1
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI KERITING (Capsicum annuum) PADA BERBAGAI KOMBINASI PUPUK NPK *)
Oleh Moch. Dawam Maghfoer dan Koesriharti **) ABSTRAK Penelit Penelitian ian bertujua bertujuan n untuk untuk mendap mendapatka atkan n dosis dosis optimu optimum m kombina kombinasi si pupuk pupuk NPK pada pada pertumbuhan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai keriting dilaksanakan dilaksanakan di lahan sawah desa Wonom Wonomuly ulyo, o, kecamat kecamatan an Ponco Poncokus kusumo umo,, kabupa kabupaten ten Malang Malang,, + 600 mdpl, mdpl, jenis jenis tanah tanah Andisol, pH 5,6, pada bulan September 2007 sampai April 2008. Penelitian dilaksana-kan dengan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 8 perlakuan dan diulang 5 kali. Perlakuan tersebut ialah: A. Kontrol (tanpa pupuk); B. ZA 800 kg/ha+SP-36 300 kg/ha+KCl 200 kg/ha; C. NPK Kebomas 25:7:7 672 kg/ha+SP-36 170 kg/ha+KCl 122 kg/ha; D. NPK Kebomas 25:7:7 650 kg/ha+SP-36 150 kg/ha+KCl 100 kg/ha; E. NPK Kebomas 25:7:7 800 kg/ha; F. NPK Kebomas 24:8:8 700 kg/ha+SP-36 145 kg/ha+KCl 107 kg/ha; G. NPK Kebomas 24:8:8 650 kg/ha+SP-36 150 kg/ha+KCl 100 kg/ha; dan H. NPK Kebomas 24:8:8 800 800 kg/ha. kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kontrol (tanpa pupuk) memberikan hasil lebih rendah dibandingkan dengan yang diberi pupuk, baik berupa pupuk tunggal, tunggal, pupuk majemuk, majemuk, maupun campuran campuran kombinasi kombinasi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. majemuk. Hasil pengamatan pengamatan peubah pertumbuha pertumbuhan n dan hasil, bahwa perlakuan F (NPK Kebomas 24:8:8 700 kg/ha+SP-36 145 kg/ha+KCl 107 kg/ha) menunjukkan pertumbuhan dan hasil (11.19 t/ha) lebih tinggi daripada perlakuan lainnya dengan nilai R/C rasio 1.64. Sedangkan hasil pada kontrol sebesar 7.22 t/ha (R/C rasio 1.24), dan pada perlakuan pupuk tunggal tunggal (perlakuan (perlakuan B) sebesar sebesar 8.63 8.63 t/ha t/ha (R/C rasio 1.36). 1.36). Kata kunci: cabai keriting, pupuk NPK tunggal, pupuk NPK majemuk
*)
Makalah disajikan pada Seminar Nasional Hortikultura 2010, Denpasar- Bali 26 November 2010. **) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145
25-
2
PENDAHULUAN
Cabai merupakan sayuran penting di Indonesia. Luas lahan cabai di Indonesia pada tahun 2005 2005 mencapai mencapai 10.96% dibanding dibandingkan kan dengan dengan total luas lahan sayuran lainnya lainnya (Dire (Direkto ktorat rat Jend Jender eral al Horti Hortiku kult ltura ura,, 2006 2006). ). Penin Peningk gkata atan n areal areal cabai cabai terse tersebu butt belu belum m diimbangi diimbangi dengan dengan produktivitas produktivitas cabai. Menurut Menurut Direktorat Direktorat Jenderal Jenderal Hortikultura Hortikultura (2006), produktivitas produktivitas cabai di Indonesia Indonesia pada tahun 2005 ialah sebesar sebesar 6.39 ton/ha. Produktivitas Produktivitas cabai tersebut masih jauh dari potensi produksi yang mencapai 18 ton/ha (Kusandriani, 1996). Rendahnya produktivitas cabai tersebut dapat disebabkan oleh mutu benih, teknik budidaya, budidaya, serangan serangan hama hama dan dan patogen, patogen, dan pasca panen. panen. Upaya Upaya penin peningk gkata atan n produ produks ksii tanama tanaman n dapat dapat dilaku dilakukan kan deng dengan an perbai perbaika kan n teknik teknik budid budidaya aya.. Salah Salah satu satu di antara antaranya nya denga dengan n menga mengatu turr keter ketersed sediaa iaan n unsu unsurr hara hara yang yang dapat dapat diserap oleh tanaman dengan cara pemupukan, karena pemupukan merupakan salah satu cara yang tepat untuk peningkatan produksi tanaman (Harijadi, 1989). Berdasarkan kandungan unsur hara, pupuk buatan dapat dibagi menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. majemuk. Pupuk tunggal hanya mengandung satu macam unsur hara, misalnya urea yang mengandung unsur nitrogen, sedangkan pupuk majemuk mengandung lebih dari satu jenis unsur hara ( Hakim et al ., ., 1986). Penggunaan pupuk makro tunggal secara terus menerus dapat menimbulkan pengaruh yang yang nega negati tif. f. Hasi Hasill pene peneli liti tian an Suwa Suwand ndii dan dan Hilm Hilman an (199 (1992) 2) menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwaa peningk peningkatan atan jumlah atau proporsi proporsi ZA dalam dalam sistem sistem pemupu pemupukan kan N akan akan menuru menurunka nkan n pH tanah. Penggunaan TSP yang berlebih juga dapat menyebabkan kekurangan unsur mikro terutama Zn. Praktek penggunaan penggunaan pupuk pupuk tunggal tunggal makro dengan kadar tinggi tinggi secara terus menerus juga akan dibatasi oleh kelangkaan sumber daya energi untuk masa mendatang. Oleh karena hal tersebut di atas perlu dicari alternatif pupuk lain sebagai sumber pupuk. Penggunaan pupuk pupuk majemuk dapat menjadi solusi pemupukan yang efisien. Hasil penelitian penelitian Rosliani Rosliani et al . (2001) menunjukkan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK relatif relatif lebih lebih baik dalam dalam mening meningkatk katkan an pertumb pertumbuha uhan n dan hasil hasil tanaman tanaman cabai cabai merah merah dibandingkan dengan pupuk tunggal. Hal tersebut terjadi karena pupuk NPK me-lepaskan unsur-unsur haranya sedikit demi sedikit (slow release). Pemupuk Pemupukan an tidak efektif jika tidak memenuhi memenuhi sinkronisas sinkronisasii unsur hara. Menurut Menurut Handayanto (1998), sinkronisasi ialah “maching” menurut waktu, ketersediaan unsur hara dan kebutuhan kebutuhan tanaman akan unsur hara. Apabila penyediaan penyediaan unsur hara tidak “match” maka akan akan terjad terjadii defis defisien iensi si unsur unsur hara hara atau atau kelebi kelebihan han unsur unsur hara, hara, mesk meskipu ipun n jumlah jumlah total total penye penyedia diaan an sama denga dengan n jumlah jumlah total total kebutuh kebutuhan. an. Pupu Pupuk k tunggal tunggal memilik memilikii kelebiha kelebihan n dapat sesuai dengan kebutuhan tanaman, cepat terurai dan dapat segera dimanfaatkan oleh tanaman, sedangkan kekurangannya ialah lebih mudah hilang sehingga hanya sedikit unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh oleh tanaman. Kelebihan pupuk pupuk majemuk ialah lambat lambat terurai sehingga pemup pemupuk ukan an lebih lebih efekti efektif, f, sedan sedangk gkan an kekur kekurang angan an pupuk pupuk majemu majemuk k ialah ialah tidak tidak sesuai sesuai antara antara kebutuha kebutuhan n dari masing-m masing-masing asing unsur yang dikehend dikehendaki aki oleh kebutuha kebutuhan n tanaman tanaman dengan dengan kandungan yang terkandung dalam pupuk (Hakim et al ., ., 1986). Tujuan penelitian ialah untuk mendapatkan dosis optimum kombinasi pupuk NPK pada pertumbu pertumbuhan han dan dan hasil tanaman cabai keriting keriting
3
BAHAN DAN METODE
Pene Peneli liti tian an dila dilaku kuka kan n pada pada laha lahan n sawa sawah h di desa desa Wono Wonomu muly lyo, o, keca kecama mata tan n . Poncokusumo, Kabupaten Malang, mulai bulan September 2007 – April 2008. Lokasi tersebut terletak pada ketinggian 600 m dpl, jenis tanah andosol dan pH tanah sebesar 5,6. Benih cabai keriting menggunakan varietas HTM-888. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok terdiri dari 8 perlakuan dan diulang 5 kali. A. Kontrol (tanpa pupuk); pupuk); B. ZA 800 kg/ha+SP-36 kg/ha+SP-36 300 kg/ha+KCl kg/ha+KCl 200 kg/ha; C. NPK Kebomas 25:7:7 672 kg/ha+SP-36 170 kg/ha+KCl 122 kg/ha; D. NPK Kebomas 25:7:7 650 kg/ha+SP-36 150 kg/ha+KCl 100 kg/ha; E. NPK Kebomas 25:7:7 800 kg/ha; F. NPK Kebomas 24:8:8 700 kg/ha+SP-36 145 kg/ha+KCl 107 kg/ha; G. NPK Kebomas 24:8:8 650 kg/ha+SP-36 150 kg/ha+KCl 100 kg/ha; dan H. NPK Kebomas 24:8:8 800 kg/ha. Tanaman Tanaman cabai keriting ditanam ditanam pada petak percobaan percobaan dengan ukuran 4 m x 2.4 m dengan jarak antar bedengan 40 cm. Jarak tanam yang dipergunakan 60 cm x 50 cm. Pemupukan NPK, Urea dan ZA dilakukan dua kali selama pertumbuhan tanaman cabai cabai keriting keriting.. Pemupu Pemupukan kan pertama pertama dilakuka dilakukan n pada pada 7 HST dan pemupu pemupukan kan kedua kedua dilaksanakan pada 30 HST, masing-masing setengah dosis perlakuan. Pemupukan SP-36 SP-36 dan KCl diaplikasikan diaplikasikan satu kali pada pada 7 HST. Lubang Lubang tempat pupuk dibuat dibuat melingkar melingkar pada tanaman tanaman sedalam sedalam 5 cm dengan dengan jarak 5 cm dari batang batang tanaman. tanaman. Pengamatan dilakukan pada peubah pertumbuhan dan hasil tanaman cabai keriting. Pengamatan Pengamatan pertumbuhan pertumbuhan meliputi meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Pengamatan Pengamatan hasil 2 meliputi bobot per tanaman, bobot per petak (ukuran 9,60 m ), dan bobot buah per hektar (dengan (dengan faktor koreksi koreksi 0,70). 0,70). Untuk Untuk mengeta mengetahui hui efektivit efektivitas as secara secara ekono ekonomi mi dilaku dilakuka kan n dengan analisis usahatani, dilakukan dengan menghitung nilai R/C rasio dengan rumus: R/C rasio = Hasil : Biaya Data yang dikumpulkan dikumpulkan dianalisis dengan dengan menggunakan menggunakan analisis keragaman. Apabila dari hasil analisis ragam terdapat pengaruh perbedaan yang nyata di antara perlakuan yang diteliti maka dilakukan uji lanjut dengan uji BNT 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah Aplikasi pupuk NPK berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman cabai merah merah. Perlakuan tanpa pupuk pupuk menghasilkan pertumbuhan cabai merah merah terendah. Pupu Pupuk k NPK NPK tung tungga gal, l, pupu pupuk k NPK NPK maje majemu muk k 25-7 25-7-7 -7 dan dan NPK NPK maje majemu muk k 24-8 24-8-8 -8 menghasilkan pertumbuhan cabai merah lebih rendah dibandingkan perlakuan kombinasi pupuk NPK tungg tunggal al dan NPK NPK majemuk. majemuk. Kombinasi pupuk NPK tunggal dengan pupuk NPK majemuk menghasilkan jumlah daun yang lebih tinggi (Tabel 1). Hal tersebut diduga karena kandungan kandungan unsur hara P dan K pada kombinasi pupuk NPK majemuk + pupuk PK tunggal lebih tinggi dibandingkan pupuk NPK tunggal tunggal atau pupuk NPK majemuk. majemuk. Selain kandungan kandungan unsur unsur yang lebih tinggi, kombinasi pupuk NPK tunggal dan pupuk NPK majemuk dapat menghasilkan jumlah daun lebih tinggi karena efisiensi unsur unsur hara yang lebih tinggi tinggi dan terpenuhinya sinkronisasi unsur hara. Ketersediaan unsur P dan K dalam jumlah cukup pada kombinasi pupuk PK PK tunggal tunggal dan pupuk NPK NPK majemuk majemuk dapat meningka meningkatkan tkan jumlah jumlah daun. Foth dan Turk Turk (197 (1972) 2) meny menyat atak akan an,, apab apabil ilaa unsu unsurr K dala dalam m tana tanama man n cuku cukup, p, maka maka pros proses es metabolisme tanaman berjalan lancar dan unsur hara dalam tanaman akan seimbang.
4
Disamping hal tersebut, unsur K juga memberikan efek keseimbangan, baik pada N maupun P. Pemberian pupuk NPK majemuk atau pupuk tunggal menghasilkan jumlah daun lebih rendah. rendah. Hal tersebut tersebut disebabkan disebabkan tidak tercapainya tercapainya sinkronisasi sinkronisasi unsur hara antara antara kebutuhan tanaman dengan ketersediaan unsur hara. Pada tanaman yang dipupuk dengan pupuk NPK majemuk, unsur hara tersedia secara perlahan. perlahan. Hal tersebut mengakibatk mengakibatkan an pada awal pertumbuhan pertumbuhan tanaman tanaman membutuhka membutuhkan n unsur hara maka unsur hara tersebut tersebut belum sepenuhnya tersedia bagi tanaman. tanaman. Ketidak-tersedia Ketidak-tersediaan an unsur hara dalam jumlah cukup pada awal pertumbuhan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat sehingga jumlah daun yang dihasilkan dihasilkan menjadi menjadi lebih sedikit. sedikit. Pada penggunaan penggunaan pupuk pupuk NPK tunggal, unsur hara cepat terurai sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman, akan tetapi efisiensinya rendah. Ini disebabkan pada unsur hara yang cepat tersedia maka unsur hara hara terse tersebu butt lebih lebih muda mudah h hilan hilang g kare karena na terhid terhidro rolis lisis is atau atau meng mengua uap, p, apal apalag agii pada pada saat saat penelitian penelitian terjadi curah hujan yang tinggi. Hal tersebut tersebut membuat membuat tanaman tanaman tidak dapat mema memanfa nfaat atka kan n unsu unsurr hara hara sepen sepenuh uhny nyaa kare karena na banya banyakn knya ya unsu unsurr hara hara yang yang hilan hilang g sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat. Tabel 1. Jumlah daun tanaman cabai merah akibat pengaruh pemberian pupuk NPK Perlakuan
Umur Pengamatan (HST) 42 56 107.98 a 108.17 a
14 14.32 a
28 40.00 a
70 148.88 a
84 158.25 a
B (ZA 800 kg, SP-36 300 300 kg, kg, KCl KCl 200 200 kg)
19.75 b
45.45 b
130.11 b
140.00 b
193.78 b
218.85 b
C (NPK 25-7-7 672 kg, SP-36 170 kg, KCl 122 kg)
21.2 bc
51.00 cd
147.41 cd
157.45 bcd
210.93 bc
226.94 b
D (NPK 25-7-7 650 kg, SP-36 150 kg, KCl 100 kg)
20.45 bc
50.68 bcd
143.05 bcd
155.03 bcd
203.50 bc
218.30 b
E (NPK 25-7-7 800 kg)
19.82 b
46.95 bc
135.66 bc
141.23 bc
197.58 b
213.10 b
F (NPK 24-8-8 700 kg, SP-36 145 kg, KCl 107 kg)
21.77 c
54.65 d
151.69 d
171.50 d
232.58 c
259.43 c
G (NPK 24-8-8 650 kg, SP-36 150 kg, KCl 100 kg)
21.30 bc
51.63 cd
149.97 d
160.15 cd
220.53 bc
227.60 bc bc
H (NPK 24-8-8 800 kg)
20.40 bc
48.70 bc
140.68 bcd
149.95 bc
198.83 b
216.20 b
1.70
5.23
13.22
20.04
33.56
32.14
A (Kontrol)
BNT 5%
Keterangan : Bilangan pada kolom yang sama dan didampingi dengan huruf sama pula menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Jumlah Jumlah daun daun berpen berpengar garuh uh pada pada pening peningkat katan an tinggi tinggi tanaman tanaman cabai cabai merah. merah. Hal tersebut mengingat fungsi daun sebagai alat fotosintesis, sehingga jumlah daun yang lebih
5
banyak dapat meningkatkan meningkatkan organ pertumbuhan pertumbuhan tanaman yang lain. Tabel 1 menunj menunjukk ukkan an bahwa bahwa jumlah jumlah daun daun pada pada kombi kombinas nasii pupuk pupuk PK tunggal tunggal + pupuk pupuk NPK NPK majemuk menghasilkan jumlah daun lebih tinggi pada 14-70 HST. Hasil tersebut sesuai dengan hasil tinggi tanaman. Selanjutnya Tabel 2 menunjukkan menunjukkan bahwa kombinasi pupuk NPK majemuk + pupuk PK tunggal juga menghasilkan menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi pada 14, 14, 56 dan 70 HST. HST. Pada 28 dan 42 HST pemberian pemberian pupuk pupuk NPK pada pada semua semua dosis menghasilkan tinggi tanaman yang tidak berbeda. Hal tersebut diduga karena curah hujan yang yang sangat sangat tinggi tinggi pada saat tersebut tersebut sehingg sehinggaa memacu memacu timbulny timbulnyaa penyak penyakit. it. Selain Selain timbulnya penyakit, curah hujan dan mendung juga mengakibatkan daun tidak mampu melaku melakukan kan fotosinte fotosintesis sis secara optimal optimal karena karena tidak tidak adanya adanya sinar sinar matahar matahari. i. Kondis Kondisii tersebut mengakibatkan tidak terjadi perbedaan tinggi tanaman pada 28 dan 42 HST pada semua perlaku perlakuan an pupuk pupuk NPK. NPK. Pada 84 HST kombin kombinasi asi NPK 24-8-8 dengan dengan 2 dosis dosis pupuk tunggal tunggal dan NPK 25-7-7 + SP-36 SP-36 170 kg + KCl 122 kg menghasilkan menghasilkan tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Tabel 2. Tinggi tanaman cabai merah merah (cm) akibat pengaruh pemberian pupuk NPK Perlakuaan
14
Umur Pengamatan (HST) 28 42 56 70
84
A (Kontrol)
16.47 a
29.45 a
48.07 a
50.03 a
50.86 a
57.04 a
B (ZA 800 kg, SP-36 300 kg, KCl 200 kg)
20.10 b
34.54 b
55.78 b
56.34 b
56.70 b
62.79 b
C (NPK 25-7-7 672 kg, SP-36 170 kg, KCl 122 kg)
20.94 bc
36.24 b
56.88 b
59.66 bc
59.70 bc
66.65 bcd
D (NPK 25-7-7 650 kg, SP-36 150 kg, KCl 100 kg)
20.80 bc
35.55 b
56.34 b
59.03 bc
59.14 bc
64.76 bc
E (NPK 25-7-7 800 kg)
20.14 bc
34.79 b
56.19 b
56.47 b
56.84 b
64.55 bc
F (NPK 24-8-8 700 kg, SP-36 145 kg, KCl 107 kg)
22.17 c
37.79 b
59.44 b
61.76 c
62.41 c
69.83 d
G (NPK 24-8-8 650 kg, SP-36 150 kg, KCl 100 kg)
21.63 bc
36.36 b
57.63 b
60.37 bc
61.80 c
69.38 cd
H (NPK 24-8-8 800 kg)
20.18 bc
34.83 b
56.33 b
57.98 bc
57.02 b
64.72 bc
BNT 5%
2.06
4.09
5.70
4.35
4.73
5.11
Keterangan: Bilangan pada kolom yang sama dan didampingi dengan huruf yang sama pula menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Kombi Kombinas nasii pupuk pupuk PK tungg tunggal al dan pupuk pupuk NPK majemu majemuk k mengha menghasilk silkan an tinggi tinggi tanaman yang lebih tinggi (Tabel 2). Meskipun kandungan N pada kombinasi kombinasi pupuk PK tunggal dan pupuk NPK majemuk tidak jauh berbeda dengan pupuk tunggal, akan tetapi karena sifat pupuk majemuk yang ketersediaannya lambat membuat efisensi pemupukan lebih tinggi. Pada kombinasi NPK NPK majemuk dan pupuk PK tunggal, sumber N diperoleh dari pupuk NPK majemuk. Pupuk N pelepas lambat mensuplai N dalam waktu yang lama dan lebih konstan, dan dapat dilakukan sekaligus sehingga dapat menghemat tenaga dan biaya pemupukan pemupukan (Pew et al ., ., 1983) 1983).. Pada Pada pupuk pupuk tung tunggal gal N Urea Urea dan ZA, ZA, pupuk pupuk tersebut mudah larut sehingga mudah hilang karena pencucian, apalagi pada kondisi curah hujan tinggi. tinggi. Menurut Menurut Brown dan Volle Volle dalam Kuyfer dan Lambeth Lambeth (1980), (1980), dari pupuk Urea yang diberikan sebanyak 50 % N akan mudah hilang karena pencucian, dan 15-20%
6
N dalam bentuk bentuk yang tidak tersedia tersedia bagi tanaman. tanaman. Pada kombinas kombinasii pupuk NPK NPK majemuk majemuk dan pupuk PK tunggal, selain unsur N yang cukup tersedia, juga memiliki kandungan unsur P dan K lebih tinggi dibandingkan pupuk NPK tunggal atau pupuk NPK majemuk saja. Pada kondisi kondisi N cukup tersedia, tersedia, P dan K dalam jumlah yang lebih lebih tinggi tinggi membuat pertumbuhan pertumbuhan tinggi tanaman tanaman menjadi lebih tinggi. tinggi. Hasil Tanaman Cabai Merah Tabel abel 3 menu menunj nju ukkan kkan perl perlak akua uan n kombi ombina nassi pupu pupuk k NPK 24-8 24-8-8 -8 yang yang dikombinasikan dengan dua dosis pupuk PK tunggal menghasilkan bobot buah per hektar cabai merah tertinggi. tertinggi. Hal tersebut diduga diduga karena kandungan kandungan Fosfor Fosfor dan Kalium pada perlakuan perlakuan tersebut tersebut tersedia pada jumlah jumlah yang cukup. cukup. Tanaman Tanaman yang kebutuhan kebutuhan unsur unsur haranya terpenuhi akan mempunyai berat segar yang tinggi dibandingkan dengan tanaman yang kurang mendapatkan unsur hara. Hal tersebut terlihat pada perlakuan kontrol yang tidak mendapat tambahan unsur hara, pertumbuhannya lambat sehingga menghasilkan bobot bobot cabai merah merah per per tanaman, tanaman, per petak petak dan per hektar hektar yang rendah pula.
Tabel 3. Bobot buah buah per tanaman (kg), per petak (kg), (kg), per hektar (ton) cabai merah dan R/C rasio akibat pengaruh pemberian pupuk NPK Perlakuaan
Bobot buah per tanaman (g) 301.94 a
Bobot buah per petak (kg) 9.24 a
Bobot buah per hektar (t (ton)
R/C rasio
A (Kontrol) 6.73 a B (ZA 800 kg. SP-36 300 kg. 363.74 b 11.04 b 8.05 b KCl 200 kg) C (NPK 25-7-7 672 kg. SP-36 445.56 ef 12.79 cd 9.33 cd 170 kg. KCl 122 kg) D (NPK 25-7-7 650 kg. SP-36 419.11 de 12.74 cd 9.29 cd 150 kg. KCl 100 kg) E (NPK 25-7-7 800 kg) 372.54 bc 11.55 bc 8.42 bc F (NPK 24-8-8 700 kg. SP-36 470.94 f 14.32 e 10.44 e 145 kg. KCl 107 kg) G (NPK 24-8-8 650 kg. SP-36 445.99 ef 13.21 de 9.64 de 150 kg. KCl 100 kg) H (NPK 24-8-8 800 kg) 407.43 cd 12.5 bcd 9.12 bcd BNT 5% 38.11 1.50 1.09 Keterangan: Bilangan pada kolom yang sama dan didampingi dengan huruf yang menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Analisis usahatani menggunakan patokan harga jual cabai merah Rp 6000/kg
1.28 1.40 1.54
1.54 1.41 1.69
1.59 1.51 sama pula
Hasil yang tinggi diperoleh pada perlakuan kombinasi pupuk NPK 24-8-8 650 kg + 150 kg SP-36 + KCl 100 kg (156 kg N, 75.55 kg P, dan 101.8 kg K) dan pupuk NPK 24-8-8 700 kg + SP-36 145 kg + KCl KCl 107 kg (168 kg N, 78.77 kg P, P, dan 109.29 kg K). Kandungan Kandungan P dan K yang tinggi pada perlakuan tersebut dapat menghasilkan hasil buah cabai merah per hektar yang yang tinggi. tinggi. Menurut Mitra et al . (1990), penggunaan P yang meningkat pada awal tanam dapat memperbaiki kualitas buah. Kalium berperan dalam proses metabolisme air dalam tanah. memperta mempertahanka hankan n turgor, turgor, membent membentuk uk batang batang yang lebih kuat. kuat. berpenga berpengaruh ruh dalam proses fotosintesis. respirasi dan metabolisme tanaman, yaitu dalam pembentukan karbohidrat dan enzim (Ismunadji et al .. .. 1976). Hasil analisis ekonomi menunjukkan pemberian pupuk NPK dapat meningkatkan pendapatan pendapatan petani (Tabel 3). Penggunaan Penggunaan pupuk pupuk NPK tunggal tunggal menghasilka menghasilkan n nilai R/C
7
rasio yang tidak berbeda dengan pupuk NPK 25-7-7 yaitu berturut-turut sebesar 1.40 dan 1.41. 1.41. Hal tersebut menunjukka menunjukkan n pupuk NPK dapat dipergunakan dipergunakan untuk untuk menggantikan menggantikan pupuk NPK NPK tunggal. Peningkatan Peningkatan pendapatan pendapatan akan terjadi apabila pupuk NPK majemuk majemuk dikombinasikan dengan pupuk PK tunggal. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai R/C rasio yang semakin meningkat pada aplikasi pupuk NPK majemuk dan pupuk PK tunggal (Tabel (Tabel 6). Pupuk Pupuk NPK 24-8-8 yang yang dikomb dikombinas inasikan ikan dengan dengan 2 dosis dosis pupuk pupuk tungg tunggal al menghasilkan nilai R/C rasio yang tinggi, yakni sebesar 1.59 dan 1.69. Nilai R/C rasio tanaman tanaman cabai merah merah berkisar berkisar 1.28 sampai sampai 1.69, termasuk termasuk rendah. rendah. Rendahnya nilai R/C rasio disebabkan produksi tanaman pada musim hujan lebih rendah dibandingka dibandingkan n musim kemarau. kemarau. sedangkan sedangkan biaya yang dikeluarkan dikeluarkan lebih lebih tinggi. Pada musi musim m pengh penghuj ujan an tanama tanaman n lebih lebih muda mudah h terke terkena na hama hama dan dan meme memerlu rluka kan n ting tingka katt pengendalian pengendalian yang lebih intesif sehingga sehingga meningkatkan meningkatkan biaya produksi. produksi. Peningkatan Peningkatan biaya produksi produksi yang tinggi tinggi tanpa diimbangi diimbangi oleh pendapatan pendapatan yang cukup tinggi tinggi mengakibatkan nilai R/C rasio yang diperoleh menjadi rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. 2.
3.
Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata pada jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah buah, bobot bobot per buah, buah, bobot bobot buah buah per tanaman dan per per satuan satuan luas. Perlakuan Perlakuan pupuk NPK tunggal tunggal menghasilkan menghasilkan pertumbuhan pertumbuhan dan hasil yang tidak berbeda berbeda dengan dengan pupuk NPK majemuk. majemuk. Kombinasi Kombinasi pupuk NPK 24-8-8 dan NPK 25-7-7 dengan pupuk PK tunggal menghasilkan pertumbuhan dan hasil cabai lebih tinggi. Pupuk NPK 24-8-8 700 kg + SP-36 SP-36 145 kg + KCl 107 kg dan NPK NPK 25-7 25-7-7 -7 672 672 kg + SPSP-36 36 170 170 kg kg + KCl KCl 122 122 kg kg (perla (pe rlakua kuan n F dan C) menghas men ghasilk ilkan an bobot bob ot -1 buah per per hektar hektar yang tinggi, masing-masing masing-masing sebesar sebesar 10.44 10.44 t.ha dan 9.33 t.ha -1 . Perlakuan pupuk NPK 24-8-8 700 kg + SP-36 145 kg + KCl 107 kg dan NPK 25-77 672 kg + SP-36 170 kg + KCl 122 kg (perlakuan F dan C) menghasilkan pendapatan yang tinggi dengan nilai R/C rasio sebesar 1.69 dan 1.54.
Saran
Pupuk NPK majemuk 25-7-7 dan 24-8-8 dapat dipergunakan untuk meng-gantikan pupuk NPK tunggal. tunggal. Untuk meningkatkan meningkatkan pendapatan pendapatan petani. pupuk NPK 25-7-7 dan NPK 24-8-8 dapat dikombina dikombinasikan sikan dengan dengan pupuk PK tunggal. tunggal. DAFTAR PUSTAKA
Dire Direkto ktorat rat Jend Jender eral al Horti Hortiku kultu ltura. ra. 2006 2006.. Stati Statist stik ik Horti Hortiku kultu ltura ra 2005 2005.. Depar Departe teme men n Pertanian. Jakarta. Foth, H.D and L.M. Turk. 1972. 1972. Fundamentals of Soil Soil Science. Fifth ed. John Wiley and Sons Inc. New York. Toronto. London. London. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B. Hong dan H.H. H.H. Bailey. Bailey. 1986. 1986. Dasar-dasar Dasar-dasar Ilmu Tanah. Tanah. Universitas Universitas Lampung. Lampung. p. p. 128241. Handayanto, Handayanto, E. 1998. 1998. Pengelolaan Pengelolaan Kesuburan Kesuburan Tanah. FP Universitas Universitas Brawijaya. Brawijaya. Malang. p. 52-56. Harijadi, S.S. 1989. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta. pp. 197.
8
Ismunadji, M. Sucipto dan Sayati. 1976. Peranan Kalium dalam Meningkatkan Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan. Problem dan dan prospek. prospek. Edisi khusus khusus no. 2. 2. LPPP. Bogor. Kuyfer, Kuyfer, B.W and and V.N. V.N. Lambeth. Lambeth. 1980. 1980. Slow-Release Slow-Release Nitrogen Nitrogen Studies Studies with with Spinach Spinach Grown in a Clay-Perlite-Vermiculite Medium. Hort. Science. 15(6): 15(6): 799-800. Kusandriani. Y. 1996. Monograf No. 2. Pembentukan Hibrida Cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. Mitra, S.K., S.K., M.K. M.K. Sadhu Sadhu and T.K. T.K. Bose. Bose. 1990. 1990. Nutrition Nutrition of Vegetable Vegetable Crops. Crops. Naya Naya Prokash. Calcutta. India. Patel, Patel, A.J and G.C. G.C. Sharma. Sharma. 1978. 1978. Nitrog Nitrogen en Release Release Character Characteristi istics cs of Controlled Controlled-Release Fertilizers during a Four Month Soil Incubation. J. Amer. Soc. Hort. Hort. Sci. 103 (2): 364-366. Pew, W.D., W.D., B.R. B.R. Gardner and P.M. Bessey Bessey.. 1983. Comparison Comparison of Controled Controled Release Nitrogen Nitrogen uptake uptake by Fall-Grown Fall-Grown Head Lettuce. Lettuce. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 108 (3): ( 3): 448. Rosliani, Rosliani, R., R., N. Sumarni Sumarni dan dan N. Nurtika. Nurtika. 2001. 2001. Penentuan Penentuan Pupuk Pupuk Mikro dan Macam Macam Naungan Naungan untuk untuk Tanaman Tanaman Cabai Cabai di Musim Musim Hujan. Hujan. J. Hort. Hort. 11 (2) (2) : 102-10 102-109. 9. Suwandi dan Y. Hilman. 1992. Kombinasi Penggunaan Penggunaan Pupuk Urea, ZA dan TSP pada Tanaman Cabai. Bull. Penel. Hort. 24 24 (2): 118-128. 118-128.