – Nelson Test Mental Ability
d. Otis – Lennon Mental Ability Test
e. Progassive Matrices
3) Tes Intellegensi dengan tindakan perbuatan
Untuk tujuan program layanan bimbingan di sekolah yang akan dibahas
adalah tes intelegensi kelompok berupa:
* The California Test of Mental Maturity (CTMM)
* The Henmon – Nelson Test Mental Ability
* Otis – Lennon Mental Ability Test, and
* Progassive Matrices. (22)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat
intelegensi yang berbeda. Hal ini seperti yang disebutkan diatas ada
pandangan yang menekankan pada bawaan (pandangan kualitatif) dan ada yang
menekankan pada proses belajar (pandangan kuantitatif) sehingga dengan
adanya perbedaan pandangan tersebut dapat diketahui bahwa intelegensi
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebgai berikut.
1. Pengaruh faktor bawaan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang
berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ
mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ), orang yang kembar ( + 0,90 ) yang
tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan
orang tua angkatnya ( + 0,10 – + 0,20 ).
2. Pengaruh faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Dalam
perkembangan anak awal, dibutuhkan ASI (Air Susu Ibu) yang merupakan
faktor utama dalam perkembangan dan pertumbuhan bayi. Oleh karena itu ada
hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi seseorang.
Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan
yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat
kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat
penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain
(khususnya pada masa-masa peka).
3. Stabilitas intelegensi dan IQ
Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum
tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes
intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari
intelegensi). Stabilitas inyelegensi tergantung perkembangan organik
otak.
4. Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah
matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.
5. Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi.
6. Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-
dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan
dunia luar.
7. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan
memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan
kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk
menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya
berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah
faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan
intelegensi seseorang.
DINAMIKA INTELEGENSI
Dalam bahasan ini akan dijelaskan beberapa poin tentang masalah-
masalah yang berkaitan dengan intelegensi
1. Hubungan intelegensi dengan tingkat kelompok jabatan
Super dan Cities menyimpulkan bahwa makin tinggi tingkat kelompok
jabatan, makin tinggi rata-rata IQ-nya.
2. Hubungan intelegensi anak-anak dengan intelegensi orang tua mereka.
Schienfield menyatakan tentang hereditas intelegensi (apa yang
diwariskan oran tua kepada anaknya) selain adanya pengaruh tingkat
pendidikan orang tua dengan perkembangan intelegensi anak (stimulasi
orang tua) seperti yang dikemukakan oleh Fitzegerald dan McKinney.
3. Hubungan kondisi jasmani terhadap intelegensi seseorang.
Berdasarkan penelitian, ternyata orang-orang yang ber-IQ tinggi
cenderung lebih sehat jasmaninya dan pertumbuhannya lebih subur
dibandingkan dengan orang-orang yang ber-IQ rendah.
4. Pengaruh pendidikan pada tingkat intelegensi.
Prof.Irving Lorge (1945) dari universitas California menunjukan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula skor IQ-
nya, disamping adanya faktor lain seperti lingkungan keluarga, sosial,
minat belajar, keperibadian, dan sebagainya.
GANGGUAN OTAK YANG BERPENGARUH KEPADA INTELEGENSI
Berdasarkan teori Howard Gardener yang mengatakan adanya kecerdasan
majemuk, maka hampir semua gangguan otak baik itu gangguan saraf, gannguan
mental, dan gangguan pada otak itu sendiri dapat berpengaruh pada
intelegensi seseorang.
Contoh kasus, bila seorang individu terkena schizophrenia maka individu
tersebut akan mengalami gangguan intelgensi pada kategori kecerdasan
interpersonal dan cenderung untuk ke intrapersonal.
Tetapi tidak semua gangguan saraf yang mengatur indera berpengaruh pada
intelegensinya, contohnya adalah Ludwig Van Bethoven, dia seorang composer
terkenal yang mengalami tuli, dan dengan ketuliannya dia justru menciptakan
karya-karya hebatnya.
PEMBAHASAN EQ, SQ, PQ, AQ
* IQ (INTELLEGENCE QOUTIENT)
Kapasitas umum seseorang untuk engerjakan atau melakukan sesuatu.
Berhubungan dengan penalaran / berfikir. Intellegensi adalah keseluruhan
kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah,
serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993).
Kesimpulan IQ:
a. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan
manusia.
b. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk
diselesaikan.
c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan
dalam budaya seorang individu.
CIRI-CIRI PRILAKU INTELLEGEN / CERDAS :
Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru
bagi yang bersangkutan.
Serasi tujuan dan ekonomis (efesien).
Masalah mengandung tingkat kesulitan.
Keterangan pemecahannya dapat diterima.
Sering menggunakan abstraksi.
Bercirikan kecepatan.
Memerlukan pemusatan perhatian
* EQ (EMOTIONAL QOUTIENT)
Pengertian EQ(emotional quotient) / kecerdasan emosi : Kemampuan untuk
mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri,
mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL
GOLDMAN). Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN
MAYER). Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan
kekuatan,ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh
(COOPER &SAWAF). Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri,
kepekaan sosial, dan adaptasi sosial (SEAGEL).
ASPEK EQ (SALOVELY & GOLDMAN) ADA LIMA :
1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri).
2. Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri).
3. Kemampuan memotivasi diri.
4. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.
5. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).
PRILAKU CERDAS EMOSI :
- Menghargai emosi negative orang lain.
- Sabar menghadapi emosi negative orang lain.
- Sadar dan menghargai emosi diri sendiri.
- Emosi negative untuk membina hubungan.
- Peka terhadap emosi orang lain.
- Tidak bingung menghadapi emosi orang lain.
- Tidak menganggap lucu emosi orang lain.
- Tidak memaksa apa yang harus dirasakan.
- Tidak harus membereskan emosi orang lain.
- Saat emosional adalah saat mendengarkan
SIFAT EQ TINGGI :
- Berempati.
- Mengungkapkan dan memahami perasaan.
- Mengendalikan amarah.
- Kemandirian.
- Kemampuan menyesuaikan diri.
- Disukai.
- Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.
- Ketekunan.
- Kesetiakawanan.
- Keramahan.
- Sikap hormat.
* CQ (CREATIVITY QOUTIENT)
CREATIVITY / KREATIVITAS adalah potensi seseorang untuk memunculkan
sesuatu yang merupakan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan
teknologi serta semua bidang dalam usaha lainnya
GUIL FORD mendiskripsikan 5 ciri kreativitas :
a. KELANCARAN/KEFASIHAN :
Kemampuan memproduksi banyak ide.
b. KELUWESAN :
Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam,
pendekatan jalan pemecahan masalah.
c. KEASLIAN :
Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal
sebagai hasil pemikiran sendiri.
d. PENGURAIAN :
Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.
e. PERUMUSAN KEMBALI :
Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan
melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim.
Beberapa cara memunculkan gagasan kreatifitas
Kuantitas gagasan
Gagasan pertama sebagai cara untuk mendapatkan gagasan yang lebih baik.
Pemilihan dari bernagai gagasan
b. BRAINSTORMING
untuk menambah gagasan yang telah ada, untuk
mendapat gagasana yang orisinil
c. SINEKTIK :
Membuat yang asing menjadi akrab menggunakan
analogi dan metafora
d. MEMFOKUSKAN TUJUAN :
Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi
besok
* SQ (SPIRITUAL QOUTIENT)
Spiritual Quotient yaitu sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan
agama. Percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha Melihat, Maha Mendengar dan
Maha. Mengetahui apa-apa yang diucapkan, diperbuat bahkan isi hati atau
niat manusia.
Dalam buku yang berjudul Seratus Tokoh yang paling berpengaruh dalam
sejarah, si penulisnya Michael H. Hart membuat peringkat enam teratas
adalah :
1) Nabi Muhammad SAW;
2) Isaac Newton;
3) Nabi Isa (Yesus);
4) Budha (Sidharta Gautama);
5) Kong Hu Chu;
6) St Paul.
Hampir semua tokoh tersebut ternyata adalah tokoh-tokoh
agama,pemimpin/penggerak spiritual. Jadi manusia yang menentukan arah
sejarah adalah mereka yang memiliki kualitas spiritual.
Ciri-ciri sq tinggi
memiliki prinsip dan visi yang kuat
prinsip kebenaran
prinsip keadilan
prinsip kebaikan
memandang sesuatu dengan yang benar
mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman
CONTOH : Guru ingin hasil lulusan optimal, maka semua yang terkait akan
kerja sesuai kepasitas dlm tujuan yg sama
Mampu memaknai setiap sisi kehidupan
CONTOH : Semua yang terjadi ada maknanya, berbagai penderitaan akan
pempertebal sq, jika berhasil akan bersyukur
mampu mengelola & bertahan dlm kesulitan & penderitaan
Orang sukses telah melewati liku, cacian & ujian yang besar
* AQ (ADVERSITY QOUTIENT)
Adversity Qountient adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat
bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan
hidup
contoh kasus :
Ketika akhirnya Thomas Alva Edison (1847 – 1931) berhasil menemukan
baterai yang ringan dan tahan lama, dia telah melewati 50.000 percobaan
dan bekerja selama 20 tahun. Tak heran kalau ada yang bertanya, "Mr.
Edison, Anda telah gagal 50.000 kali, lalu apa yang membuat Anda yakin
bahwa akhirnya Anda akan berhasil ?" Secara spontan Edison langsung
menjawab, "Berhasil ? Bukan hanya berhasil, saya telah mendapatkan banyak
hasil. Kini saya tahu 50.000 hal yang tidak berfungsi.
Paul G. Stoltz, merinci AQ:
AQ Tingkat "Quitters" (Orang-orang yang Berhenti)
langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan hidup, tidak
berikhtiar dan hanya berkeluh kesah menghadapi penderitaan
b. AQ Tingkat "Campers" (Orang yang Berkemah)
Awalnya giat mendaki / berusaha menghadapi kesulitan
hidup, ditengah perjalanan mudah merasa cukup dan
mengakhiri pendakian atau usahanya. Contoh : orang yang
sudah merasa cukup dengan menjadi sarjana, merasa sukses
bila memiliki jabatan dan materi.
c. AQ Tingkat "Climbers" (Orang yang Mendaki)
seumur hidupnya mendaki mencari hakikat kehidupan
menuju kemuliaan manusia dunia dan akhirat.
Analisis SWOT merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk menelaah
tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier.
"S" Strenght (Kekuatan), adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri
yang mendukung cita-cita / karier.
"W" Weakness (Kelemahan), adalah seluruh kekurangan yang ada pada diri
sendiri dan kurang mendukung cita-cita/ karier.
"O" Opportunity, (Peluang), adalah segala sesuatu yang dapat menunjangkeb
erhasilan cita-cita/karier.
"T" Traits (Ancaman), adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan
rencana citacita/karier yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.
Daftar Pustaka :
http://tricklik.blogspot.com
http://id.wikipedia.org